Anda di halaman 1dari 42

MATERI BIMTEK

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

drh. I Wayan Eka Dharma Saputra

Intansi: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Bali


1
DEFINISI
PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK)
Penyakit mulut dan kuku (PMK)

Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit


hewan yang sangat menular pada hewan berkuku Penyebab PMK adalah Virus RNA
belah atau genap dari Genus Apthovirus, Keluarga
Picornaviridae

Terdapat 7 serotipe virus PMK yaitu: O, A, C,


Southern African Territories (SAT-1, SAT-2,
dan SAT-3)

Hewan Rentan PMK (HRP) antara lain yaitu: Sapi, Virus dapat bertahan lama di lingkungan, dan
Kerbau, Kambing, Domba, dan Babi dapat bertahan hidup pada tulang serta
kelenjar, susu dan produk susu
Masa inkubasi Angka kesakitan
Bisa mencapai
1-14 hari
100%

Angka kematian
Rendah pada hewan dewasa dan
Tinggi pada hewan muda (anak)
Demam
Tanda Klinis PMK
Hewan yang sakit dapat
Lesu
menularkan virus 1-2 hari
Hilang nafsu makan sebelum tanda klinis terlihat
Air liur berlebihan

Hewan yang tertular akan


mengeluarkan virus pada
Ditemukan lepuh yang berisi semua eksresi dan sekresi
cairan atau luka pada lidah, gusi, seperti pada cairan
dan teracak/kuku
vesikel, air liur, susu,
urin, dan feses
Pincang dan tidak mampu
berjalan (kesakitan)
Tanda Klinis PMK SAPI
Kerugian akibat PMK

Kajian pada tahun 2017:

Potensi kerugian ekonomisecara


keseluruhan yang disebabkan oleh wabah PMK
pada tingkat nasional (Indonesia) yaitu sebesar
Rp 9,9 triliun (US$ 761,3 juta).
Sumber: Naipospos T.S.P. and Suseno P.P. 2017. Cost Benefit
Analysis of Maintaining FMD Free Status in Indonesia.
Report to the International Organization for Animal Health,
November 2017.
Peta Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Dunia
Update OIE Mei 2022

Negara atau zona bebas PMK tanpa Negara atau zona tidak bebas PMK
vaksinasi
Negara atau zona bebas PMK dengan vaksinasi Negara atau zona yang status bebas PMK-nya
ditangguhkan
Mengapa pengendalian PMK sulit?
• Sangat infeksius dengan penularan yang cepat.
• Multi spesies dapat tertular, termasuk satwa liar.
• Multiple serotipe dengan variasi dalam serotipe.
• Pengendalian PMK bisa membutuhkan waktu lama dan intens, sehingga
motivasi peternak/stakeholder di daerah bisa menurun.
• Vaksin PMK:
• Proteksi berumur pendek dengan terbatasnya strain.
• Mahal dan tidak stabil (memerlukan rantai dingin).
• Hewan yang sembuh bisa menjadi carrier atau non-carrier, sehingga
kemungkinan memunculkan wabah yang berulang.
• Perputaran (turnover) dan pergerakan populasi ternak yang cepat
menyebabkan penyebaran sangat sulit diminimalisir.
• Biaya/dampak dari tindakan-tindakan pengendalian.
2
PENULARAN DAN TINDAKAN
PERTAMA PADA PMK
Penularan PMK
PMK tidak mudah menular
Sapi Babi Domba/Kambing ke manusia dan bukan
merupakan risiko kesehatan
Indikator Penyakit Hospes Penguat Hospes Pemeliharan masyarakat.
(disease indicators) (amplifying host) (maintenance host)
Seringkali menjadi Menghasilkan virus Tanda klinis ringan,
spesies pertama yang aerosol dalam jumlah sehingga kadang tidak
menunjukkan tanda- besar terdeteksi
tanda penyakit

Dapat membawa virus Langka, kemungkinan Dapat


hingga 6 bulan membawa virus hingga membawa/menularkan
28 hari virus hingga 4 bulan
Beberapa hewan untuk kambing dan 12
mungkin tetap terinfeksi bulan untuk domba
hingga 3,5 tahun Manusia dapat berperan sebagai
pembawa penyakit pada pakaian,
sepatu, tangan atau pada saluran
pernafasan
Cara Penularan antar hewan

Kontak langsung hewan sakit dan sehat

Penularan mekanis (kontak tidak langsung):


Orang, sepatu, suntikan, IB, kendaraan

Produk asal hewan:


Daging, susu

Angin

12
Ekskresi dan sekresi virus PMK
Kulit mengering
Urin
Saliva Feses
Cairan hidung Cairan vagina
Foetus aborsi
Vesikel mulut Cucian embrio
Hembusan nafas Susu
Semen
Vesikel pada kaki Vesikel pada kaki
yang pecah yang pecah

13
Tindakan Pertama Pada PMK
Tindakan Pertama Pada PMK
Tindakan Pertama Pada PMK
Pada peternakan/kandang yang sama dengan
ternak yang sakit suspek (dicurigai) PMK: Secara umum, peternak harus:
1. Pastikan ternak sehat terpisah dari ternak 1. Menjaga kebersihan dan sanitasi
yang sakit kandang dan diri sendiri
2. Lapor ke petugas kesehatan hewan bahwa 2. Memastikan tidak ada ternak yang
ada ternak suspek PMk dari peternakan keluar dijual dari kawasan peternakan
yang sama terjangkit
3. Lakukan pembersihan kandang termasuk 3. Membatasi/melarang kunjungan dari
membuang semua kotoran ke lubang khusus orang luar yang tidak berkepentingan
dan dikubur 4. Meningkatkan biosekuriti peternakan
4. Lakukan disinfeksi kandang
5. Amati ternak sehat untuk kemungkinan
timbul tanda klinis PMK
6. Berikan terapi suportif untuk meningkatkan
kesehatan ternak
3

BIOSECURITY
4 Kunci pengendalian PMK
4 kunci pengendalian PMK
Imunitas terhadap PMK Pengendalian Lalulintas

Pengendalian
PMK
Karantina / stamping out Biosekuriti dan Sanitasi

Vaksinasi saja TIDAK CUKUP!


18
Tindakan pengendalian & pemberantasan PMK
• Memberlakukan pembatasan pergerakan/lalu lintas ternak dan produk
ternak;
• Karantina kandang/peternakan yang terinfeksi, diduga terinfeksi atau
yang dianggap berisiko terinfeksi (at-risk);
• Destruksi dan disposal ternak yang terinfeksi dan yang berisiko (at‐risk);
• Disinfeksi bahan-bahan yang terkontaminasi di peternakan yang
terinfeksi dan bahan-bahan yang kontak berisiko tinggi dengan
peternakan yang terinfeksi.
• Vaksinasi untuk meningkatkan resistensi hewan yang rentan dan
mengurangi infeksi begitu hewan terinfeksi.

Sumber: Buetre et al. Potential socio‐economic impacts of an outbreak of foot‐and‐mouth disease in Australia. Research by the
Australian Bureau of Agricultural and Resource Economics and Sciences. October 2013.
Biosekuriti
Biosecurity Penerapan Biosekuriti
• Tindakan pertahanan pertama dan serangkaian
kegiatan yang di rancang untuk pengendalian
• Dekontaminasi
wabah • Karantina (Isolasi)
• Mencegah semua kemungkinan penularan/kontak
ternak sehat dengan ternak tertular (meminimalkan
• Pembatasan Akses
rantai penyebaran penyakit)
• mencegah penyakit masuk ke dalam ataupun
menyebar di dalam dan keluar peternakan
Penerapan Biosekuriti
Sangat Penting dilaksanakan terhadap komponen: Bangunan, Kandang, Pagar. Salah satu contoh pelaksanaannya dengan
sarana cuci tangan dan bak cuci kaki (foot dip)
• Personel Berisiko membawa virus PMK -> Penting untuk menghindari prasangka pada peternak bahwa petugas mungkin
menyebarkan penyakit
• Indonesia: tidak selalu memungkinkan untuk mencapai tingkat biosekuriti tertinggi
• PMK memiliki morbiditas tinggi dengan hewan rentan sapi, domba, babi, kambing, hewan berkuku belah lainnya
• Pola pelepasan virus: Virus PMK menyebar dalam air liur, nafas, susu, vesikel, urin, feses (semua ekskresi dan sekresi)
Biosekuriti
Cara Membuat Disinfektan Sederhana Dekontaminasi Lingkungan Peternakan
• Washing soda (10 bagian dalam 100 bagian • Seluruh barang yang diduga tercemar virus PMK
air hangat) segera disemprot dengan desinfektan
• Deterjen rumah tangga dalam air hangat • Di tempat penyembelihan hewan PMK, segala
(60°C) peralatan yang ada di sekitarnya harus disemprot
• Chlorine bleach/pemutih klorin pekat (1 • Tempat dimana sebelumnya telah dilakukan
bagian bleach pekat dalam 3 bagian air atau penguburan hewan tertular PMK disemprot
dengan konsentrasi 2-3%). Ingat larutan ini desinfektan
tidak dapat digunakan untuk mencuci muka, • Tinja dari hewan tertular PMK disemprot dengan
tangan atau kulit atau bagian tubuh lainnya. desinfektan yang bersifat asam

Dekontaminasi Dengan Penguburan


Dekontaminasi juga dapat dilakukan dengan cara penguburan sehingga tidak mencemari lingkungan,
terhadap:
• Bangkai hewan tertular PMK, bahan asal hewan, produk hewan
• Berbagai macam peralatan seperti bagian dari kandang tertular, kantong plastik, sarung tangan
• Limbah
Prosedur Penguburan
1. Sediakan alat-alat yang diperlukan untuk membuat lubang
a. cangkul atau sejenisnya
b. alat berat seperti buldozer dengan penggaruknya, apabila jumlah bangkai/bahan yang
akan dikubur volumenya besar
2. Ukuran lubang kedalaman 2,5 m. Hal tersebut penting untuk menghindari pembongkaran
oleh binatang pemakan bangkai dan tersebarnya bau busuk dari lubang.
3. Setelah bahan ada di dalam lubang, uruk dengan tanah sampai ketebalan sekitar 5 cm
kemudian tambahkan kapur secukupnya untuk menghindari terbawanya virus PMK keluar
dari lubang. Setelah pengurukan dengan kapur selesai, uruk kembali dengan tanah sampai
lubang tertutup dengan baik.
4. Amati beberapa hari/minggu terhadap kemungkinannya digali oleh binatang pemakan
bangkai.
5. Lakukan tindak dekontaminasi terhadap seluruh peralatan yang tercemar dan personel.
4

PENGOBATAN PMK
Pengobatan

Pengobatan Sederhana pada Ambing

• Buat larutan Iodine.


• Bersihkan luka ambing (jika
memungkinkan), usapkan larutan iodine
pada luka.
• Celup puting dalam gelas yang berisi
larutan Iodine.
Pengobatan

Pengobatan Sederhana Luka pada


Lidah/Mulut

• 30 gram Asam Borat dicampur 1 liter air


panas
• Aduk campuran. Jika ada endapan,
saring dengan kapas
• Celupkan kapas/kasa steril ke dalam
larutan, usapkan pada lidah/mulut yang
melepuh
Pengobatan

Pengobatan Sederhana Ternak Tidak


Mau Makan

Pemberian larutan gula dan premix, dimasukkan ke


dalam mulut
Pengobatan

Pengobatan Sederhana Luka pada kuku

• Buat larutan Tembaga Sulfat (Kupri sulfat) 2% (20


gr dalam 1 Liter) dengan menggunakan air panas
• Semprotkan larutan ke luka/lesi pada kuku.
Rendam kuku beberapa menit dalam larutan, jika
memungkinkan.
• Pengobatan untuk mencegah infeksi sekunder,
dan pemberian vitamin untuk meningkatkan
kondisi tubuh ternak secara injeksi hanya dapat
dilakukan oleh dokter hewan, atau paramedik di
bawah supervisi dokter hewan.
Sapi sembuh (recovered cattle)
• Sapi sembuh: Istilah ini mengacu pada sapi yang telah
sembuh dari gejala klinis penyakit.
• Sapi sembuh dapat dibagi menjadi 2 kelompok:
a) Sapi non-carrier tidak lagi membawa virus dan dianggap
non-infeksius dan sembuh sepenuhnya dari virus PMK.
b) Sapi carrier didefinisikan setidaknya memiliki satu sampel
oesophageal-pharyngeal positif virus PMK 28 hari pasca
infeksi.

Sumber: Evanson et al. 2015. Pathway Analysis of the Movement of Recovered Cattle From a FMD-Infected Feedlot to Slaughter. December 2015
5

VAKSINASI
Vaksinasi Tujuan :

• Untuk membentuk kekebalan tubuh dalam mencegah penularan


virus PMK.
• Vaksinasi masal, cepat, dan serentak terhadap hewan yang
rentan PMK.

Target vaksinasi :
hanya pada ternak yang sehat di daerah tertular. Target utama
vaksinasi adalah sapi dan kerbau.
Syarat hewan yang divaksinasi:
1. Hewan dalam keadaan sehat
2. Tidak dalam kondisi stress.
3. Dapat ijin dari pemilik
Hewan yang tidak divaksinasi:
1. Hewan yang sedang sakit (PMK atau penyakit infeksi
lainnya) atau pernah terinfeksi PMK.
2. Hewan dalam keadaan stress
3. Ditolak oleh pemilik ternak
Vaksinasi Pada Hewan Naïve
(Tidak Ada Kekebalan)

Vaksinasi awal
vaksinasi pertama
dilaksanakan pada hari ke-0
dan dilakukan pengulangan
vaksinasi empat minggu
kemudian (vaksinasi kedua)

Vaksinasi Booster
Selanjutnya diulang setiap 6
bulan.

33
Vaksinasi Pada Hewan Lahir Dari Induk
Tervaksin/Pernah Tertular PMK
(Maternal Ab)
Vaksinasi awal
Vaksinasi Pertama dilakukan
pada umur 12 minggu dan
dilakukan pengulangan 4
minggu kemudian

Vaksinasi Booster
Selanjutnya diulang setiap 6
bulan.

34
6

Pemotongan Bersyarat
Pemotongan Bersyarat

Tujuan:

Mencegah meluasnya penularan wabah PMK

Target:

Hewan yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku


Proses Pemotongan Bersyarat

• Dilakukan di tempat hewan berada


• Keputusan dokter hewan berwenang  hewan tidak dapat disembuhkan
• Pemotongan dilaksanakan terpisah dari hewan hidup lainnya
• Memperhatikan kesejahteraan hewan dan keselamatan petugas serta lingkungan
• Pemotongan di bawah pengawasan dokter hewan
• Disaksikan oleh Satgas PMK tingkat kecamatan dan desa
Kebersihan dalam Pemotongan Bersyarat

• Semua orang yang terlibat dalam proses pemotongan memakai alat pelindung diri
(APD)
• Limbah ditampung dan tidak dibuang ke lingkungan. Ditampung di dalam lubang
atau wadah yang disemprot disinfektan
• Tempat pemotongan dan peralatan dibersihkan dan disemprot disinfektan setelah
proses pemotongan
• Semua orang yang menangani pemotongan bersyarat harus selalu menjaga
kebersihan personal serta kebersihan dan sanitasi lingkungan
• APD harus ditanggalkan dan dibuang dalam lubang untuk dimusnahkan
7

Pengujian
Pengujian

Kepentingan Pengujian:
• Surveilans
• Lalu Lintas Ternak

Pengujian dengan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)


atau Non Structural Protein Enzym Linked Immunosorbent Assay
(NSP-ELISA)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai