Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN BATANG PISANG SEBAGAI BAHAN PAKAN

ALTERNATIF FERMENTASI UNTUK TERNAK SAPI DAN KAMBING

NAMA : SYAMSURI A.

NIRM : 05.10.18.1689

KELAS : 1G

JURUSAN BUDIDAYA TERNAK


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) GOWA
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019/2020

i
Daftar isi :……………………………………………………………………………………ii

Pendahuluan…………………………………………………………...............................1

Latar belakang………………………………………………………………………1

Rumusan masalah………………………………………………………………….2

Tujuan pembahasan………………………………………………………………..2

Isi/ Pembahasan…………………………………………………………………………….3

Pengertian fermentasi

Kandungan yang terdapat dalam batang pisang………………………………..3

Gambaran teknologi………………………………………………………………..4

Penutup……………………………………………………………………………………...7

Kesimpulan………………………………………………………………………….7

Saran………………………………………………………………………………...7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.

Upaya pengembangan ternak Ruminansia pada kawasan yang terintegritas


dengan system pertanian tanaman pangan memberikan peluang yang sangat
besar bagi produksi sapi dan kambing dalam pembangunan sub sektor peternakan
khususnya peternakan ruminansia tidak lepas dari penyediaan pakan hijauan
secara kontinyu sepanjang tahun guna menunjang produktivitas ternak yang
tinggi. Dalam menajemen budidaya ternak, pakan merupakan kebutuhan tertinggi
yaitu kurang lebih 60-70% dari seluruh biaya produksi.

Salah satunya integritas pisang dengan rumput unggul dengan


produktivitas cukup tinggi. Tanaman pisang merupakan salah satu jenis tanaman
pangan yang dapat dikembangkan dengan system Integrasi tanaman ternak (
SITT ). Selama proses budidaya tanaman pisang berlangsung dapat diperoleh
hasil samping berupa batang, daun, buah afkir dan anakan tanaman hasil
penjarangan yang potensinya cukup baik digunakan sebagai komponen ransum
ruminansia, salah satu material organik yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan
sebagai ransum adalah batang pisang itu sendiri, salah satu teknologi yang dapat
digunakan untuk mengatasi pemanfaatan batang pisang sebagai komponen
ransum adalah aplikasi teknologi Bioproses dengan metode fermentasi anaerob (
ensilage ) dengan hasil akhir berbentuk silase batang pisang.

Bioproses seperti silase umumnya masih memiliki nilai nutrisi yang relative
belum mencukupi kebutuhan zat makanan untuk produksi ternak secara
maksimal, shingga harus dilakukan pengkayaan (enrichmen) dengan
menambahkan umbi singkong dan biji jangung dimana dua jenis ini mengandung
tiga per empat bagian pati yang sangat dibutuhkan dalam ransum ternak
penggemukan (fattening), kualitas produk fermentasi tergantung pada jenis
mikroba serta medium padat yang digunaka

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara pemanfaatan limbah dari batang pisang ?
2. Bagaimana cara atau proses pembuatan pakan fermentasi dari batang pisang?
3. Apa manfaat dari pembuatan fermentasi batang pisang.?
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
Adapun tujuannya sebagai bahan informasi dalam pemanfaatan batang
pisang dalam pembuatan silase dari batang pisang serta cara pengaplikasian
secara tepat pada ternak guna mengolalah limbah pertanian dan memperkecil
biaya produksi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN FERMENTASI

Kata fermentasi berasal dari Bahasa latin ‘’fervere’’ yang berarti merubus
(to boil), ini dapat dikaitkan dengan kondisi cairan gelembung atau mendidih.
Keadaan ini disebabkan adanya aktivitas bahan fermentasi terhadapa sesuatu yg
difermentasikan. Fermentasi mempunyai arti yang berbeda bagi ahli biokimia dan
mikrobiologi industry, arti fermentasi pada bidang biokimia dihungkan dengan
pembangkitan energy oleh katabolisme senyawa organic sedangkan pada bidang
mikrobilogi industry, fermentasi mempunyai arti yang luas yang menggambarkan
setiap proses untuk menghasilkan produk dari pembiakan mikroorganisme, dapat
disimpulkan bahwa fermentasi adalah proses produksi energy dalam sel dalam
keadaan aneorobik atau suatu bentuk respirasi aneorobik, atau pemecahan
senyawa organic menjadi sederhana dengan tujuan menghasilkan suatu produk
yang mempunyai pertumbuhan mikroba kontaminan.Teknologi fermentasi bisa
menjadi pilihan mudah, alasannya bahan baku seperti batang pisang mudah di
temukan.

2.2.1 KANDUNGAN YANG TERDAPAT DALAM BATANG PISANG.


Menurut berbagai penelitian, batang pisang diketahui memiliki kandungan
nutrisi yang komplit sebagai penganti pakan ternak. Adapun komposisi rata-rata
nutrisi dalam batang pisang antara lain : bahan kering (BK) 87,7%, Abu 25,12%,
Lemak kasar (LK) 14,23%, Serat kasar (SK) 29,40%, Protein kasar (PK) 3%,
termasuk asam amino ,animo nitrat, glikosida, mengandung N, glikilipida, vitamin
B, asam nukleat, bahan ekstrat tanpa nitrogen(BETN) 28,15% termasuk
karbohidrat,gula dan pati.
Pemanfaatan limbah untuk pakan ternak sangat popular disebut pakan
fermentasi. Karena, dapat memperbaiki sitem pencernaan hewan ternak,
meningkatkan produksi susu, bobot ternak cepat bertambah secara alami, dapat
meningkatkan nafsu makan hewan ternak, daging lebih berisi serta rendah
kolestrol, hewan ternak lebih kebal dan tahan terhadap penyakit, kotorannyapun

3
tidak bau sehingga rama lingkungan, kotoran dan urine pada ternak lebih sedikit
dan bisa digunakan sebagai pupuk kandang/biogas alami, manfaat lainnya adalah
dimana keunggulan pakan organic alternative yang diperoleh dari fermentasi tidak
hanya terkait dengan biaya. Seacara alami, hewan ternak sebenarnya melakukan
proses fermentasi dalam proses pencernaannya, dengan adanya pakan yang
sudah difermentasikan setidaknya tubuh hewan dapat langsung menyerap sari
makanan.

2.2.2 GAMBARAN TEKNOLOGI

Silase adalah hijauan makanan ternak ataupun limbah pertanian yang


diawetkan dalam keadaamn segar (dengan kandungan air 60-70%) melalui proses
fermentasi dalam silo. Silo dapat dibuat atas tanah yang bahannya berasal dari
tanah, beton, baja, anyaman bambu, tong plastic, dan lain-lain sebagainya.
Pengawetan hijauan merupakan bagian dari system produksi ternak.

Pengawetan hijauan dengan pembuatan silase bertujuan agar pemberian


pakan dapat berlangsung secara merata, guna mengatasikekurangan pakan di
musim peceklik. Prinsip dalam pembuatan silase yaitu usaha untuk mencapai dan
mempercepat :

Keadaan hampa udara (anaerob).


Terbentuk suasan asam dalam penyimpanan.

Untuk mendapatkan suasana anaerob dikerjakan dengan cara, pemadatan


bahan silase (hijaun) yang telah dicacah dengan cara di tekan, baik menggunakan
alat atau diinjak-injak sehingga udara sekecil mungkin. Tempat penyimpanan
jangan ada kebocoran dan harus tertutup rapat yang diberi pemberat.

Pembentukan suasana asam dilakukan dengan cara penambahan bahan


pengawet atau bahan imbuhan (additive) secara langsung atau tidak langsung,
menurut susetyo (1969), pemberian bahan pengawet secara langsung dengan
menggunakan :

4
Natrium bisulfat
Sulfur oxide
Asam chloride
Asam sulfat
Asam propianat.

Berikut alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan fermentasi


batang pisang :

Alat :

 Parang/ golok
 Ember/ Bak ukuran besar
 Alas terpal
 Drum plastic

Bahan-bhan :

 Batang pisang
 Gula pasir
 Kecap manis
 SOC (supplement organic cair)
 Garam
 Bekatul

Pembuatan fermentasi batang pisang dimulai dengan


memotong/mencacah batang pisang tersebut, selanjutnya kumpulkan jadi satu di
plastic/terpal aduk rata dengan bekatul, tuangkan dan campurkan larutan SOC,
kecap,gula pasir kedalam wadah plastic aduk hingga rata. Tuangkan larutan SOC
yang telah diaduk rata dengan bahan lainnya kedalam campuran batang pisang ,
bekatu/dedak yang telah dituang larutan SOC,kecap, garam dan gula kedalam
wadah/ember plastic. Proses fermentasinya paling cepat 2 jam sampai 4
jam,setelah melalui proses fermentasi maka hasil fermentasi batang pisang siap
diberikan ke ternak.

5
6
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Tanaman pisang merupakan tanaman yang kebanyakan ditemukan
didaerah tropis lembab dimana mereka digunakan sebagai salah satu
makanan pokok manusia, sehingga dimana limbah dari batang pisang
dapat menjadi bahan alternative untuk pakan ternak ruminansia yang
dimana dapat dimanfaatkan oleh peternak dengan cara fermentasi yang
memudahkan ternak untuk mencerna pakan tersebut.
Pengunaan limbah pisang atau batang pisang fermentasi sebagai
pakan ternak mempunyai prospek yang baik karena mempunyai komposisi
rata-rata nutrisi dalam batang pisang antara lain : bahan kering (BK) 87,7%,
Abu 25,12%, Lemak kasar (LK) 14,23%, Serat kasar (SK) 29,40%, Protein
kasar (PK) 3%, termasuk asam amino ,animo nitrat, glikosida, mengandung
N, glikilipida, vitamin B, asam nukleat, bahan ekstrat tanpa nitrogen(BETN)
28,15% termasuk karbohidrat,gula dan pati.

3.2 SARAN
Adapun saran dari penulis untuk pembaca yaitu, dimana pembaca
dapat memahami dan menjadi pelajarn untuk dijadikan referensi serta
mampu mengaplikasikan atau menerapkan metode atau cara dari
pembahasan yang telah dibahas,dan apabila ada terjadi kekeliruan dalam
materi ini penulis berharap pembaca dapat untuk menganalisa kembali dan
mempertanyakan terkait yang tidak sesuai pada makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai