Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS LEDOKOMBO
Jl. Cumedak No. 124 Telp. (0331) 591474
LEDOKOMBO 68196

KERANGKA ACUAN PROGRAM KUSTA


TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan
permasalahan yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan kemanusiaan
seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari medis saja tetapi juga
adanya masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya. Dalam keadaan ini warga
masyarakat berupaya menghindari penderita. Sebagai akibat dari masalah-masalah
tersebut akan mempunyai efek atau pengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara,
karena masalah-masalah tersebut dapat mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna
sosial, tuna wisma, tuna karya dan ada kemungkinan mengarah untuk melakukan
kejahatan atau gangguan di lingkungan masyarakat. Program pemberantasan penyakit
menular bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakitan dan
angka kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut sehingga memungkinkan tidak
lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit kusta adalah salah satu penyakit
menular yang masih merupakan masalah nasional kesehatan masyarakat, dimana
beberapa daerah di Indonesia prevalens rate masih tinggi dan permasalahan yang
ditimbulkan sangat komplek. Masalah yang dimaksud bukan saja dari segi medis tetapi
meluas sampai masalah sosial ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan sosial. Pada
umumnya penyakit kusta terdapat di negara yang sedang berkembang, dan sebagian besar
penderitanya adalah dari golongan ekonomi lemah. Hal ini sebagai akibat keterbatasan
kemampuan negara tersebut dalam memberikan pelayanan yang memadai di bidang
kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat.
Di Indonesia pengobatan dari perawatan penderita kusta secara terintegrasi
dengan unit pelayanan kesehatan (puskesmas sudah dilakukan sejak pelita I). Adapun
sistem pengobatan yang dilakukan sampai awal pelita III yakni tahun 1992, pengobatan
dengan kombinasi (MDT) mulai digunakan di Indonesia.
Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu negara dengan beban
penyakit kusta yang tinggi. Pada tahun 2013, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia
setelah India dan Brazil. Tahun 2013, Indonesia memiliki jumlah kasus kusta baru
sebanyak 16.856 kasus dan jumlah kecacatan tingkat 2 di antara penderita baru sebanyak
9,86% (WHO, 2013). Penyakit kusta merupakan salah satu dari delapan penyakit
terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD) yang masih ada di Indonesia, yaitu
Filaria, Kusta, Frambusia, Dengue, Helminthiasis, Schistosomiasis, Rabies dan Taeniasis.
Indonesia sudah mengalami kemajuan yang pesat dalam pembangunan di segala bidang
termasuk kesehatan, namun kusta sebagai penyakit kuno masih ditemukan.

II. LATAR BELAKANG


Hingga kini, kusta seringkali terabaikan.
Meskipun kusta tidak secara langsung termasuk ke dalam pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs), namun terkait erat dengan lingkungan yaitu sanitasi.
Penggunaan air bersih dan sanitasi akan sangat membantu penurunan angka kejadian
penyakit NTD. Beban akibat penyakit kusta bukan hanya karena masih tingginya jumlah
kasus yang ditemukan tetapi juga kecacatan yang diakibatkannya, Indonesia sudah
mencapai eliminasi di tingkat nasional. Namun saat ini, masih ada 14 propinsi yang
mempunyai beban tinggi yaitu Banten, Sulteng, Aceh, Sultra, Jatim, Sulsel, Sulbar, Sulut,
Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Kalimantan Utara.
Dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikiari besarnya, sehingga
menimbulkan keresahan yang sangat mendalam. Tidak hanya pada penderita sendiri,
tetapi pada keluarganya, masyarakat dan negara. Hal ini yang mendasari konsep perilaku
penerimaan periderita terhadap penyakitnya, dimana untuk kondisi ini penderita masih
banyak menganggap bahwa penyakit kusta merupakan penyakit menular, tidak dapat
diobati, penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan menyebabkan kecacatan. Akibat
anggapan yang salah ini penderita kusta merasa putus asa sehingga tidak tekun untuk
berobat. Hal ini dapat dibuktikan dengan kenyataan bahwa penyakit mempunyai
kedudukan yang khusus diantara penyakit-penyakit lain. Hal ini disebabkan oleh karena
adanya leprophobia (rasa takut yang berlebihan terhadap kusta). Leprophobia ini timbul
karena pengertian penyebab penyakit kusta yang salah dan cacat yang ditimbulkan sangat
menakutkan. Dari sudut pengalaman nilai budaya sehubungan dengan upaya
pengendalian leprophobia yang bermanifestasi sebagai rasa jijik dan takut pada penderita
kusta tanpa alasan yang rasional. Terdapat kecenderungan bahwa masalah kusta telah
beralih dari masalah kesehatan ke masalah sosial.
Leprophobia masih tetap berurat akar dalam seleruh lapisan masalah
masyarakat karena dipengaruhi oleh segi agama, sosial, budaya dan dihantui dengan
kepercayaan takhyul. Fhobia kusta tidak hanya ada di kalangan masyarakat jelata, tetapi
tidak sedikit dokter-dokter yang belum mempunyai pendidikan objektif terhadap penyakit
kusta dan masih takut terhadap penyakit kusta. Selama masyarakat kita, terlebih lagi para
dokter masih terlalu takut dan menjauhkan penderita kusta, sudah tentu hal ini akan
merupakan hambatan terhadap usaha penanggulangan penyakit kusta. Akibat adanya
phobia ini, maka tidak mengherankan apabila penderita diperlakukan secara tidak
manusiawi di kalangan masyarakat.

III. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan cakupan pelayanan program kusta sesuai dengan masalah yang ada,
sehingga dapat meningkatkan penemuan secara dini penderita kusta baru .

2. TUJUAN KHUSUS
2.1. Mengupayakan peningkatan keterampilan petugas dalam mendeteksi suspect
Kusta.
2.2. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi dini
Kusta.
2.3. Mempertahankan keterampilan petugas kesehatan di unit pelayanan dalam tata
laksana pasien kusta.

IV. VISI DAN MISI


IV.1. Visi
Puskesmas Ledokombo Kabupaten Jember sebagai salah satu (JPTD Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember dalam menyelengarakan pembangunan
kesehatan mempunyai visi “KECAMATAN LEDOKOMBO SEHAT
MELALUI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ”

IV.2. Misi
Berdasarkan visi puskesmas Ledokombo Kabupaten Jember maka misi
pembengunan kesehatan adalah:
1. Menyelenggarakan upayakesehatan meliputi kegiatan promotif prefentif, kuratif
dan rehabilitatif secara berkesinambungan
2. Berkoordinasi engan linsek dengan upaya peningkatan kesehatan
masyarakat(posyandu Pusling desa siaga
3. Menggerakkan kemandirian masyarakat dan keluarga melalui PHBS RT, PHBS
institusi PHBS fasilitas umum
4. Menyelinggarakan upaya kesehatan secara profesional dan bertanggung jawab
sesuai standart mutu
5. Mengembangkan upaya kesehatan inofatif sesuai sumber daya yang dimiliki dan
berorientasi kepada kebutuhan masyarakat
6. Berkoordinasi lintas program dalam upaya promotif prefentif kuratif dan
rehabilitatif
7. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas melalui seminar atau
worksop
8. Melakukan monitoring secara berkala melalui kajian mutu

A. TATA NILAI
PUSKESMAS PRIMA (Profesional, Ramah, Inovatif, berMutu, Amanah)

B. MOTTO
SENYUM, SAPA, SALAM DAN RESPONSIF (3SR)

V. KELUARAN YANG DIHARAPKAN


V.1. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi keluarga / masyarakat agar pengobatan
berjalan baik dan tidak ada diskriminasi.
V.2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengendalian penyakit Kusta.
V.3. Meningkatnya pengetahuan dan partisipasi petugas kesehatan.
V.4. Ditemukannya kasus baru sedini mungkin.
V.5. Meningkatnya komitmen dan dukungan dari lintas program dan lintas sektor.
VI. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No. Kegiatan Pokok Rincian kegiatan
1. Pemeriksaan Kontak Serumah 1. Untuk pasien baru, kunjungan rumah dilakukan sesegera mungkin.
2. Pemberian konseling sederhana dan pemeriksaan fisik. Sasarannya adalah keluarga
yang tinggal serumah dengan pasien dan tetangga di sekitarnya.
3. Saat melakukan kunjungan, petugas diwajibkan membawa kartu pasien, alat
pemeriksaan, dan obat MDT.

3. Pemeriksaan Anak Sekolah SD Sederajat 1. Sebelum dilakukan pemeriksaan, terlebih dahulu diberikan penyuluhan tentang kusta
kepada siswa dan guru.

VII. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pemeriksaan fisik.
2. Pembagian brosur dan leaflet.
3. Monitoring dan evaluasi.

VIII. SASARAN
1. Masyarakat
2. Sekolah dasar
3. Lintas program
4. Lintas sektor

IX. PEMBIAYAAN
Pendanaan dalam kegiatan program kusta dibiayai oleh dana puskesmas yang sah dan APBD.
X. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Upaya Lokasi Tenaga Peran


No. Kegiatan Sasaran Target Jadwal
Kesehatan Pelaksanaan Pelaksana Sasaran Linprog Linsek

Program Kusta Pemeriksaan Penderita & 6 fokus Rumah Programer kusta Bulan Juli dan 1. Pasien dan Petugas kesehatan Menyediakan
kontak serumah keluarga penderita dan petugas Desember keluarga di wilayah ikut fasilitas dan
pasien wilayah 2016 Minggu mendukung serta dalam bantuan agar
ke-2 terlaksananya pemeriksaan kontak pelaksanaan
kegiatan. serumah. berjalan lancar.
2. Keluarga
menjadi
pengawas dan
memonitor
perkembangan
kesehatan
pasien.

Upaya Lokasi Tenaga Peran


No. Kegiatan Sasaran Target Jadwal
Kesehatan Pelaksanaan Pelaksana Sasaran Linprog Linsek

Program Kusta Sosialisasi kusta Petugas 40 orang Ruang Programer kusta Desember 1. Datang dalam 1. Membantu 1. Sebagai acuan
untuk petugas kesehatan, pertemuan 2016 acara kegiatan tersebut. dalam
kesehatan di lintas Puskesmas pertemuan. 2. Sebagai acuan penemuan
wilayah dan kader program, Jangkar 2. Mendukung dalam penemuan penderita baru
kesehatan dan kader secara penuh penderita kusta di masyarakat.
kegiatan baru.
tersebut. 3. Pengaturan
3. Sebagai acuan jadwal/kerja
petugas sama bilamana
kesehatan ada kegiatan
dalam screening di
penemuan masyarakat dan
penderita sekolah
kusta baru.
Upaya Lokasi Tenaga Peran
No. Kegiatan Sasaran Target Jadwal
Kesehatan Pelaksanaan Pelaksana Sasaran Linprog Linsek

Program Kusta - Sosialisasi Guru dan 43 sekolah Sekolah Programer Bulan Bersedia 1. Membantu dalam 1. Pihak sekolah
Kusta ke Siswa dasar dan kusta, lintas Desember dilakukan pelaksanaan menyediakan
Sekolah Dasar - SD/ MI = lanjutan program, dan 2016 pemeriksaan kegiatan. sarana dan
dan Sekolah 43 sekolah petugas kulis, head to toe 2. Bersama lintas prasarana
Lanjutan. - SLTP/MTs kesehatan program di yang
- Screening Kusta = 4 kegiatan dibutuhkan.
di Sekolah sekolah screening. 2. Merujuk ke
- SLTA/ puskesmas
SMK/MA = jika ada
6 sekolah siswanya yang
- Total = 43 suspek kusta.
sekolah

XI. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


- Evaluasi dilakukan setiap 3 ( tiga ) minggu sekali oleh Programer Kusta Puskesmas terhadap pelaksanaan kegiatan dimana hal yang dievaluasi adalah ketepatan waktu,
baik pembukaan, pengisian materi maupun penutupan dan partisipasi peserta yang tercermin dalam diskusi yang aktif.
XII. PENCATATAN DAN PELAPORAN

- Pencatatan dilakukan terhadap semua pelaksanaan kegiatan.


- Laporan pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap akhir tiap kegiatan palinglambat 1 minggu setelah kegiatan dilaksanakan.
- Evaluasi dan tindak lanjut terhadap setiap kegiatan ini dilakukan paling lambat 1 bulan setelah kegiatan dilakukan.

Demikian Kerangka Acuan Program kusta

Ledokombo, 14 Januari 2016

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Ledokombo Penanggung Jawab Program Kusta

dr. RITA WAHYUNINGSIH IMAM TURMUDZI


NIP. 197601262008012012 NIP. 197101141994031003

Anda mungkin juga menyukai