Anda di halaman 1dari 8

HASIL LAPORAN PEMBUATAN AMONIASI JERAMI

Oleh:

Muh Irham A Ilyas

1H Budidaya Ternak

05.10.20.2252

PROGRAM STUDI D-III BUDIDAYA TERNAK

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA

TAHUN 2021
A. Amoniaso Jerami
Salah satu yang cukup serius yang dihadapi pada masa yang akan
datang dalam pengembangan ternak ruminansia adalah ketersediaan
hijauan unggul atau semakin sulit untuk mendapatkan rumput sebagai
pakan ternak, sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara
pemenuhan kebutuhan pakan ternak dengan jumlah ternak yang ada. Hal
ini disebabkan semakin menyempit atau menghilangnya
padangpenggembalaan/sawah akibat berubah fungsi lahan menjadi lahan
pemukiman penduduk dan perkembangan industri.Oleh sebab itu perlu
adanya suatu solusi dalam menangani masalah tersebut, salah satunya
adalah pemanfaatan limbah pertanian berupa jerami padi dan pemanfaatan
limbah Rumah Potong Hewan (RPH).Jerami padi merupakan salah satu
hasil ikutan pertanian terbesar di Indonesia karena ketersediaannya yang
melimpah sehingga dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak sebagai
pengganti rumput.
B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini dilakukan yaitu mengetahui penjelasan


pengertian amoniasi dan manfaat penggunaan jerami amoniasi.
C. Jerami Padi

Merupakan hasil ikutan limbah pertanian yang tersedia dalam


jumlah yang cukup besar, mudah diperoleh dan potensial untuk
dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia (Komar, 1984).Jerami padi
adalah hasil ikutan limbah pertanian yang terdiri dari batang dan daun
tanaman yang telah diambil buahnya (Lubis, 1963).

Masalah utama limbah jerami padi sebagai pakan ternak adalah


adanya ikatan fisik dan kimia antara selulosa, hemiselulosa, dan lignin
yang merupakan hambatan utama bagi mikroorganisme rumen dalam
memanfaatkan serat kasar jerami (Winugroho, 1991).Kandungan lignin,
selulosa, hemiselulosa mempengaruhi kecernaan makanan dan diketahui
bahwa antara kandungan lignin dan kecernaanbahan kering berhubungan
sangat erat terutama pada rumput- rumputan (Jaffar dan Hasan,
1990).Lignin dan selulosa sering membentuk senyawa lignoslulase dalam
dinding sel tanaman dan merupakan suatu ikatan yang kuat (Sutardi etal.,
1980).

Perlakuan amoniasi dengan urea dimulai dengan proses hidrolisis


urea oleh enzim urease yang dihasilkan oleh bakteri yang ada dalam
jerami, yang akan membentuk amonia, kemudian ini akan berubah
menjadi amonium hidroksida (NH4OH) (Ibrahim andSchire, 1986).
Terbentuknya amonium hidroksida (NH4OH) dari penguraian tersebut
akan menyerang ikatan lignoselulosa dan lignohemiselulosasehingga
ikatan tersebut menjadi longgar. Komar (1984) menambahkan bahwa
amonia dapat menyebabkan perubahan pada struktur dinding di mana
dibebaskannya ikatan lignin dengan selulosa atau hemiselulosa.

D. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
1. Kantong plastik 1. Jeraimi
2. Ember 2. Urea
3. Timbangan
4. Kertas label
5. Leptop
6. Parang

E. Tata Cara Pembuatan Amoniasi Jerami Padi

1. Tehapan pertama timbang jerami dan jerami ini berat 1kg


2. Tahapan ke dua timbang urea sebamayak 3%
3. Tahap keenam percikan air yg tercampur urea ke jerami
4. Tahap ketuju setelah sudah di percikan air yang sudah di campurkan urea
masukkan ke dalam kantong plastik dan udara tidak ada yang masuk
5. Tahap kesembilan permentasi selama 4 mingg
F. AMONIASI
Prinsip amoniasi adalah penggunaan urea sebagai sumber amoniak
yang dicampurkan dalam jerami. Amoniasi bisa dilakukan dengan cara
basah dan kering. Cara basah dengan melarutkan urea ke dalam air,
kemudian dicampurkan dengan jerami.
Amoniasi adalah cara pengolahan kimia menggunakan amoniak
(NH3) sebagai bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan daya
cerna bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan kadar N (proteinnya).
Cara ini mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu: sederhana, mudah
dilakukan, murah (sumber NH3 diambil dari urea), juga sebagai pengawet,
anti aflatoksin, tidak mencemari lingkungan dan efisien.

G. AMONIASI
Prinsip amoniasi adalah penggunaan urea sebagai sumber amoniak
yang dicampurkan dalam jerami. Amoniasi bisa dilakukan dengan cara
basah dan kering. Cara basah dengan melarutkan urea ke dalam air,
kemudian dicampurkan dengan jerami.
Amoniasi adalah cara pengolahan kimia menggunakan amoniak
(NH3) sebagai bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan daya
cerna bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan kadar N (proteinnya).
Cara ini mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu: sederhana, mudah
dilakukan, murah (sumber NH3 diambil dari urea), juga sebagai pengawet,
anti aflatoksin, tidak mencemari lingkungan dan efisien.

H. MANFAAT PENGGUNAAN JERAMI AMONIASI


Pemanfaatan Jerami Padi sebagai pakan ternak memberikan beberapa
keuntungan antara lain:
 Menambah persediaan bahan pakan dan peluang untuk meningkatkan
populasi ternak. Dengan dimanfaatkannya jerami padi sebagai bahan
pakan ternak berarti ketersediaan pakan bertambah, sehingga ini akan
membuka peluang peternak untuk menambah jumlah ternaknya untuk
dipelihara tanpa terkendala pakan.
 Tentunya Mencegah kekurangan pakan khususnya pada musim kemarau,
sehingga ternak kita tidak kurus karena kekurangan pakan.
 Produktivitas ternak akan meningkat, dengan amoniaisasi jerami padi,
daya cerna akan meningkat. Sehingga pertumbuhan ternak akan lebih baik.
 Mengurangi pencemaran dan pengurasakan lingkungan. Penanganan
jerami yang tidak baik bisa menimbulkan pencemaran lingkungan, contoh
jerami padi yang dibakar di sawah.

Hijauan seperti rumput sangat disarankan sebagai pakan untuk


meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ternak, khususnya untuk
ruminansia. Namun saat musim kemarau, hijauan berkualitas menjadi
sesuatu yang sulit disediakan. Sebagai peternak, kita harus mengupayakan
pakan lain yang lebih tersedia. Nah jerami adalah salah satu yang tersedia
di musim kemarau. Kandungan nutrien yang rendah pada jerami
merupakan tantangan tersendiri. Kali ini akan membagikan salah
satu teknologi sederhana untuk meningkatkan kualitas jerami yaitu
Amoniasi Jerami untuk pakan ternak.

KESIMPULAN

Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak ruminansia


sudah cukup tinggi namun memanfaatkan limbah tanaman pangan sebagai
pakan tidak diikuti dengan penerapan teknologi pengolahan pakan seperti
hay dan amoniase, kurangnya peternak yang menerapakan atau
memanfaatkan teknologi fermentasi di karenakan banyaknya peternak
yang kurang memahami teknologi tersebut terutama dalam proses
pembuatanya. Teknologi pakan di anggap tidak efektif oleh peternak dan
juga membutuhkan banyak waktu dalam penerapanya.

Anda mungkin juga menyukai