Anda di halaman 1dari 13

kumpulan makalah

Jumat, 12 Juni 2015

laporan praktikum biologi tentang tumbuhan paku dan lumut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan (kingdom Plantae) adalah golongan makhluk hidup eukariota multiselular yang memiliki
kemampuan untuk memberi makan diri sendiri (autotrof). Mereka memiliki kloroplas yang di dalamnya
terdapat pigmen klorofil (kebanyakan mengandung klorofil a dan b serta karotin). Selain itu, tumbuhan
juga memiliki struktur tubuh yang sudah terdiferensiasi membentuk jaringan dan organ tubuh.
Kelompok makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom Plantae antara lain adalah tumbuhan lumut,
tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji.

Dalam penelitian kali ini, kami hanya akan membahas tumbuhan lumut dan paku tentang bagaimana
pengelompokan-pengelompokan, dan proses siklus hidupnya.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Memahami struktur tumbuhan paku dan lumut melalui bagan

2. Mengamati perkembangbiakan dari tumbuhan paku dan lumut melalui charta


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku pernah merajai vegetasi zaman Paleozoikum periode karbon yang disebut zaman
Paku. Tumbuhan paku yang dominan saat itu berbentuk pohon (paku tiang), misalnya Alsophila glauca.
(Henny Riandari: 2011)

Tumbuhan paku dapat ditemukan diberbagai habitat, ada yang tumbuh di daratan yang tanahnya
netral, tanah berkapur, tanah asam, dan ada juga yang hidup di air. Biasanya tumbuhan ini menyukai
tempat yang lembab dan teduh. Adapun ciri-ciri tumbuhan paku yaitu: memiliki akar, batang dan daun
sejati, memiliki pembuluh angkut dengan ikatan pembuluh, memiliki klorofil, berkembang biak dengan
spora dan pergiliran keturunan antara fase gametofit dan vegetatif (metagenesis). Tumbuhan paku juga
banyak memiliki manfaat bagi kehidupan manusi sehari-hari antara lain Sebagai bahan obat-obatan,
Sebagai tanaman hias, Sebagai tanaman sayuran, Sebagai pupuk hijau dalam pertanian, dan Sebagai
sumber bahan baku pembentukan batu bara. (Henny Riandari: 2011)

2.2 Lumut

Lumut merupakan tumbuhan darat pertama dengan susunan tubuh yang masih sederhana. Secara
khusus, lumut dikenal sebagai tumbuhan tidak berpembuluh. Mereka tidak memiliki organ tubuh
sebenarnya. Tumbuhan tersebuh hanya memiliki organ yang menyerupai akar, batang dan daun.
Misalnya, rizoid merupakan organ pengganti akar pada lumut. Organ tersebut memungkinkan lumut
dapat menempel pada substrat dan menyerap air (mineral) dari dalam tanah. (Arif Priadi: 2007)

BAB III

METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum biologi umum ini tentang paku dan lumut adalah
gambar tumbuhan paku dan lumut, serta skematis siklus hidup tumbuhan lumut dan paku.

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Mengamati Lumut

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengamati gambar dari lumut dan mencari bagian-
bagian dari tubuh lumut. Selanjutnya melengkapi skema siklus hidup tumbuhan lumut.

3.2.2 Mengamati Paku

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengamati gambar siklus hidup tumbuhan paku dan
mengamati bagian-bagian dari tubuh paku. Selanjutnya melengkapi skema siklus hidup tumbuhan paku.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan

Skema siklus hidup tumbuhan lumut

Skema siklus hidup tumbuhan lumut


4.2 Pembahasan

4.2.1 Paku (Pteridophyta)

a. Ciri-ciri Paku

Tumbuhan paku termasuk Kormophyta berspora karena sudah mempunyai

akar, batang dan daun sejati serta berkembang biak dengan spora. Tumbuhan ini sudah mempunyai
klorofil, akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan paku yang kita kenal dan dapat kita amati merupakan
fase sporofit. (Henny Riandari: 2011)

Pteridophyta hidup di habitat yang lembab sehingga disebut juga tumbuhan higrofit. Tumbuhan
paku muda mempunyai ciri khas bakal daun yang muda menggulung. Tumbuhan paku merupakan
tumbuhan lapisan bawah di hutan-hutan tropik dan subtropik. Habitatnya meliputi tepi pantai sampai ke
lereng pegunungan, dan di sekitar kawah. (Henny Riandari: 2011)

Batang tumbuhan paku sudah mempunyai pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem yang
bertipe konsentris (xilem dikelilingi floem). Akarnya berupa akar tongkat yang disebut rizom. Daunnya
terdiri atas daun kecil (mikrofil) dan daun besar (makrofil). Daun yang digunakan untuk fotosintesis
disebut tropofil. Adapun daun yang menghasilkan spora disebut sporofil. Sporofil mempunyai kotak
spora yang disebut sporangium, berupa suatu badan yang menghasilkan spora. Sporangium terkumpul
dalam sorus. Kumpulan sorus-sorus disebut siri. Sorus dilindungi oleh pembungkus (selaput) yang
disebut indusium.

Sporangium terdiri atas sporangiofor, annulus, operkulum, dan peristom. Sporangiofor adalah
tangkai sporangium. Annulus merupakan sederet sel mati yang mengelilingi sporangium. Dinding sel
annulus tebal, kecuali yang menghadap keluar. Annulus barfungsi untuk mengeluarkan spora dengan
menekan sporangium. Operkulum adalah tutup kotak spora. Peristom adalah gigi yang melingkari
operkulum. (Henny Riandari: 2011)

b. Perkembangbiakan paku

Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan seperti halnya tumbuhan lumut. Siklus hidup
Pteridophyta dimulai dari proses terjadinya pembuahan antara spermatozoid dan sel telur yang
membutuhkan air sebagai media. Hasil pembuahan tersebut akan menghasilkan zigot. Zigot akan
berkembang menjadi embrio dan memperlihatkan dua kutub. Satu kutub tumbuh ke atas (membentuk
daun dan batang), sedangkan kutub yang lain tumbuh ke bawah (membentuk akar). Namun, pada
perkembangan selanjutnya kutub yang satu tumbuh membentuk batang beserta daun, sedangkan kutub
yang lain terhenti atau tidak berkembang. Oleh karena itu, tumbuhan paku disebut tumbuhan berkutub
satu. (Henny Riandari: 2011)

c. Klasifikasi Tumbuhan Paku

1. Devisi Psilotophyta

Anggota devisi Psilotophya tidak memiliki daun atau akar sejati. Fungsi akar digantikan oleh rizoid.
Psilotophyta memiliki sporangium yang terletak pada ujung-ujung cabangnya. Psilotophyta merupakan
kelompok tumbuhan paku yang sudah hampir punah. Anggota devisi ini pernah dominan pada periode
Silurian hinnga Devonian. Salah satu jenis devisi psilotophyyta yang masih ada hingga sekarang adalah
Psilotum. (Bagod Sudjadi: 2007)

2. Devisi Lycopodophyta

Jumlah anggota devisi ini mencapai sekitar 1000 spesies. Mereka memiliki daun berupa mikrofil yang
tersusun secara spiral. Lycopodophyta memiliki sporangium yang muncul dari ketiak daun yang
berkumpul membentuk strobilus (bentuk seprti pentungan kayu. Bersifat epifit. Contohnya Lycopodium
dan Selaginella. (Bagod Sudjadi: 2007)

3. Devisi Equisetophyta

Jumlah anggota devisi ini hanya terdapat sekitar 15 spesies. Mereka bisa tumbuh subur di tempat-
tempat yang lembab, daun berukuran menengah, bersisik, dan tersusun melingkar pada setiap buku.
Rizom dapat menghasilkan batang yang menjulang ke atas hingga mencapai ketinggian 1,3 meter. Pada
ujung batang terdapat stobilus berwarna kekuning-kuningan. Contohnya Equisetum. (Bagod Sudjadi:
2007)

4. Devisi Pteridophyta

Devisi ini meliputi tumbuhan paku menurut kita sehari-hari. Mereka memiliki makrofil dengan tulang-
tulang daun dan daging daun (mesofil). Tinggi tumbuhan paku ini bervariasi, mulai dari yang pendek dan
tampak lumut hingga tinggi menjulang seperti pohon. Anggota devisi ini ada yang tingginya mencapai
enam kaki.

Contoh: Alsophilla glauca (paku tiang), Gleichenia linearis (paku resam), Adiantun cuneatum (suplir), dan
Marsilea crenata (semanggi). (Bagod Sudjadi: 2007)

d. Peranan Tumbuhan Paku


Tumbuhan paku memiliki manfaat di antaranya adalah sebagai salah satu sumber fosil batu bara yang
bermanfaat untuk bahan bakar. Sebagai tanaman hias, yaitu: suplir (Adiantum cuneatum), paku sarang
burung (Asplenium nidus), paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum) dan pakis (Nephrolepis sp.).
Sebagai bahan penggosok untuk mencuci bahan dari gelas, yaitu: paku ekor kuda (Equisetum debille).
Sebagai bahan baku obat-obatan, yaitu species Dyopteris filix-mas (paku picisan) dan Lycopodium
clavatum. Sebagai bahan makanan, yaitu semanggi (Marsilea crenata) dan berbagai jenis tumbuhan
paku yang daunnya masih muda (pakis). Sebagai media tumbuh tumbuhan anggrek, yaitu paku tiang
(Alsophilla glauca). Sebagai pupuk hijau, yaitu Azolla pinnata yang hidup bersama dengan Annabaena
azollae (kelompok ganggang biru). Annabaena azollae mengikat unsur nitrogen yang ada di udara bebas
menjadi senyawa nitrogen yang yang dapat diserap oleh tumbuhan lain sehingga dapat menyuburkan
tanah. (Arif Priadi: 2007)

4.2.2 Lumut

a. Ciri-ciri Lumut

Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat sejati, walaupun masih banyak yang menyukai tempat yang
lembab dan basah (pada kulit kayu, batuan, dan tembok). Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai,
kecuali lumut gambut (Sphagnum sp). Walaupun demikian lumut masih sangat memerlukan air, tanpa
air organ reproduksinya tidak dapat masak atau pecah (merekah). Pada lumut, akar yang sebenarnya
tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan
lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (Thallophyta) dengan tumbuhan
berkormus (Kormofita). Lumut merupakan tumbuhan berpembuluh dan disebut tumbuhan berkormus
karena memiliki akar berupa rizoma, batang, dan daun yang menyerupai tumbuhan sempurna. Namun
tumbuhan ini masih tergolong tumbuhan tingkat rendah karena tidak menghasilkan buah seperti
tumbuhan pada umumnya. Tumbuhan paku berkembang biak secara seksual dan aseksual dan
mengalami pergiliran keturunan. (Arif Priadi: 2007)

Didalam tumbuhan lumut terdapat istilah berumah dua (lumut heterotalus) yang artinya kelompuk
lumut yang masing-masing talusnya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja, sedangkan berumah
satu (homotalus) artinya kelompok lumut yang memiliki anteridium dan arkegonium pada satu tubuh
(talus). Peranan lumut bagi kehidupan sehari-hari yaitu mencegah terjadinya banjir pada musim hujan
dan mampu menyediakan air pada musim kemarau, digunakan sebagai bahan bakar, dan dapat diolah
menjadi kapas. (Arif Priadi: 2007)

b. Reproduksi Lumut

Lumut dapat bereproduksi dengan 2 macam yaitu secara aseksual dan seksual:

1. Reproduksi aseksual (vegetatif) dapat dilakukan dengan beberapa macam cara, misalnya melalui
pembentukan gemma atau kuncup, penyebaran spora, dan fregmentasi.
2. Reproduksi seksual (generatif) dilakukan dengan cara peleburan antara sel gamet jantan
(spermatozoid) dengan gamet betina (ovum). Spermatozoid dihasilkan oleh anteridium (alat kelamin
jantan), sedangkan ovum dihasilkan oleh arkegonium (sel kelamin betina). (Bagod Sudjadi,2007)

Berdasarkan letak anteridium dan arkegonium, lumut dapat dibedakan atas 2 kelompok yaitu:

1. Lumut homotalus, merupakan kelompok lumut yang memiliki anteridium dan arkegonium pada
satu tubuh (talus). Lumut demikian disebut juga lumut berumah satu.

2. Lumut heterotalus, merupakan kelompok lumut yang masing-masing talusnya memiliki anteridium
saja atau arkegonium saja. Lumut demikian disebut juga lumut berumah dua. (Bagod Sudjadi: 2007)

c. Klasifikasi Lumut

Berdasarkan bentuk morfologi dan sifat hidup lainnya, lumut dikelompokan atas lumut hati, lumut
tanduk dan lumut sejati (lumut daun). Masing-masing kelompok tersebut menempati takson yang sama.
Tetapi penempatannya dalam sistem taksonomi mengalami perkembangan. (Bagod Sudjadi: 2007)

Sebagian ahli taksonami menempatkan masing-masing kelompok lumut pada tingkatan takson kelas,
yaitu kelas Hepaticopsida (lumut hati), kelas Anthoceropsida (lumut tanduk), dan kelas Bryopsida (lumut
sejati). Berikut ini saya akan membahas tentang kelompok lumut tersebut:

1. Lumut Hati

Lumut hati merupakan tumbuhan kecil yang berbentuk lembaran. Lumut ini tidak memiliki akar, batang,
dan daun yang sebenarnya sehingga disebut tumbuhan talus. Struktur talus pada tumbuhan ini disebut
lobus. Salah satu jenis tumbuhan hati yang terkenal adalah Marchantia . Setiap lobus lumut memiliki
ukuran panjang 1cm atau lebih. Permukaan atas lobus licin, sedangkan bawahnya terdapat rizoid yang
dapat tertanam kedalam tanah. Contoh lumut adalah Marchantia polymorpha dan Marchantia
geminata. (Bagod Sudjadi: 2007)

2. Lumut Tanduk

Lumut ini dapat ditemukan disepanjang pinggir sungai, danau, atau selokan. Struktur tubuhnya hampir
serupa dengan lumut hati. Itulah sebabnya, ada sebagian ahli mengelompokkan kedalam lumut hati.
Seperti halnya lumut hati, lumut tamduk juga mengalami pergiliran keturunan. Salah stu spesies lumut
ini adalah Anthoceros sporophytes. (Bagod Sudjadi: 2007)

3. Lumut Sejati

Lumut sejsti banyak ditemukan didaerah yang lembab dan teduh. Lumut ini dapat saja ditemukan
didaerah kutub, tropis, atau gurun. Lumut sejati merupakan tumbuhan kecil yang memiliki batang semu
yang dapat tegak dengan lembaran daun yang tersusun spiral. (Bagod Sudjadi: 2007)

d. Peranan Tumbuhan Lumut


Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena
sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan. Beberapa tumbuhan lumut
dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat
kulit dan mata.

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

Tumbuhan lumut (Bryophyta) termasuk tumbuhan talus.

Berdasarkan letak gametangium, tumbuhan lumut ada yang berupa homotalus (berumah satu) dan
heterotalus (berumah dua).

Tumbuhan lumut dapat dapat dikelompokan atas lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun atau sejati.

Tumbuhan paku adalah tumbuhan berpembuluh. Pada bagian organ tubuhnya sudah ditemukan
jaringan angkut berupa xilem dan floem.

Tumbuhan paku sudah mengalami diferensasi. Artinya, tumbuhan tersebut sudah dapat dibedakan
antara bagian akar, batang, dan daun.
Paku dapat berupa homospora, heterospora, dan peralihan homospora dan heterospora.

Tumbuhan paku dan lumut sama-sama mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan.

DAFTAR PUSTAKA

Fried, George H. 2005. Biologi Edisi II. Jakarta: Erlangga

Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Priadi, Arif. 2007. Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira

Riandari, Henny. 2011. Theory and Application of Biology 1. Solo: Tiga Serangkai
Tugas Individu

BEBERAPA JENIS TUMBUHAN TINGKAT RENDAH

(PAKU DAN LUMUT)

Laporan Praktikum Biologi Umum

Oleh :

Nama : Herliyanah

NPM : 1111050080

Jurusan / Semester : Matematika / 1

Kelas :C

Dosen : Rohailah S.Si


FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2011

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................. 1

1.2 Tujuan Praktikum....................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 2

2.1 Paku............................................................................................ 2

2.2 Lumut......................................................................................... 2

BAB III METODOLOGI.......................................................................... 3

3.1 Alat dan Bahan.......................................................................... 3

3.2 Cara Kerja.................................................................................. 3

3.2.1 Mengamati Paku.......................................................... 3

3.2.2 Mengamati Lumut....................................................... 3


BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN................... 4

4.1 Hasil Pengamatan....................................................................... 4

4.2 Pembahasan................................................................................ 5

4.2.1 Paku............................................................................. 5

4.2.2 Lumut.......................................................................... 7

BAB V KESIMPULAN............................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 12

Heru di 15.35

Berbagi

1 komentar:

Anonim16 April 2016 pukul 15.35

terimakasih atas informasinya....

Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Heru

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai