OLEH:
RLISNORA SEMBIRING
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit hewan yang
disebabkan oleh virus, bersifat akut serta menyerang susunan
saraf pusat. Hewan berdarah panas dan manusia. Rabies
bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari
hewan ke manusia dan menyebabkan kematian pada manusia
dengan CFR (Case Fatality Rate) 100%. Virus rabies dikeluarkan
bersama air liur hewan yang terinfeksi da disebarkan melalui luka
gigitan atau jilatan.
PENYEBAB RABIES
Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang terdapat pada air liur
hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan
lainnya atau manusia melaui gigitan dan kadang melalui jilatan. Secara
patogenesis, setelah virus rabies masuk lewat gigitan, selama 2 minggu
virus akan tetap tinggal pada tempat masuk dan disekitrnya.
Kemudian, virus akan bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf
posterios tanpa menunjukan perubahan-perubahan fungsinya.
Sesampainya di otak , virus akan memperbanyak diri dan menyebar luas
dalam semua bagian neuron-neuron, terutama mempunyai predileksi
khusus terhadap sel-sel sistem limbic, hipotalamus dan batang otak.
Setelah memperbanyak diri dalam neuron-neuron sentral, virus
kemudian bergerak kea rah perifer dalam serabut saraf eferen, volunteer
dan otonom. Dengan demikian virus ini menyerang hamper tiap organ
dan jaringan di dalam tubuh dan berkembang biak dalam jaringan-
jaringan seperti kelenjar ludah, ginjal, dan sebagainya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENULARAN
1. Virus di air liur (saliva) pengigit : hewan yang positif Rabies belum tentu
menularkan Rabies melalui gigitan karena hanya 50 sampai 90% dari hewan yang
mati karena rabies mengandung virus Rabies dalam salivanya.
2. Kepekaan species hewan : adalah suatu kenyataan bahwa satu species akan lebih
tahan terhadap Rabies daripada species lainnya. Faktor yang mempengaruhi
kepekaan hewan terhadap infeksi Rabies adalah umur hewan, cara infeksi dan
sifat virus.
3. Tempat gigitan : bila orang atau hewan tergigit di tangan (kaki depan), kepala
atau leher maka ia akan mudah dan/atau lebih cepat terkena rabies. Hal ini terjadi
bukan karena jauh atau dekatnya tempat gigitan tersebut dengan susunan syaraf
pusat (CNS), tetapi karena lebih banyaknya jumlah syaraf perifer yang ada di
bagian-bagian tersebut sehingga memudahkan penyebaran virus karena sifat
neurotropik dari virus Rabies.
4. Pengobatan anti Rabies : hewan atau orang yang mendapatkan pengobatan
antirabies, baik untuk pencegahan atau untuk pengobatan dengan serum akan
menjadi lebih resisten terhadap infeksi.
GEJALA KLINIS PENYAKIT RABIES
1. Pada Hewan
A. Stadium Prodromal
B. Stadium Eksitasi
C. Stadium Paralisis.
Tanda- tanda Penyakit Rabies Pada Hewan
Strategi biaya yang paling efektif untuk mencegah rabies pada orang
adalah dengan menghilangkan rabies pada anjing melalui vaksinasi.
Vaksinasi hewan (kebanyakan anjing) telah mengurangi jumlah
manusia (dan hewan) kasus rabies di beberapa negara, khususnya di
Amerika Latin. Namun, kenaikan terbaru dalam kematian rabies pada
manusia di beberapa bagian Afrika, Asia dan Amerika Latin
menunjukkan bahwa rabies adalah ulang muncul sebagai masalah
kesehatan masyarakat yang serius. Mencegah rabies pada manusia
melalui kontrol rabies anjing piaraan adalah tujuan yang realistis bagi
sebagian besar Afrika dan Asia, dan dibenarkan finansial dengan
tabungan masa depan penghentian profilaksis pasca pajanan bagi
orang-orang. Kasus zoonosis yaitu penyakit menular dari hewan ke
manusia, cara penanganannya dan pencegahannya ditujukan pada
hewan penularnya. Pada manusia, vaksin rutin diberikan kepada
orang-orang yang pekerja dengan resiko tinggi, seperti dokter hewan,
pawang binatang, peneliti khusus hewan dan lainnya.
PENGOBATAN