Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Senin/6 April 2020

Nutrisi Ternak Perah Tempat Praktikum : Kandang A


Laboratorium Lapang
Nama Dosen :
1. Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat, M.Agr.Sc.
2. Dr. Despal, S. Pt., M.Agr.Sc.
Nama Asisten :
1. Rika Zahera, S. Pt., M.Si.
2. Indri Agustiyani (D24160037)
3. Azib Ernawati (D251190158)
4. Dwitami Anzhany (D251190298)
5. Annisa Rosmalia (D251190308)

PALATABILITAS RUMPUT, KONSENTRAT, DAN SILASE

M Ziyadul Haq
D24180076
Kelompok 6 /G2

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Palatabilitas adalah tingkat kesukaan ternak terhadap suatu pakan yang


diamati. Untuk mengetahui tingkat palatabilitas suatu pakan dapat diamati dengan
jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak terhadap jenis pakan tersebut.
Palatabilitas merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan tingkat
konsumsi pakan. Faktor-faktor tersebut, yaitu rasa, bau, warna yang merupakan
pengaruh faktor fisik dan kimia. Tingkat konsumsi pakan mencerminkan
pendekatan palatabilitas pakan, yaitu keinginan dan kesukaan hewan terhadap
suatu pakan (Ridwan et al. 2001).
Palatabilitas merupakan faktor utama yang menjelaskan perbedaan
konsumsi bahan kering antara pakan dan ternakternak yang berproduksi rendah.
Selanjutnya dikatakan bahwa palatabilitas pakan umumnya berasosiasi dengan
kecernaan yang tinggi dari suatu pakan. Hijauan menjadi sumber kehidupan
penting dalam perkembangan ternak, oleh karena itu hijauan diharapkan yang
berkualitas baik dan mudah dicerna oleh ternak (Novianti et al. 2014).

Tujuan

Praktikum ini bertujuan mengetahui palatabilitas pakan rumput, silase dan


mako pada ternak sapi perah.
MATERI DAN METODE

Materi

Praktikum tentang palatabilitas sapi perah membutuhkan beberapa


alat dan bahan. Alat-alat yang dibutuhkna diantaranya, baskom, timbangan daan
stopwatch. Bahan- bahan yang digunakan, yaitu rumput gajah, mako, dan silase .

Metode

Pakan hijauan (rumput gajah), mako dan silase ditimbang dahulu sebanyak
1 kg. Pengujian palatabilitas dilakukan dengan menghitung waktu sampai pakan
dihabiskan dalam waktu 1 jam. Perilaku makan diamati melalui penghitungan
terhadap renggutan selama satu jam dan kunyahan per renggutan. Sedangkan
adaptasi terhadap pakan diamati dari dihitung saat pakan diberikan sampai pakan
direnggut untuk pertama kali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel di bawah menyajikan data hasil praktikum palatabilitas pada sapi


perah di Kandang A Laboratorium.

Tabel 1 Hasil pengamatan palatabilitas pakan silase terhadap sapi perah


No Kelompok Pakan Lama Habis/detik Renggutan Kunyahan
1. 9 dan 10 Silase 201 4 325
2. 1 dan 2 Silase 115 10 90
3. 5 dan 6 Silase 140 11 98
Jumlah 456 26 513
Rataan 152 9 19.73

Tabel di bawah menyajikan data hasil palatabilitas pada sapi perah setelah
dilakukan percobaan dengan rumput gajah.

Tabel 2 Hasil pengamatan palatabilitas pakan rumput gajah terhadap sapi perah
No Kelompok Pakan Lama Habis/detik Renggutan Kunyahan
1. 3 dan 4 Rumput Gajah 480 10 479
2. 7 dan 8 Rumput Gajah 403 9 306
Jumlah 883 19 785
Rataan 441.50 9.50 41.32

Tabel di bawah menyajikan data hasil praktikum palatabilitas setelah


dilakukan percobaan dengan konsentrat

Tabel 3 Hasil pengamatan palatabilitas pakan kosentrat terhadap sapi perah


No Kelompok Pakan Lama Habis/detik Renggutan Kunyahan
1. 11 dan 12 kosentrat 399 177 235
2. 13 dan 14 kosentrat 412 504 515
Jumlah 811 681 750
Rataan 405.50 341 1.11

Pembahasan

Pada praktikum pengukuran daya suka ternak terhadap beberapa jenis


pakan diukur dengan menguji palatabilitas dari sapi perah yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesukaan sapi perah terhadap pakan hijauan yang diberikan
dengan dipengaruhi oleh rasa. Pakan yang telah diberikan dengan beberapa
perlakuan, diperoleh data hasil konsumsi pakan yang menunjukkan ternak sapi
perah lebih banyak mengkonsumsi pakan konsentrat dan silase daripada rumput
gajah. Hasil pengamatan ini sesuai dengan pendapat Kartadisastra (1997) yang
menyatakan bahwa ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan
hambar daripada asin ataupun asam. Mereka juga lebih menyukai rumput segar
bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.
Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk
mengkonsumsinya.
Hijauan pada umumnya memiliki kandungan nutrisi yang rendah
dibandingkan dengan konsentrat. Sapi perah yang diberikan hijauan tanpa adanya
tambahan konsentrat maka kondisinya akan kekurangan nutrisi, begitupun
sebaliknya sapi yang hanya diberikan konsentrat tanpa diberikan hijauan maka
akan kekurangan serat kasar. Soelistyono (1976) menyatakan bahwa kualitas
konsentrat perlu diperhatikan dalam menyusun ransum sapi perah laktasi dan hal
ini ditentukan oleh kandungan energi dan proteinnya. Menurut Sutardi (1981),
kebutuhan ransum sapi perah tergantung oleh kebutuhan hidup pokok dan
produksi.
Menurut Ardiyanto et al. (2011), lama pendeknya waktu makan
dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas pakan. Selain itu, semakin tinggi serat pakan
maka ternak memerlukan banyak waktu untuk mengunyah. Hasil pengamatan
sesuai dengan literatur, pada sapi yang diberi pakan rumput dengan kandungan
serat yang tinggi memiliki waktu yang lebih lama dibanding yang lain.
SIMPULAN

Palatabilitas dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu rasa, bau, warna yang


merupakan pengaruh faktor fisik dan kimia. Palatabilitas dari ketiga pakan
tersebut yang diberikan pada sapi perah menunjukan pakan jenis silase memiliki
palatabilitas yang paling tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto MM, Maarif HD, Rianto E. 2011. Pengaruh pemberian roti sisa sebagai
pengganti dedak padi terhadap penampilan produksi dan tingkah laku makan
sapi Peranakan Ongole (PO). JITV. 23 (7):144-156.
Kartadisastra. 1997. Teknologi Bioenergi. Bogor (ID): PT Agro Media Pustaka.
Novianti et al. 2014. Efisiensi produksi susu dan kecernaan rumput gajah
(Pennisetum purpureum) pada sapi perah FH dengan pemberian ukuran
potongan yang berbeda. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil
Peternakan. 2(1) : 224-230.
Ridwan R et al. 2001. Pemebrian berbagai jenis pakan untuk mengevaluasi
palatabilitas konsumsi protein dan energenergy kadal (Mabouya
multifasciata) dewasa. Jurnal Biodiversitas. 2(1) : 98-103
Soelistyono HS. 1976. Dasar-dasar Ilmu Makanan Ternak. Semarang (ID):
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai