Disusun oleh
Hana Aulia A. 200120190001
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
I
PENDAHULUAN
Usaha peternakan nggas salah satunya yaitu usaha ayam petelur merupakan
usaha yang memiliki perkembangan yang cukup pesat. Usaha tersebut memberikan
peranan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani pada masyarakat
dan berbagai keperluan industri khususnya pangan. Usaha peternakan ayam petelur
memberikan keuntungan yang cukup besar dan menjadi sumber pendapatan bagi
masyarakatnya.
masyarakat, terutama jika lokasi peternakan dekat dengan pemukiman (Rosenberg, et.
al., 1998; Vigne, 2009). Upaya mengatasi limbah ternak yang selama ini dianggap
cara yang tepat sehingga dapat memberi manfaat lain berupa keuntungan ekonomis
dari penanganan tersebut. Penanganan limbah ini diperlukan bukan saja karena
tuntutan akan lingkungan yang nyaman tetapi juga karena pengembangan peternakan
agak tinggi dari permukaan tanah, dengan dasar kandang berlubang-lubang sehingga
kotoran akan jatuh dan bertumpuk di bawah kandang di atas tanah. Rata-rata
produksi buangan segar ternak ayam petelur adalah 0,06 kg/hari/ekor, dan
Sumber pencemaran usaha peternakan ayam berasal dari kotoran ayam yang
berkaitan dengan unsur nitrogen dan sulfida yang terkandung dalam kotoran tersebut,
yang pada saat penumpukan kotoran atau penyimpanan terjadi proses dekomposisi
oleh mikroorganisme membentuk gas amonia, nitrat, dan nitrit serta gas sulfida. Gas-
Kandungan gas amonia yang tinggi dalam kotoran juga menunjukkan kemungkinan
kurang sempurnanya proses pencernaan atau protein yang berlebihan dalam pakan
ternak, sehingga tidak semua nitrogen diabsorbsi sebagai asam amino, tetapi
peternakan yang kurang baik dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak itu
peternak menipis.
Ada beberapa bentuk limbah dalam peternakan ayam, yaitu limbah padat dan
limbah cair. Bentuk limbah padat dari peternakan ayam adalah kotoran ayam, limbah
krsital (kotoran ayam di kandang yang tercampur dengan litter), kerabang telur, dan
bangkai ayam. Limbah cair dari peternakan ayam adalah air bekas pencucian
kandang dan peralatan, air bekas sanitasi, dan air minum ayam.
Penggunaan Kapur
kandang, mengeringkan, dan mengurangi bau dari kotoran ayam. Komposisi utama
dari batuan kapur yang dipakai adalah CaCO3 dan MgCO3. Kapur yang tersedia di
berada dalam bentuk CaO, MgO. Kapur juga sejak lama digunakan untuk
mengurangi pelepasan gas amonia dan H2S secara nyata, pH kotoran menjadi lebih
tinggi, namun masih dalam kisaran 7,77-8,42 (Hutami, 1997). Penggunaan kapur
pada kotoran ayam selain mengurangi cemaran amonia ke udara, juga pupuk yang
dihasilkan akan mengandung nitrogen yang cukup tinggi, karena tidak banyak
nitrogen yang hilang sebagai amonia. Kehilangan nitrogen pada kotoran merupakan
kerugian bagi para peternak, karena pupuk yang dihasilkan kualitasnya akan
Penggunaan Mikroba
dicoba diantaranya adalah probiotik starbio yang ditambahkan pada pakan ayam
pedaging dan ayam buras petelur (Zainuddin et al., 1994; Zainuddin dan Wahyu,
1996). Penambahan 0,025-0,05% starbio pada pakan ayam komersial, ternyata kadar
kerabang telur sebagai campuran pakan itik. Limbah bangkai ayam dapat digunakan
1. Jenis limbah pada peternakan ayam terdiri dari limbah padat yaitu kotoran
ayam, limbah krsital, kerabang telur, bangkai ayam, dan limbah cair yaitu air
bekas pencucian kandang dan peralatan, air bekas sanitasi, dan air minum
ayam.