Kelompok 7 :
Kelas B
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah ternak merupakan hasil sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, dan lain sebagainya. Semakin
berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan juga akan semakin meningkat.
Seperti misalnya sebuah perusahaan peternakan yang mempunyai populasi ternak sapi potong
berjumlah 100.000 akan berbeda jumlah limbahnya dengan perusahaan peternakan yang
memiliki populasi sebanyak 800.000 ekor. Total limbah yang dihasilkan peternakan
tergantung dari species ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang
terdiri dari feces dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dan sebagian
besar manure dihasilkan oleh ternak ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan domba.
Limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan
usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah
padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran
ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan ternak).Limbah cair adalah semua
limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian
alat-alat). Menurut Rendy Malik (2014) limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau
dalam fase gas.
Industri produksi hewan di Amerika Serikat saat ini sedang mengalami fase
pertumbuhan, namun pertumbuhan seperti itu membawa tantangan tertentu. Salah satu
perhatian utama dalam hal ini adalah meningkatnya jumlah kotoran hewan yang dihasilkan
sebagai konsekuensi alami dari pertumbuhan populasi ternak. Selama beberapa dekade,
pengomposan, termasuk kotoran dan kematian hewan, telah dimanfaatkan untuk mengelola
kotoran hewan. Baru-baru ini, dalam upaya meningkatkan proses pengomposan, biochar telah
diusulkan untuk digunakan sebagai kompos amandemen, dan selama beberapa tahun terakhir,
semakin banyak makalah tentang pengomposan dengan biochar telah diterbitkan. Namun
demikian, meski sudah ada beberapa makalah review yang telah merangkumnya
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan limbah peternakan.
2. Mengetahui bagaimana cara mengolah limbah peternakan.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pengomposan.
4. Mengetahui apa saja manfaat dari pengomposan.
5. Mengetahui apa saja dampak penggunaan arang dalam pengomposan.
6. Mengetahui bagaimana cara mengolah arang agar berguna dalam pengomposan.
BAB II
PEMBAHASAN
Limbah peternakan merupakan residu atau sisa dari proses kegiatan usaha peternakan
yang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Limbah peternakan sendiri merupakan semua kotoran
yang dihasilkan oleh ternak beruba limbah padat, cair, dan gas. Limbah dapat diolah lebih
lanjut menjadi berbagai produk seperti pupuk. Hal ini sebanding dengan pernyataan yang
telah dinyatakan oleh Adityawarman dkk (2015) yang menyatakan bahwa limbah merupakan
bahan organik atau anorganik yang tidak termanfaatkan lagi. Limbah dapat berasal dari
berbagai sumber hasil buangan dari suatu proses produksi salah satunya limbah peternakan.
Limbah tersebut dapat berasal dari rumah potong hewan, pengolahan produksi ternak, dan
hasil dari kegiatan usaha ternak. Limbah ini dapat berupa limbah padat, cair, dan gas yang
apabila tidak ditangani dengan baik akan berdampak buruk pada lingkungan. Limbah yang
berasal dari peternakan tersebut akan bernilai ekonomi tinggi apabila diolah dengan
perlakuan yang tepat. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengolah limbah
peternakan tersebut. Salah satunya pengolahan kotoran menjadi pupuk kandang, cara ini
merupakan cara yang paling sederhana yang sering kita jumpai yaitu kotoran ternak dibiarkan
hingga kering. Namun dengan cara pengolahan kotoran tersebut belum bisa dikatakan ramah
lingkungan, karena kotoran ternak yang diolah dengan cara dikeringkan akan menimbulkan
pencemaran dalam bentuk gas atau bau. Bau yang menyengat yang ditimbulkan dari kotoran
ternak akan mengganggu pernafasan yang menyebabkan gangguan kesehatan.
Pengolahan limbah peternakan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu cara
pengolahan limbah peternakan adalah diolah menghasilkan sebuah produk seperti pupuk
kompos atau pupuk kandang Hal ini sebanding dengan pernyataan yang telah dikatakan oleh
Adityawarman dkk (2015) yang menyatakan bahwa ada banyak cara yang dapat dilakukan
untuk mengolah limbah peternakan tersebut. Salah satunya pengolahan kotoran menjadi
pupuk kandang, cara ini merupakan cara yang paling sederhana yang sering kita jumpai yaitu
kotoran ternak dibiarkan hingga kering. Namun dengan cara pengolahan kotoran tersebut
belum bisa dikatakan ramah lingkungan, karena kotoran ternak yang diolah dengan cara
dikeringkan akan menimbulkan pencemaran dalam bentuk gas atau bau. Bau yang menyengat
yang ditimbulkan dari kotoran ternak akan mengganggu pernafasan yang menyebabkan
gangguan kesehatan.
Pengomposan adalah penguraian bahan organik secara biologis oleh bantuan
mikroba-mikroba yang ada. Hal ini sebanding dengan pernyataan dari Bernal et al (2009)
yang menyatakan bahwa pengomposan adalah penguraian biologis secara spontan proses
bahan organik di lingkungan yang didominasi aerobik. Selama proses bakteri, jamur dan
mikroorganisme lainnya, termasuk mikroarthropoda, memecah bahan organik menjadi zat
organik yang stabil dan dapat digunakan yang disebut kompos. Pengomposan kotoran hewan
telah dilakukan secara tradisional oleh peternak setelah pengumpulan kotoran untuk
penanganan yang lebih baik, transportasi dan manajemen. Seringkali sampah ditumpuk
dengan sedikit memperhatikan pengendalian kondisi proses (aerasi, suhu, kehilangan amonia,
dll.) dan dengan metodologi yang belum sempurna. Namun, seperti nilai pupuk dari kotoran
hewan . Pengomposan selalu diakui saat ini pengomposan mereka dilihat sebagai cara
alternatif untuk mendaur ulang kotoran di lahan pertanian yang tidak memiliki lahan
pertanian yang cukup untuk langsung digunakan sebagai pupuk.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah peternakan merupakan residu atau sisa dari proses kegiatan usaha peternakan
yang sudah tidak dimanfaatkan lagi, limbah dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai
produk seperti pupuk. Limbah dapat berasal dari berbagai sumber hasil buangan dari suatu
proses produksi salah satunya limbah peternakan. Limbah tersebut dapat berasal dari rumah
potong hewan, pengolahan produksi ternak, dan hasil dari kegiatan usaha ternak. Limbah ini
dapat berupa limbah padat, cair, dan gas yang apabila tidak ditangani dengan baik akan
berdampak buruk pada lingkungan. Pengolahan limbah peternakan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satu cara pengolahan limbah peternakan adalah diolah menghasilkan
sebuah produk seperti pupuk kompos atau pupuk kandang, cara ini merupakan cara yang
paling sederhana yang sering kita jumpai yaitu kotoran ternak dibiarkan hingga kering.
Namun dengan cara pengolahan kotoran tersebut belum bisa dikatakan ramah lingkungan,
karena kotoran ternak yang diolah dengan cara dikeringkan akan menimbulkan pencemaran
dalam bentuk gas atau bau.
Adityawarman, A. C., Salundik, dan Lucia. 2015. Pengolahan Limbah Ternak Sapi Secara
Sederhana di Desa Pattalassang Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu
Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 3(3):171-177.
Bernal, M. P., J. A. Alburquerque, and R. Moral. 2009. Composting of Animal Manures and
Chemical Criteria for Compos Maturity Assessment A Review. Bioresource
Technology. 100(2009):5444-5453.