Nama Anggota:
1. Dian Ilmi Fadila (P07223119063)
2. Dimas Rizky Ananta (P07223119064)
3. Khairun Nisa (P07223119070)
4. Muhammad Faisal (P07223119075)
5. Risky Syahbannur (P07223119085)
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT. atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan penyusunan laporan kelompok
ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas dalam
salah satu mata kuliah, yaitu Ilmu Pangan dalam materi “Penggolongan Pangan Hewani.”
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu terutama kepada dosen mata kuliah Ilmu Pangan Ibu Rieska Indah, M. M. Sc.
selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terselesaikan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan akan kami terima
dengan senang hati. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian bahan pangan hewani
B. Daging
C. Unggas
D. Susu
E. Telur
F. Ikan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi menjadi dua yaitu
bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan hewan (hewani). Bahan
pangan nabati adalah bahan- bahan makanan yang berasal dari tanaman baik
sebagian maupun keseluruhannya atau mungkin bahan makanan yang diolah dari
bahan dasar tumbuhan. Sedangkan bahan pangan hewani merupakan bahan- bahan
makanan yang berasal dari hewan atau hasil olahan berbahan dasar hewan. Kedua
bahan pangan ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan
penanganan dan pengolahan yang berbeda pula, dalam hal ini yang diuraikan adalah
bahan pangan hewani. Bahan pangan hewani meliputi susu, telur, daging dan ikan
serta produk- produk olahan yang bahan dasarnya berasal dari bahan pangan hewani.
Bahan pangan hewani memiliki karakteristik yang membedakan dengan bahan
pangan nabati. Beberapa diantarnya adalah :
a) Bahan pangan hewani memiliki daya simpan yang jauh lebih pendek daripada
bahan pangan nabati bila dalam keadaan segar (kecuali telur). Pendeknya daya
simpan ini terkait dengan struktur jaringan hasil hewani dimana bahan pangan
hewani tidak memiliki jaringan pelindung yang kuat dan kokoh sebagaimana pada
hasil tanaman
b) Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh
faktor tekanan dari luar
c) Karakteristik masing- masing bahan pangan hewani sangat spesifik sehingga tidak
bisa digeneralisasi. Sifat pada daging sangatlah sangatlah berbeda denagn sifat sifat
telur. Berbeda dengan pangan nabati yang memiliki kesamaan dalam hal jaringan-
jaringan atau komponen- komponen penyusunnya. Pada bahan pangan hewani, lemak
pada daging terletak pada jaringan lemak, pada susu terletak pada globula- globula
lemak dan pada telur terdapat kuning telur
d) Bahan pangan hewani pada umumnya meupakan sumber protein dan lemak
sedangkan bahan pangan nabati akan menjadi sumber karbohidrat, vitamin, mineral,
lemak serta protein
C. Tujuan
1. Memahami apa itu bahan pangan hewani?
2. Mengetahui apa saja jenis, struktur fisik, kandungan kimia, dan contoh olahan
dari Daging?
3. Mengetahui apa saja jenis, struktur fisik, kandungan kimia, dan contoh olahan
dari Unggas?
4. Mengetahui apa saja jenis, struktur fisik, kandungan kimia, dan contoh olahan
dari Susu?
5. Mengetahui apa saja jenis, struktur fisik, kandungan kimia, dan contoh olahan
dari Telur?
6. Mengetahui apa saja jenis, struktur fisik, kandungan kimia, dan contoh olahan
dari Ikan?
BAB II
PEMBAHASAN
3. Kandungan Kimia
Menurut Forrest et al. 1992 yaitu mengandung 19% protein, 5% lemak, 70% air,
3,5% zat-zat non protein dan 2,5% mineral, menurut Lawrie 1991 terdiri atas
75% air, 18% protein, 3,5 % lemak, dan 3,5 % zat-zat non protein yang dapat di
laut.
C. Unggas
1. Jenis
Unggas adalah sejenis hewan ternak yang termasuk kelompok dari sejenis burung
yang akan dimanfaatkan daging, telur, dan juga bulunya. Pada umumnya hewan
ini termasuk bagian dari kelompok ordo Gallifermos dan Anserifornes. Memiliki
bentuk tubuh seperti ayam atau bebek.
Secara umum, kebanyakan hewan unggas sering dijadikan sebagai hewan ternak,
karena hewan ini mudad dirawat dan termasuk hewan yang produktif. Akan tetapi
hewan unggas memiliki daya tahan tubuh yang lemah, maka hewan ini sering
terkena penyakit dan virus. Kata unggas biasanya digunakan untuk burung
pemakan daging atau lebih umumnya, kata ini juga dapat digunakan untuk
menyebut jenis-jenis burung lainnya. Jenis dari unggas antara lain Ayam, bebek,
tinamus, burng puyuh, angsa, Itik, dan kalkun.
2. Struktur Fisik
a. Warna
Mb/Mioglobin (Ungu Gelap) Oksimioglobin (Merah Cerah)
Fe2+ (Merah cerah ) Daging PSE (Pole Sost Exudatif)
Fe2+ ( Merah Coklat) Daging DCM (Dark Cuting Muscle)
b. Tekstur
Tekstur dari unggas di pengaruhi oleh:
Miofibrillar
Status kontraksi
Jaringan ikat
WHC/WBC
c. WHC/WBC
Daya ikat air oleh protein daging semakin rendah WHC/WBC, maka
menunjukkan telah terjadi denaturasi atau kerusakan protein.
d. Keasaman
PH daging yang rendah (5,1-6,1)
PH daging yang tinggi (6,2-7,2)
3. Kandungan Kimia
Komposisi kimia daging ayam per 100 gr
Air (74,8%)
Protein (43.1%)
Lemak (2,5%)
Abu (1,1%)
Bagian yang tak terpakai (41,6%)
Komposisi kimia daging bebek per 100 grtelur yang dikons
Kalori (129 Kal)
Protein (20 gr)
Lemak (5 gr)
Besi (2 mg)
Vitamin B (100 IU)
2. Struktur Fisik
Nilai Ph
Nilai pH susu segar berada di antara pH 6,6 -6,7 dan bila terjadi cukup banyak
pengasaman oleh aktivitas bakteri, angka-angka ini akan menurun secara
nyata. Bila pH susu naik di atas 6,6 -6,8 biasanya hal itu dianggap sebagai
tanda adanya mastis pada sapi, karena penyakit ini menyebabkan perubahan
keseimbangan mineral dalam susu (Amalia, 2012).
Warna
Warna susu yang normal adalah putih sedikit kekuningan. Warna susu dapat
bervariasi dari putih kekuningan hingga putih sedikit kebiruan. Warna putih
sedikit kebiruan dapat tampak pada susu yang memiliki kadar lemak rendah
atau pada susu skim (Mohamad, 2002).Warna putih dari susu diakibatkan
oleh dispersi yang merefleksikan sinar dari globula-globula lemak serta
partikel-partikel koloid senyawa kasein dan kalsium posfat. Warna
kekuningan disebabkan karena adanya pigmen karoten yang terlarut di dalam
lemak susu. Karoten mempunyai keterkaitan dengan pigmen santofil yang
banyak ditemuan di dalam tanam-tanaman hijau. Bila karoten dan santofil
dikonsumsi oleh sapi perah, maka akan ikut dalam aliran darah dan sebagian
terlarut/bersatu dalam lemak susu (Mohamad, 2002). Warna air susu dapat
berubah dari satu warna kewarna yang lain, tergantung dari jenisternak, jenis
pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk warna (Saleh, 2004).
Rasa dan Bau
Susu segar memiliki rasa sedikit manis dan bau (aroma) khas. Rasa manis
disebabkan adanya gula laktosa didalam susu, meskipun sering dirasakan ada
sedikit rasa asin yang disebabkan oleh klorida. Bau khas susu disebabkan oleh
beberapa senyawa yang mempunyai aroma spesifik dan sebagian bersifat
volatil. Oleh sebab itu, beberapa jam setelah pemerahan atau setelah
penyimpanan, aroma khas susu banyak berkurang (Mohamad, 2002).
3. Kandungan Kimia
Komposisi susu diantaranya terdiri atas air,bahan kering,lemak,protein,dan
laktosa. Setiap hewan memiliki komposisi susu yang berbeda-beda,baik antar
hewan,antar jenis,maupun antar bangsa hewan. Susu sapi memiliki kadar lemak
3,1% protein 2,8%,bahan kering 11,2%,bahan kering tanpa lemak 8,1%.
Sedangkan komposisi susu kambing terdiri atas kadar lemak 6,34%,protein
4,97%,bahan kering 15,32%, bahan kering tanpa lemak 8,97%. Berdasarkan hasil
komposisi tersebut,dapat disimpulkan bahwa bahan kering,kadar lemak,dan
protein susu kambing lebih tinggi daripada susu sapi.Kandungan omega-3 dalam
susu sapi dapat ditingkatkan melalui pemberian pakan kaya omega-3 seperti
campuran garam kering karboksilat kombinasi selang pemerahan yang berbeda
berpengaruh (P<0.05) terhadap produksi dan laju sekresi susu sapi perah
Mentega adalah makanan produk susu, dibuat dengan mengaduk krim yang
didapat dari susu.Biasanya digunakan sebagai olesan roti dan biskuit,sebagai
perantara lemak di beberapa resep roti dan masakan,dan kadang-kadang bahan
untuk menggoreng.pengganti mntega ialah margarin,yang biasanya lebih
murah,dan memiliki sedikit lemak dan kolestrol.
4. Contoh Olahan Pangan
Mentega (Butter) adalah makanan olahan dari susu yang pertama adalah mentega.
Mentega sering dipakai sebagai olesan roti atau biskuit. Terkadang, mentega juga
digunakan untuk membuat roti, kukis, atau untuk menumis masakan. Mentega itu
terbuat dari krim susu. Krim susu adalah lapisan paling atas dari susu yang
terbentuk jika didiamkan selama beberapa hari. Krim susu itu kemudian diproses
dengan teknik Churning, yakni proses pengadukan terus-menerus sampai lemak
padat dan lemak cair (air) terpisah. Lemak cair yang terpisah inilah yang disebut
sebagai buttermilk atau mentega.
E. Telur
1. Jenis
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging,
ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis burung,
seperti ayam, bebek, dan angsa, akan tetapi telur-telur yang kecil seperti telur ikan
kadang juga digunakan sebagai campuran dalam hidangan. Berikut adalah jenis-
jenis telur yang ada yaitu; telur ayam, kaviar(telur ikan), telur puyuh, telur bebek,
telur kalkun, telur ayam kate, telur angsa, telur hias.
2. Struktur Fisik
Stuktur telur terbagi menjadi 5 yaitu:
Kerabang telur dengan permukaan agak berbintik-bintik.Kerabang telur
merupakan erdapat pembungkus telur yang paling tebal,bersifat keras dan
kaku. Pada kerabang terdapat pori-pori yang berfungsi untuk pertukaran
gas.Pada permukaan luar kerabang terdapat lapisan kukutikula,yang
merupakan pembungkus telur paling luar.
Selaput kerabang luar dan dalam. Selaput kerabang dalam lebih tipis dati
selaput kerabang luar dan keduanya mempunyai ketebalan 0,01-0,02 mm.
pada ujung telur yang tumpu,keduanya selaput terpisahdan membuat rongga
Albumin (putih telur) terdiri 4 lapisan paling dalam lapisan tipis dan encer
atau lapisan chalaziferous lapisan ini berhubungan dengan selaput
vitelina,lapisan luar yang tipis dan encer ,yang mengelilingi lapisan
kental.Paling luar adalah lapisan tipis dan encer .
Struktur keruh berserat yang terdapat pada kedua ujung kuning telur yang di
sebut khalaza dan berfungsi memantapkan fungsi memantaptan posisi kuning
telur.
Kuning telur yng terdiri dari latebra,diskus terminalis,cincin atau lingkaran
konsentris debgan warna gelap dan terang,di kelilingi oleh selaput vitelina.
3. Kandungan Kimia
Zat-zat yang dikandung dalam telur:
Kolin
Kuning telur memang adalah salah satu sumber nutrisi kolin yang berfungsi
penting untuk pertumbuhan otak janis serta fungsi otak pada manusia.
Protein
Teluar memang cenderung dijadikan standar emas sebagai tempat pembanding
sumber protein lainnya. Dengan adanya kandungan asam aminonya, 6 gram
protein yang terdapat di dalam telur lebih mudah diserap serta dipergunakan oleh
tubuh secara efisien. Selain itu, telur juga mengandung sekitar 74 kalori yang
dipergunakan sebagai energi dalam tubuh.
Vitamin D
Selain kaya protein dan kolin, telur juga mengandung sumber alami vitamin D di
mana vitamin tersebut berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Vitamin D
pada telur juga berguna sebagai penyerapan kalsium serta menjaga kesehatan
tulang dan gigi.
Zeaxanthin dan Lutein
Kedua zat yang terkandung di dalam telur ini juga dapat Anda temukan pada
bayam, serta sayur kale. Fungsi dari kedua zat ini adalah untuk mencegah
kerusakan mata seperti degenerasi makula maupun katarak.
2. Struktur Fisik
Warna
Warna daging ikan salmon tidak putih seperti warna daging ikan pada
umumnya. Ikan salmon memiliki warna cenderung oranye, dengan garis garis
putih. Warna daging ikan salmon segar sangat cerah dan merata.
Tekstur
Untuk membedakan ikan salmon yang segar dan yang tidak, kita bisa agak
menekan bagian dagingnya. Ikan salmon yang segar ketika bagian dagingnya
ditekan terasa lunak, namun tidak mudah hancur. Sebaliknya, ikan salmon
yang tidak segar, ketika dagingnya ditekan akan terasa agak keras.
Insang dan kulit
Perhatikan juga bagian insang dan kulitnya. Ikan salmon seger memiliki
warna kemerahan pada insangnya. Sementara pada bagian kulitnya, ikan
salmon segar akan tampak lembab dan sisiknya berkilau.
Aroma
Bukan hanya warna dagingnya yang berbeda dengan warna daging ikan pada
umumnya, armoa ikan salmon pun agak berbeda. Aroma ika salmon segar dan
tidak terlalu amis.
3. Kandungan Kimia
Manfaat ikan salmon untuk tubuh sangat beragam, karena ikan ini merupakan
sumber protein berkualitas tinggi. Selain mengandung banyak protein, salmon
juga sudah lama dikenal sebagai ikan yang kaya akan vitamin dan mineral yang
penting untuk tubuh. Beberapa mineral penting yang ada dalam ikan salmon
antara lain kalium, selenium, dan vitamin B12. Kandungan lain yang terdapat di
dalam ikan salmon adalah asam lemak omega-3. Zat ini merupakan asam lemak
esensial alami dalam salmon, yaitu dalam bentuk asam EPA (eicosapentaenoic
acid) dan DHA (docosahexanoic acid).