Anda di halaman 1dari 8

Banyak penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus.

Beberapa jenis
virus yang menyerang hewan mengakibatkan kematian. Virus yang menyerang
hewan ini dapat juga menyerang manusia. Misalnya, virus rabies yang ditularkan
melalui gigitan anjing. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut.
1. Newcastle Disease (NCD)
Newcastle Disease (NCD) juga di kenal dengan sampar ayam atau Tetelo
yaitu penyakit yang disebabkan oleh Newcastle Disease Virus dari golongan
Paramyxovirus. Virus ini biasanya berbentuk bola, meski tidak selalu (pleomorf)
dengan diameter 100 300 nm. Genome virus ND ini adalah suatu rantai tunggal
RNA. Virus ini menyerang alat pernapasan, susunan jaringan syaraf, serta alat-
alat reproduksi telur dan menyebar dengan cepat serta menular pada banyak
spesies unggas yang bersifat akut, epidemik (mewabah) dan sangat patogen.
Virus NCD dibagi dua tipe yakni tipe Amerika dan tipe Asia. Pembagian ini
berdasarkan keganasannya dimana tipe Asia lebih ganas dan biasanya terjadi pada
musim hujan atau musin peralihan, dimana saat tersebut stamina ayam menurun
sehingga penyakit mudah masuk.

Gambar ayam yang terinfeksi NCD


Gambar virus NCD
Gejala:
- Ayam pingsan payah, mengantuk dengan kepala ditundukkan, sesak nafas,
terdengar suara mencicit seperti ayam tercekik.
- Nafsu makan berkurang, berak putih seperti kapur dan padat tetapi lambat
laun berubah jadi encer dan hijau.
- Ayam menjadi kurus dalam beberapa hari, ayam hilang keseimbangan atau
selalu memutar-mutar kepalanya, berjalan keliling, kepala diletakan diatas
punggung juga kelumpuhan.
- Pial dan balung berwarna kebiruan.
Cara Penularan:
- Melalui kontak langsung dari ayam sakit ke ayam lainnya.
- Melalui kontak tidak langsung, melalui bahan, pekerja, atau alat yang
tercemar virus tersebut.
- Virus NCD yang bereplikasi di saluran pencernaan akan menyebabkan
adanya feses yang tercemar oleh virus tersebut. Dalam hal ini, penularan
virus NCD dapat terjadi melalui oral akhibat ingesti feses yang
mengandung virus tersebut ataupun secara tidak langsung melalui pakan
atau minuman yang tercemar atau per inhalasi akhibat menghirup partikel
feses yang telah mengering.
Cara Pencegahan:
Vaksinasi yang teratur sesuai dengan program yang dianjurkan yaitu:
1. Umur ayam antara Umur ayam antara 4-7 hari, vaksinasi dengan vaksin aktif
melalui tetes mata yaitu cukup tetes pada mata kiri atau kanan juga dilakukan
vaksinasi inaktif yang disuntikan pada kulit leher dengan menggunakan Spuit atau
spet dengan dosis 0,2-0,25 CC pada waktu yang sama.
2. Umur ayam antara 18 hari - 21 hari dilakukan vaksinasi (revaksinasi) dengan
vaksin aktif galur lasota / Clone melalui tetes mata atau air minum.
3. Setelah vaksinasi kedua, vaksinasi selanjutnya dapat dilakukan pada umur
ayam tiga bulan atau empat bulan atau setiap akan memasuki bulan peralihan.
4. Memelihara ayam dalam kandang terbatas serta menjaga kebersihan ayam,
jangan memasukkan ayam luar sebelum dikarantina atau divaksin dan dipastikan
tidak membawa penyakit.

2. Rabies
Rabies merupakan suatu penyakit hewan menular akut yang disebabkan
oleh virus neurotropik dari ss RNA virus; genus Lyssavirus; famili
Rhabdoviridae. Virus Rabies termasuk dalam serotipe 1, serotipe 2 (Lagos bat
virus), serotipe 3 (Mokola rhabdovirus), dan serotype 4 (Duvenge rhabdovirus).
Rabies menyerang sistem syaraf pusat hewan berdarah panas dan manusia.
Bersifat zoonosis yaitu dapat menular pada manusia lewat gigitan atau cakaran.
atau dapat pula lewat luka yang terkena air liur hewan penderita rabies. Hewan
yang terinfeksi dapat berubah menjadi lebih agresif/ ganas dan dapat menyerang
manusia. Rabies sangat berbahaya, bila ditemukan gejala klinis dan
penanganannya tidak benar biasanya diikuti kematian, baik pada hewan maupun
manusia.

Gambar Anjing rabies

Gambar virus Lyssavirus
Gejala pada hewan:
- Suka bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk.
- Terjadi kelumpuhan tubuh, hewan tidak dapat mengunyah dan menelan
makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan air liur menetes
berlebihan.
- Kejang berlangsung singkat dan kadang sering tidak terlihat.
- Tidak ada keinginan menyerang atau mengigit. Kematian akan terjadi
dalam beberapa jam.
Gejala pada manusia:
- Timbul gejala-gejala lesu, nafsu makan hilang, mual, demam tinggi, sakit
kepala, dan tidak bisa tidur.
- Rasa nyeri di tempat bekas luka gigitan dan nampak kesakitan serta
menjadi gugup, bicara tidak karuan, dan selalu ingin bergerak
- Rasa takut pada air yang berlebihan, peka suara keras dan cahaya serta
udara.
- Air liur dan air mata keluar berlebihan, pupil mata membesar.
- Kejang-kejang lalu mengalami kelumpuhan dan akhirnya meninggal
dunia. Biasanya penderita meninggal 4-6 hari setelah gejala-gejala / tanda-
tanda pertama timbul.
Cara Penularan:
- Melalui air liur yang mengandung virus rabies.
Cara Pencegahan:
- Memelihara anjing dan hewan lainnya dengan baik dan benar. Jika tidak
dipelihara dengan baik dapat diserahkan ke Dinas Peternakan atau para
pecinta hewan.
- Mendaftarkan anjing ke Kantor Kelurahan/Desa atau Petugas Dinas
Peternakan setempat.
- Pada hewan virus rabies dapat ditangkal dengan vaksinasi secara rutin 1-2
kali setahun tergantung vaksin yang digunakan, ke Dinas Peternakan, Pos
Kesehatan Hewan atau Dokter Hewan Praktek.
- Semua anjing/kucing yang potensial terkena, divaksin setelah umur 12
minggu, lau 12 bulan setelahnya, dilanjutkan dengan tiap 3 tahun dengan
vaksin untuk 3 tahun, untuk kucing harus vaksin inaktif.
- Penangkapan/eliminasi anjing, kucing, dan hewan lain yang berkeliaran di
tempat umum dan dianggap membahayakan manusia.
- Pengamanan dan pelaporan terhadap kasus gigitan anjing, kucing, dan
hewan yang dicurigai menderita rabies.
- Penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit rabies.
- Menempatkan hewan didalam kandang, memperhatikan serta menjaga
kebersihan dan kesehatan hewan.
- Setiap hewan yang beresiko rabies harus diikat/dikandangkan dan tidak
membiarkan anjing bebas berkeliaran.
- Menggunakan rantai pada leher anjing dengan panjang tidak lebih dari 2
meter bila tdak dikandang atau saat diajak keluar halaman rumah.
- Tidak menyentuh atau memberi makan hewan yang ditemui di jalan
- Daerah yang sudah bebas rabies, haeus mencegah masuknya anjing,
kucing atau hewan sejenisnya dari daerah yang tertular rabies.
- Pada area terkontaminasi dilakukan desinfeksi menggunakan 1:32 larutan
(4 ounces per gallon) dari pemutih pakaian untuk menginaktifkan virus
dengan cepat.

3. Papillomatosis (Kutil pada Sapi)
Penyakit kutil (Warts) atau papillomatosis pada sapi disebabkan oleh virus
yang dikenal dengan Bovine Papillomavirus (BPV). Bovine Papilloma Virus
(BPV) dikenal ada 6 strain yang masing-masing menyebabkan lesi pada bagian
tubuh yang berbeda. BPV1 biasanya menyebabkan lesi pada daerah hidung,
putting dan gland penis. BPV2 menyebabkan lesi pada kepala, leher. BPV3 pada
kepala dan daerah intradigital. BPV4 pada saluran pencernaan dan vesika urinaria.
BPV5 dan BPV6 menyebabkan lesi pada putting.
Papillomatosis sebenarnya bukanlah penyakit yang mematikan, seperti
antrax tetapi lebih menyebabkan kepada gangguan fisik dan keindahan. Penyakit
kutil biasanya akan hilang sendirinya tetapi dalam waktu yang lama. Kutil pada
sapi bisa ditemukan diseluruh tubuh, tetapi yang paling sering ditemui adalah
pada daerah moncong, leher, daun telinga, pantat, kaki dan puting.

Gambar sapi yang terinfeksi Papillomatosis

Gambar Bovine Papillomavirus (BPV)
Cara Penularan:
- Kontak langsung.
- Gigitan lalat (serangga).
- Menular dari puting ke puting atau dari sapi ke sapi melewati tangan
pemerah atau melalui mesin perah.
Cara Pencegahan:
- Hindari pemerahan yang mengakibatkan trauma pada puting yang sakit
juga bisa mengendalikan penyebaran penyakit ini.
- Menjaga kebersihan selama proses pemerahan.
- Pemerah yang menggunakan sarung tangan dan desinfektan celup putting
yang baik dari golongan Chlorhexidine bisa digunakan untuk
mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai