Anda di halaman 1dari 11

CRYPTOGAMAE

DEMITRIA YANTI MAALONSANG


Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku): Kelas Psilophytinae (bangsa Psilophytales dan bangsa
Psilotales)

KELOMPOK 4 :
Demitria Yanti Maalonsang
Dessi Rinnawati Sinaga
Meisita Katuuk
Bakry Titdoy
Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom


Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun
sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Pteridophyta
berasal dari kata pteron: sayap bulu, dan phiton:
tumbuhan. Sehingga Pteridophyta merupakan tumbuhan
paku yang tergolong dalam tumbuhan kormus berspora,
dimana tumbuhan ini menghasilkan spora dan memiliki
susunan daun yang umumnya membentuk bangun sayap,
yaitu pada pucuknya yang terdapat bulu-bulu.
Ciri-ciri tumbuhan paku
Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan tertua. Ciri-ciri tumbuhan paku
diantaranya adalah :
 Akar, batang dan daun memiliki berkas pembuluh angkut berupa xilem dan floem.
 Dapat ditemukan di air, di tempat lembab, menempel pada tumbuhan lain sebagai epifit atau di sisa-
sisa tumbuhan lain dan sampah-sampah sebagai saprofit.
 Tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam kotak spora atau
sporangium. Kotak-kotak spora tersebut terkumpul dalam sorus. Sorus-sorus ini kemudian
berkumpul di permukaan bawah dari helaian daun.
 Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari disebut
generasi sporofit.
 Daun yang masih muda menggulung. Daun tumbuhan paku ada yang khusus menghasilkan spora,
disebut sporofil. Daun yang tidak menghasilkan spora disebut tropofil, berfungsi untuk fotosintesis.
 Tidak berbunga.
 Umumnya memiliki rizom (batang yang terdapat di dalam tanah).
Perkembangbiakan tumbuhan paku

Menurut Tjitrosoepomo (2014: 207) pada Pteridophyta terdapat daur


kehidupan yang menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran.
Gametofit pada tumbuhan paku dinamakan protalium, dan protalium
ini hanya berumur beberapa minggu saja. Umumnya protalium itu
berbentuk jantung, berwarna hijau dan melekat pada substratnya
dengan rizoid-rizoid. Tumbuhan paku berkembangbiak secara
aseksual dan seksual.
Tjitrosoepomo (2014: 209-210) dalam bukunya menyatakan
sporangium dan spora tumbuhan paku terbentuk pada daun, kadang-
Spora pada tumbuhan paku kadang dalam ketiak daun. Daun-daun yang mempunyai sporangium
dinamakan sporofil. Kadang-kadang daun paku yang fertil itu
mempunyai bentuk yang berlainan dengan daun-daun yang steril yang
melulu untuk asimilasi. Daun-daun steril ini dinamakan tropofil.
Pada beberapa jenis paku yang hidup di tanah, batang tumbuhan
paku sejajar dengan tanah. Karena tubuhnya menyerupai akar maka
batang tersebut dinamakan rizoma. Batang ini sering tertutup oleh
rambut atau sisik berfungsi sebagai pelindungnya. Dari rizoma ini
pula tumbuh akar – akar yang lembut. Daun paku ada yang berbentuk
tunggal, majemuk atau pun menyirip ganda. Helaian daun secara
menyeluruh disebut ental, terkadang tumbuh dua macam ental, yaitu
yang subur dan mandul. Pada ental yang subur tumbuh sporangia
pada permukaan daun bagian bawah. Kumpulan dari sporangia
disebut sorus sedangkan sekumpulan sorus itu sendiri disebut dengan
sori. Spora terletak pada kotak spora (sporangium) dan tidak jarang
sorus tersebut dilindungi oleh suatu lapisan penutup yang disebut
indusium yang umumnya berbentuk ginjal (Sastrapradja, dkk. 1978:
8). Contoh tumbuhan paku, sorus dan spora pada spesies Pyrrosia
lanceolata
Ukuran dan bentuk spora
tumbuhan paku
Spora tumbuhan paku mempunyai dua bentuk dasar
monolet atau trilet. Spora monolet kira-kira berbentuk biji
kacang dan miring di satu sisi di mana mereka telah ditekan
bersama di tetrad. Spora trilete memiliki tiga wajah atau bagian
dan berbentuk segitiga penampang. Beberapa spora memiliki
permukaan polos dan di lain permukaan terlihat dipahat
menonjol atau benjolan bulat. beberapa memiliki penutup
eksternal dikenal sebagai perispore dan ini mungkin berduri
atau dilipat ke bagian datar atau sayap (Jones, 1987: 37).
Klasifikasi pteridophytha

Menurut Tjitrosoepomo (2014: 213) dalam taksonomi, Pteridophyta


termasuk juga yang telah punah dibedakan dalam beberapa kelas yaitu:
1. Kelas: Psilophytinae (paku purba),
2. Kelas: Lycopodiinae (paku rambat atau paku kawat),
3. Kelas: Equisetinae (paku ekor kuda),
4. Kelas: Filicinae (paku sejati).
Kelas Psilophytinae (Paku Purba)

Paku purba meliputi jenis-jenis tumbuhan paku yang


sebagian besar telah punah. Warga paku purba merupakan
paku telanjang (tidak berdaun) atau mempunyai daun-daun
kecil (mikrofil) yang belum terdiferensiasi. Ada diantaranya
yang belum mempunyai akar. Paku purba bersifat homospor
(Tjitrosoepomo, 2014: 213).
1. Bangsa Psilophytales (Paku Telanjang)
Tumbuhan yang tergolong dalam bangsa ini termasuk tumbuhan darat yang tertua. Paku
telanjang merupakan tumbuhan paku yang paling rendah tingkat perkembangannya. Yang
paling sederhana masih belum berdaun dan belum berakar. Batang telah mempunyai berkas
pengangkut, bercabang-cabang menggarpu dengan sporangium pada ujung-ujung batang
tadi. Suku pada bangsa Psilophytales yakni suku Rhyniaceae, suku Asteroxylaceae, dan
suku Pseudosporochnaceae (Tjitrosoepomo, 2014: 213-215).
2. Bangsa Psilotales
Dari bangsa ini ada di antara warganya yang sekarang masih hidup ialah marga Psilotum,
yang berupa terna kecil rendah, dan bercabang-cabang menggarpu. Tumbuhan ini sama
sekali tidak berakar, hanya mempunyai tunas-tunas tanah dengan rizoid-rizoid, dan pada
batangnya terdapat mikrofil (daun-daun kecil) berbentuk sisik, tidak bertulang dan tersusun
jarang-jarang dalam garis spiral (Tjitrosoepomo, 2014: 217).

Anda mungkin juga menyukai