Anda di halaman 1dari 11

Laporan

Hasil Pengamatan Praktikum Biologi

Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan Paku

Disusun oleh:

1. Amran Nidaurrohman (03)

2. Dewi 'Uyunu Masykuroh (07)

3. Muhammad Arkaan Khubulloh (20)

4. Nasywa 'Athiyya Rahmah (22)

X MIPA 6

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kebumen

2022/2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan (kingdom Plantae) adalah golongan makhluk hidup eukariota multiselular yang memiliki
kemampuan untuk memberi makan diri sendiri (autotrof). Mereka memiliki kloroplas yang di dalamnya
terdapat pigmen klorofil (kebanyakan mengandung klorofil a dan b serta karotin). Selain itu, tumbuhan
juga memiliki struktur tubuh yang sudah terdiferensiasi membentuk jaringan dan organ tubuh.
Kelompok makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom Plantae antara lain adalah tumbuhan lumut,
tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji.

Dalam penelitian kali ini, kami hanya akan membahas tumbuhan lumut dan paku tentang bagaimana
pengelompokan-pengelompokan, dan proses siklus hidupnya.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Memahami struktur tumbuhan paku dan lumut melalui bagan

2. Mengamati perkembangbiakan dari tumbuhan paku dan lumut

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku pernah merajai vegetasi zaman Paleozoikum periode karbon yang disebut zaman
Paku. Tumbuhan paku yang dominan saat itu berbentuk pohon (paku tiang), misalnya Alsophila glauca.
(Henny Riandari: 2011)

Tumbuhan paku dapat ditemukan diberbagai habitat, ada yang tumbuh di daratan yang tanahnya
netral, tanah berkapur, tanah asam, dan ada juga yang hidup di air. Biasanya tumbuhan ini menyukai
tempat yang lembab dan teduh. Adapun ciri-ciri tumbuhan paku yaitu: memiliki akar, batang dan daun
sejati, memiliki pembuluh angkut dengan ikatan pembuluh, memiliki klorofil, berkembang biak dengan
spora dan pergiliran keturunan antara fase gametofit dan vegetatif (metagenesis). Tumbuhan paku juga
banyak memiliki manfaat bagi kehidupan manusi sehari-hari antara lain Sebagai bahan obat-obatan,
Sebagai tanaman hias, Sebagai tanaman sayuran, Sebagai pupuk hijau dalam pertanian, dan Sebagai
sumber bahan baku pembentukan batu bara.

2.2 Tumbuhan Lumut (Bryophita)

Lumut merupakan tumbuhan darat pertama dengan susunan tubuh yang masih sederhana. Secara
khusus, lumut dikenal sebagai tumbuhan tidak berpembuluh. Mereka tidak memiliki organ tubuh
sebenarnya. Tumbuhan tersebuh hanya memiliki organ yang menyerupai akar, batang dan daun.
Misalnya, rizoid merupakan organ pengganti akar pada lumut. Organ tersebut memungkinkan lumut
dapat menempel pada substrat dan menyerap air (mineral) dari dalam tanah

BAB III

METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

1. Sekop
2. Baki/mampan
3. Kaca pembesar
4. Tumbuhan lumut
5. Tumbuhan paku

3.2 LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat untuk mencari bahan yang kita perlukan


2. Carilah lumut-lumut yang ada di sekitar lingkungan sekolah kita
3. Carilah lumut hati, lumut tanduk, dan lumut daun
4. Jika telah mendapatkannya, angkat/ kikislah lumut menggunakan sekop
5. Letakkan lumut di dalam baki
6. Setelah mendapatkan ketiga jenis lumut tersebut, bawalah ke dalam kelas
7. Lakukanlah pengamatan di dalam kelas dengan menggunakan kaca pembesar

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Tumbuhan Lumut


Batang Kapsul (Sporangium) Rhizoid

4.2 Hasil Pengamatan Tumbuhan Paku

Penampakan Spora pada Tumbuhan Paku

4.3 Skema siklus hidup tumbuhan lumut


4.4 Skema siklus hidup tumbuhan lumut

4.5 Pembahasan

4.5.1 Paku (Pteridophyta)

a. Ciri-ciri Paku
Tumbuhan paku termasuk Kormophyta berspora karena sudah mempunyai akar, batang dan daun sejati
serta berkembang biak dengan spora. Tumbuhan ini sudah mempunyai klorofil, akar, batang, dan daun
sejati. Tumbuhan paku yang kita kenal dan dapat kita amati merupakan fase sporofit.

Pteridophyta hidup di habitat yang lembab sehingga disebut juga tumbuhan higrofit. Tumbuhan paku
muda mempunyai ciri khas bakal daun yang muda menggulung. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan
lapisan bawah di hutan-hutan tropik dan subtropik. Habitatnya meliputi tepi pantai sampai ke lereng
pegunungan, dan di sekitar kawah.

Batang tumbuhan paku sudah mempunyai pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem yang bertipe
konsentris (xilem dikelilingi floem). Akarnya berupa akar tongkat yang disebut rizom. Daunnya terdiri
atas daun kecil (mikrofil) dan daun besar (makrofil). Daun yang digunakan untuk fotosintesis disebut
tropofil. Adapun daun yang menghasilkan spora disebut sporofil. Sporofil mempunyai kotak spora yang
disebut sporangium, berupa suatu badan yang menghasilkan spora. Sporangium terkumpul dalam sorus.
Kumpulan sorus-sorus disebut siri. Sorus dilindungi oleh pembungkus (selaput) yang disebut indusium.

Sporangium terdiri atas sporangiofor, annulus, operkulum, dan peristom. Sporangiofor adalah tangkai
sporangium. Annulus merupakan sederet sel mati yang mengelilingi sporangium. Dinding sel annulus
tebal, kecuali yang menghadap keluar. Annulus barfungsi untuk mengeluarkan spora dengan menekan
sporangium. Operkulum adalah tutup kotak spora. Peristom adalah gigi yang melingkari operkulum.

b. Perkembangbiakan paku

Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan seperti halnya tumbuhan lumut. Siklus hidup
Pteridophyta dimulai dari proses terjadinya pembuahan antara spermatozoid dan sel telur yang
membutuhkan air sebagai media. Hasil pembuahan tersebut akan menghasilkan zigot. Zigot akan
berkembang menjadi embrio dan memperlihatkan dua kutub. Satu kutub tumbuh ke atas (membentuk
daun dan batang), sedangkan kutub yang lain tumbuh ke bawah (membentuk akar). Namun, pada
perkembangan selanjutnya kutub yang satu tumbuh membentuk batang beserta daun, sedangkan kutub
yang lain terhenti atau tidak berkembang. Oleh karena itu, tumbuhan paku disebut tumbuhan berkutub
satu.

c. Klasifikasi Tumbuhan Paku

1. Devisi Psilotophyta

Anggota devisi Psilotophya tidak memiliki daun atau akar sejati. Fungsi akar digantikan oleh rizoid.
Psilotophyta memiliki sporangium yang terletak pada ujung-ujung cabangnya. Psilotophyta merupakan
kelompok tumbuhan paku yang sudah hampir punah. Anggota devisi ini pernah dominan pada periode
Silurian hinnga Devonian. Salah satu jenis devisi psilotophyyta yang masih ada hingga sekarang adalah
Psilotum.
2. Devisi Lycopodophyta

Jumlah anggota devisi ini mencapai sekitar 1000 spesies. Mereka memiliki daun berupa mikrofil yang
tersusun secara spiral. Lycopodophyta memiliki sporangium yang muncul dari ketiak daun yang
berkumpul membentuk strobilus (bentuk seprti pentungan kayu. Bersifat epifit. Contohnya Lycopodium
dan Selaginella.

3. Devisi Equisetophyta

Jumlah anggota devisi ini hanya terdapat sekitar 15 spesies. Mereka bisa tumbuh subur di tempat-
tempat yang lembab, daun berukuran menengah, bersisik, dan tersusun melingkar pada setiap buku.
Rizom dapat menghasilkan batang yang menjulang ke atas hingga mencapai ketinggian 1,3 meter. Pada
ujung batang terdapat stobilus berwarna kekuning-kuningan. Contohnya Equisetum.

4. Devisi Pteridophyta

Devisi ini meliputi tumbuhan paku menurut kita sehari-hari. Mereka memiliki makrofil dengan tulang-
tulang daun dan daging daun (mesofil). Tinggi tumbuhan paku ini bervariasi, mulai dari yang pendek dan
tampak lumut hingga tinggi menjulang seperti pohon. Anggota devisi ini ada yang tingginya mencapai
enam kaki. Contoh: Alsophilla glauca (paku tiang), Gleichenia linearis (paku resam), Adiantun cuneatum
(suplir), dan Marsilea crenata (semanggi).

4.5.2 Lumut

a. Ciri-ciri Lumut

Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat sejati, walaupun masih banyak yang menyukai tempat yang
lembab dan basah (pada kulit kayu, batuan, dan tembok). Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai,
kecuali lumut gambut (Sphagnum sp). Walaupun demikian lumut masih sangat memerlukan air, tanpa
air organ reproduksinya tidak dapat masak atau pecah (merekah). Pada lumut, akar yang sebenarnya
tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan
lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (Thallophyta) dengan tumbuhan
berkormus (Kormofita). Lumut merupakan tumbuhan berpembuluh dan disebut tumbuhan berkormus
karena memiliki akar berupa rizoma, batang, dan daun yang menyerupai tumbuhan sempurna. Namun
tumbuhan ini masih tergolong tumbuhan tingkat rendah karena tidak menghasilkan buah seperti
tumbuhan pada umumnya. Tumbuhan paku berkembang biak secara seksual dan aseksual dan
mengalami pergiliran keturunan.

Didalam tumbuhan lumut terdapat istilah berumah dua (lumut heterotalus) yang artinya kelompuk
lumut yang masing-masing talusnya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja, sedangkan berumah
satu (homotalus) artinya kelompok lumut yang memiliki anteridium dan arkegonium pada satu tubuh
(talus). Peranan lumut bagi kehidupan sehari-hari yaitu mencegah terjadinya banjir pada musim hujan
dan mampu menyediakan air pada musim kemarau, digunakan sebagai bahan bakar, dan dapat diolah
menjadi kapas.

b. Reproduksi Lumut

Lumut dapat bereproduksi dengan 2 macam yaitu secara aseksual dan seksual:

1. Reproduksi aseksual (vegetatif) dapat dilakukan dengan beberapa macam cara, misalnya melalui
pembentukan gemma atau kuncup, penyebaran spora, dan fregmentasi.

2. Reproduksi seksual (generatif) dilakukan dengan cara peleburan antara sel gamet jantan
(spermatozoid) dengan gamet betina (ovum). Spermatozoid dihasilkan oleh anteridium (alat kelamin
jantan), sedangkan ovum dihasilkan oleh arkegonium (sel kelamin betina).

Berdasarkan letak anteridium dan arkegonium, lumut dapat dibedakan atas 2 kelompok yaitu:

1. Lumut homotalus, merupakan kelompok lumut yang memiliki anteridium dan arkegonium pada
satu tubuh (talus). Lumut demikian disebut juga lumut berumah satu.

2. Lumut heterotalus, merupakan kelompok lumut yang masing-masing talusnya memiliki anteridium
saja atau arkegonium saja. Lumut demikian disebut juga lumut berumah dua.

c. Klasifikasi Lumut

Berdasarkan bentuk morfologi dan sifat hidup lainnya, lumut dikelompokan atas lumut hati, lumut
tanduk dan lumut sejati (lumut daun). Masing-masing kelompok tersebut menempati takson yang sama.
Tetapi penempatannya dalam sistem taksonomi mengalami perkembangan.

Sebagian ahli taksonami menempatkan masing-masing kelompok lumut pada tingkatan takson kelas,
yaitu kelas Hepaticopsida (lumut hati), kelas Anthoceropsida (lumut tanduk), dan kelas Bryopsida (lumut
sejati). Berikut ini saya akan membahas tentang kelompok lumut tersebut:

1. Lumut Hati
Lumut hati merupakan tumbuhan kecil yang berbentuk lembaran. Lumut ini tidak memiliki akar, batang,
dan daun yang sebenarnya sehingga disebut tumbuhan talus. Struktur talus pada tumbuhan ini disebut
lobus. Salah satu jenis tumbuhan hati yang terkenal adalah Marchantia . Setiap lobus lumut memiliki
ukuran panjang 1cm atau lebih. Permukaan atas lobus licin, sedangkan bawahnya terdapat rizoid yang
dapat tertanam kedalam tanah. Contoh lumut adalah Marchantia polymorpha dan Marchantia
geminata. (Bagod Sudjadi: 2007)

2. Lumut Tanduk

Lumut ini dapat ditemukan disepanjang pinggir sungai, danau, atau selokan. Struktur tubuhnya hampir
serupa dengan lumut hati. Itulah sebabnya, ada sebagian ahli mengelompokkan kedalam lumut hati.
Seperti halnya lumut hati, lumut tamduk juga mengalami pergiliran keturunan. Salah stu spesies lumut
ini adalah Anthoceros sporophytes. (Bagod Sudjadi: 2007)

3. Lumut Sejati

Lumut sejsti banyak ditemukan didaerah yang lembab dan teduh. Lumut ini dapat saja ditemukan
didaerah kutub, tropis, atau gurun. Lumut sejati merupakan tumbuhan kecil yang memiliki batang semu
yang dapat tegak dengan lembaran daun yang tersusun spiral.

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tumbuhan lumut (Bryophyta) termasuk tumbuhan talus.


2. Berdasarkan letak gametangium, tumbuhan lumut ada yang berupa homotalus (berumah satu)
dan heterotalus (berumah dua).
3. Tumbuhan lumut dapat dapat dikelompokan atas lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun atau
sejati.
4. Tumbuhan paku adalah tumbuhan berpembuluh. Pada bagian organ tubuhnya sudah ditemukan
jaringan angkut berupa xilem dan floem.
5. Tumbuhan paku sudah mengalami diferensasi. Artinya, tumbuhan tersebut sudah dapat
dibedakan antara bagian akar, batang, dan daun.
6. Paku dapat berupa homospora, heterospora, dan peralihan homospora dan heterospora.
7. Tumbuhan paku dan lumut sama-sama mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan.

Anda mungkin juga menyukai