MATERI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BAHAYA RABIES
Lampiran 1
A. PENGERTIAN RABIES
Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak yang menyebabkan iritasi dan
peradangan otak dan medulla spinalis. Penyakit rabies atau dikenal juga dengan
penyakit anjing gila merupakan salah satu penyakit zoonosa (penyakit hewan
yang dapat menular ke manusia) dan penyakit hewan menular yang akut dari
susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan berdarah panas serta manusia
yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit rabies menular pada manusia melalui
gigitan hewan penderita atau dapat pula melalui luka karena air liur hewan
penderita rabies. Hewan utama sebagai penyebar/penular rabies adalah anjing,
oleh karenanya perhatian utama dalam upaya pemberantasan penyakit rabies
adalah terhadap hewan tersebut. Penyakit rabies disebabkan oleh virus lyssa dari
family rhabdo-viride.
B. PENYEBAB PENYAKIT RABIES
Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang Masuk ke keluarga
Rhabdoviridae
dan
genus
Lysa
virus. Karakteristik
utama
virus
keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang
tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai
perantara penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah
terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1
tahun. Masa inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala
atau tempat yang tertutup celana pendek atau bila gigitan terdapat di banyak
tempat.
Pada 20% penderita, rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai
bawah yang menjalar keseluruh tubuh. Tetapi penyakit ini biasanya dimulai
dengan periode yang pendek dari depresi mental, keresahan, tidak enak badan dan
demam. Keresahan akan meningkat menjadi kegembiraan yang tak terkendali dan
penderita akan mengeluarkan air liur. Kejang otot tenggorokan dan pita suara
biasa terasa sakit luar biasa. Kejang ini terjadi akibat adanya gangguan daerah
otak yang mengatur proses menelan dan pernafasan. Angin sepoi-sepoi dan
mencoba untuk minum air bisa menyebabkan kekejangan ini. Oleh karena itu
penderita Rabies tidak dapat minum. Karena hal inilah, maka penyakit ini kadangkadang juga disebut hidrofobia (takut air).
Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis.
Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara Rabies antara lain rakun
(Procyonlotor) dan sigung (Memphitismemphitis) di Amerika Utara, rubah merah
(Vulpesvulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika,
Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat Rabies yang masih tinggi. Hewan
perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui
gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang
terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum
tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan
berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan
masuk ke dalam air liur.
Selain itu, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang
tercemar virus rabies, tetapi ini sangat jarang terjadi. Dua pekerja laboratorium
telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang mengandung
virus rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus Rabies terjadi pada penjelajah
gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan kelelawar
hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara karena tidak
ditemukan sama sekalian dan tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.
3. Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan
berakhir dengan kematian.
Sedangkan pada manusia yang terinfeksi rabies akan mengalami 4
stadium sakit, yaitu :
1. Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada
penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi
demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening, dan lain
sebagainya.
2. Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan
mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan,
keluar banyak air liur, pupil membesar, hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
3. Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah
kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi
ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan
ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan
daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang
terjadi pada penderita Rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar
biasa di kala berusaha menelan air.
4. Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium
sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda
kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.
3. Selalu ingat untuk memvaksinasi hewan peliharaan seperti anjing, kucing dan
kera. Tindakan ini tidak hanya melindungi hewan anda dari penyakit Rabies
tetapi juga melindungi diri anda sendiri dan keluarga anda.
4. Selalu awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan hewan
atau binatang liar. Jika binatang peliharaan anda digigit oleh hewan liar,
segera ke dokter hewan untuk diperiksa keadaannya.
5. Hubungi dinas peternakan setempat bila anda menjumpai ada binatang liar
yang mencurigakan di lingkungan tempat tinggal anda.
6. Hindari kontak dengan hewan liar yang tidak jelas asal usulnya.
7. Nikmati hewan liar seperti rakun, serigala dari tempat yang jauh. Jangan coba
coba memberi mereka makan ataupun membelai mereka.
8. Jangan sok menjadi penyayang hewan lalu mencoba memelihara hewan liar
di rumah walaupun mereka kelihatan sangat jinak.
9. Cegah kelelawar memasukan rumah atau tempat anda beraktifitas.
10. Jika anda bepergian ke daerah yang terjangkit Rabies, segeralah ke pusat
pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksinasi Rabies.
Cara yang tepat agar hewan peliharaan tidak terinfeksi rabies adalah
1. Hewan dibawa ke Dinas Peternakan atau Dokter Hewan untuk mendapatkan
vaksinasi Rabies secara teratur tiap tahun.
2. Hewan peliharaan anda sebaiknya jangan dibiarkan berkeliaran keluar
pekarangan rumah.
3. Bilamana anjing anda akan dibawa keluar pekarangan rumah, harus di ikat
menggunakan rantai yang panjangnya tidak lebih dari 2 meter dan
memakaikannya.
Lampiran 2
Pertanyaan :
1.
2.
3.
4.
5.
Jawaban :
1. Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak yang menyebabkaniritasi dan
peradangan otak dan medulla spinalis. Penyakit rabies atau dikenal juga
dengan penyakit anjing gila merupakan salah satu penyakit zoonosa (penyakit
hewan yang dapat menular ke manusia) dan penyakit hewan menular yang
akut dari susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan berdarah panas
serta manusia yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit rabies menular
pada manusia melalui gigitan hewan penderita atau dapat pula melalui luka
karena
air
liur
hewan
penderita
rabies.
Hewan
utama
sebagai
meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan
pening, dan lain sebagainya.
b. Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan
mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup,
kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar, hiperhidrosis,
hiperlakrimasi.
c. Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah,
mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga
terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya
(fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat
adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan
pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada penderita Rabies terutama
karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha menelan air.
d. Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium
sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan
tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.
5. Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati,