Anda di halaman 1dari 5

2.

6 Rabies

2.6.1 Jenis virus

Virus rabies merupakan virus RNA, termasuk dalam familia Rhabdoviridae, genus Lyssa. Virus berbentuk
peluru atau silindris dengan salah satu ujungnya berbentuk kerucut dan pada potongan melintang
berbentuk bulat atau elip (lonjong). Virus tersusun dari ribonukleokapsid dibagian tengah, memiliki
membran selubung (amplop) dibagian luarnya yang pada permukaannya terdapat tonjoloan (spikes)
yang jumlahnya lebih dari 500 buah. Pada membrane selubung (amplop) terdapat kandungan lemak
yang tinggi. Virus berukuran panjang 180 nm, diameter 75 nm, tonjolan berukuran 9 nm, dan
jarak antara spikes 4-5 nm.

Virion utuhnya mengandung nukleokapsid yang tertutup lipoprotein amplop virus dengan tebal 7,5-10
nm dan memiliki tonjolan glikoprotein (protein G). Genom virus rabies mengkode lima jenis protein,
yakni nukleoprotein (N), fosfoprotein (P), protein matriks (M), glikoprotein (G), dan protein besar (L).
Protein N berperan terutama dalam transkripsi dan replikasi virus. Protein G membentuk tonjolan pada
permukaan virion. Protein G berperan dalam masuknya virus ke dalam sel sehingga menjadi antigen
sasaran yang menginduksi munculnya antibodi terhadap virus. Perbedaan protein G juga menentukan
adanya perbedaan serotipe pada berbagai serotipe lyssavirus.

Gambar 2.1. Gambar Struktur Virus Rabies

2.6.2 Penularan Langsung

Dapat tertular virus rabies ketika kulit yang terluka atau mukosa mengalami kontak langsung dengan air
liur hewan yang terinveksi virus rabies. Tidak hanya luka yang terbuka, gigitan hewan atau cakaran
hewan yang terkontaminasi dengan virus rabies juga menjadi cara penularan virus rabies dari hewan
pada manusia

2.6.3 Penularan Tidak Langsung


kontak dsengan benda yg terkontaminasi air liur yang terinfeksi virus rabies lalu mengenai pada kulit
yang terluka atau mukosa.

2.6.4 Vektor

Anjing sebagai sumber penular utama, disamping itu dapat juga ditularkan oleh kucing dan kera. Di luar
negeri, disamping ke 3 hewan diatas, dapat juga ditularkan melalui gigitan bitang seperti : serigala,
kelelawar, skunk, dan racoon.

2.6.5 Skema/Siklus Penularan Virus

Pada manusia, virus rabies menyerang bagian otak dan sistem saraf. Virus rabies terdapat pada air liur
hewan yang mengalami penyakit rabies. Penularannya bukan melalui kulit. Virus rabies tidak dapat
masuk melalui kulit yang sehat. Manusia dapat tertular virus rabies ketika luka yang ada pada tubuh
mengalami kontak langsung dengan air liur hewan yang alami rabies.

Tidak hanya luka yang terbuka, gigitan hewan atau cakaran hewan yang terkontaminasi dengan virus
rabies juga menjadi cara penularan virus rabies dari hewan pada manusia. Virus rabies yang masuk
dalam tubuh manusia, dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.

Virus rabies yang mencapai otak berkembang dengan pesat sehingga menyebabkan peradangan pada
otak. Parahnya, penyebaran virus rabies lebih cepat ketika seseorang mengalami gigitan atau cakaran
hewan yang terinfeksi rabies pada bagian leher atau kepala.

2.6.6 Nama Penyakit

Penyakit rabies adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh gigitan, cakaran, atau air liur binatang yang
terinfeksi virus rabies. Virus rabies merupakan keluarga virus Rhabdoviridae, yakni virus lyssa

2.6.7 Patogenesis

Setelah virus rabies masuk melalui luka gigitan/cakaran, virus akan menetap selama 2 minggu di sekitar
luka gigitan dan melakukan replikasi di jaringan otot sekitar luka gigitan. Kemudian virus akan berjalan
menuju susunan saraf pusat melalui saraf perifer tanpa ada gejala klinis. Setelah mencapai otak, virus
akan melakukan replikasi secara cepat dan menyebar luas ke seluruh sel-sel saraf otak/neuron terutama
sel-sel sistem limbik, hipotalamus dan batang otak.Setelah memperbanyak diri dalam neuron-neuron
otak, virus berjalan ke arah perifer melalui serabut saraf eferen baik sistem saraf volunter maupun
otonom. Dengan demikian virus ini menyerang hampir tiap organ dan jaringan di dalam tubuh, dan virus
akan berkembang biak dalam jaringan-jaringan seperti kelenjar ludah, ginjal dan sebagainya.

Masa inkubasi virus rabies sangat bervariasi, mulai dari 7 hari sampai lebih dari 1 tahun, rata-rata 1-2
bulan, tergantung jumlah virus yang masuk, berat dan luasnya kerusakan jaringan tempat gigitan, jauh
dekatnya lokasi gigitan ke sistem saraf pusat, persarafan daerah luka gigitan dan sistem kekebalan
tubuh. Pada gigitan di kepala, muka dan leher 30 hari,gigitan di lengan, tangan, jari tangan 40 hari,
gigitan di tungkai, kaki, jari kaki 60 hari, gigitan di badan rata-rata 45 hari. Asumsi lain menyatakan
bahwa masa inkubasi tidak ditentukan dari jarak saraf yang ditempuh , melainkan tergantung dari
luasnya persarafan pada tiap bagian tubuh, contohnya gigitan pada jari dan alat kelamin akan
mempunyai masa inkubasi yang lebih cepat. Tingkat infeksi dari kematian paling tinggi pada gigitan
daerah wajah, menengah pada gigitan daerah lengan dan tangan,paling rendah bila gigitan ditungkai
dan kaki.

2.6.8 Epidemiologi
Rabies tersebar hampir di semua benua kecuali benua Antartika, lebih dari 150 negara telah terjangkit
penyakit ini. Setiap tahun lebih dari 55.000 orang meninggal akibat rabies dan lebih dari 15 juta orang di
seluruh dunia mendapatkan pengobatan profilaksis vaksin anti rabies untuk mencegah berkembangnya
penyakit ini. Sejumlah 40% dari seluruh orang-orang yang digigit hewan tersangka rabies merupakan
anak dibawah usia 15 tahun.Kasus rabies di Indonesia pertama kali dilaporkan oleh Esser tahun 1884
pada seekor kerbau, kemudian oleh Pening tahun 1889 pada seekor anjing dan oleh Eileris de Zhaan
tahun 1894 pada manusia. Semua kasus terjadi di Provinsi Jawa Barat dan setelah itu rabies terus
menyebar ke daerah Indonesia lainnya. Hingga saat ini 25 provinsi tertular rabies dan hanya 9
(Sembilan) provinsi di Indonesia yang masih tetap bebas rabies yaitu Nusa Tenggara Barat, Papua, Papua
Barat, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Provinsi
Kalimantan Barat sebenarnya telah berhasil mencapai bebas Rabies berdasarkan Keputusan Menteri
Pertanian No. 885/Kpts/PD.620/8/2014 tentang Pembebasan Rabies Provinsi Kalimantan Barat tanggal
14 Agustus 2014, namun pada tanggal 19 Oktober 2014 dilaporkan terjadi kasus kematian akibat rabies
pada manusia di Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang. Berdasarkan data Kemenkes, dalam 5 (lima)
tahun terakhir (2011 – 2015) jumlah rata-rata kasus gigitan hewan penular rabies per tahun adalah
78.413 kasus dan rata-rata sebanyak 63.534 kasus mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).

2.6.9 Pencegahan

Pencegahan rabies dapat dilakukan dengan memvaksinasi hewan peliharaan rutin, hindarimemelihara
hewan liar di rumah, jika anda bepergian ke daerah yang terjangkit rabies, segeralah ke pusat pelayanan
kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksinasi rabies.

Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi seiring berjalannya waktu
kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan
dosis booster vaksinasi setiap 3 tahun. Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti
anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan.

Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan oleh hewan
yang berpotensi rabies, karena bila tidak dapat mematikan (letal) Langkah-langkah untuk mencegah
rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan Sebagai contoh,
vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu: 
Dokter hewan ,Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi  Orang-orang yang
menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang rabies pada anjing banyak ditemukan Para
penjelajah gua kelelawar.

Menempatkan hewan peliharaan dalam kandang yang baik dan sesuai dan senantiasa memperhatikan
kebersihan kandang dan sekitarnya, Menjaga kesehatan hewan peliharaan dengan memberikan
makanan yang baik , pemeliharaan yang baik dan melaksanakan Vaksinasi Rabies secara teratur setiap
tahun ke Dinas Peternakan atau Dokter Hewan Praktek. Memasang rantai pada leher anjing bila anjing
tidak dikandangkan atau sedang diajak berjalan-jalan.

Anda mungkin juga menyukai