Anda di halaman 1dari 3

Resume Webinar Departemen Kesehatan Masyarakat

Rabu, 05 Agustus 2020


Anita Andriyani/ 061913143140

Peran Karantina Pertanian dalam Pencegahan Emerging


dan Re Emerging Disease
Pemateri : Dr. Retno Oktorina, drh., MMA.
 Isu Global
- Hambatan perdagangan yang tidak diinginkan
- Peningkatan harga
- Produk tidak aman
- Peningkatan biaya produksi
- Menghalangi akses produk baru
 Ancaman perdagangan global: Frekuensi lalu lintas perdagangan meningkat, berbanding
lurus dengan risiko penularan dan penyebaran hama penyakit hewan. → Transboundary
border. Untuk mencegahnya perlu National border: Custo, Karantina, Imigrasi.
 Tantangan perkarantinaan Indonesia
- Perdagangan global
- Penyelundupan pangan strategis
- Ancaman bioterorism
- Masuknya agen penyakit hewan (Emergin Re emerhing disease)
 Karantina diatur pada Udang-Undang terbaru yaitu UU No. 21 Tahun 2019.
 Tusi Karantina:
- Mencegah masuk HPHK ke dalam wilayah RI
- Mencegah tersebar HPHK dari satu area ke area lain di dalam wilayah RI
- Mencegah keluar HPHK dari wilayah RI ke negara lain
- Mencegah masuk/ keluar pangan dan pakan yang tidak sesua standar mutu
- Mencegah masuk dan tersebarnya agen hayati, jenis asing invasif, dan PRG yang
berpotensi mengganggu kesehatan manusia dan hewan
- Mencegah masuk/keluar satwa liar dan satwa langka, serta SGD dari wilayah NKRI
atau antar area di NKRI yang tidak sesuai ketentuan perundang-undangan.
 Arti penting karantina= 1). Bagia sistem perlindungan ; 2). Bagian sistem pengawasan;
3). Economic tools.
 Sistem perlindungan: Mencegah mask dan tersebarnya HPHK dan OPTK ke wilayah RI,
keluar wilayah RI, dan antar area/pulau.
Rung lingkup → Orang, Alat angkut dan kemasan, Hewan dan produk asal hewan,
Tumbuhan dan produk asal tumbuhan, dan Barang perdagangan lainnya.
 Fungsi Karantina
- Tuntutan mutu produk
- Risiko masuknya HPHK dan OPTK
- Risiko cemaran biologis/ fisik/ kimia
- Risiko lingkungan
 4 Sukses BARANTAN didukung oleh Misi:
- Cegah tangkal HPHK/OPTK
- Keamanan pangan
- Akselerassi ekspor
- Kualitaas layanan publik
 Tujuan dan sasaran
- Melindungi SDA Fauna terhadap ancaman HPHK dari luar RI atau antar daerah
- Menjamin ketentraman masyarakat dari ancaman bahaya zoonosis dan jaminan
kemamanan pangan
- Mendukung mempertahankan status bebasnya wilayah RI dari HPHK tertentu dari
Luar Negeri
- Meningkatkan daya saing komoditas hewan dan produknya di pasar global dan
domestik.
 Analisis risiko karantina: 1). Media pembawa; 2). Perusahaan: dilakukan profilling. Pada
perusahaan yang baik maka dilakukan monitoring, pada perusahaan buruk makan
dilakukan tindakan dan peningkatan kewaspadaan; 3). Negara asal.
 Terdapat 776 jenis OPTK yang harus dicegah msuk dan peredaranya menurut
PERMENTAN Nomor 93 Tahun 2011. Serata 121 jenis HPHK yang harus dicegah msuk
dan peredaranya menurut PERMENTAN Nomor 32 38 Tahun 2007.
 Dampak zoonosis
- Dampak kesehatan masyarakat
- Kerugian ekonomi
- Ancaman bioterorism
- 70% emerging infectious disease bersifat zoonosis
 25 PHMS
1. Zoonosis
AI, Leptospirosis, Rabies, Anthrax, Salonellosis, Bovine TB, Toxoplasmosis,
Brucellosis (B. Abortus), Brucellosis (B. Suis), Para TB, Swine Influenza, Nipah,
Campylobacteriosis, Cystisercosis, Q Fever, BSE, RVF.
2. Non zoonosis
PRRS, SE, Surra, JD, Helminthiasis, IBR, CSF, dan PMK.
 Kebijakan pengendalian penyakit zoonosis
- Pemantauan karantina (monitoring dan surveillance)
- Sistem kewaspadaan diri
- Sistem informasi kesehatan hewan
- Sistem Kesmavet
 Swine Flu
Pendekatan Epidemiologis dalam Menghadapi Penyakit
Hewan Menular Strategis
Pemateri : Dr. Mustofa Helmi Effendi, drh., DTAPH.
 Epidemiologi: Studi tentang pola dan menetukan penyakit pada populasi untuk
melakukan pencegahan dan tindakan kontrol strategis.
 Prinsip epid: Penyakit tidak terjadi secara RANDOM
 Comunicable disease= transmissible disease= infectious disease
 Disease: infeksi yang mengekspresikan sign, symtomp, dan sindrom.
- Sign: presepsi objektive dari dokter hewan terhadap pasien
- Symtom: presepsi subjektif dari dokter hewan terhadap pasien
- Syndrom: gabungan sign dan symtomp.
 Infeksi: Masuknya agen ke tubuh sampai masa inkubasi.
- Presimtomatic = OTG yang belum mengekspresikan Sign, symtom, syndrom
selama masa inkubasi, namun suatu saat akan muncul gejalanya.
- Asimtomatic = OTG yang tidak akan menunjukkan gejala sampai melewati
masa inkubasinya. Terjadi pada orang yang herd immunity nya bagus.
 Populasi
- Siapa populasi yan paing beresiko
- Cause spesific death rate
 Penyakit hewan menular: Penyakit yang ditularkan antara hewan dan manusia serta
media pembawa penyakit lainnya melalui kontak lansung maupun tidak langsung melalui
media perantara biologis seperti virus, bakteri, amoeba, atau fungal.
 Penyakit hewan menular strategis: Penyakit hewan yang dapat menimbulkan angka
kematian atau angka kesakitan yang tinggi pada hewan dengan dampak kerugian
ekonomi, keresahan masyarakat, atau bersifat zoonotik.
 PHMS : 22 penyakit di Indonesia, 3 penyakit Eksotik.
 Anthrax
- Penyakit Non Contagius
- Spora yang infektif: bertunas / germinated berbahaya (suhu 8-45 C, pH 5-9,
Kelembaban >96% dengan nutrisi cukup)
- Spora anthrax bdapat bertahan s/d 205 tahun
- Anthrax menular dari tanah ke hewan ( soil borne infection), karena spora di tanah.
- Spora dapat menular ke hospes lain tergantung 3 syarat: 1) O2; 2) Cukup nutrisi;
3)pH.
 AI Virus
- Disebabkan H5N1 Influenza A virus
- Perlu mewaspadai migrasi burung, sebab unggas liar merupakan reservoar.
- Pattern: Sporadik (bersifat aberant)→ tidak akan menjadi Pandemik.
- Tidak terjadi human to human transmission.

Anda mungkin juga menyukai