Anda di halaman 1dari 2

Pencegahan Penularan dan Penyebaran Virus PMK Pada Hewan Ternak

Ruminansia
Oleh : Kayla Rahmi Rakanarayi

Saat ini banyak sekali isu terkait wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak
ruminansia. Penyakit ini sangat menular dan menyerang hewan berkuku belah baik hewan
ternak maupun hewan liar seperti kerbau, domba, sapi, kambing, unta, rusa, gajah,
antelope, bison, menjangan, dan jerapah. Penyakit mulut dan kuku (PMK) juga dikenal
sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) Jenis penyakit ini disebabkan dari virus tipe A
dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae. Penyakit ini
memiliki masa inkubasi ( waktu masuknya virus sampai timbul gejala ) yang berkisar
antara 1-14 hari gejala penyakit Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan
hidup pada tulang, kelenjar, susu, serta produk susu. Gejala penyakit PMK pada setiap
jenis hewan bervariasi. Namun secara umum, penyakit ini menunjukkan gejala: demam
tinggi (mencapai 39°C) selama beberapa hari, tidak mau makan dan terjadi luka/lepuh
pada daerah mulut (termasuk lidah, gusi, pipi bagian dalam dan bibir) dan keempat
kakinya (pada tumit, celah kuku dan sepanjang coronary bands kuku atau batas kuku
dengan kulit). Luka/lepuh juga bisa terjadi pada liang hidung, moncong, dan puting susu.

Sapi yang terserang PMK, pada umumnya menunjukkan gejala mengeluarkan air liur
berlebihan (hiper salivasi) disertai busa. Pada sapi bali yang terinfeksi penyakit PMK
memperlihatkan hipersalivasi dan berbusa, hewan lebih senang berbaring, luka/lepuh
berdarah pada mulut, pada seluruh teracak kaki dan suhu tubuh mencapai 40°C. Pada sapi
perah disamping gejala tersebut di atas, terjadi penurunan produksi susu. Pada babi, gejala
lebih dominan berupa luka/lepuh pada kaki/teracak kaki dan biasanya babi mengalami
kelemahan, sedangkan pada domba, kambing dan rusa, luka berupa lepuh-lepuh kecil dan
sulit dilihat sehingga diperlukan pengamatan yang teliti.

Virus ini ditularkan ke hewan melalui beberapa cara diantaranya : Kontak


langsung(antara hewan yang tertular dengan hewan rentan melalui droplet, leleran
hidung, serpihan kulit. Sisa makanan/sampah yang terkontaminasi produk hewan seperti
daging dan tulang dari hewan tertular. Kontak tidak langsung melalui vektor hidup yakni
terbawa oleh manusia. Manusia bisa membawa virus ini melalui sepatu, tangan,
tenggorokan, atau pakaian yang terkontaminasi. Kontak tidak langsung melalui bukan
vektor hidup (terbawa mobil angkutan, peralatan, alas kandang dll.) dan Tersebar melalui
udara, angin, daerah beriklim khusus (mencapai 60 km di darat dan 300 km di laut)

Penyakit mulut dan kuku (PMK) menular dengan cepat. Virus masuk ke dalam tubuh
hewan melalui mulut atau hidung dan virus memperbanyak diri pada sel-sel epitel di
daerah nasofaring. virus PMK kemudian masuk ke dalam darah dan memperbanyak diri
pada kelenjar limfoglandula dan sel-sel epitel di daerah mulut dan kaki (teracak kaki)
mengakibatkan luka/lepuh. Penularan PMK dari hewan sakit ke hewan lain terutama
hewan yang peka dapat terjadi dengan dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak
langsung.
Untuk menanggulangi wabah PMK langkah pengendalian dan penanggulangan dengan
membentuk satuan tugas yang fokus pada penghentian penyebaran virus penyebab PMK
melalui tindakan karantina, pengawasan dan pembatasan lalu lintas ternak, serta
penutupan pasar hewan. selanjutnya adalah menghilangkan sumber infeksi dengan
memusnahkan secara terbatas atau stamping out pada hewan yang telah terpapar disertai
menerapkan biosekuriti dengan dekontaminasi kandang, peralatan, kendaraan, dan bahan
lain yang berpotensi menularkan virus melalui penyemprotan larutan desinfektan yang
efektif terhadap virus dan pemusnahan bahan-bahan yang sudah terkontaminasi. jenis
desinfektan yang efektif membunuh virus penyebab PMK diantaranya sodium hydroxide
(2%), sodium carbonate (4%), citric acid (0.2%), acetic acid (2%), sodium hypochlorite
(3%), potassium peroxymonosulfate (1%), dan chlorine dioxide.

Untuk meningkatkan kekebalan hewan ternak yang rentan tertular PMK perlu
digencarkan program vaksinasi massal dan melakukan upaya mitigasi pada daerah yang
belum tertular berupa surveilans dan pembentukan kewaspadaan dini serta melakukan
disease resilience. Seperti diketahui oleh kita Penyakit Mulut dan Kuku disebabkan oleh
virus RNA beruntai tunggal. virus penyebab PMK dapat bertahan di luar tubuh hewan
penderita selama 2 minggu, tahan berbulan-bulan dalam semen, epitel, kelenjar limfa, dan
makanan produk asal hewan serta olahannya. Selain itu, hewan penderita bertindak
sebagai carrier yang dapat bertahan selama 8 sampai 24 bulan. Penularan PMK dapat
terjadi melalui kontak langsung hewan penderita dengan hewan lain yang rentan, kontak
tidak langsung melalui alat atau sarana transportasi, manusia yang terkontaminasi
serta penyebaran melalui udara. Hewan yang terinfeksi dapat mengeluarkan virus
melalui cairan vesikel, air liur, susu, urine, dan feses. Virus dapat dikeluarkan 1-2 hari
sebelum hewan tertular menunjukkan gejala klinis.

Meski demikian, pengobatan dasarnya penyakit viral tidak dapat diobati. Upaya yang
dapat dilakukan adalah peningkatan imunitas dan ketahanan tubuh ternak yang terinfeksi
melalui terapi suportif dengan memberikan vitamineral dan feed suplement, dan terapi
sesuai gejala dengan memberikan penurun panas, penghilang rasa nyeri, dan antibiotik
untuk mencegah infeksi ikutan.

Anda mungkin juga menyukai