Anda di halaman 1dari 14

http://cakrawalajournal.org/index.

php/cakrawala
Volume 12 Nomor 2 Desember 2018

Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan


Livestock Disease that Needs to be Watched OutRelated to Food Safety
Wiwik Heny Winarsih
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur
DOI: https://doi.org/10.32781/cakrawala.v12i2.270

ARTICLE INFO Abstrak:


Tujuan kajian ini adalah: (1) jenis penyakit ternakdan patologi yang terjadi
Penyakit Ternak, di Jawa Timur; (2) menemukan cara mencegah dan menanggulangi berbagai
Produktivitas, penyakit agar produksi pangan asal ternak tidak terganggu dan aman
Keamanan Pangan, dikonsumsi. Metode kajian bersifat deskriptif dengan mencermati data-data
Livestock Diseases, sekunder, kejadian terkini terkait penyakit ternak dan kemanan pangan asal
Productivity, ternak. Kesimpulan: (1) Dari 25 jenis penyakit hewan menular strategis yang
Food Safety teridentifikasi, terdapat beberapa jenis diantaranya yang dapat menimbulkan
bahaya bagi kesehatan manusia yang terpapar baik melalui kontak langsung
dengan penderita, melalui makanan yang dikonsumsi, atau melalui udara yang
Article History:
terhirup dan/atau kontak langsung dengan hewan yang sakit, terinfeksi atau
Received : Oktober 2018 mati. Selama kurun waktu 2016-2017 dilaporkan terdapat limajenis kejadian
PHMS; yaitu antraks, brucellosis, IBR, leptospirosis, dan paratubercullosis;
Accepted : December 2018
dan dua jenis kejadian penyakit parasiter. Selain itu terdapat residu dua jenis
obat golongan Tetracyclin pada daging sapi dan Aminoglikosida pada daging
ayam; (2) Cara mencegah dan menanggulangi berbagai penyakit agar produksi
pangan asal ternak aman dikonsumsi adalah senantiasa menggunakan bibit
unggul bersertifikat (kalau ada) serta menerapkan cara beternak yang baik,
menggukan pakan yang sehat, dan menerapkan biosekuriti secara ketat agar
produknya aman dikonsumsi.

Abstract:
The objectives of this study are: (1) the types of livestock diseases and
pathologies that occur in East Java; (2) find ways to prevent and overcome
various diseases so that food production from livestock is not disturbed and
safe for consumption.The study method is descriptive by looking at secondary
data, current events related to livestock disease and food safety from livestock.
Conclusion: (1) Of the 25 types of strategic infectious animal diseases identified,
there are several types of which can pose a danger to human health that is
exposed either through direct contact with patients, through food consumed,
or through inhaled air and / or direct contact with sick animals, infected or
dead. During the period of 2016-2017 it was reported that there were five
types of PHMS diseases; namely anthrax, brucellosis, IBR, leptospirosis,
and paratubercullosis; and two types of parasitic diseases. In addition there
are residues of two types of Tetracyclin drugs in beef and Aminoglycosides
in chicken meat.(2) The way to prevent and overcome various diseases so
that food production from livestock is not disturbed is to always use certified
superior seeds (if any) and apply good breeding methods, use healthy feed, and
strictly apply biosecurity so that the products are safe for consumption.

Cite this as:


Winarsih, W. H. (2018). Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan. Cakrawala, 12(2). 208-221. https://doi.
org/10.32781/cakrawala.v12i2.270

Corresponding author : © 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan
Address : Jl. GayungKebonsari 56, Surabaya Provinsi Jawa Timur
Email : whwinarsih@yahoo.com
p-ISSN 1978-0354 | e-ISSN 2622-013X
Phone :
Cakrawala, 12(2) 2018: 208-221 | 209

Pendahuluan menular strategis adalah penyakit hewan


Penyakit ternak (hewan) adalah gangguan yang dapat menimbulkan angka kematian
kesehatan pada hewan ternak yang dan/atau angka kesakitan yang tinggi pada
disebabkan oleh cacat genetik, proses hewan ternak, dampak kerugian ekonomi,
degeneratif, gangguan metabolisme, keresahan masyarakat, dan/atau bersifat
trauma, keracunan, infestasi parasit, prion, zoonotik. Zoonosis adalah penyakit yang
dan infeksi mikroorganisme patogen dapat menular dari hewan kepada manusia
(Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014). atau sebaliknya.
Di antara berbagai jenis penyakit tersebut Keamanan pangan adalah kondisi
yang paling berbahaya adalah parasit, dan upaya yang diperlukan untuk
prion, dan mikroorganisme patogen mencegah pangan dari kemungkinan
yang bisa berpindah atau menular pada cemaran biologis, kimia, dan benda lain
manusia. Begitu luas dan beragamnya yang dapat menggangu, merugikan,
jenis penyakit pada hewan ternak maka dan membahayakan kesehatan manusia
diperlukan pemahaman dalam mengenali serta tidak bertentangan dengan agama,
gejala-gejala penyakit yang mungkin keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga
terjadi (mengiringi symptom) agar dapat aman untuk dikonsumsi (Undang-Undang
dilakukan pengendalian dan pengobatan Nomor 18 Tahun 2012). Bahaya yang
secara seksama. Kewaspadaan terhadap berkaitan dengan keamanan pangan asal
terjadinya suatu penyakit perlu dilakukan ternak dapat terjadi pada setiap mata rantai
sepanjang proses produksi dan budidaya mulai dari kandang, pasar, rumah potong,
peternakan. Provinsi Jawa Timur sebagai dapur, sampai meja makan. Pada saat di
gudang ternak memiliki kewajiban untuk kandang jaminan keamanan dikelola oleh
menjaga agar produk ternak yang dihasilkan peternak, selama dalam proses distribusi
menjamin produk yang Aman, Sehat, Utuh, ditangani oleh pengelola jasa pengiriman,
dan Halal (ASUH). selama dalam proses pemotongan
Tujuan utama usaha peternakan dikelola Rumah Potong Hewan (RPH)
adalah menghasilkan bahan pangan sumber dan atau Rumah Potong Unggas (RPU).
protein bergizi tinggi berupa daging, Saat ini pengusahaan daging, susu, dan
susu, dan telur.Seluruh rangkaian proses telur dilakukan oleh masyarakat secara
produksi sejak on farm sampai off farm mandiri dan/atau berkelompok, serta
lalu ke meja makan harus ada jaminan perusahaan peternakan. Terkait dengan
aman dikonsumsi. Pepatah lama lebih sistem manajemen keamanan pangan,
baik mencegah daripada mengobati sangat Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah
relevan diterapkan pada usaha peternakan. menyusun Persyaratan untuk Organisasi
Penyakit hewan ternak dikelompokkan Dalam Rantai Pangan dalam SNI ISO
menjadi penyakit menular dan penyakit 22000:2009.
menular strategis. Penyakit hewan menular Pembangunan peternakan yang
adalah penyakit yang ditularkan antara tangguh merupakan tanggung jawab
hewan dan hewan, hewan dan manusia, bersama antara pemerintah, masyarakat
serta hewan dan media pembawa penyakit peternak, dan pengusaha. Masyarakat dan
hewan lain melalui kontak langsung atau pengusaha peternakan memiliki kesempatan
tidak langsung dengan media perantara luas untuk mengembangkan usaha dalam
mekanis seperti air, udara, tanah, pakan, rangka memenuhi kebutuhan protein
peralatan, dan manusia; atau melalui media hewani dari segi produksi, pengolahan,
perantara biologis seperti virus, bakteri, perdagangan, distribusi sampai importasi
amuba, atau jamur. Penyakit hewan sepanjang diperlukan dan mendapatkan
210 | Wiwik Heny Winarsih, Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan

ijin resmi dari pemerintah. Rumusan tindakan sanitary and phytosanitary yang
masalahnya adalah: (1) Jenis penyakit mengatur tindakan perlindungan keamanan
ternak apa yang potensial menyerang pangan dalam bidang kesehatan hewan
ternak di jawa Timur?; (2) Bagaimana dan tumbuhan yang perlu dijalankan oleh
cara mencegah dan menanggulangi negara-negara anggota WTO termasuk
berbagai penyakit agar produksi pangan Indonesia. Tujuannya adalah melindungi
asal ternak tidak terganggu? Tujuan kehidupan manusia dari risiko yang
penelitian ini adalah: (1) Mengkaji jenis ditimbulkan oleh bahan makanan tambahan
penyakit ternakdan patologi yang terjadi (additives), cemaran (contaminant), racun
di Tawa Timur; (2) Menemukan cara (toxins) atau organisme penyebab penyakit
mencegah dan menanggulangi berbagai dalam makanan atau dari penyakit zoonosis
penyakit agar produksi pangan asal ternak (Bahri dkk, 2002).
tidak terganggu.Selama ini bukti empiris Bahan pangan asal ternak sebagai
menunjukkan terjadinya suatu penyakit sumber protein hewani yang sangat penting
dipicu perubahan cuaca dari musim kemarau berupa daging, susu, dan telur. Daging
ke musim penghujan. Perubahan cuaca asal ternak diperoleh dari aneka unggas,
biasanya diikuti dengan fluktuasi suhu dan ruminansia, dan ternak lain; susu diperoleh
kelembaban di suatu daerah; berdampak dari ternak ruminansia besar terutama sapi
pada kesehatan dan produktivitas hewan dan ruminansia kecil terutama kambing;
ternak. telur diperoleh dari aneka unggas. Daging
Tinjauan Pustaka asal unggas disumbangkan paling banyak
Jenis Penyakit Ternak Yang Bebahaya oleh ayam broiler, ayam kampung, itik,
Jenis penyakit ternak yang berbahaya perlu ayam petelur afkir, entog, kalkun, angsa,
diwaspadai agar tidak menjangkiti ternak burung puyuh afkir, dan burung dara. Total
yang dibudidayakan; sehingga seluruh sumbangan daging asal unggas mencapai
rangkaian produksi perlu dilakukan dengan 60,8% (Ditjenak, 2006 dalam Talib dkk,
menerapkan prosedur cara beternak yang 2007).
baik. Impor ternak dalam bentuk bakalan Dalam rangka menjamin produk
atau induk juga harus cermat agar tidak pangan yang aman dan sehat untuk
membawa agen penyakit berbahaya dari dikonsumsi oleh masyarakat, Pemerintah
negara asal. Peran karantina sangat penting Indonesia telah melengkapi berbagai
dalam rangka screening agar semua produk perangkat perundang-undangan, peraturan
bahan pangan yang masuk terbebas dari pemerintah, sarana laboratorium pengujian,
penyakit dan cemaran biologis yang bisa standar nasional untuk pangan asal ternak,
membahayakan konsumen. Keamanan program monitoring dan surveilans serta
pangan asal ternak diperlukan dalam rangka sistem jaminan keamanan pangan produk
penguatan daya saing di era perdagangan peternakan. Bahaya atau hazard yang
bebas sebagaimana diamanatkan dalam berkaitan dengan keamanan pangan asal
perundingan putaran Uruguai tahun ternak dapat terjadi pada setiap mata rantai
1994. Hasil perundingan yang diikuti 125 produksi pangan. Bahaya yang berkaitan
negara anggota WTO ini berdampak luas dengan keamanan pangan asal ternak
mencakup kesepakatan dan keputusan dikelompokkan menjadi empat (4) bagian
mengenai perdagangan internasional (Bahri, Sani, dan Indraningsih, 2006);
berupa General Agreement on tarif Tarif yaitu: (1) Penyakit ternak (zoonosis); (2)
and Trade (GATT). Dalam keputusan Penyakit bawaan makanan (food borne
tersebut dicapai juga kesepakatan aplikasi disease); (3) Cemaran atau kontaminasi;
(4) Pemalsuan dan bahan pengawet. Selain
Cakrawala, 12(2) 2018: 208-221 | 211

itu, ada dampak bencana ikutan yang dapat tentang Pelarangan Penggunaan Bahan
menyebabkan ternak sakit yaitu banjir. Pakan asal Ruminansia (MBM) untuk
Berikut beberapa jenis penyakit pada ternak pakan ternak Ruminansia.Penyakit ini
yang dapat ditularkan pada manusia dan/ memiliki implikasi sosio ekonomis atau
atau yang daging dan susunya tidak boleh kesehatan masyarakat, terutama dalam
dikonsumsi; yaitu: perdagangan hewan dunia. Penyakit
Penyakit Bovine Spongiform Encepha- nvCJD pada manusia mampu menularkan
lopathy (BSE) atau Sapi Gila secara horisontal melalui transplantasi atau
Penyakit Bovine Spongiform oral dan bersifat genetik. Mengkonsumsi
Encephalopathy (BSE) atau sapi gila (mad daging sapi, kambing, dan domba BSE,
cow) pertama kali dilaporkan terjadi di serta material yang memiliki risiko spesifik
Inggris pada Nopember 1986. Kasusnya sangat berisiko tinggi tertular. Jika manusia
sangat banyak, diidentifikasi sebanyak sudah terkena nvCJD, maka tidak ada lagi
170.000 kasus dan bersifat menular. kekebalan tubuh dan masa inkubasinya
Kejadian sporadis terjadi disejumlah 2-10 tahun.
negara Eropa seperti Belgia, Perancis, Penyakit sapi gila diduga berawal
Italia, Portugal, dan Spanyol. Penyakit sapi dari perubahan pola hidup manusia dan
gila ditularkan kepada manusia melalui hewan. Secara alami, pakan utama sapi
konsumsi daging sapi yang terinfeksi; atau adalah rumput. Namun agar sapi tumbuh
berkontak dengan sapi-sapi yang terjangkit cepat diberi pakan tepung tulang dan
penyakit sapi gila. daging. Penyakit mad cow berawal dari
Penyakit sapi gila menyerang pemberian pakan sapi asal tepung tulang
jaringan saraf otak manusia dalam bentuk dan daging domba yang terjangkit BSE.
new varian Creutzfeldt Jakob Disease Kemudian manusia makan daging sapi
(nvCJD) atau Alzheimer Disease (AD) yang tercemar BSE, sehingga manusia pun
dan bersifat degeneratif. Manusia yang terjangkit nvCJD (Sumber Berita: http://
terkena CJD akan kehilangan kekuatan, dinakkeswan.jatengprov.go.id). Tepung
pertumbuhan terhenti, lambat laun sel otak daging dan tulang ini di dunia peternakan
menjadi tidak utuh dan berubah menjadi dikenal sebagai Meat and Bone Meal
seperti spons. Belum ada vaksin sampai (MBM). Bahaya penggunaan MBM pada
kini (Nugraheni, 2013) sehingga upaya ternak diantaranya adalah:
pencegahan sangat perlu dilakukan. Yang a. Praktek pencampuran pakan unggas
terpenting mencegah masuknya bibit sapi dan babi dalam pakan ruminansia dapat
yang berasal dari negara-negara yang mengakibatkan terjadinya penyakit
pernah terjangkiti sapi gila; serta mencegah BSE/Madcow/Sapi Gila pada sapi dan
masuknya, daging, dan produk daging membahayakan kesehatan manusia.
yang kemungkinan tertular penyakit b. BSE adalah penyakit pada sapi yang
sapi gila. Pemerintah Indonesia harus menyerang susunan syaraf pusat
ekstra waspada dan menerapkan sistem dengan ditandai adanya Spongious
karantina yang sangat ketat agar segala atau terbentuknya lubang kosong pada
bentuk penyakit sapi yang membahayakan sel otak yang berdampak fatal (fatal
peternakan dan masyarakat Indonesia dapat neurological disease).
dicegah. Direktur Jenderal Peternakan c. BSE disebabkan oleh Protein Prion
Dan Kesehatan Hewan pada tanggal (PrP) yang berasal dari MBM.
4 Januari 2012 berkirim surat kepada d. Prion adalah sejenis protein yang
Kepala Dinas Peternakan Seluruh Propinsi abnormal yang memiliki sifat :
mempunyai kemampuan merusak
212 | Wiwik Heny Winarsih, Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan

protein lain, tidak dapat dihancurkan atau proses lewat makanan, minuman, atau
dengan disinfektan, bahan kimia alat yang tercemar virus. Hewan ternak
maupun suhu tinggi. yang tertular mengeluarkan virus dalam
e. Prion terdapat dalam otak, sumsum jumlah sangat banyak lewat ekskreta (feses
tulang belakang dan tonsil sapi berumur dan urine), terutama air liur. Gejala awal
lebih 30 bulan dan tidak rusak dalam muncul demam yang sangat cepat diikuti
pengolahan dengan pemanasan biasa. munculnya lepuh atau vesikula pada lidah
Cara penularan prion terutama terjadi dan daerah interdigit (celah kuku). Lepuh
melalui pakan yang terkontaminasi lidah pecah kemudian terjadi hipersalivasi
oleh MBM yang berasal dari hewan berwarna bening menggantung pada bibir.
penderita. Yang dapat tertular adalah: Pada saat demikian sapi tidak mau makan
hewan ruminansia (sapi, kambing, dan akhirnya kurus drastis. Lepuh juga
domba), karnivora (kucing rumah, dapat terjadi pada puting dan kelenjar
harimau) dan primata terutama mamae (Rianto dan Purbowati, 2010).
monyet (Sumber: http://dinakkeswan. Tahun 2017 terdapat lebih dari 100
jatengprov.go.id) negara di dunia yang masih tertular PMK
dan hanya sedikit negara yang memiliki
zona bebas PMK. Kondisi tersebut
menyeret Hakim Mahkamah Konstitusi
terjerat kasus suap dalam memuluskan uji
materi UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan; agar
keputusannya hanya memperbolehkan
impor ternak sapi dan daging sapi dari
negara yang bebas penyakit PMK, bukan
Gambar 1 dari negara yang bebas PMK berdasarjan
Penyakit Sapi Gila yang zona. Hal tersebut bisa menjadi non trade
Membahayakan Manusia barriers agar Indonesia hanya mengimpor
sapi dan daging dari Australia dan/atau
Sumber: https://www.google.co.id/search?q= New Zealand. Tanpa kompetitor maka
gambar+penyakit+sapi+gila harga daging impor asal Australia akan
tetap tinggi (Daryanto, 2017). Disisi lain
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pemerintah menginginkan daging sapi
Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang harganya terjangkau Rp80.000,- per
menjangkiti sapi, kerbau, kambing, domba, kilogram.
babi, dan jenis-jenis hewan sebangsanya.
Penyebab PMK adalah Aphtae epizootica.
Ada tujuh tipe virus PMK, yaitu: A, O, C,
Asia, South African Teritory (SAT) 1, 2, dan
3. Setiap tipe virus PMK masih terbagi lagi
menjadi beberapa sub tipe dan galur. Sejauh
ini di Indonesia hanya ada satu tipe virus
PMK, yaitu virus tipe O yang menyerang
Gambar 2
mulut dan kuku. PMK bersifat zoonosis
Penyakit Mulut dan Kuku pada Sapi
sehingga bisa menular pada manusia.
Penularan virus PMK umumnya terjadi Sumber: https://www.google.co.id/search?q=g
secara kontak dalam kelompok hewan ambar+penyakit+mulut+dan+kuku
Cakrawala, 12(2) 2018: 208-221 | 213

Penyakit Tuberculosis (Tb) aktif kembali. Anthraks dapat menyerang


Penyakit tuberculosis (Tb) pada berbagai sapi, kerbau, kambing, domba, kuda,
jenis hewan termasuk sapi disebabkan oleh babi, burung unta, serta hewan lain seperi
kuman Mycobacterium tuberculose, atau tikus, marmut, dan mencit. Lingkungan
Mycobacterium bovus. Kuman Tb di alam yang tercemar Bacillus anthraxis seperti
ada tiga tipe, yaitu human, bovine, dan tanah, tanaman sayur dan rerumputan,
avian. Tb menyerang saluran pernafasan, air juga dapat menjadi sumber penularan.
terutama paru-paru dan pleura; hewan yang Sapi yang terserang antraks sering mati
terserang tampak kurus. Organ tubuh yang mendadak. Gejala yang timbul pada
terserang Tb disarankan tidak dikonsumsi. ternak adalah suhu tubuh tinggi, kejang,
Kuman TB dapat mencemari susu sehingga leher bengkak, terjadi pendarahan pada
jika sapi sudah terduga dan terdiagnosis telinga, hidung, anus, vagina; hilang
TB maka susunya tidak boleh dikonsumsi. nafsu makan, dan lemah otot. Pencegahan
TB dapat menular melalui ekskresi,sputum yang bisa dilakukan agar tidak terserang
(dahak), feses, susu, urin, semen, traktus antraks adalah melakukan vaksinasi secara
genitalis (saluran kelamin), pernapasan, teratur.Jika ternak mati karena anthrax
ingesti, dan perkawinan dengan hewan harus dikubur dengan kedalaman minimal
yang sakit (Rianto dan Purbowati, 2010). dua meter. Jika sapi terserang anthrax
Pencegahan sangat perlu dilakukan dengan harusdikarantina dan sesegera mungkin
penerapan sanitasi kandang dan lingkungan mengobatinya dengan penicillin berdosis
yang baik. tinggi (Rianto dan Purbowati, 2010). Di
Indonesia, anthrax pertama kali dilaporkan
tahun 1832 di Kabupaten Kolaka Sulawesi
Tenggara dan setelah itu mulai diberitakan
kejadian anthrax di beberapa wilayah yang
lain (Murwani dkk, 2017). Manusia yang
tertular penyakit antraks secara langsung
atau tidak langsung terpapar oleh produk
hewan yang terkontaminasi seperti daging,
kulit binatang, tulang, dan bahan lain dari
Gambar 3 hewan ternak yang terinfeksi (Gombe et al
Penyakit Tuberculosis pada Sapi Perah, 2010 dalam Martindah, 2017).
Ambing Menghitam Tidak Normal
Sumber: https://www.google.co.id/search
?q=gambar+penyakit+tuberculosis+pada+
ternak

Penyakit Antraks
Penyakit antraks memiliki beberapa istilah,
yaitu: radang kura, radang limpa, malignant
pustula, malignant edema, woolsoster’s Gambar 4
disease, ragpickers disease, splenic fever, Siklus Antraks pada Ternak yang Menjangkiti
charbon, atau caneung hideung; disebabkan Manusia
olehBacillus anthraxis. Bakteri ini dapat Sumber: http://www.infonajwa.com/wp-
hidup bertahun-tahun dalam bentuk spora. content/uploads/2013/10/penyakit-antraks.jpg)
Jika keadaan memungkinkan, spora akan
214 | Wiwik Heny Winarsih, Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan

Penyakit Brucellosis (Jawa: kluron Tegal; dua dekade berikutnya dilaporkan


menular) terjadi di Tuban dan menyebar ke Blora,
Penyakit Brucellosis disebabkan oleh Yogyakarta, Surakarta, Semarang, dan
bakteri Brucella abortus Bang, bersifat Madiun (Vletter 1907 dalam Natalia, 2000).
zoonosis; artinya penyakit tersebut Penyakit bersifat akut dengan gejala klinis
menular dari hewan ke manusia. Sapi pembengkakan pada jaringan sub kutan
yang terjangkit brucellosis susunya tidak terutama bagian bahu dan paha yang jika
boleh diminum karena bisa menyebabkan ditekan terasa seperti ada gas atau udara yang
demam. Penularan melalui kontak berpindah-pindah. Otot berwarna merah
langsung, melalui serangga, melalui luka, kehitaman dan oedematous pada daerah
perkawinan alami, kawin suntik, melalui yang membengkak dengan tempat udara
pakan, air minum, atau peralatan kandang di bagian tengah. Karkas hewan penderita
yang tercemar (Bakri dan Saparinto, 2015); radang paha tidak boleh dikonsumsi dan
dan eksudat alat kelamin, selaput lendir tidak boleh diperdagangkan (Bahri dkk,
mata. Sapi bunting yang terkena brucellosis 2002).
akan mengalami abortus pada 6–9 bulan
kebuntingan. Aborsi bisa terjadi satu, dua,
atau tiga kali. Gejala klinis yang tampak
antara lain selaput fetus yang diaborsikan
terlihat oedema, hemorhagi, nekrotik,
adanya eksudat kental, retensi placenta,
mastitis, dan keluar kotoran dari vagina
(Rianto dan Purbowati, 2010).

Sumber: https://www.google.co.id/search?q=g
ambar+penyakit+radang+paha

Gambar 6
Sapi Mati Mendadak Terserang
Radang Paha

Penyakit Avian Influenza


Penyakit avian influenza (AI) atau flu
Gambar 5 burung menyerang ayam, itik, entog dan
Fetus yang Diaborsikan karena Induk angsa; yang oleh masyarakat peternak
Terkena Penyakit Brucellosis dinamakan penyakit mata biru. Sumber
Sumber: https://Www.Google.Co.Id/Search?Q virus diduga berasal dari migrasi burung
=Gambar+Penyakit+Brucellosis dan transportasi unggas yang terinfeksi. Di
Indonesia, pada Januari 2004 dilaporkan
Penyakit Radang Paha (blackleg) kasus kematian ayam yang luar biasa
Penyakit radang paha disebabkan oleh terjadi di Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah,
bakteri anaerob gram positif berspora Jawa Barat, Kalimantan Barat dan kawasan
Clostridium chauvoei yang biasanya Bogor, Tangerang, Bekasi. Penyakit AI
menyerang sapi atau domba. Menurut bersifat sangat ganas dan menyebabkan
sejarah, radang paha pertama kali kematian massal dalam waktu relatif
ditemukan di Indonesia tahun 1891 di singkat. Kini kejadian AI dilaporkan
Cakrawala, 12(2) 2018: 208-221 | 215

menurun. Keberhasilan pengendalian AI Blitar, dan Kota Blitar (Ruhiat dkk,


didukung komunikasi yang baik antara 2018). Antraks menyerang seluruh tubuh
peterak dan Instansi terkait baik di pusat (septicemia) dan seringkali menyebabkan
maupun di daerah. Secara nasional jika kematian mendadak. Gejala kunci terjadi
ada kejadian AI dapat dilaporkan melalui penggembungan badan dan keluarnya
SMS ke Tim Respon Cepat setempat/ cairan darah berwarna kehitaman dari
daerah terdekat atau melalui SMS dan lubang rectum, hidung, mulut, dan bukaan
Call Center AI   Direktorat Kesehatan lainnya.
Hewan No.08118301001 atau melalui Penyebab antraks adalah Bacillus
Pelapor Desa (PELSA) untuk diteruskan anthracis yang jika terkena udara bebas
melalui  iSIKHNAS. Dan informasi akan membentuk spora yang disebut
kejadian AI pada unggas terkini di Indonesia basilus antraks dan mampu hidup di
dapat diakses melalui website: www. dalam tanah selama 60 tahun (Blakely
keswan.dirjenpkh.pertanian.go.id(Kolom dan Bade, 1992). Kasus antraks seringkali
Berita, Judul Laporan Perkembangan AI muncul pada awal musim hujan dimana
di Indonesia) (http://ditjennak.pertanian. rumput sedang tumbuh yang menyebabkan
go.id/situasi-kejadian-avian-influenza-ai- terjadinya kontak dengan spora yang ada
pada-unggas-kondisi-s-d-31-maret-2017). di dalam tanah. Ternak yang merumput
menjadi terinfeksi apabila memakan spora
dalam jumlah infektif. Infeksi secara
langsung dapat terjadi melalui gigitan lalat
yang secara mekanik menyebarkan spora
Bacillus anthracis dari hewan ke hewan
lainnya. Makan makanan yang berasal
dari tulang atau daging mentah yang tidak
dimasak dengan tepat juga menjadi sumber
penularan pada manusia (Murwani dkk,
2017). Umumnya antraks menyerang sapi,
Gambar 7 kerbau, kambing, domba, kuda, anjing,
Serangan AI pada Unggas Menyebabkan babi, dan burung onta. Kejadian luar biasa
Kematian Massal (KLB) antraks pada jenis unggas dilaporkan
Sumber: https://www.google.co.id/search? pernah terjadi tahun 1999 dengan kematian
q=gambar+penyakit+AI+di+indonesia 254 burung onta di Kabupaten Purwakarta
(Hardjoutomo dkk 2002 dalam Martindah,
Hasil dan Pembahasan 2017). Provinsi Jawa Timur sebagai gudang
Penyakit ternak yang paling ditakutkan oleh sapi wajib melakukan surveillans secara
sebagian besar masyarakat adalah antraks, berkesinambungan agar terbebas dari
brucellosis, dan avian influenza (AI). kemungkinan terjadinya wabah penyakit
Masyarakat peternak unggas mengenal AI menular berbahaya tersebut.
sebagai penyakit mata biru. AI pada unggas Provinsi Jawa Timur sebagai
danantraks pada sapi merupakan penyakit gudang ternak ruminansia dan unggas
yang paling ditakuti. Balai Besar Veteriner didukung oleh keberadaan populasi
Wates Yogyakarta yang wilayah kerjanya sapi potong mencapai 4,5 juta ekor;
meliputi Jawa Tengah, Yogyakarta, dan menempatkan Jawa Timur dalam posisi
Jawa Timur mendapati daerah yang teratas populasi sapi potong di Indonesia;
merupakan endemis antraks di Jawa Timur dan sapi perah 275.675 ekor pada tahun
adalah Kabupaten Pacitan, Kabupaten 2017. Selain itu Provinsi Jawa Timur
216 | Wiwik Heny Winarsih, Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan

merupakan penopang utama keberhasilan meninggal karena antraks harus dihindari


Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting kulit kontak dengan darah atau cairan
(Upsus Siwab) dengan capaian target IB tubuh yang terkontaminasi. Manifestasi
1,7 juta dosis dengan tingkat kebuntinga klinis penyakit antraks umumnya
76% dan pedet lahir 772.000 ekor (disnak. tergantung dari rute masuknya spora; yaitu:
jatimprov.go.id). (1) Cutaneous anthracis, spora masuk ke
Populasi sapi tersebar di seluruh dalam tubuh hospes melalui kulit yang
wilayah kabupaten dan kota; dimiliki luka; (2) Gastrointestinal anthracis, spora
oleh peternak dengan jumlah yang sangat masuk lewat daging hewan yang terinfeksi
bervariasi dari satu sampai puluhan dan ditandai dengan demam, diare berdarah,
bahkan ratusan ekor. Pacitan dan Blitar muntah, dan nyeri abdomen; (3) Inhalation
termasuk gudang ternak utamanya sapi anthracis terjadi jika spora yang tertelan
dan ayam. Pencegahan dan pengendalian menuju ke saluran pernafasan (Murwani
antraks di daerah endemik wajib dilakukan dkk, 2017).
dengan cara vaksinasi secara bertahap Terkait dengan pencegahan
(Murwani dkk, 2017; Ruhiat dkk, 2018). penyakit menular berbahaya tersebut
Disinfeksidilakukan dengan penyemprotan segenap pemangku kepentingan dan
formalin ke tempat-tempat yang dicurigai masyarakat luas harus saling peduli dan jika
terkontaminasi spora bakteri antraksis menjumpai gejala-gejalanya harus segera
seperti RPH, dan tanah untuk mengubur menghubungi dokter dan petugas kesehatan
sapi yang mati karena antraks, kandang dan yang berwenang. Sebagai tindakan
peralatan kandang. Jika ada manusia yang preventif, vaksinasi antraks diberlakukan

Gambar 8
Provinsi dengan Populasi Sapi Potong terbanyak Tahun 2017
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/15/jawa-timur-provinsi-
dengan-populasi-sapi-potong-terbesar
Cakrawala, 12(2) 2018: 208-221 | 217

pada manusia dan hewan. Vaksinasi pada dan bison. Brucellosis pada sapi terutama
ternak sapi perlu dilakukan secara teratur; disebabkan oleh bakteri Brucella abortus.
dan jika terdapat sapi yang menunjukkan Penyakit ini dapat menyebar dengan
gejala terserang antraks harus segera cepat dan menyebabkan aborsi pada sapi-
dikarantina dan sesegera mungkin diobati sapi yang tidak divaksinasi dan bersifat
dengan penicillin dosis tinggi (Rianto endemik. Penyebaran alami terjadi melalui
dan Purbowati, 2010).Beberapa kejadian ingesti bakteri. Bakteri dalam jumlah
gangguan penyakit yang telah dilaporkan besar ditemukan pada fetus yang aborsi,
pada kurun waktu 2016−2017dan residu membran fetal, leleran uterin. Brucella
obat pada Tabel 1. sp mampu hidup dari fetus dan feses
Selanjutnya, PHMS kedua yang yang berada dalam lingkungan dingin
ditemukan adalah Brucellosis (Jawa: lebih dari 2 bulan; dan paparan matahari
keluron menular) yang ditemukan pada langsung dapat membunuh Brucella sp
sapi perah di Banyuwangi (Dewi dkk, dalam beberapa jam. Transmisi penyakit ke
2017). Brucellosis merupakan penyakit manusia biasanya melalui kontak langsung
infeksi zoonosis terutama pada sapi, dengan material terkontaminasi bakteri
kerbau, kambing, domba, babi, anjing, atau tidak langsung melalui ingesti produk
Tabel 1. Beberapa Kejadian Penyakit Ternak dan Temuan Residu Obat pada Daging di
Jawa Timur
No Jenis Penyakit Waktu Lokasi Keterangan Sumber Data
1 Leptospirosis Febr 2017 Magetan KLB – satu orang mening- Sanyasi, 2018
gal
2 Brucellosis Desb 2017 Banyuwangi Sapi perah 3% dari ±75 Dewi dkk,
kasus 2017
3 Antraks Agst 2016 Pacitan Sapi terinfeksi Bacillus Indah dkk
anthracis (suspect An- 2017
thrax) melalui kontaminasi
spora pada lingkungan.
Cuaca yang tidak menentu
disertai dengan hujan
selama dua (2) hari didaerah
kasus, dapat juga menjadi
faktor penyebab penularan
penyakit ini.
4 Infeksi Rhinotra- Pebr 2017 Probolinggo, Sapi, rata-rata kejadian BB Veteriner
cheitis Pasuruan, 0,220-0,230 namun perlu Wates, 2017
Tuban waspada agar tidak menye-
bar.
5 Paratubercullosis Jan – Pebr Probolinggo, Sapi, rata-rata 0,003-0,229 BB Veteriner
2017 Malang, Pas- Wates, 2017
uruan, Tuban
6 Nematodosis dan Pebr 2017 Probolinggo, Sapi, total kejadian29,16% BB Veteriner
Fascioliasis (cac- Malang, untuk Nematodosis dan Wates, 2017
ing hati) Pasuruan 34,74% Fasciolosis
7 Residu Gol Tetra- Pebr 2017 Lamongan, Sapi, 22,22% BB Veteriner
cyclin Tuban Wates, 2017
8 Residu Gol Ami- Pebr 2017 Lamongan, Ayam, 43,14% BB Veteriner
noglikosida Tuban Wates, 2017
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
218 | Wiwik Heny Winarsih, Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan

makanan dan per inhalasi. Kontaminasi Penyakit paratuberculosis dilapor-


dari susu mentah atau keju dari susu kan terjadi di Probolinggo, Malang,
mentah merupakan sumber infeksi pada Pasuruan, dan Tuban pada tahun 2017.
manusia; utamanya fresh cheese dari susu Paratuberculosis adalah penyakit khronik,
kambing dan domba ( Murwani dkk, 2017). interitis granulomatous yang infeksius.
Sapi bunting yang mengalami serangan Pada sapi ditandai dengan gejala diare
brucellosis akan mengalami abortus pada persisten, terjadi penurunan berat badan
6−9 bulan kebuntingan. Sapi jantan yang secara progresif, lemah, dan dapat
terserang brucellosis skrotumnya akan menyebabkan kematian (Murwani dkk,
membengkak berwarna merah dan dapat 2017).Paratuberculosis disebabkan oleh
menyebabkan steril (Blakely dan Bade, bakteri Mycobacterium paratuberculosis
1992). Pencegahan brucellosis yang efektif yang biasanya tidak dapat disembuhkan
adalah melakukan vaksinasi strain 19 usia (Blakely dan Bade, 1992).
3−7 bulan. Sapi yang sakit diberi antiseptik Leptospirosis dilaporkan ter-
dan antibiotik berupa kombinasi penisilin jadi di Magetan. Magetan selama ini
dan streptomisin, meritin, atau oestrilan terkenal sebagai pusat sapi kereman dan
yang diberikan intrauterina (Rianto dan merupakan sumber sapi pedaging yang
Purbowati, 2010). sangat potensial. Penyebab leptospirosis
Penyakit Infectious Bovine adalah 3 strain bakteri, yaitu Leptospira
Rhinotracheitis (IBR) pada sapi dilaporkan pomona, L grippotyphosa, dan L hardjo.
terjadi pada beberapa lokasi yaitu Leptospirosis menyerang ginjal dengan
Probolinggo, Pasuruan, dan Tuban oleh tim tingkatan bervariasi sehingga menybabkan
Balai Besar Veteriner Wates tahun 2017. keguguran, mastitis, suhu badan tinggi,
Penyebab IBR adalah virus herpes dengan urine berwarna seperti anggur, dan anemia.
tingkat kematian prenatal dan neonatal Pedet yang terserang leptospirosis akan
cukup tinggi. Penularan penyakit IBR dapat mati; namun sapi tua bisa disembuhkan.
melalui semen terinfeksi, air, pakan, kontak Leptospirosis dapat menular pada ternak
langsung dengan cairan lendir mukosa dan manusia; dan air merupakan media
hewan terinfeksi, dan melalui lingkungan penyebaran utama (Blakely dan Bade,
tercemar (Rianto dan Purbowati, 2010). 1992).
Walau kejadian serangan IBR jumlahnya Berbagai gangguan penyakit
relatif kecil namun perlu segera ditangani ternak yang terjadi di Jawa Timur
secara seksama. IBR merupakan penyakit telah dapat tertangani dengan baik. Hal
pernafasan pada sapi yang secara signifikan tersebut didukung oleh keberadaan UPT
merugikan khususnya bagi usaha Laboratorium Kesehatan Hewan di Malang
perbibitan sapi. Kejadian IBR bersifat dan UPT Laboratorium Kesehatan Hewan
sangat infeksius mengakibatkan gangguan Tuban. Kedua UPT tersebut memiliki
pernafasan, reproduksi, dan syaraf yang tugas yang sama yaitu melaksanakan
dapat menghambat kinerja pembibitan. surveillance, monitoring dan evaluasi
Pengendalian penyakit IBR perlu dilakukan penyakit hewan/ternak secara aktif, dan
pada pusat-pusat perbibitan dan Inseminasi pasif, secara aktif rutin dan terjadwal
Buatan (IB) serta peternakan sapi rakyat untuk mendapatkan diagnosa baik klinis
(Adjid dan Saepulloh, 2010). Probolinggo, dan laboratoris guna pemetaan penyakit
Pasuruan, dan Tuban termasuk sentra sapi hewan di wilayah kerja masing-masing.
potong utamanya sapi Madura dan sapi Namun demikian kewaspadaan peternak
Peranakan Ongole (PO) yang merupakan tetap perlu ditingkatkan terhadap berbagai
sumber sapi potong atau sapi pedaging. kejadian penyakit yang bisa timbul setiap
Cakrawala, 12(2) 2018: 208-221 | 219

Tabel 2. Penyakit yang tergolong dalam PHMS


No. Jenis Penyakit Keterangan
1 Anthrax Menyerang hewan herbivora, babi, anjing, dan burung
onta.
2 Rabies Menyerang semua mamalia berdarah panas
3 Penyakit mulut dan kuku Menyerang hewan berkuku genap
4 Bovine Spongioform Encephalopathy Menyerang ruminansia dan bersifat zoonosis
5 Salmonellosis Menyerang hewan & manusia
6 Rift Vallay Fever Menyerang sapi & domba
7 Brucellosis (Brucella abortus) Menyerang sapi & kerbau
8 Avian Influenza Menyerang unggas & mamalia
9 Porcine Reproductive & Respiratory Menyerang babi & bersifat immunosupresif
Syndrome
10 Helminthiasis Menyerang ruminansia
11 Haemorragic septicaemia Menyerang ruminansia, kuda, babi
12 Nipah Virus Encephalitis Menyerang babi & manusia
13 Infectious Bovine Rhinotracheitis Menyerang sapi & kerbau
14 Bovine Tuberculosis Menyerang sapi, ternak liar & manusia
15 Leptospirosis Menyerang hewan & manusia
16 Brucella Suis pada babi Menyerang babi & manusia
17 Penyakit Jembrana Meyerang sapi Bali
18 Surra Meyerang semua hewan
19 Paratuberculosis Menyerang semua hewan & manusia
20 Toxoplasmosis Menyerang semua hewan
21 Classical Swine Fever Menyerang babi
22 Swine Influenza Novel (H1N1) Menyerang manusia
23 Campylobacteriosis Menyerang semua hewan
24 Cysticercosis Menyerang babi, sapi, manusia
25 Q Fever Menyerang ruminansia
Sumber: http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/407/file/BOOKLET-PHMS.pdf
saat.Penerapan kewaspadaan dini oleh kontak langsung dengan penderita,
petugas kesehatan hewan, dokter hewan, melalui makanan yang dikonsumsi, atau
dan otoritas veteriner dilakukan melalui melalui udara yang terhirup dan/atau
pemeriksaan dan   pengujian  sampel dan  kontak langsung dengan hewan yang sakit,
atau spesimen secara  cepat, respon cepat, terinfeksi atau mati. Selama kurun waktu
dan membangun kesadaran masyarakat 2016-2017 dilaporkan terdapat lima(5) jenis
sesuai dengan pedoman kesiagaaan darurat kejadian PHMS; yaitu antraks, brucellosis,
veteriner. Beberapa jenis penyakit PHMS IBR, leptospirosis, dan paratubercullosis;
adalah pada Tabel 2. dan dua (2) jenis kejadian penyakit
Kesimpulan parasiter. Selain itu terdapat residu dua jenis
Dari 25 jenis penyakit hewan menular obat golongan Tetracyclin pada daging
strategis yang teridentifikasi, terdapat sapi dan Aminoglikosida pada daging
beberapa jenis diantaranya yang dapat ayam. Cara mencegah dan menanggulangi
menimbulkan bahaya bagi kesehatan berbagai penyakit agar produksi pangan
manusia yang terpapar baik melalui asal ternak tidak terganggu adalah
senantiasa menggunakan bibit unggul
220 | Wiwik Heny Winarsih, Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan

bersertifikat (kalau ada) serta menerapkan Balai Besar Penelitian Veteriner. (2012).
cara beternak yang baik, menggukan pakan Informasi dan Diskripsi Singkat
yang sehat, dan menerapkan biosekuriti Penyakit Hewan Menular Strategis
secara ketat. Penyakit pada ternak dapat (PHMS). Jakarta: Balitbang
menular dan membahayakan kesehatan Pertanian, 14h. http://www.
manusia sehingga dalam rangkaian litbang.pertanian.go.id/download/
proses produksi perlu dijalankan dengan one/407/file/BOOKLET-PHMS.
senantiasa menerapkan cara beternak pdf. Diakses pada 2018.
yang baik. Ternak yang sakit tidak boleh
dipotong apalagi dikonsumsi karena bisa Bahri, S., Indraningsih, W. R., Murdiati,
menjadi agen penularan penyakit yang bisa T. B., dan Maryam R. (2002).
berdampak meluas secara sosiologis dan Keamanan Pangan Asal Ternak :
ekomonis. Ternak sakit harus dilaporkan Suatu Tuntutan di Era Perdagangan
pada petugas kesehatan hewan secara dini; Bebas. Wartazoa, 12(2), 47-64.
tidak boleh ditunda dan dibiarkan merana. Bahri, S., Sani, Y., dan Indraningsih,
Peternak wajib dan harus bersahabat (2006). Beberapa Faktor yang
baik dengan petugas kesehatan hewan Mempengaruhi Keamanan Pangan
serta berkonsultasi menjaga agar seluruh Asal Ternak di Indonesia. Jakarta:
ternak yang dibudidayakan terkontrol Wartazoa, 16(1), 1-13.
kesehatannya. Kemudahan komunikasi
menggunakan hanphone dan internet Blakely, J., dan Bade, D. H. (1992). Ilmu
membantu peternak dan petugas kesehatan Peternakan. Edisi Keempat.
ternak untuk bersama membudidayakan Terjemahan. Yogyakarta: Gajah
dan meningkatkan produksi pangan sumber Mada University Press.
protein yang sehat.
Daryanto, A. (2017). Praktik Suap dan
Daftar Pustaka Kuota Impor Daging Sapi. Jakarta:
Adarma, T. (2016). Awas, Banjir Bawa Trobos,
Bibit Penyakit Bagi Hewan
Ternak. http://beritajatim.com/ Dirjen Peternakan. (2017). Situasi
peristiwa/260798/awas,_banjir_ Kejadian Ai Pada Unggas Kondisi
bawa_bibit_penyakit_bagi_ Sampai Dengan Maret 2017.
hewan_ternak.html. Diakses pada http://ditjennak.pertanian.go.id/
29 Maret 2016. situasi-kejadian-avian-influenza-
ai-pada-unggas-kondisi-s-d-31-
Adjit, R. M. A dan Saepulloh, M. maret-2017. Diunduh 17 Agustus
(2010). Penyakit Infectious 2017.
Bovine Rhinotracheitis pada
Sapi di Indonesia dan Strategi Murwani, S., Qosimah, D., dan Amri, I. A.
Pengendaliannya. Wartazoa, (2017). Penyakit Bakterial Pada
20(1), 1-11. Ternak Hewan Besar dan Unggas.
Malang: UB Press.
Badan Standarisasi Nasional (BSN).
SNI ISO 22000:2005. Sistem Natalia, L. (2000). Manifestasi Veseral
manajemen Keamanan Pangan Penyakit Radang Paha pada
– Persyaratan untuk Organisasi Hewan. JITV, 5(1), 276-281.
dalam Rantai Pangan.
Cakrawala, 12(2) 2018: 208-221 | 221

Nugraheni, M. (2013). Pengetahuan Bahan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014


Pangan Hewani. Yogyakarta: Tentang Perubahan Atas Undang-
Graha Ilmu. Undang Nomor 18 Tahun 2009
Tentang Peternakan dan Kesehatan
Martindah, E. (2017). Faktor Risiko, Sikap, Hewan. Lembaran Negara
dan Pengetahuan Masyarakat Republik Indonesia Tahun 2014
Peternak dalam Pengendalian Nomor 338
Penyakit Antraks. Jakarta:
Wartazoa, 27(3), 135-144. Wheindrata, H. S. (2015). Flu Burung.
Kenali, Cegah dan Obati Sedini
Rianto, E., dan Purbowati, E. (2010). Mungkin. Yogyakarta: Lily
Panduan Lengkap Sapi Potong. Publisher
Depok: Penebar Swadaya.

Ruhiat, E., Suhardi, H. A., dan Mariyono.


(2018). Gambaran Status Penyakit

Supar dan Ariyanti, T. (2005). Keamanan


Pangan Produk Peternakan
Ditinjau dari Aspek Penyakit.
Wartazoa,15(4), 187-2005.

Talib, C., Inounu, I., dan Bamualim, A.


(2007). Restrukturisasi Peternakan
di Indonesia. Analisis Kebijakan
Pertanian, 5(1), 1-14.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012


Tentang Pangan. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 227.

Anda mungkin juga menyukai