Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

MEMBANGUN PERILAKU ANTI KORUPSI


DI LINGKUNGAN MAHASISWA

Dosen Pengampu: Indra Yuliawan, SH., MH.

Disusun oleh:
NAMA : RIMBA PUTRI REJEKI
NIM : (051221094)
KELAS : 2C - FARMASI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSUTAS NGUDI WALUYO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan hidayahnya penulis mampu menyelesaikan makalah “Membangun
Perilaku Anti korupsi di Lingkungan Mahasiswa” ini dengan lancar meskipun di
dalamnya masih banyak kekurangan.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Indra Yuliawan,
SH., MH. selaku dosen mata kuliah kewarganegaraan yang telah membimbing
dalam penyusunan makalah ini. serta ucapan terima kasih juga diberikan kepada
semua pihak yang telah membantu dan mendukung sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik terhadap
makalah ini agar dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini dan semoga
makalah ini dapat berkembang menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dari orang lain baik
menambah pengetahuan ilmu ataupun menambah wawasan dibidang
kewarganegaraan yang telah berkembang dari waktu ke waktu. Semoga makalah
ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya, dan penulis mohon maaf
apabila masih ada kesalahan dalam penulisan yang membuat pembaca kurang
berkenan.

Ungaran, 28
Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................ Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Definisi Korupsi ......................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Faktor Penyebab dan Dampak Anti Korupsi ...................................... 3
2.3 Strategi Penerapan Perilaku Anti Korupsi pada Mahasiswa ............ 5
2.3 Peranan dan Kontribusi Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi . 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 8
3.2 Saran ........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korupsi merupakan salah satu penyakit masyarakat sama dengan jenis
kejahatan lain seperti pencurian yang sudah ada sejak manusia bermasyarakat di
atas bumi ini. Semakin maju pembangunan suatu bangsa semakin meningkat juga
kebutuhan mendorong orang untuk melakukan korupsi demi memenuhi segala
kebutuhan hidup yang ada. Korupsi harus dipandang sebagai kejahatan luar biasa
(extra ordinary crime) yang oleh karena itu memerlukan upaya luar biasa pula
untuk pemberantasannya. Upaya pemberantasan korupsi yng terdiri dari dua
bagian besar yaitu (1) penindakan dan, (2) pencegahan, tidak akan pernah berhasil
optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa melibatkan peran serta
masyarakat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2011).
Mahasiswa ditunjuk sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat
yang merupakan pewaris masa depan diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia. Pemberantasan korupsi merupakan masalah
paling mendesak yang harus dilakukan karena telah menghambat kemajuan suatu
bangsa. Kontribusi mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tentu tidak
pada upaya penindakan yang merupakan kewenangan institusi penegak hukum.
Peran aktif mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada upaya pencegahan
korupsi dengan ikut membangun budaya anti korupsi di masyarakat. Mahasiswa
diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan dan motor penggerak gerakkan
anti korupsi di masyarakat. Untuk dapat berperan aktif mahasiswa perlu dibekali
dengan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan
pemberantasannya. Yang tidak kalah penting, untuk dapat berperan aktif
mahasiswa harus dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam
kehidupan sehari-hari.
Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukan
suatu Gerakan Anti korupsi di masyarakat. Gerakan ini adalah upaya bersama
yang bertujuan untuk menumbuhkan Budaya Anti Korupsi di masyarakat. Dengan

1
tumbuhnya budaya anti korupsi di masyarakat diharapkan dapat mencegah
munculnya perilaku koruptif. Gerakan Anti Korupsi adalah suatu gerakan jangka
panjang yang harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu
pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dalam konteks inilah peran mahasiswa
sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat sangat diharapkan.
Upaya pembekalan mahasiswa dapat ditempuh dengan berbagai cara
antara lain melalui kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan.
Pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa bertujuan untuk memberi pengetahuan
yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan
nilai-nilai anti korupsi. Tujuan jangka panjangnya adalah menumbuhkan budaya
anti korupsi di kalangan mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk dapat
berperan serta aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, 2013a).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan korupsi?
2. Apa saja faktor penyebab dan dampak dari korupsi?
3. Bagaimana strategi penerapan perilaku anti korupsi pada mahasiswa?
4. Bagaimana peranan dan kontribusi mahasiswa dalam gerakan anti
korupsi?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, Adapun tujuan penulisan dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan definisi korupsi
2. Menjelaskan faktor penyebab dan dampak dari korupsi
3. Memaparkan strategi penerapan perilaku anti korupsi pada mahasiswa
4. Memaparkan peranan dan kontribusi mahasiswa dalam gerakan anti
korupsi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Korupsi


Korupsi berasal dari kata corruptus yang berarti perubahan tingkah laku
dari yang awalnya baik menjadi buruk. Pengertian korupsi secara hukum adalah
perbuatan yang dilakukan dengan maksud memberikan keuntungan diri sendiri
yang tidak sesui dengan tugas resminya dan yang di ambil adalah hak orang lain.
Korupsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,2001:597) adalah
penyelewengan atau penyalahgunaan uang Negara untuk keuntungan pribadi atau
orang lain. Pengertian korupsi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah
sebagai perbuatan curang, dapat disuap, dan tidak bermoral. Pengertian korupsi
berdasarkan dunia internasional yang mempunyai arti bahwa suatu perbuatan yan
dilakukan dengan sebuah maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan yang
bertentangan dengan tugasnya.
Menurut Subekti dan Tjitrosoedibio dalam kamus hukum yang dimaksud
corruptie adalah korupsi, perbuatan curang, perbuatan curang, tindak pidana yang
merugikan keuangan negara. Sementara itu menurut Undang-undang nomor 20
tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, yang termasuk dalam
tindak pidana korupsi adalah setiap orang yang dikatergorikan melawan hukum,
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa korupsi adalah
perbuatan yang buruk, seperti penggelapan uang, penerimaan suap, dan
sebagainya untuk memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang
mengakibatkan kerugian keuangan negara, yang dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki kepentingan dan kekuasaan. Dalam hal ini korupsi merupakan suatu
tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan negara.

3
2.2 Faktor Penyebab dan Dampak Korupsi
Penyebab terjadinya korupsi bermacam-macam dan banyak dari ahli yang
mengklasifikasikan penyebab terjadinya korupsi. Apabila disederhanakan
penyebab korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi sedang
faktor eksternal adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab
dari luar. Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan,
kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup konsumtif
dan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk
berperilaku korup. Faktor eksternal bisa dilacak dari aspek ekonomi misalnya
pendapatan atau gaji tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya
instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan,
aspek managemen & organisasi yaitu ketiadaan akuntabilitas dan transparansi,
aspek hukum, terlihat dalam buruknya wujud perundang-undangan dan lemahnya
penegakkan hukum serta aspek sosial yaitu lingkungan atau masyarakat yang
kurang mendukung perilaku anti korupsi.
Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja.
Korupsi menimbulkan efek yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara.
Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan memperburuk kondisi ekonomi
bangsa, misalnya harga barang menjadi mahal dengan kualitas yang buruk, akses
rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit, keamanan suatu negara
terancam, kerusakan lingkungan hidup, dan citra pemerintahan yang buruk di
mata internasional sehingga menggoyahkan sendi-sendi kepercayaan pemilik
modal asing, krisis ekonomi yang berkepanjangan, dan negara pun menjadi
semakin terperosok dalam kemiskinan. Menurut Widjajabrata dan Zacchea
(2004:37) korupsi menyebabkan 2 dampak utama terhadap perekonomian, yakni:
(1) Korupsi merupakan penghambat utama dari pertumbuhan ekonomi akibat
dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap investasi dan pertumbuhan sektor
swasta. (2) Menjauhnya dan bahkan larinya investor luar negeri dari Indonesia
akibat korupsi yang semakin menjadi di Indonesia selain dikarenakan kolapsnya
sejumlah infrastruktur dasar yang penting dalam investasi.

4
2.3 Strategi Penerapan Perilaku Anti korupsi pada Mahasiswa
Anti korupsi secara umumnya adalah menghindari suatu kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, dan
menyimpang dari kesucian. Pada saat ini korupsi tidak hanya merambah di dunia
politik saja namun juga merambah ke dunia pendidikan. Pendidikan adalah salah
satu sarana yang digunakan untuk penyebaran pendidikan Anti korupsi.
Pendidikan adalah tombak utama dalam kunci masadepan bangsa dan Negara.
Pendidikan antikorupsi harus di berikan sejak dini. Sehingga rasa untuk
melakukan korupsi bisa di hinadri sejak dini. Berdasarkan keputusan Menteri
Pendidikan bahwa setiap perguruan tinggi diharapkan dapat menjalankan mata
kuliah pendidikan anti korupsi yang dapat dijadikan sebagai mata kuliah wajib,
pilihan dan sisipan.
Tujuan anti korupsi lebih menekankan pada pembangunan karakter anti
korupsi (anti-corruption character building) pada diri individu mahasiswa serta
membangun semangat dan kompetensinya sebagai agent of change bagi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman
korupsi. Metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam mata kuliah anti
korupsi. Setiap metode pada dasarnya harus memberikan aspek problem-based
learning bagi mahasiswa, bahkan membawa pada problem solving terhadap setiap
masalah yang dibahas antara lain:
1. Diskusi di kelas (In-class discussion), Penyampaian oleh dosen dan
mendiskusikan konsep-konsep terkait korupsi dan anti korupsi. Dengan tujuan
untuk menumbuhkan kepekaan (awareness) dan membangun kerangka
berfikir (framewor of thinking).
2. Studi kasus (case study), Mendiskusikan kasus – kasus terkait
dengan topik yang sedang dibahas, seperti kasus korupsi, kasus faktor
penyebab korupsi, kasus dampak korupsi, kasus gerakan pemberantasan
korupsi di negara lain, dan sebagainya.
3. Skenario perbaikan sistem (improvement system scenario), Membuat skema
perbaikan sistem untuk menyelesaikan masalah korupsi.

5
4. Kuliah umum (general lecture), Menghadirkan seorang pembicara tamu untuk
berbagi pengalaman dan kita dalam memberantas dan mencegah korupsi di
dunia kerjanya.
5. Diskusi film (film discussion), Menggunakan media film sebagai media
pembelajaran melalui kekuatan audiovisual.
6. Laporan investigasi (investigative report) Merupakan investigasi lapangan
yang dilakukan dalam beberapa waktu.
7. Thematic exploration, Mahasiswa melakukan observasi terhadap sebuah kasus
korupsi atau perilaku koruptif, kemudian menganalisis dari berbagai
perspektif sosial, budaya, hukum, ekonomi, politik dan sebagainya.
8. Prototyfe, Mahasiswa membuat prototype teknologi terkait cara
penanggulangan korupsi.
9. Prove the government policy, Melakukan pengamatan, penelitian ke lapangan
untuk melihat kesesuaian janji pemerintah yang disosialisasikan melalui
kampanye/spanduk/iklan/pengumuman dll.
10. Education tools, Mewujudkan kreatifitasnya dalam mendesain berbagai
produk untuk menjadi media pembelajaran anti korupsi

2.4 Peranan dan Kontribusi Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi


Sejarah perjalanan bangsa Indonesia mencatat bahwa mahasiswa
mempunyai peranan yang sangat penting. Peran penting mahasiswa tersebut tidak
dapat dilepaskan dari karakteristik yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa
muda dan idealisme. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang
penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu
mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa
peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa mahasiswa berperan
sangat penting sebagai agen perubahan (agent of change).
Arti dalam konteks gerakan anti korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat
tampil di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi
dasar yag mereka miliki, yaitu: intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan
keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki

6
tersebut mahasiswa diharapkan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2013b) yaitu Mampu menjadi agen
perubahan, Mampu menyuarakan kepentingan rakyat, Mampu mengkritisi
kebijakan-kebijakan yang koruptif dan Mampu menjadi watch dog (anjing
penjaga), lembaga-lembaga negara dan penegak hukum.
Kontribusi mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di lingkungan
kampus, di masyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/nasional. Lingkungan
keluarga, Kontribusi mahasiswa di keluarga dipercaya dapat menjadi tolok ukur
yang pertama dan utama bagi mahasiswa untuk menguji apakah proses
internalisasi anti korupsi di dalam diri mereka sudah terjadi. Lingkungan kampus,
Kontribusi mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus tidak
bisa dilepaskan dari status mahasiswa sebagai peserta didik yang mempunyai
kewajiban ikut menjalankan visi dan misi kampusnya. Kontribusi mahasiswa
dalam gerakan anti korupsi untuk konteks individu, seorang mahasiswa
diharapkan dapat mencegah agar dirinya sendiri tidak berperilaku koruptif dan
tidak korupsi. Sedangkan untuk konteks komunitas, seorang mahasiswa
diharapkan dapat mencegah agar rekan-rekannya sesama mahasiswa dan
organisasi kemahasiswaan di kampus tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi.
Lingkungan masyarakat, kontribusi mahasiswa dalam dalam gerakan anti
korupsi bertujuan agar dapat mencegah terjadinya perilaku koruptif dan tindak
korupsi yang masif dan sistematis di masyarakat. Sedangkan lingkungan tingkat
lokal/nasional terkait dengan status mahasiswa sebagai seorang warga negara
yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat lainnya.
Mahasiswa dengan kompetensi yang dimilikinya dapat menjadi pemimpin
(leader) dalam gerakan massa anti korupsi baik yang bersifat lokal maupun
nasional. Berawal dari kegiatan-kegiatan yang terorganisir dari dalam kampus,
mahasiswa dapat menyebarkan perilaku anti korupsi kepada masyarakat luas,
dimulai dari masyarakat yang berada di sekitar kampus kemudian akan meluas ke
lingkup yang lebih luas.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan fakta yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
menyimpulkan bahwa permasalahan korupsi di Indonesia tidak hanya merambah
di dunia politik saja namun juga merambah ke dunia pendidikan. Mata kuliah
kewarganegaraan khususnya materi Pendidikan anti korupsi menjadi sebuah
pembelajaran yang menarik dan efektif supaya mahasiswa lebih mengenal apa itu
gerakan anti korupsi. Teori tentu sangat penting untuk memperkuat aspek
kognitif, tetapi dalam pemilihan metode pembelajaran yang kreatif merupakan
kunci atau hal penting bagi keberhasilan mengoptimalkan intelektual, sifat kritis
dan etika integritas mahasiswa. Dosen juga mempunyai peran untuk menjadi
komunikator, fasilitator dan motivator yang baik bagi mahasiswa dan juga peran
pimpinan perguruan tinggi diperlukan untuk menciptakan kampus sebagai land of
integrity yang mendukung efektifitas pendidikan anti korupsi.

3.2 Saran
Penulis mengharapkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Makalah ini disusun dari beberapa
sumber referensi yang sudah dirangkum sedemikian rupa oleh penulis untuk
memudahkan para pembaca dalam memahami dan mempelajari. Penulis juga
berharap untuk kedepannya, para pembaca dapat menambah referensi maupun
pengembangan dalam pembuatan makalah ini agar cakupannya menjadi lebih luas
dan informatif.

8
DAFTAR PUSTAKA

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN PRAKTIK. Dessy Marliani Listianingsih,


Chatrina Darul Rosikah. Jakarta: Sinar Grafika. 2016.

PENANAMAN NILAI-NILAI ANTI KORUPSI DI LEMBAGA PENDIDIKAN


PERGURUAN TINGGI SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PENCEGAHAN
KORUPSI. Suryani, Ita. 2, 2015, Vol. 14. 285-301.

PERANAN DAN KETERLIBATAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI


KORUPSI. Liza Deshaini, Evi Oktarina. Prosiding Seminar Nasional seri 7
“Menuju Masyarakat Madani dan Lestari” Yogyakarta, 22 November 2017.

KONTRIBUSI MAHASISWA DALAM UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI.


Achmad Asfi Burhanudin. Jurnal El-Faqih, Volume 5, Nomor 1, April 2019.

KORUPSI DI INDONESIA. Ka’bah, R. Jurnal hukum dan pembangunan, 2: 2007


PERANAN MAHASISWA DALAM MEMERANGI KORUPSI. Risbiyantoro, M.
P. 1-2: 2005

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi. Pendidikan Anti Korupsi, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta:
Kemendikbud.2013

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dirjen pendidikan Tinggi.


Pendidikan Anti korupsi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kemendikbud. 2011.

Anda mungkin juga menyukai