php/cakrawala
Volume 12 Nomor 2 Desember 2018
Abstract:
The objectives of this study are: (1) the types of livestock diseases and
pathologies that occur in East Java; (2) find ways to prevent and overcome
various diseases so that food production from livestock is not disturbed and
safe for consumption.The study method is descriptive by looking at secondary
data, current events related to livestock disease and food safety from livestock.
Conclusion: (1) Of the 25 types of strategic infectious animal diseases identified,
there are several types of which can pose a danger to human health that is
exposed either through direct contact with patients, through food consumed,
or through inhaled air and / or direct contact with sick animals, infected or
dead. During the period of 2016-2017 it was reported that there were five
types of PHMS diseases; namely anthrax, brucellosis, IBR, leptospirosis,
and paratubercullosis; and two types of parasitic diseases. In addition there
are residues of two types of Tetracyclin drugs in beef and Aminoglycosides
in chicken meat.(2) The way to prevent and overcome various diseases so
that food production from livestock is not disturbed is to always use certified
superior seeds (if any) and apply good breeding methods, use healthy feed, and
strictly apply biosecurity so that the products are safe for consumption.
ijin resmi dari pemerintah. Rumusan tindakan sanitary and phytosanitary yang
masalahnya adalah: (1) Jenis penyakit mengatur tindakan perlindungan keamanan
ternak apa yang potensial menyerang pangan dalam bidang kesehatan hewan
ternak di jawa Timur?; (2) Bagaimana dan tumbuhan yang perlu dijalankan oleh
cara mencegah dan menanggulangi negara-negara anggota WTO termasuk
berbagai penyakit agar produksi pangan Indonesia. Tujuannya adalah melindungi
asal ternak tidak terganggu? Tujuan kehidupan manusia dari risiko yang
penelitian ini adalah: (1) Mengkaji jenis ditimbulkan oleh bahan makanan tambahan
penyakit ternakdan patologi yang terjadi (additives), cemaran (contaminant), racun
di Tawa Timur; (2) Menemukan cara (toxins) atau organisme penyebab penyakit
mencegah dan menanggulangi berbagai dalam makanan atau dari penyakit zoonosis
penyakit agar produksi pangan asal ternak (Bahri dkk, 2002).
tidak terganggu.Selama ini bukti empiris Bahan pangan asal ternak sebagai
menunjukkan terjadinya suatu penyakit sumber protein hewani yang sangat penting
dipicu perubahan cuaca dari musim kemarau berupa daging, susu, dan telur. Daging
ke musim penghujan. Perubahan cuaca asal ternak diperoleh dari aneka unggas,
biasanya diikuti dengan fluktuasi suhu dan ruminansia, dan ternak lain; susu diperoleh
kelembaban di suatu daerah; berdampak dari ternak ruminansia besar terutama sapi
pada kesehatan dan produktivitas hewan dan ruminansia kecil terutama kambing;
ternak. telur diperoleh dari aneka unggas. Daging
Tinjauan Pustaka asal unggas disumbangkan paling banyak
Jenis Penyakit Ternak Yang Bebahaya oleh ayam broiler, ayam kampung, itik,
Jenis penyakit ternak yang berbahaya perlu ayam petelur afkir, entog, kalkun, angsa,
diwaspadai agar tidak menjangkiti ternak burung puyuh afkir, dan burung dara. Total
yang dibudidayakan; sehingga seluruh sumbangan daging asal unggas mencapai
rangkaian produksi perlu dilakukan dengan 60,8% (Ditjenak, 2006 dalam Talib dkk,
menerapkan prosedur cara beternak yang 2007).
baik. Impor ternak dalam bentuk bakalan Dalam rangka menjamin produk
atau induk juga harus cermat agar tidak pangan yang aman dan sehat untuk
membawa agen penyakit berbahaya dari dikonsumsi oleh masyarakat, Pemerintah
negara asal. Peran karantina sangat penting Indonesia telah melengkapi berbagai
dalam rangka screening agar semua produk perangkat perundang-undangan, peraturan
bahan pangan yang masuk terbebas dari pemerintah, sarana laboratorium pengujian,
penyakit dan cemaran biologis yang bisa standar nasional untuk pangan asal ternak,
membahayakan konsumen. Keamanan program monitoring dan surveilans serta
pangan asal ternak diperlukan dalam rangka sistem jaminan keamanan pangan produk
penguatan daya saing di era perdagangan peternakan. Bahaya atau hazard yang
bebas sebagaimana diamanatkan dalam berkaitan dengan keamanan pangan asal
perundingan putaran Uruguai tahun ternak dapat terjadi pada setiap mata rantai
1994. Hasil perundingan yang diikuti 125 produksi pangan. Bahaya yang berkaitan
negara anggota WTO ini berdampak luas dengan keamanan pangan asal ternak
mencakup kesepakatan dan keputusan dikelompokkan menjadi empat (4) bagian
mengenai perdagangan internasional (Bahri, Sani, dan Indraningsih, 2006);
berupa General Agreement on tarif Tarif yaitu: (1) Penyakit ternak (zoonosis); (2)
and Trade (GATT). Dalam keputusan Penyakit bawaan makanan (food borne
tersebut dicapai juga kesepakatan aplikasi disease); (3) Cemaran atau kontaminasi;
(4) Pemalsuan dan bahan pengawet. Selain
Cakrawala, 12(2) 2018: 208-221 | 211
itu, ada dampak bencana ikutan yang dapat tentang Pelarangan Penggunaan Bahan
menyebabkan ternak sakit yaitu banjir. Pakan asal Ruminansia (MBM) untuk
Berikut beberapa jenis penyakit pada ternak pakan ternak Ruminansia.Penyakit ini
yang dapat ditularkan pada manusia dan/ memiliki implikasi sosio ekonomis atau
atau yang daging dan susunya tidak boleh kesehatan masyarakat, terutama dalam
dikonsumsi; yaitu: perdagangan hewan dunia. Penyakit
Penyakit Bovine Spongiform Encepha- nvCJD pada manusia mampu menularkan
lopathy (BSE) atau Sapi Gila secara horisontal melalui transplantasi atau
Penyakit Bovine Spongiform oral dan bersifat genetik. Mengkonsumsi
Encephalopathy (BSE) atau sapi gila (mad daging sapi, kambing, dan domba BSE,
cow) pertama kali dilaporkan terjadi di serta material yang memiliki risiko spesifik
Inggris pada Nopember 1986. Kasusnya sangat berisiko tinggi tertular. Jika manusia
sangat banyak, diidentifikasi sebanyak sudah terkena nvCJD, maka tidak ada lagi
170.000 kasus dan bersifat menular. kekebalan tubuh dan masa inkubasinya
Kejadian sporadis terjadi disejumlah 2-10 tahun.
negara Eropa seperti Belgia, Perancis, Penyakit sapi gila diduga berawal
Italia, Portugal, dan Spanyol. Penyakit sapi dari perubahan pola hidup manusia dan
gila ditularkan kepada manusia melalui hewan. Secara alami, pakan utama sapi
konsumsi daging sapi yang terinfeksi; atau adalah rumput. Namun agar sapi tumbuh
berkontak dengan sapi-sapi yang terjangkit cepat diberi pakan tepung tulang dan
penyakit sapi gila. daging. Penyakit mad cow berawal dari
Penyakit sapi gila menyerang pemberian pakan sapi asal tepung tulang
jaringan saraf otak manusia dalam bentuk dan daging domba yang terjangkit BSE.
new varian Creutzfeldt Jakob Disease Kemudian manusia makan daging sapi
(nvCJD) atau Alzheimer Disease (AD) yang tercemar BSE, sehingga manusia pun
dan bersifat degeneratif. Manusia yang terjangkit nvCJD (Sumber Berita: http://
terkena CJD akan kehilangan kekuatan, dinakkeswan.jatengprov.go.id). Tepung
pertumbuhan terhenti, lambat laun sel otak daging dan tulang ini di dunia peternakan
menjadi tidak utuh dan berubah menjadi dikenal sebagai Meat and Bone Meal
seperti spons. Belum ada vaksin sampai (MBM). Bahaya penggunaan MBM pada
kini (Nugraheni, 2013) sehingga upaya ternak diantaranya adalah:
pencegahan sangat perlu dilakukan. Yang a. Praktek pencampuran pakan unggas
terpenting mencegah masuknya bibit sapi dan babi dalam pakan ruminansia dapat
yang berasal dari negara-negara yang mengakibatkan terjadinya penyakit
pernah terjangkiti sapi gila; serta mencegah BSE/Madcow/Sapi Gila pada sapi dan
masuknya, daging, dan produk daging membahayakan kesehatan manusia.
yang kemungkinan tertular penyakit b. BSE adalah penyakit pada sapi yang
sapi gila. Pemerintah Indonesia harus menyerang susunan syaraf pusat
ekstra waspada dan menerapkan sistem dengan ditandai adanya Spongious
karantina yang sangat ketat agar segala atau terbentuknya lubang kosong pada
bentuk penyakit sapi yang membahayakan sel otak yang berdampak fatal (fatal
peternakan dan masyarakat Indonesia dapat neurological disease).
dicegah. Direktur Jenderal Peternakan c. BSE disebabkan oleh Protein Prion
Dan Kesehatan Hewan pada tanggal (PrP) yang berasal dari MBM.
4 Januari 2012 berkirim surat kepada d. Prion adalah sejenis protein yang
Kepala Dinas Peternakan Seluruh Propinsi abnormal yang memiliki sifat :
mempunyai kemampuan merusak
212 | Wiwik Heny Winarsih, Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan
protein lain, tidak dapat dihancurkan atau proses lewat makanan, minuman, atau
dengan disinfektan, bahan kimia alat yang tercemar virus. Hewan ternak
maupun suhu tinggi. yang tertular mengeluarkan virus dalam
e. Prion terdapat dalam otak, sumsum jumlah sangat banyak lewat ekskreta (feses
tulang belakang dan tonsil sapi berumur dan urine), terutama air liur. Gejala awal
lebih 30 bulan dan tidak rusak dalam muncul demam yang sangat cepat diikuti
pengolahan dengan pemanasan biasa. munculnya lepuh atau vesikula pada lidah
Cara penularan prion terutama terjadi dan daerah interdigit (celah kuku). Lepuh
melalui pakan yang terkontaminasi lidah pecah kemudian terjadi hipersalivasi
oleh MBM yang berasal dari hewan berwarna bening menggantung pada bibir.
penderita. Yang dapat tertular adalah: Pada saat demikian sapi tidak mau makan
hewan ruminansia (sapi, kambing, dan akhirnya kurus drastis. Lepuh juga
domba), karnivora (kucing rumah, dapat terjadi pada puting dan kelenjar
harimau) dan primata terutama mamae (Rianto dan Purbowati, 2010).
monyet (Sumber: http://dinakkeswan. Tahun 2017 terdapat lebih dari 100
jatengprov.go.id) negara di dunia yang masih tertular PMK
dan hanya sedikit negara yang memiliki
zona bebas PMK. Kondisi tersebut
menyeret Hakim Mahkamah Konstitusi
terjerat kasus suap dalam memuluskan uji
materi UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan; agar
keputusannya hanya memperbolehkan
impor ternak sapi dan daging sapi dari
negara yang bebas penyakit PMK, bukan
Gambar 1 dari negara yang bebas PMK berdasarjan
Penyakit Sapi Gila yang zona. Hal tersebut bisa menjadi non trade
Membahayakan Manusia barriers agar Indonesia hanya mengimpor
sapi dan daging dari Australia dan/atau
Sumber: https://www.google.co.id/search?q= New Zealand. Tanpa kompetitor maka
gambar+penyakit+sapi+gila harga daging impor asal Australia akan
tetap tinggi (Daryanto, 2017). Disisi lain
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pemerintah menginginkan daging sapi
Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang harganya terjangkau Rp80.000,- per
menjangkiti sapi, kerbau, kambing, domba, kilogram.
babi, dan jenis-jenis hewan sebangsanya.
Penyebab PMK adalah Aphtae epizootica.
Ada tujuh tipe virus PMK, yaitu: A, O, C,
Asia, South African Teritory (SAT) 1, 2, dan
3. Setiap tipe virus PMK masih terbagi lagi
menjadi beberapa sub tipe dan galur. Sejauh
ini di Indonesia hanya ada satu tipe virus
PMK, yaitu virus tipe O yang menyerang
Gambar 2
mulut dan kuku. PMK bersifat zoonosis
Penyakit Mulut dan Kuku pada Sapi
sehingga bisa menular pada manusia.
Penularan virus PMK umumnya terjadi Sumber: https://www.google.co.id/search?q=g
secara kontak dalam kelompok hewan ambar+penyakit+mulut+dan+kuku
Cakrawala, 12(2) 2018: 208-221 | 213
Penyakit Antraks
Penyakit antraks memiliki beberapa istilah,
yaitu: radang kura, radang limpa, malignant
pustula, malignant edema, woolsoster’s Gambar 4
disease, ragpickers disease, splenic fever, Siklus Antraks pada Ternak yang Menjangkiti
charbon, atau caneung hideung; disebabkan Manusia
olehBacillus anthraxis. Bakteri ini dapat Sumber: http://www.infonajwa.com/wp-
hidup bertahun-tahun dalam bentuk spora. content/uploads/2013/10/penyakit-antraks.jpg)
Jika keadaan memungkinkan, spora akan
214 | Wiwik Heny Winarsih, Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan
Sumber: https://www.google.co.id/search?q=g
ambar+penyakit+radang+paha
Gambar 6
Sapi Mati Mendadak Terserang
Radang Paha
Gambar 8
Provinsi dengan Populasi Sapi Potong terbanyak Tahun 2017
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/15/jawa-timur-provinsi-
dengan-populasi-sapi-potong-terbesar
Cakrawala, 12(2) 2018: 208-221 | 217
pada manusia dan hewan. Vaksinasi pada dan bison. Brucellosis pada sapi terutama
ternak sapi perlu dilakukan secara teratur; disebabkan oleh bakteri Brucella abortus.
dan jika terdapat sapi yang menunjukkan Penyakit ini dapat menyebar dengan
gejala terserang antraks harus segera cepat dan menyebabkan aborsi pada sapi-
dikarantina dan sesegera mungkin diobati sapi yang tidak divaksinasi dan bersifat
dengan penicillin dosis tinggi (Rianto endemik. Penyebaran alami terjadi melalui
dan Purbowati, 2010).Beberapa kejadian ingesti bakteri. Bakteri dalam jumlah
gangguan penyakit yang telah dilaporkan besar ditemukan pada fetus yang aborsi,
pada kurun waktu 2016−2017dan residu membran fetal, leleran uterin. Brucella
obat pada Tabel 1. sp mampu hidup dari fetus dan feses
Selanjutnya, PHMS kedua yang yang berada dalam lingkungan dingin
ditemukan adalah Brucellosis (Jawa: lebih dari 2 bulan; dan paparan matahari
keluron menular) yang ditemukan pada langsung dapat membunuh Brucella sp
sapi perah di Banyuwangi (Dewi dkk, dalam beberapa jam. Transmisi penyakit ke
2017). Brucellosis merupakan penyakit manusia biasanya melalui kontak langsung
infeksi zoonosis terutama pada sapi, dengan material terkontaminasi bakteri
kerbau, kambing, domba, babi, anjing, atau tidak langsung melalui ingesti produk
Tabel 1. Beberapa Kejadian Penyakit Ternak dan Temuan Residu Obat pada Daging di
Jawa Timur
No Jenis Penyakit Waktu Lokasi Keterangan Sumber Data
1 Leptospirosis Febr 2017 Magetan KLB – satu orang mening- Sanyasi, 2018
gal
2 Brucellosis Desb 2017 Banyuwangi Sapi perah 3% dari ±75 Dewi dkk,
kasus 2017
3 Antraks Agst 2016 Pacitan Sapi terinfeksi Bacillus Indah dkk
anthracis (suspect An- 2017
thrax) melalui kontaminasi
spora pada lingkungan.
Cuaca yang tidak menentu
disertai dengan hujan
selama dua (2) hari didaerah
kasus, dapat juga menjadi
faktor penyebab penularan
penyakit ini.
4 Infeksi Rhinotra- Pebr 2017 Probolinggo, Sapi, rata-rata kejadian BB Veteriner
cheitis Pasuruan, 0,220-0,230 namun perlu Wates, 2017
Tuban waspada agar tidak menye-
bar.
5 Paratubercullosis Jan – Pebr Probolinggo, Sapi, rata-rata 0,003-0,229 BB Veteriner
2017 Malang, Pas- Wates, 2017
uruan, Tuban
6 Nematodosis dan Pebr 2017 Probolinggo, Sapi, total kejadian29,16% BB Veteriner
Fascioliasis (cac- Malang, untuk Nematodosis dan Wates, 2017
ing hati) Pasuruan 34,74% Fasciolosis
7 Residu Gol Tetra- Pebr 2017 Lamongan, Sapi, 22,22% BB Veteriner
cyclin Tuban Wates, 2017
8 Residu Gol Ami- Pebr 2017 Lamongan, Ayam, 43,14% BB Veteriner
noglikosida Tuban Wates, 2017
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
218 | Wiwik Heny Winarsih, Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan
bersertifikat (kalau ada) serta menerapkan Balai Besar Penelitian Veteriner. (2012).
cara beternak yang baik, menggukan pakan Informasi dan Diskripsi Singkat
yang sehat, dan menerapkan biosekuriti Penyakit Hewan Menular Strategis
secara ketat. Penyakit pada ternak dapat (PHMS). Jakarta: Balitbang
menular dan membahayakan kesehatan Pertanian, 14h. http://www.
manusia sehingga dalam rangkaian litbang.pertanian.go.id/download/
proses produksi perlu dijalankan dengan one/407/file/BOOKLET-PHMS.
senantiasa menerapkan cara beternak pdf. Diakses pada 2018.
yang baik. Ternak yang sakit tidak boleh
dipotong apalagi dikonsumsi karena bisa Bahri, S., Indraningsih, W. R., Murdiati,
menjadi agen penularan penyakit yang bisa T. B., dan Maryam R. (2002).
berdampak meluas secara sosiologis dan Keamanan Pangan Asal Ternak :
ekomonis. Ternak sakit harus dilaporkan Suatu Tuntutan di Era Perdagangan
pada petugas kesehatan hewan secara dini; Bebas. Wartazoa, 12(2), 47-64.
tidak boleh ditunda dan dibiarkan merana. Bahri, S., Sani, Y., dan Indraningsih,
Peternak wajib dan harus bersahabat (2006). Beberapa Faktor yang
baik dengan petugas kesehatan hewan Mempengaruhi Keamanan Pangan
serta berkonsultasi menjaga agar seluruh Asal Ternak di Indonesia. Jakarta:
ternak yang dibudidayakan terkontrol Wartazoa, 16(1), 1-13.
kesehatannya. Kemudahan komunikasi
menggunakan hanphone dan internet Blakely, J., dan Bade, D. H. (1992). Ilmu
membantu peternak dan petugas kesehatan Peternakan. Edisi Keempat.
ternak untuk bersama membudidayakan Terjemahan. Yogyakarta: Gajah
dan meningkatkan produksi pangan sumber Mada University Press.
protein yang sehat.
Daryanto, A. (2017). Praktik Suap dan
Daftar Pustaka Kuota Impor Daging Sapi. Jakarta:
Adarma, T. (2016). Awas, Banjir Bawa Trobos,
Bibit Penyakit Bagi Hewan
Ternak. http://beritajatim.com/ Dirjen Peternakan. (2017). Situasi
peristiwa/260798/awas,_banjir_ Kejadian Ai Pada Unggas Kondisi
bawa_bibit_penyakit_bagi_ Sampai Dengan Maret 2017.
hewan_ternak.html. Diakses pada http://ditjennak.pertanian.go.id/
29 Maret 2016. situasi-kejadian-avian-influenza-
ai-pada-unggas-kondisi-s-d-31-
Adjit, R. M. A dan Saepulloh, M. maret-2017. Diunduh 17 Agustus
(2010). Penyakit Infectious 2017.
Bovine Rhinotracheitis pada
Sapi di Indonesia dan Strategi Murwani, S., Qosimah, D., dan Amri, I. A.
Pengendaliannya. Wartazoa, (2017). Penyakit Bakterial Pada
20(1), 1-11. Ternak Hewan Besar dan Unggas.
Malang: UB Press.
Badan Standarisasi Nasional (BSN).
SNI ISO 22000:2005. Sistem Natalia, L. (2000). Manifestasi Veseral
manajemen Keamanan Pangan Penyakit Radang Paha pada
– Persyaratan untuk Organisasi Hewan. JITV, 5(1), 276-281.
dalam Rantai Pangan.
Cakrawala, 12(2) 2018: 208-221 | 221