KAJIAN PUSTAKA
bumi. Spesies atau jenis dapat diartikan sebagai suatu kumpulan individu yang
secara morfologi, fisiologi atau biokimia sama dan ciri yang dimilikinya berbeda .
yang rendah apabila dalam komunitas tersebut hanya terdapat jenis-jenis spesies
tertentu saja. Sedangkan suatu komunitas yang tersusun oleh berbagai macam jenis
variasi jenis tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh jumlah jenis dan
menyebar secara normal dalam kondisi naungan dan tidak toleran terhadap cahaya
mempunyai daerah persebaran yang luas. Oleh karena itu tumbuhnya menyerupai
1
alang-alang yang secara cepat dapat menutupi tanah-tanah kosong. Endang Dayat
(2000).
Pteridophyta berasal dari bahasa yunani yang diambil dari kata Pteron yang
berarti sayap, bulu dan Phyta yang berarti tumbuhan. Di indonesia tumbuhan ini lebih
susunan daun yang umumnya membentuk bangun sayap (menyirip) dan pada bagian
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan kormus berspora artinya dapat dibedakan antara
akar, batang dan daun. (Hasanuddin dan Muliyadi 2015) Tumbuhan paku sangat
heterogen, baik ditinjau dari segi habitus maupun cara hidupnya, ada jenis-jenis paku
yang sangat kecil dengan daun-daun yang kecil pula dengan struktur yang masih
sangat sederhana, ada pula yang besar dengan daun-daun yang mencapai ukuran
dengan derajat kelembaban yang tinggi. Dari segi cara hidupnya, ada jenis paku
yang hidup secara epifit dan ada juga yang hidup secara terestrial. Jenis paku yang
termasuk kedalam tumbuhan tingkat rendah yang biasanya tumbuh ditempat lembab
dan memiliki peran penting, baik secara ekologis maupun secara ekonomis.
Selain itu tumbuhan paku juga memiliki zat hijau daun (klorofil) yang
dari segi ekologis merupakan produsen dalam suatu rantai makanan dan sebagai
komponen yang berperan sebagai siklus daur nitrogen. Sedangkan bila dikaji dari
2
ekonomis, tumbuhan paku dapat berperan sebagai tanaman hias, obat herbal, bahan
Ciri umum tumbuhan paku meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh
berpembuluh yang tidak berbiji, memiliki susunan tubuh khas yang membedakannya
(Ayatusa’adah 2017). Tumbuhan paku dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu
organ vegetatif yang terdiri dari akar, batang, rimpang, dan daun. Sedangkan organ
generatif terdiri atas spora, sporangium, anteridium, dan arkegonium. Tumbuhan paku
1. Akar
pada tumbuhan paku adalah akar adventif. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar
dilindungi oleh kaliptra. Rhizom biasanya menjalar bercabang baik pada tipe
iregular atau secara dikotomi. Rhizoid tumbuhan paku berkembang ke arah akar
menyerap air dan garam mineral yang terlarut. Akar tumbuhan paku bersifat
3
endogen dan tumbuh kesamping dari batang. Jadi embrio pteridophyta tidak
bipolar, tetapi unipolar, karena hanya satu kutub saja yang berkembang. Akar yang
keluar pertama tidak dominan, melainkan segera disusul oleh akar-akar lain yang
2. Batang
keluar dari ketiak daun. Batang terdiri dari sumbu tegak dengan daun-daun yang
melekat padanya atau yang disebut dengan buku (nodus) dan antara dua buku
disebut dengan ruas (internodus). Ruas terdiri dari sel-sel yang lebih panjang,
pada tumbuhan dikotil biasanya mempunyai ruas yang tidak nyata, sedangkan
3. Daun
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan. Daun
biasanya tipis melebar dan berwarna hijau karena memiliki zat hijau daun yang
disebut dengan klorofil. Daun juga mempunyai fungsi yang sangat penting bagi
Daun pada tumbuhan paku tumbuh dari percabangan tulang daun, dan
berbentuk rambut,
4
Berdasarkan fungsinya daun pada tumbuhan paku (Pteridophyta) dibagi menjadi
dua yaitu:
Selain dua bentuk daun tumbuhan paku di atas, tumbuhan paku memiliki
a) Daun Tunggal: memiliki tepi daun rata atau berlekuk dan rachis tidak
(Gambar 5-C).
(Gambar 5-D).
(Gambar 5-E).
A B C D E
5
4. Spora
Selain akar, batang, dan daun terdapat satu bagian penting dari tumbuhan paku
yaitu spora. Seperti yang disebutkan sebelumnya, tumbuhan paku tidak memliki
sporangium (kotak spora) yang berkelompok, dikenal dengan sorus (jamak: sori).
Sori umumnya ditemukan dibagian bawah daun, namun ada beberapa spesies yang
oleh sederet sel yang disebut annulus yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran
spora. Sorus yang masih muda dilindungi oleh selaput indusium. Menurut Irene
Rosalin (2014), terdapat empat macam indusium, yaitu lembaran, bundar, ginjal
Rosalin, 2014).
6
Gambar 2.4. Letak Sorus pada Tumbuhan PakuMenurut Tryon dan
Lugardon, secara umum bentuk spora terbagi menjadi dua bentuk, yaitu trilete dan
monolete. Pembagian tipe spora ini didasarkan atas keberadaan apertura (struktur
tipis yang menyerupai bekas luka). Spora trilete memiliki simetri radial, apertura
triradiat, sering berbentuk tetrahedral setengah bulat jika dilihat dari sisi distal.
Sementara spora monolete memiliki simetri bilateral dengan apertura linear. Spora
memiliki dua lapisan, yaitu lapisan luar (ekstrin) dan lapisan dalam (intrin).
Sebagian besar spora memiliki eksin berupa perispora. Perispora adalah derivat
Faktor yang memainkan peranan penting dalam penentuan kehidupan paku selain
dari faktor abiotik lainnya seperti: cahaya, hujan, angin, perubahan suhu dan
tumbuhan lain yang terdapat disekitarnya disebut dengan habitat. Secara garis besar
terdapat lima kawasan yang menjadi habitat utama tumbuhan paku yaitu:
gerombolan atau semak yang besar. Kawasan yang menjadi habitat golongan
ini adalah dikawasan tanah gersang dan kering atau di tempattempat yang
yang sangat berbeda dengan golongan paku yang hidup dikawasan terbuka
dari segi tanah, suhu udara, kelembapan udara, dan cahaya. Tumbuhan paku di
c. Paku memanjat, golongan paku ini mempunyai rizom menjalar diatas tanah
dan apabila menemui pohon besar akan terus memanjat, kadangkadang akar
7
ini bermula pada dasar atau pangkal pohon-pohon besar dan kemudian
memanjatnya.
d. Epifit, golongan paku ini hidup menumpang diatas pohon-pohon lain namun
percabangan dan daun yang tipis. Daunnya yang tipis merupakan daya
e. Paku berhabitat di berbatuan dan pinggiran sungai, golongan paku ini hidup
mudah di berbagai macam habitat baik secara epifit, terestrial maupun di air.
Pteridhopyta hidup tersebar luas dari tropika yang lembab sampai melampaui
lingkaran artika. Di hutan tropika Tumbuhan paku menempati habitat yang ternaungi
seperti epifit pada pepohonan atau pada dasar lantai hutan yang lembab,
Pteridophyta di hutan terlindung dari panas dan angin kencang. Beberapa jenis
8
tumbuhan paku dapat di temukan di lahan terbuka membentuk berlukar yang
soliter dan tumbuh lebih lambat dari daerah yang ternaungi. Miftahul Jannah (2014)
Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan paku ditemukan tersebar luas mulai daerah
tropis hingga dekat kutub utara dan selatan. Mulai dari hutan primer, hutan sekunder,
alam terbuka, dataran rendah hingga dataran tinggi, lingkungan yang lembab, basah,
gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku, generasi sporofit
dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora tumbuhan paku dihasilkan
oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium
terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora
haploid (n) yaitu protalium, sedangkan sporofitnya adalah generasi diploid yaitu
Proses metagenesis tumbuhan paku pada generasi sporofit yaitu spora dihasilkan oleh
kotak spora yang disebut sporangium dan sporangium berkumpul dalam satu badan
yang disebut dengan sorus yang terdapat dalam daun sporofil, spora keluar dari
sporangium dan bila spora jatuh ditempat yang cocok akan terjadi pembuahan dan
terbentuk zigot selanjutnya zigot akan tumbuh berkembang menjadi sporofit dewasa,
Pada tumbuhan paku sporofit berbeda dengan sporofit lumut, pada tumbuhan paku
biasanya protalium mati jika tidak terjadi pembuahn, protalium itu dapat bertahan
sampai lama. Sporofit itulah yang pada pteridophyta menjadi tumbuhan paku yang
9
Gambar 2.5 Siklus Hidup Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kelas termasuk juga yang telah
punah yaitu: Kelas psilophytinae (paku purba), kelas lycopidiinae (paku rambat atau
paku kawat), kelas equisetinae (paku ekor kuda), dan kelas filicinae (paku sejati).
telah punah. Jenis-jenis sekarang yang masih ada hanya sedikit dan dianggap
sebagai relik suatu golongan tumbuhan paku yang semula meliputi jenis-jenis
yang lebih banyak. Warga paku purba merupakan paku telanjang (tidak
bangsa yaitu bangsa psilophytales atau paku telanjang dan bangsa psilotales.
antara spora jantan dan spora betina). Gametofitnya tidak memiliki klorofil
10
purba yaitu paku purba tidak berdaun (Rhynia) dan paku purba berdaun kecil
bertulang satu dan ada beberapa bangsa yang daunnya memiliki lidah
pada bagian bawah sisi atas daun. Kumpulan sporofil pada paku kelas ini
Sporangium pada lycopodinae ini tersusun dalam strobilus dan bentuk diujung
cabang. Kelas ini dibagi menjadi empat ordo yaitu lycodiales, bangsa
11
Gambar 2.7 paku kawat
selaput dan tersusun berkarang. Sporofil selalu berbeda dari daun biasa.
bawah dan semua sporofil tersusun merupakan suatu badan berbentuk ganda
atau kerucut pada ujung batang atau cabang. Protalium berwarna hijau dan
12
Gambar.2.8. paku ekor kuda
sporangium. Batang tumbuhan paku dari kelas ini dapat mengeluarkan banyak
akar namun apabila akar tersebut tidak dapat masuk kedalam tanah maka akar-
13
Gambar 2.9. paku sejati
Setiap faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan dari suatu organisme dalam
dari berbagai faktor yang saling berinteraksi satu sama lain. Kebanyakan tumbuhan
Lingkungan ini dibentuk oleh faktor-faktor ketinggian, iklim,tanah, dan air. Maka
dikenal paku-pakuan yang hidup epifit dan pakupakuan yang hidup di tanah atau
1. Suhu
hewan. Jenis spesies tertentu memiliki persyaratan terhadap suhu lingkungan yang
ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya. Batas suhu maksimum dan minimum
terhadap suhu. Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan tumbuhan paku didaerah
tropis berkisar antara 21-310C. Tumbuhan paku hidup pada suhu yang berbeda-
beda tergantung pada ukuran daunnya. Tumbuhan paku yang berdaun kecil
14
membutuhkan suhu yang rendah yaitu berkisar antara 13-180C, sedangkan
kelompok tumbuhan yang berdaun besar membutuhkan suhu yang lebih tinggi
2. pH Tanah
pH, pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan suatu tanah. Kebanyakan paku-
pakuan tumbuh dalam substrat yang agak asam hingga basa antara pH 5-8. Paku-
3. Kelembaban tanah
Kelembaban tanah adalah jumlah air yang terkandung dalam tanah. Kelembaban
tanah sangat mempengaruhi keperluan air bagi tanaman yang dapat dipertahankan
air hujan atau irigasi pada permukaan tanah atau di sekitar perakaran tumbuhan.
4. Intensitas Cahaya
Cahaya pada suatu tempat tergantung pada lamanya penyinaran, intensitas dan
cahaya biasanya berukuran lebih kecil, kurang subur, daunnya hijau kekuning-
15
5. Kelembaban
Tumbuhan ini hidup subur dan banyak dijumpai pada lingkungan yang lembab.
Tumbuhan paku yang tetap dapat hidup pada kelembaban paling rendah yaitu
Tumbuhan paku dapat tumbuh mulai dari tepi pantai sampai ke penggunungan
yang tinggi. Tumbuhan paku memiliki penyebaran yang luas dari ketinggian 0-
iklim, terutama curah hujan dan suhu udara. Tumbuhan paku merupakan satu
vegetasi yang umumnya lebih beragam di daerah dataran tinggi dari pada di
dataran rendah. Hal ini karena tumbuhan paku menyukai tempat yang lembab
H. Kerangka Berpikir
Hutan merupakan wilayah yang memiliki banyak tumbuhan lebat yang berisi antara
lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput jamur dan lain sebagainya serta menempati
daerah yang cukup luas. Selan itu hutan juga biasanya terdiri dari kumpulan
beraneka warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. Menurut
ahli silvika, hutan merupakan suatu asosiasi dari tumbuh-tumbuhan yang sebagian
besar terdiri atas pohon-pohon atau vegetasi berkayu yang menempati areal luas.
tumbuhan yang dikuasai oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang
16
Keanekaragaman adalah Jumlah total spesies dalam suatu area atau sebagai jumlah
spesies antar jumlah total individu dari spesies yang ada di dalam suatu komunitas
(Michael, 1984:172). Suatu mahkluk hidup yang satu dengan yang lainnya tentunya
tidak akan sama, artinya dua individu tersebut berbeda baik itu dari ciri-ciri, sifat,
berisi individu dan kumpulan individu merupakan populasi yang menempati suatu
tempat tertentu. Jika ciri-ciri tersebut telah dipenuhi oleh suatu populasi maka
populasi tersebut dapat dikatakan dalam keadaan seimbang Oleh karena itu keadaan
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang memiliki ciri khas tersendiri, yaitu
dengan adanya daun muda yang menggulug, serta menghasilkan spora dalam bentuk
sporangium (Suryana, 2009 dalam Mulyani, 2012: 1). Tumbuhan paku (Pteridophyta)
termasuk kedalam tumbuhan tingkat rendah yang biasa nya tumbuh ditempat lembab
dan memiliki peran penting, baik secara ekologis maupun secara ekonomis.
Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu organ vegetatif
yang terdiri dari akar, batang, rimpang, dan daun. Sedangkan organ generatif terdiri
dan Filiciane.
Keberadaan tubuhan paku dilihat dari segi ekologis merupakan produsen dalam suatu
rantai makanan dan sebagai komponen yang berperan sebagai siklus daur nitrogen.
Sedangkan bila dikaji dari ekonomis, tumbuhan paku dapat berperan sebagai tanaman
hias, obat herbal, bahan makanan dan sebagai pelindung persemaian. Penyebaran
jenis tumbuhan paku sangat luas, yaitu dimulai dari ketinggian 0-3.200 m dpl, hal ini
17
menunjukan bahwa tumbuhan paku dapat tumbuh mulai dari tepi pantai hingga
18