Anda di halaman 1dari 6

DI SUSUN OLEH :

 Gilang Syahdan
 Imam Adipratama

Perum Alinda Kencana Permai Jl. Ceri Raya,


RT.006/RW.027, Kaliabang Tengah, Kec. Bekasi Utara,
Kota Bks, Jawa Barat 17125
PENYAKIT RABIES
( VIRUS LYSSAVIRUS )

Rabies disebabkan oleh virus Lyssavirus dari golongan Rhabdoviridae. Virus ini
umumnya masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang
terinfeksi virus rabies.
Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang
menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang
disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui air liur (anjing, kucing, kera)
yang terkena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.
Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884, ditemukan
oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda, kemudian tahun 1889 Esser W, J,. dan
Penning menemukan penyakit rabies pada anjing. Pada tahun 1894, virus rabies
pertama kali menyerang manusia, ditemukan oleh EV De Haan (orang
Belanda). Di Provinsi Bali Penyakit rabies muncul kembali pada tanggal 14
Nopember 2008, menimpa seorang warga Banjar Giri Darma – Desa Ungasan,
Kecamatan Kuta Selatan Badung dan sampai sekarang penyakit rabies perlu
diwaspadai.
Morfologi virus rabies, berbentuk peluru, mempunyai panjang 180 nm
(nanometer), dan lebar 75 nm. Komposisi dari virus ini antara lain rantai
panjang Ribo Nucleic Acid (RNA), lipid, karbohidrat dan protein. Sifat Virus
Rabies. Virus rabies meliputi sifat fisik dan sifat kimia. Sifat Fisik : (1)
Pemanasan pada suhu 60o C selama 5 menit akan mematikan virus ; (2) Virus
akan mati bila terkena sinar ultraviolet ; (3) Cepat mati bila berada diluar
jaringan hidup ; (4) Pada suhu – 4o C ( minus 4 °C ) virus dapat bertahan hidup
sampai berbulan-bulan. Sifat Kimia : (1) Dapat diinaktifkan dengan
propiolakton, phenol, halidol azirin, zat pelarut lemak, dll ; (2) Tahan hidup
beberapa minggu di dalam gliserin pada suhu kamar ; (3) Virus rabies bila
disimpan didalam larutan gliserin pekat pada suhu kamar, dapat bertahan-
berminggu-minggu ; (4) Pada gliserin 10 %, virus akan cepat mati ; (5) Cepat
mati dengan zat-zat pelarut lemak seperti air sabun, detergent, chloroform, ether
dll.
Masa Inkubasi dan Sumber Penularan Penyakit Rabies
Masa inkubasi (masa masuknya virus ke dalam tubuh manusia/hewan sampai
menimbulkan gejala penyakit) adalah : Masa inkubasi pada hewan antara 3 – 8
minggu, masa inkubasi pada manusia bervariasi, biasanya 2 – 8 minggu,
kadang- kadang 10 hari sampai 2 tahun, tetapi rata- rata masa inkubasinya 2 –
18 minggu.
Sumber penular dari penyakit rabies adalah anjing sebagai sumber penular
utama, selain itu juga dapat ditularkan oleh kucing dan kera. Di luar negeri,
selain ke 3 hewan diatas, juga dapat ditularkan melalui gigitan bitang seperti :
serigala, kelelawar, skunk, dan racoon.
Daya serang virus rabies sebagai berikut; setelah virus rabies masuk ke dalam
tubuh manusia melalui gigitan hewan (anjing), selama kurang lebih 2 minggu
virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau didekat tempat gigitan.
Selanjutnya virus akan bergerak mencapai ujung-ujung saraf posterior tanpa
menunjukkan perubahan fungsinya. Sepanjang perjalanan ke otak, virus rabies
akan berkembangbiak / membelah diri (replikasi). Selanjutnya sampai diotak
dengan jumlah virus maksimal, kemudian menyebar luas ke seluruh bagian
neuron. Virus ini akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak.
Setelah memperbanyak diri pada neuron-neuron sentral, maka virus rabies akan
bergerak ke seluruh organ dan jaringan tubuh untuk berkembang biak seperti
adrenal, ginjal, paru-paru, hati dan selanjutnya akan menyerang jaringan tubuh
lainnya.
Hal-hal yang menjadi faktor risiko penularan penyakit rabies adalah; sarana
transportasi, khususnya pelabuhan yang tidak resmi, hewan peliharaan yang
tidak di vaksinasi di daerah tertular, hewan pembohong di daerah tertular,
pekerja yang terkena spt dokter hewan, menangkap anjing, petugas
laboratorium, pemburu dll. Wisatawan ke daerah tertular tetapi tidak diberi pre
exposure, transplantasi terutama kornea.
Penyakit Rabies sudah tertular ke seluruh dunia, sedangkan daerah tertular
rabies di wilayah Indonesia selain Bali meliputi 23 provinsi, artinya hanya 10
provinsi di Indonesia yang menyandang status bebas rabies. Cara penularan
virus rabies pada hewan berbeda dengan cara penularan pada manusia. Pada
hewan terjadi melalui gigitan hewan yang menderita rabies ke hewan sehat.
Cara penularan pada manusia, dibagi dua yaitu : (1) Dari hewan ke manusia
melalui gigitan hewan yang air liurnya mengandung virus rabies. (2) Nongigitan
melalui jilatan hewan yang mengandung virus rabies pada luka, selaput lendir
yang utuh, selaput lendir mulut, selaput lendir anus, selaput lendir alat kelamin
eksterna dan melalui inhalasi / udara (jarang terjadi).
Gejala dan Tanda Rabies
Gejala dan tanda rabies pada hewan ada 2 (dua) tipe yaitu : (1) Tipe ganas
terdiri dari stadium prodromal, eksitasi dan paralise dengan rincian : *Stadium
prodromal ( 2 – 3 hari ), gejala : malaise, tidak mau makan, agak « jinak »,
demam sub febris, refleks kemarahan menurun ; *Stadion eksitasi ( 3 – 7 hari ),
gejala : reaktif dengan menyerang, dan menggigit benda bergerak, pica
(memakan berbagai benda termasuk tinjanya sendiri), lupa pulang, strabismus,
ejakulasi spontan ; *Stadium paralisis, gejala : ekor jatuh, mandibula jatuh,
lidah keluar, ludah (ludah) berhamburan, kaki belakang terseret.
Pada stadium ini sangat singkat dan biasanya dikuti dengan kematian hewan
tersebut. (2) Tipe Jinak (dumb), umumnya stadium ini muncul setelah stadium
paralisis, anjing ini terlihat diam, berpenampilan tenang namun akan ganas jika
didekati. Gejala dan tanda penderita rabies pada manusia yaitu demam, mual,
rasa nyeri di tenggorokan, kereshan, takut air (hidrofobia), takut cahaya, lidah
yang berlebihan (hipersaliva).
Pertolongan Pertama, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Rabies
Pertolongan pertama pada penderita rabies dapat dilakukan cara-cara seperti :
(1) Cucilah gigitan hewan (anjing) dengan sabun / detergen di bawah air yang
mengalir selama 10 – 15 menit ; (2) Beri obat antiseptik pada luka gigitan (obat
merah, alkohol 70 % dll); (3) Hubungi pusat rabies untuk bantuan selanjutnya
(Pusat media ; Dinas Peternakan Provinsi Bali).
Pencegahan rabies dapat dilakukan dengan memberikan vaksin rabies pada
hewan peliharaan anda setiap 1 tahun sekali, segera melapor ke puskesmas /
rumah sakit terdekat bila digigit oleh hewan sasaran rabies untuk mendapatkan
Vaksin Anti Rabies (VAR).
Kesimpulan dan Saran
Rabies adalah penyakit menular yang dapat dicegah dengan memberikan vaksin
rabies pada hewan peliharaan anda setiap 1 tahun sekali, segera melapor ke
puskesmas / rumah sakit terdekat bila digigit oleh hewan penunjuk rabies untuk
mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR). Segera laporkan ke rabies center bila
menemukan hewan dengan gejala rabies, dan jangan melepas hewan piaraan
Anda berkeliaran di alam bebas.
Referensi
TANZIL, Kunadi. Penyakit rabies dan penatalaksanaannya. E-Jurnal WIDYA
Kesehatan Dan Lingkungan, 2014, 1.1. NUGROHO, DK, dkk. Analisa Data
Surveilans Rabies (2008-2011) di Propinsi Bali, Indonesia. J Outbreak,
Surveillance and Investigation Reports (OSIR), 2013, 6.2: 8-12.
Sumber : Ni Nyoman Kristina, SKM, MPH (Widyaiswara Ahli Madya UPTD
Bapelkesmas Dinas Kesehatan Provinsi Bali)

Anda mungkin juga menyukai