“RHABDOVIRUS”
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
A. Pengertian Rhabdovirus
Rhabdovirus berasal dari bahasa Yunani yaitu Rhabdo yang berarti berbentuk batang dan
Virus yang berarti virus. Jadi Rhabdovirus merupakan virus yang mempunyai bentuk seperti
batang. Rabies merupakan infeksi akut dari susunan saraf pusat yang berakibat fatal. Virus
ditularkan ke manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan (air liur) hewan yang terinfeksi
rabies. Hewan yang dapat menularkan penyakit rabies antara lain anjing, kucing, kera, dan
kelelawar.
B. Sejarah Rhabdovirus
Rabies pertama kali ditemukan pada 2000 tahun SM, yaitu ketika Aristoteles menemukan
bahwa anjing dapat menularkan infeksi kepada anjing yang lain melalui gigitan. Lalu pada tahun
1885, ketika seorang anak laki-laki berumur 9 tahun digigit oleh seekor anjing yang terinfeksi
virus rabies, Louis Pasteur mengobatinya dengan vaksin dari medulla spinalis anjing tersebut.
Hal ini menjadikannya orang pertama yang mendapatkan imunitas, karena anak tersebut tidak
menderita rabies. Kemudian pada tahun 1903 ditemukan badan Negri yang bersifat diagnostik.
Pada tahun 1940-an sudah dimulai penggunaan vaksin rabies pada anjing. Penambahan globulin
imun rabies untuk manusia setelah pemaparan pengobatan vaksinasi dilakukan pada tahun 1954.
Lalu pada tahun 1958 dilakukan penumbuhan virus rabies dalam biakan sel. Pada tahun 1959
dilakukan pengembangan tes antibodi fluoresen diagnostik.
C. Struktur Rhabdovirus
D. Gejala Rhabdovirus
Gejala awal rabies biasanya muncul 30–90 hari setelah seseorang tergigit hewan yang
terinfeksi virus rabies. Namun pada kasus tertentu, gejala juga bisa muncul lebih cepat atau lebih
lambat.
Gejala awal rabies dapat mirip dengan gejala flu. Penderita umumnya mengalami demam, sakit
kepala, dan nyeri otot. Rasa kesemutan, nyeri, dan gatal yang sangat mengganggu di area bekas
gigitan juga dapat terjadi. Gejala ini merupakan gejala khas pada rabies.
Selain itu, beberapa gejala awal yang juga dapat dialami penderita adalah:
Lemas
Malas makan
Nyeri kepala
Menggigil
Nyeri tenggorokan
Mual dan muntah
Diare
Gangguan cemas
Gelisah
Sulit tidur atau insomnia
Depresi
Rabies disebabkan oleh virus yang umumnya ditularkan dari anjing melalui gigitan, cakaran,
atau air liur. Selain anjing, hewan yang juga dapat membawa virus rabies dan menularkannya ke
manusia antara lain kera, kucing, musang, dan kelinci.
Pada kasus yang jarang terjadi, penularan virus rabies juga dapat terjadi dari manusia ke
manusia, melalui transplantasi organ.
Rabies disebabkan oleh virus Lyssavirus dari golongan Rhabdoviridae. Virus ini umumnya
masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan
hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara penularan virus
rabies dari hewan ke manusia.
Saat sudah memasuki tubuh, virus rabies dapat masuk ke otak melalui sel saraf, kemudian
menggandakan diri dengan cepat. Hal ini dapat menyebabkan peradangan berat pada otak dan
saraf tulang belakang. Penting untuk diingat, virus rabies yang sudah menyerang otak dapat
membuat kondisi pasien memburuk dan mengalami kematian dengan cepat. Penyebaran virus ke
otak dapat terjadi lebih cepat jika pasien mengalami gigitan atau cakaran di area leher atau
kepala.
Sementara, beberapa binatang yang bisa menyebarkan rabies antara lain, yakni:
Anjing
Kelelawar
Monyet
Kucing
Kelinci
Cara penularan virus rabies pada hewan berbeda dengan cara penularan pada manusia. Pada
hewan terjadi melalui gigitan hewan yang menderita rabies ke hewan sehat. Cara penularan pada
manusia, dibagi dua yaitu :
1. Dari hewan ke manusia melalui gigitan hewan yang air liurnya mengandung virus
rabies.
2. Nongigitan melalui jilatan hewan yang mengandung virus rabies pada luka, selaput
mukosa yang utuh, selaput lendir mulut, selaput lendir anus, selaput lendir alat
genitalia eksterna dan melalui inhalasi / udara (jarang terjadi). Cara penularan dari
manusia ke manusia melalui transplantasi kornea, kontak air liur penderita ke mukosa
mata dan pernah ada laporan, orang sehat setelah digigit oleh penderita rabies,
mengalami sakit rabies.
Apabila seseorang telah terinfeksi oleh rabies, maka tidak ada pengobatan efektif yang dapat
diberikan pada tahap ini.Walaupun ada sebagian kecil orang selamat dari penyakit ini, biasanya
penyakit ini berakibat fatal (dengan tingkat kematian hampir 100%). Jadi, penanganan yang
dapat diberikan bersifat suportif, sebagai berikut ini.
Penanganan awal
Pembersihan luka
Luka gigitan dicuci dengan air mengalir dan sabun selama 10- 15 menit.
o Pemberian vaksin antirabies (VAR) atau serum antirabies (SAR) bisa dilakukan.
Pemberian VAR dilakukan pada kasus luka risiko rendah. Tidak semua kasus memerlukan
VAR. Hal ini tergantung riwayat kesehatan pasien. Sementara itu, VAR dan SAR dibutuhkan
pada kasus luka risiko tinggi. Jika seseorang telah digigit oleh hewan yang diketahui
mengidap rabies, dokter akan merekomendasikan serangkaian suntikan untuk mencegah
infeksi dari virus rabies. Pemberian immunoglobulin rabies (rabies immune globulin) atau
serum antirabies (SAR) dilakukan segera setelah pasien terpapar virus rabies. SAR berperan
sebagai imunisasi pasif penetral yang cepat sebelum sistem kekebalan tubuh membentuk
antibodi sendiri. Selanjutnya, pasien akan mendapatkan vaksin antirabies (VAR) untuk
membantu tubuh mengidentifikasi dan melawan virus rabies. Vaksin ini diberikan sebanyak
5 kali dalam waktu 14 hari.
I. Cara Pencegahan
Meski berbahaya, rabies adalah penyakit yang dapat dihindari. Caranya adalah dengan
melakukan sejumlah upaya berikut: