“BIDANG PETERNAKAN”
“Dosen Pengampuh “
Dr. Emma M. Moko STP,M.SI
DISUSUN OLEH:
Kelompok 6
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena bertkat
pertolongannya sehingga kami masih diberikan kesehatan maupun kesempatan sehingga untuk
dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun banyak halangan dan rintangan yang kami hadapi.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Mata kuliah Bioteknologi.
Makalah ini membahas mengenai Bioteknologi dibidang peternakan. dalam
penyusunannya Kami sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi
materi kajian, pendekatan maupun cara lainannya, untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan dari pembaca, agar kedepannya kami dapat membuat makalah sebaik mungkin.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca dan juga tentunya bermanfaat
bagi kami sendiri.
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................1
BAB 1.............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
3.1 Latar Belakang................................................................................................................3
3.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................3
3.3 Tujuan.............................................................................................................................3
BAB 2.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
3.4 Pengertian Bioteknologi..................................................................................................5
3.5 Penerapan Bioteknologi di Bidang Peternakan...............................................................5
3.6 Keuntungan Bioteknologi di Bidang Peternakan Secara Umum...................................16
3.7 Dampak Negatif Bioteknologi di Bidang Peternakan....................................................16
BAB 3...........................................................................................................................................21
PENUTUP....................................................................................................................................21
3.8 Kesimpulan...............................................................................................................21
3.9 Saran.............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................22
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
3.3 Tujuan
5. Mengetahui aplikasi/penerapan bioteknologi di bidang peternakan.
5
6. Mengetahui bagaimana proses penerapan bioteknologi di bidang
peternakan.
7. Mengetahui keuntungan Bioteknologi di bidang peternakan secara
umum.
8. Mengetahui dampak negatif bioteknologi di bidang peternakan.
BAB 2
PEMBAHASAN
Bioteknologi dari asal katanya sendiri, yaitu bio artinya hidup atau organisme
hidup dan kata teknologi artinya suatu cara atau teknik. Kata bioteknologi mulai
muncul pada tahun 1917 dari seorang ilmuan asal Hungaria yang bernama Karl
Ereky untuk menjelaskan penggunaan gula bit hasil fermentasi sebagai pakan
ternak babi. Pemberian gula bit dapat meningkatkan produksi ternak babi. Cara
ini, disebut bioteknologi karena menggunakan gula bit dari hasil fermentasi.
Namun pada saat itu, orang belum tertarik untuk memahami istilah bioteknologi
(Fahruddin, 2010: 13).
Baru pada tahun 1961 Carl Goran Heden ahli mikrobiologi menerbitkan jurnal
ilmiah Biotechnology and Bioengineering, banyak mempublikasikan hasil-hasil
penelitiannya dalam jurnal tersebut yaitu mengenai pemanfaatan jasad hidup
dalam mengahasilkan berbagai bahan untuk kebutuhan manusia, kemudian
muncul definisi bioteknologi yang diartikan sebagai pemanfaatan jazad hidup
dalam industri untuk menghasilkan barang dan jasa (Fahruddin, 2010: 13).
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi =
penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk
mengubah bahan mentah melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk
yang berguna. Supriatna (1992) memberi batasan tentang arti bioteknologi secara
lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap
organisme, system atau proses biologis untuk menghasilkan dan atau
meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi
kepentingan hidup manusia.
Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan
bioteknologi konvensional. Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional
adalah pembuatan tape ini. Dan salah satu contoh dari bioteknologi modern adalah
rekayasa genetika.
3.5 Penerapan Bioteknologi di Bidang Peternakan
Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi:
a. Teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi
embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan
spliting.
b. Rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik,
identifikasi genetik, konservasi molekuler.
c. Peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen.
d. Bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner.
tahap yang sesuai, embrio dimasukkan ke dalam rahim hewan betina lainnya yang
sejenis. Hewan tersebut selanjunya akan mengandung embrio yang ditanam dan
melahirkan anak hasil kloning. Contoh hewan hasil kloning adalah domba Dolly
(Kusumawati, 2012: 174).
2. Teknik Inseminasi Buatan
Teknik ini dikenal dengan nama kawin suntik, adalah suatu cara atau teknik
untuk memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang
berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan
menggunakan metode dan alat khusus yang disebut “ insemination gun”.
Teknik inseminasi buatan memiliki beberapa tujuan, yaitu:
a. Memperbaiki mutu genetika ternak.
b. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam
jangka waktu yang lebih lama.
c. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur.
d. Mencegah penularan dan penyebaran penyakit kelamin.
3.8 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
a. Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah
melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna.
b. Cara penerapan bioteknologi di bidang peternakan dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik cloning, inseminasi buatan, transfer embrio, transgenik,
serta penggunaaan hormone BST (Bovine Somatotrophin).
c. Keuntungan bioteknologi di bidang peternakan secara umum diantaranya yaitu
menghasilkan ternak dengan kualitas yang unggul, dengan teknik inseminasi
buatan, dapat dihasilkan keturunan sapi atau domba yang diharapkan tanpa
mengenal sistem kawin serta tanpa melibatkan sapi atau domba jantan, serta
adayanya teknik splitting (yang mampu menghasilkan anak kembar identik
pada domba, sapi, babi, dan kuda).
d. Dampak negative dari bioteknologi di bidang peternakan diantaranya yaitu
kehamilan yang terlambat atau terlalu dini, kematian saat kelahiran, jarak
kematian setelah kelahiran yang singkat, masa hidup yang singkat, obesitas
dan berbagai macam cacat tubuh.
3.9 Saran
Makalah tersebut di atas masih memerlukan sumber-sumber yang lebih
banyak lagi sehingga dapat menjadi makalah tentang bioteknologi di bidang
peternakan yang lebih lengkap lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.A. Urry, M.L. Cain, S.A. Wasserman, P.V.
Minorski & R.B. Jackson. 2010. Biologi. Edisi Kedelapan-Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Hafez, E.S.E. 1993. Artificial insemination. In: HAFEZ, E.S.E. 1993. Reproduction
in Farm Animals. 6 Ed. Lea & Febiger, Philadelphia. pp. 424-439.
th
Rachmawati, F., Nurul Urifah, & Ari Wijayati. 2009. Bioteknologi. Jakarta:
Ricardo Publishing and Printing.
Sutarno, Nono. 2000. Biologi Lanjutan Umum II. Jakarta: Universitas Terbuka.
Toelihere, M.R. 1985. Inseminasi Buatan pada Ternak. Edisi Kedua. Bandung:
Angkasa.