Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ummi Endah Kiranastuti

NIM : D24180028
Pengawasan dan Kebijakan Mutu Pakan

Summary Kebijakan Pemerintah UU Nomor 18 Tahun 2009 dan UU


Nomor 41 Tahun 2014

Kebijakan Pemerintah UU Nomor 18 Tahun 2009


Undang-undang ini membahas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang dimana adalah
segala urusan yang berkaitan dengan perawatan hewan, pengobatan hewan, pelayanan
kesehatan hewan, pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, penolakan
penyakit, medik reproduksi, medik konservasi, obat hewan dan peralatan kesehatan
hewan, serta keamanan pakan. Undang-undang ini berisikan bahwa hewan sebagai
karunia dan amanat berbentuk mahkhluk yang dititipkan kepada manusia untuk
pemberdayaannya sehingga perlu didayagunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat. Tuhan Yang Maha Esa mempunyai peranan penting dalam penyediaan
pangan asal hewan dan hasil hewan lainnya serta jasa bagi manusia yang pemanfaatannya
perlu diarahkan untuk kesejahteraan masyarakat, bahwa untuk mencapai maksud tersebut
perlu diselenggarakan kesehatan hewan yang melindungi kesehatan manusia dan hewan
beserta ekosistemnya sebagai prasyarat terselenggaranya peternakan yang maju, berdaya
saing, dan berkelanjutan serta penyediaan pangan yang aman, sehat, halal dan
menyeluruh. Perkembangan keadaan tuntutan otonomi daerah dan globalisasi, peraturan
perundangundangan di bidang peternakan dan kesehatan hewan yang berlaku saat ini
sudah tidak sesuai lagi sebagai landasan hukum bagi penyelenggaraan peternakan dan
kesehatan hewan.
Pada pasal pertama menjelaskan bahwa peternakan adalah segala urusan yang
berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit dan bakalan, pakan, alat dan mesin
peternakan, budi daya ternak, panen, pascapanen, pengolahan, pemasaran, dan
pengusahaannya. Kesehatan hewan adalah segala urusan yang berkaitan dengan
perawatan hewan, pengobatan hewan, pelayanan kesehatan hewan, pengendalian dan
penanggulangan penyakit hewan. Benih jasad renik adalah mikroba yang dapat digunakan
untuk kepentingan industri pakan dan/atau industri biomedik veteriner. Bakalan hewan
digunakan untuk dipelihara guna tujuan produksi. Kastrasi adalah tindakan mencegah
berfungsinya testis dengan jalan menghilangkan atau menghambat fungsinya. Ternak
lokal adalah ternak hasil persilangan atau introduksi dari luar yang telah
dikembangbiakkan di Indonesia. Otoritas veteriner adalah kelembagaan Pemerintah dan
kelembagaan yang dibentuk Pemerintah dalam pengambilan keputusan tertinggi yang
bersifat teknis kesehatan hewan. Biomedik adalah penyelenggaraan medik veteriner di
bidang biologi farmasi, pengembangan sains kedokteran, atau industri biologi untuk
kesehatan dan kesejahteraan manusia. Penyakit hewan gangguan kesehatan pada hewan
yang disebabkan oleh cacat genetik, proses degeneratif, gangguan metabolisme, trauma,
keracunan, investasi parasit, dan infeksi mikroorganisme pathogen. Penyakit hewan
strategis adalah penyakit hewan yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi dan
keresahan masyarakat. Zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan kepada
manusia atau sebaliknya. Mesin peternakan adalah semua peralatan yang digunakan
berkaitan dengan kegiatan peternakan dan kesehatan hewan. Teknologi kesehatan hewan
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pengembangan dan penerapan ilmu, teknik,
rekayasa, dan industri di bidang kesehatan hewan. Sistem kesehatan hewan nasional yang
selanjutnya disebut Siskeswanas adalah tatanan unsur kesehatan hewan yang secara
teratur saling berkaitan.
Diputusan Mahkamah Konstitusi 2/PUUIX/2011 Tanggal Registrasi 03 Januari 2011
dengan objek perkara Pengujian Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan Pasal 58 Ayat (4) Bertentangan dengan Pasal 27 Ayat
(2), Pasal 28A, Pasal 28D Ayat (1) dan Pasal 28I Ayat (2) UUD 1945.

Kebijakan Pemerintah UU Nomor 41 Tahun 2014


Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
dipandang tidak sesuai lagi dan perlu disempurnakan untuk dijadikan landasan hukum
bagi penyelenggaraan petemakan dan kesehatan hewan. Undang Undang Nomor 41
Tahun 2014 ini merupakan undang-undang tentang perubahan atas Undang Undang
Nomor 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan yang dimana berisi bahwa
negara bertanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
komponen kenegaraan maupun alam yang berisikan flora dan fauna di Indonesia.
Undang Undang Nomor 41 Tahun 2014 menjelaskan bahwa peternakan adalah segala
urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit, bakalan, ternak ruminansia
indukan, pakan, alat dan mesin peternakan, budi daya ternak, panen, pascapanen,
pengolahan, pemasaran, pengusahaan, pembiayaan, serta sarana dan prasarana. Kesehatan
Hewan adalah segala urusan yang berkaitan dengan pelindungan sumber daya Hewan,
kesehatan masyarakat, dan lingkungan serta penjaminan keamanan produk hewani,
kesejahteraan hewan, dan peningkatan akses pasar untuk mendukung kedaulatan,
kemandirian, dan ketahanan pangan asal hewan. Ternak produktif adalah ternak betina
yang organ reproduksinya masih berfungsi secara normal dan dapat beranak serta
memiliki organ reproduksi normal dan sehat digunakan untuk pengembangbiakan. Ternak
pedaging yang selanjutnya disebut bakalan adalah ternak pedaging dewasa yang
dipelihara selama kurun waktu tertentu hanya untuk digemukkan sampai mencapai bobot
badan maksimal pada umur optimal untuk dipotong untuk dimanfaatkan dan dikonsumsi.
Otoritas Veteriner adalah kelembagaan Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang
bertanggung jawab dan memiliki kompetensi dalam penyelenggaraan Kesehatan Hewan.
Penyakit Hewan adalah gangguan kesehatan pada hewan yang disebabkan oleh cacat
genetik, proses degeneratif, gangguan metabolisme, trauma, keracunan, infestasi parasit,
prion, dan infeksi mikroorganisme pathogen. Penyakit hewan menular atrategis adalah
penyakit hewan yang dapat menimbulkan angka kematian dan angka kesakitan yang
tinggi pada Hewan, dampak kerugian ekonomi, keresahan masyarakat, dan bersifat
zoonotic. Wabah adalah kejadian penyakit luar biasa yang dapat berupa timbulnya suatu
Penyakit Hewan Menular baru di suatu wilayah atau kenaikan kasus Penyakit Hewan
Menular mendadak yang dikategorikan sebagai bencana nonalam. Mesin Peternakan
adalah semua peralatan yang digunakan berkaitan dengan kegiatan Peternakan, baik yang
dioperasikan dengan motor penggerak maupun tanpa motor penggerak. Sistem Kesehatan
Hewan Nasional yang selanjutnya disebut Siskeswanas adalah tatanan Kesehatan Hewan
yang ditetapkan oleh Pemerintah dan diselenggarakan oleh Otoritas Veteriner dengan
melibatkan seluruh penyelenggara Kesehatan Hewan, pemangku kepentingan, dan
masyarakat secara terpadu.
Adanya landasan yang perlu disempurnakan, maka pada Undang Undang Nomor 41
Tahun 2014 melalui penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan dapat menjamin
pemanfaatan dan pelestarian hewan untuk mewujudkan kedaulatan, kemandirian, serta
ketahanan pangan dalam rangka menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh
rakyat Indonesia. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, bahwa dalam penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan,
upaya pengamanan maksimal terhadap pemasukan dan pengeluaran ternak, hewan, dan
produk hewan, pencegahan penyakit hewan dan zoonosis, penguatan otoritas veteriner,
persyaratan halal bagi produk hewan yang dipersyaratkan serta penegakan hukum
terhadap pelanggaran kesejahteraan hewan yang akan disesuaikan dengan perkembangan
dan kebutuhan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai