Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Amoniasi

Jerami padi merupakan salah satu hasil ikutan pertanian terbesar di Indonesia karena

ketersediaannya yang melimpah sehingga dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak sebagai

pengganti rumput. Jerami padi adalah bagian batang tanaman setelah dipanen butir-butir buah

bersama atau tidak dengan tangkainya dikurangi akar dan bagian batang yang tertinggal setelah

disabit batanganya (Komar, 2004). Menurut Antonius (2009), jerami mengandung 44,88% bahan

kering (BK), 4,55% protein kasar (PK), 30,31% serat kasar (SK) dan51,47% total digestible

nutrient (TDN). Disamping itu, kendala utama dari pemanfaatan jerami padi adalah kandungan

serat kasar yan tinggi (lignin 6-7%, silika12-16%) (Ranjhan, 1977). Apabila pemberian jerami padi

sebagai pakan tunggal bagi ternak sulit untuk memenuhi kebutuhan ternak akan nutrien, walaupun

pemberiannya secara ad libitum (Dixon, 2006).Pemanfaatan jerami padi agar dapat berdayaguna

diperlukan suatu pengolahan yang disebut dengan amoniasi.

Amoniasi merupakan suatu poses perombakan dari struktur keras menjadi struktur yang

lebih lunak (hanya struktur fisiknya) dan penambahan unsur N saja, prinsip dalam teknik amoniasi

ini adalah penggunaan urea sebagai sumber ammonia yang dicampurkan ke dalam bahan. Urea

dalam proses amoniasi berfungsi untuk menghancurkan ikatan-ikatan lignin, selulosa dan silika

yang terdapat pada bahan pakann. Lignin, selulosa dan silika merupakan faktor penyebab
rendahnya daya cerna bahan pakan. Amoniasi merupakan proses perlakuan terhadap bahan pakan

limbah pertanian yang pada umumnya jerami padi dengan cara menambahkan bahan kimia berupa

NaOH, sodium hidroksida (KOH atau CO(NH2) 2) (Kartadisastra, 2007).

Manfaat dari pengolahan amoniasi adalah memotong ikatan rantai tadi dan membebaskan

selulosa dan hemiselulosa agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak. Amoniak (NH3) yang

berasal dari urea akan bereaksi dengan jerami padi, dalam hal ini ikatan tadi lepas diganti mengikat

NH3, dan selulosa serta hemiselulosa lepas, untuk menghasilkan jerami amoniasi yang berkualitas,

maka dibutuhkan bahan yang berkualitas pula. Bahan dasar dari pembuatan jerami amoniasi ini
adalah jerami padi yang tersisa setelah pemanenan. Jerami padi yang akan diamoniasi harus
memenuhi beberapa kriteria yaitu jerami harus dalam kondisi kering, tidak boleh terendam air

sawah atau pun air hujan dan harus dalam keadaan baik (Shieddiqi, 2005). Teknik amoniasi dapat

meningkatkan daya cerna jerami. Ternak akan lebih mudah mengonsumsi jerami hasil amoniasi

dibandingkan dengan jerami yang tidak diolah. Urea dalam proses amoniasi berfungsi untuk

menghancurkan ikatan-ikatan lignin, selulosa dan silika yang merupakan faktor penyebab

rendahnya daya cerna jerami bagi ternak. Lignin merupakan zat kompleks yang tidak dapat dicerna

oleh ternak. Lignin ini terkandung dalam bagian fibrosa dari akar, batang, dan daun pada

tumbuhan. Jerami dan rumput-rumput kering mengandung lignin yang sangat banyak (Chenost,

2007).

Kualitas amoniasi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti asal atau bahan pakan, temperatur

penyimpanan, kepadatan dan kondisi anaerob pada proses amoniasi berlangsung. Manfaat

amoniasi adalah merubah tekstur jerami yang semula keras berubah menjadi lunak, warna berubah

dari kuning kecoklatan menjadi coklat tua. Kualitas dari amoniasi yang baik tidak terjadinya

penggumpalan pada seluruh atau sebagian jerami (Regan, 2007). Keberhasilan proses urea

amoniasi setelah proses tersebut selesai (paling cepat 2 minggu) dapat diamati secara fisik, kimia

maupun biologis. Secara fisik, urea amoniasi mempunyai bau amonia yang kuat pada saat tempat

pemeraman (silo) dibuka. Bau amonia yang kuat menunjukkan bahwa urea telah terhidrolisis

secara maksimal menjadi amonia. Amonia hasil hidrolisis urea terikat/terserap oleh jerami padi
dan bertindak sebagai penyebab meningkatnya kualitas jerami padi. Warna jerami padi yang

diamoniasi dengan baik akan berubah dari coklat muda kekuningan menjadi coklat tua dan merata.

Tekstur jerami amoniasi menjadi lebih lembut dan lunak meskipun jerami tersebut sudah

dikeringkan. Amonia dalam proses urea amoniasi dapat mencegah tumbuhnya jamur, sehingga

tidak terdapat jamur pada jerami padi amoniasi walaupun diperam dalam jangka waktu yang lama.

pH jerami amoniasi 8 (basa) karena sifat penambahan ammonia membuat keadaan menjadi basa

(Marjuki, 2008).
PEMBAHASAN

Tabel. Identifikasi Jerami amoniasi

Pengamatan Ukuran 5 cm Ukuran 2 cm


Warna Kuning kecoklatan Cokelat terang
Aroma Menyengat dan bau pesing Menyengat dan bau pesing
pH 8,6 8,7
Tekstur Sulit dipisahkan Lembut

Pada proses amoniasi jerami padi, disiapkan silo dari tong.Kemudian disiapkan jerami

sebanyak 100 kg yang kemudian dicacah dengan mesin chopper dengan ukuran panjang 2 cm dan
5 cm. Jerami yang dipotong dengan ukuran 5 cm lebih cepat yaitu dalam satu jam dapat memotong

1 ton, sedangkan ukuran 2 cm lebih lambat yaitu dalam satu jam 600kg, hal ini terjadi karean gerigi

pada mesin pemotong ukuran 5 cm lebih besar serta kecepatan SDM dalm memasukan jerami ke

mesin. Setelah dicacah, jerami dimasukkan ke dalam silo. Dibuat larutan untuk kandungan

amoniak 4% dari bobot jerami dengan rincian 3,48 kg larutan Urea dan 9,2liter air. Setelah larutan

urea dibuat, disiramkan dengan embrat ke dalam silo berisi jerami. Penambahan urea dalam

pembuatan jerami amoniasi adalah sebagai sumber amoniak bahan pakan. Menurut Kartadisastra

(2007), urea dalam proses amoniasi berfungsi untuk menghancurkan ikatan-ikatan lignin,selulosa

dan silika yang terdapat pada bahan pakan. Lignin, selulosa, dan silika merupakan faktor penyebab

rendahnya daya cerna bahan pakan.Silo ditutup rapat hingga tidak ada kontak dengan udara luar,

lalu silo disimpan dengan bagian tutup dibawah selama satu bulan. Setelah satu bulan, silo dibuka

di udara terbuka dan dianginkan. Diamati hasil amoniasi jerami secara fisik yaitu warna, bau dan

tekstur dan secara kimia yaitu pH.

Hasil amoniasi jerami yaitu pada ukuran 5 cm berwarna kuning kecoklatan, baunya

menyengat dna bau pesing, bertekstur sulit dipisahkan dan pHnya 8,6 sedangkan ukuran 2 cm

berwarna cokelat terang, berbau menyengat dan bau pesing, bertekstur lembut dan pHnya 8,7.

Hal ini berarti amoniasi yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik, sesuai dengan pendapat

dari Marjuki (2008), bahwa keberhasilan proses urea amoniasi setelah proses tersebut selesai
(paling cepat 2 minggu) dapat diamati secara fisik, kimia maupun biologis. Secara fisik, urea
amoniasi mempunyai bau amonia yang kuat pada saat tempat pemeraman (silo) dibuka. Bau

amonia yang kuat menunjukkan bahwa urea telah terhidrolisis secara maksimal menjadi amonia.

Amonia hasil hidrolisis urea terikat/terserap oleh jerami padi dan bertindak sebagai penyebab

meningkatnya kualitas jerami padi. Warna yang berubah menjadi kecoklatan pada jerami ini sesuai

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Reksohadiprodjo (1988) yaitu perubahan warna terjadi

pada tanaman yang mengalami proses ensilase yang disebabkan oleh perubahan-perubahan yang

terjadi dalam tanaman karena proses respirasi anaerobik yang berlangsung selama persediaan

oksigen masih ada hingga gula tanaman habis. Perubahan warna tersebut karena pembuatan

amoniasi tersebut sudah dalam keadaan anaerob sehingga menyebabkan kadar CO2 meningkat.

Hal ini sesuai dengan pendapat Reksohadiprodjo (1988) yang menyatakan bahwa perubahan warna

disebabkan meningkatnya CO2 sehingga temperatur pemeraman meningkat. Sumarsih dan

Tampoebolon (2003) menambahkan bahwa ciri amoniasi yang baik yaitu berwarna kecoklat-

coklatan seperti bahan asal.Tekstur jerami amoniasi menjadi lebih lembut dan lunak meskipun

jerami tersebut sudah dikeringkan. Amonia dalam proses urea amoniasi dapat mencegah

tumbuhnya jamur, sehingga tidak terdapat jamur pada jerami padi amoniasi walaupun diperam

dalam jangka waktu yang lama. Pada pH jerami amoniasi hasil praktikum ini adalah 8,6 dan 8,7

(basa) hal ini berarti sesuai dengan pernyataan Marjuki (2008) bahwa pH jerami amoniasi 8 (basa)

karena sifat penambahan amonia membuat keadaan menjadi basa.


Tabel. perbandingan amoniasi tiap kelas

Kelas Warna Tekstur Aroma pH

A Cokelat Lebih rapuh Ammonia 8,9

menyengat

C Cokelat Tua Rapuh Khas ammonia 8,7

D Cokelat gelap Lebih lembut Ammonia 8,4

menyengat

E Kuning Rapuh Urea 9

kecoklatan

F Cokelat Rapuh Khas ammonia 8

Jika dibandingkan dengan hasil amoniasi kelas lainnya cenderung sama yaitu warna berubah
menjadi cokelat, tekstur lembut atau rapuh, aroma menyengat dan pH diatas 8 (basa) hal ini
menandakan bahwa proses amoniasi berhasil.

Dapus

Antonius. 2009. Potensi Jerami Padi Hasil Fermentasi ProbionSe-bagai Bahan Pakan Dalam
Ransum Sapi Simmental. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Chenost. 2007. Teknologi Penglahan Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak. Dian
Grahita, Bandung.

Dixon, A. E. 2006. Increasing Digestive Energy Intake Of Ruminant Given


Fibrouse Diet Supplement. In: Ruminant Feeding System Utilizing
Fibrous Agricuktural Residues1985. IDP of Australia University And College Ltd.Canbera.

Kartadisastra, H. R. 2007. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia. Penerbit


Kanisius, Jakarta.

Komar, A. 2004. Teknologi Penggolahan Jerami Sebagai Bahan Makanan Ternak. Dian grahita,
Bandung.

Marjuki. 2008. Peningkatan Kualitas Jerami Padi melalui Perlakuan Urea Amoniasi. Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Regan, C.S. 2007. Forage Concervation in The Wet/ Dry Tropics for Small Landholder Farmers.
Thesis.Faculty of Science, Nothern Territory University, Darwin Austalia.

Ranjhan, S. K. 1977. Animal Nutrition. 3rd Ed. Vikas Publishing House, New Delhi.

Reksohadiprojo, S. Tilman, A.D., Hartadi, H., Prawirokusumo, S., dan Lebdosoekojo, S. 1998.
Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Shiddieqi, M. I. 2005. Pakan Ternak Jerami Olahan. Departemen Produksi Ternak, Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.

Tampoebolon B. I. M. dan Sumarsih, S. 2003. Pengaruh Aras Urea dan Lama Pemeraman yang
Berbeda Tehadap Sifat Fisik Eceng Gondok Teramoniasi. Jurnal Pengembangan Peternakan
Tropis.

Anda mungkin juga menyukai