Anda di halaman 1dari 2

Memahami Apa itu Virus Rabies

Apa itu Rabies? Rabies merupakan penyakit zoonosis yaitu penyakit yang ditularkan dari
hewan ke manusia, dimana penyakit ini menyerang pada susunan saraf pusat yang disebabkan
oleh Lyssavirus yang termasuk dalam ordo Mononegavirales family Rhabdoviridae. Infeksi virus
ini diakibatkan oleh hewan yang terinfeksi penyakit rabies, yang dapat berakhir kematian.
Penyebab penyebaran virus rabies dikarenakan oleh hewan anjing, kelelawar, kucing dan kera.
Indonesia mengenal rabies dengan sebutan “penyakit anjing gila” yang masih menjadi salah satu
masalah yang sangat mengancam kesehatan masyarakat. Virus rabies dapat menular ke manusia
dan hewan melalui air liur, biasanya melalui gigitan, cakaran atau kontak langsung dengan
mukosa misalnya mata, mulut atau luka terbuka, lalu pada kulit yang luka oleh hewan yang
terinfeksi rabies, hewan yang berisiko besar dalam penularan rabies pada umumnya adalah
hewan liar atau bisa juga hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies. Kebanyakan
anak-anak berusia antara 5 dan 14 tahun sering menjadi korban.
Variasi munculnya gejala terkena virus rabies bermacam-macam yaitu antara 5 hari
sampai sekitar 1 tahun. Gejala infeksi rabies berkisar 4-12 minggu, setelah terinfeksi gejala
rabies akan cepat muncul pada lokasi gigitan hewan dekat dengan otak yaitu bagian leher, dada
atau kepala. Sehingga gejala-gejala yang akan dialami seperti demam, kesemutan, sakit kepala,
mual dan muntah, merasa lelah, hilang nafsu makan dan gangguan tidur. Setelah itu ada gelaja
lanjutan yang menandakan bahwa kondisi makin memburuk seperti sesak napas, kram otot,
halusinasi dan koma. Demikian jika gelaja klinis muncul, kasus rabies hampir 100% fatal dan
menyebabkan kehilangan nyawa. Kecuali, korban yang terkena virus rabies segera melakukan
pengobatan dan penanganan agar tidak terjadi penularan seperti mencuci luka gigitan dengan
sabun dan air mengalir selama 15 menit lalu segera diberikan antiseptic. Jika terdapat
pendarahan, tekan bagian yang terluka dengan kain untuk menghentikan pendarahan. Setelah itu,
segara ke rumah sakit untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies
(SAR).
Secara global, rabies mengakibatkan banyak korban meninggal dan nominal biaya yang
sangat besar untuk pengobatan virus rabies setiap tahunnya. Rabies juga mencari momok atau
ancaman yang mengerikan di seluruh negara. Maka dari itu, perlu adanya keterlibatan berbagai
sektor dan komunitas lokal yang aktif untuk membangun kesadaran dan melakukan sosialisasi
berbagai tindakan atau upaya pencegahan virus rabies. Adapun berbagai cara yang dapat
dilakukan untuk mengurangi faktor-faktor risiko terjadinya infeksi virus rabies antara lain
melakukan vaksinasi rabies pada diri sendiri dan hewan peliharaan secara teratur sesuai jawal
yag ditentukan, menghindari kontak langsung dengan heran yang berpotensi menularkan virus
rabies, melindungi hewan peliharaan agar tidak berinteraksi dengan hewan liar, tetap waspada
terhadap hewan yang mencurigakan atau bertindak agresif dan segara melaporkan kepada
petugas kesehatan atau penyedia layanan kesehatan apabila mendapati seseorang atau hewan
yang memiliki gejala rabies.
Referensi:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2531/mengenal-penyakit-rabies
https://www.cdc.gov/rabies/about.html
https://dinkes.jakarta.go.id/berita/read/kenali-gejala-rabies-dan-cara-mencegahnya

Anda mungkin juga menyukai