Anda di halaman 1dari 12

Makalah

MAHASISWA DALAM UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI


Dosen Pengampu: Said Syaifullah, S.Pd.I., MA

Disusun Oleh:

Andika 212463029
Marsyitah 212463039
Warti Br Solin 212463013
Vanisa yunarwansa putri 212463032

PROGRAM STUDI
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
( STISIP ) AL-WASHLIYAH BANDA ACEH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang kebudayaan dalam Islam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima dari segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.

Banda Aceh, 04 Oktober 2022

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Masakah....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Definis Korupsi.....................................................................................3
B. Jenis-jenis Korupsi................................................................................3
C. Hambatan Dalam Memberantas Korupsi..............................................5
D. Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................8
A. Kesimpulan ..........................................................................................8
B. Saran ....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik. Bagi banyak
orang korupsi bukan merupakan pelanggaran hukum, melainkan sekadar
suatu kebiasaan. Dalam seluruh penelitian perbandingan korupsi antar
negara, Indonesia selalu menempati posisi paling rendah. Keadaan ini bisa
menyebabkan pemberantasan korupsi di Indonesia semakin ditingkatkan
oleh pihak berwenang.
Korupsi adalah perbuatan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri atau orang lain yang dapat merugikan keuangan
atau perekonomian negara. Pemerintah Indonesia telah berusaha keras
untuk memerangi korupsi dengan berbagai cara. Korupsi di pandang
sebagai kejahatan luar biasa yang oleh karena itu memerlukan upaya luar
biasa pula untuk memberantasnya.
Upaya pemberantasannya korupsi terdiri dari dua bagian yaitu
penindakan dan pencegahan yang tidak akan pernah berhasil optimal jika
hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa melibatkan peran serta
masyarakat, oleh karena itu mahasiswa pun harus dilibatkan dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia sebagai salah satu bagian terpenting
dari masyarakat yang merupakan pewaris masa depan.
Peran aktif mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada upaya
pencegahan korupsi dengan dengan ikut membangun budaya antikorupsi
di masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif sebagai agen
perubahan gerakan anti korupsi di masyarakat. Untuk dapat berperan aktif
mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang seluk
beluk korupsi dan pemberantasannya. Yang tidak kalah penting, untuk
dapat berperan aktif mahasiswa harus dapat memahami dan menerapkan
nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari. Upaya pembekalan
mahasiswa dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain melalui
kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diketahui rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari korupsi?
2. Apa saja hambatan dalam pemberantasan korupsi?
3. Apa peran mahasiswa dalam pemberantasan korupsi?

iv
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dan manfaat dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu korupsi
2. Mengetahui hambatan dalam memberantas korupsi
3. Mengetahui bagaimana peran mahasiswa dalam memberantas
korupsi

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Korupsi
Pengertian korupsi berkembang dengan begitu banyak definisi. Hal
ini disebabkan karena definisi korupsi dapat ditemui dalam berbagai
perspektif, baik melalui arti kata secara harfiah, pendapat berbagai pakar,
maupun berdasarkan legislasi yang mengaturnya. Secara internasional
belum ada satu definisi yang menjadi satu-satunya acuan di seluruh dunia
tentang apa yang dimaksud dengan korupsi.
Korupsi atau rasuah berasal dari bahasa latin corruption dari kata
kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutar
balik, menyogok adalah tindakan pejabat publik baik politisi maupun
pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang
secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik
yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah
penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk
pemerintahan rentan korupsi dan praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-
beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan
dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan
korupsi berat yang diresmikan. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi,
yang arti harfiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana berpura-pura
bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) korupsi adalah
penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan
sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Sedangkan definisi
korupsi menurut Transparency International" adalah perilaku pejabat
publik, baik politikus politisi maupun pegawai negeri yang secara tidak
wajar dan tidak legal memperkaya diri dengan menyalahgunakan
kekuasaan publik yang dipercayakan pada mereka.
Transparency International, sebuah organisasi non-pemerintah
yang banyak berusaha untuk mendorong pemberantasan korupsi,
menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara paling korup di dunia
dengan nilai Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tahun 2019 sebesar 40 dan
masuk urutan ke-85. IPK merupakan hasil survei tahunan yang
mencerminkan persepsi masyarakat internasional maupun nasional
(mayoritas pengusaha) terhadap tingkat korupsi di suatu negara.
B. Jenis – Jenis Korupsi
Menurut perspektif hukum, definisi korupsi secara gamblang telah
dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 yang telah

vi
diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan
kedalam 30 bentuk/jenis tindak pidana korupsi. Pasal-pasal tersebut
menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan
sanksi pidana karena korupsi. Ketigapuluh bentuk/jenis tindak pidana
korupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kerugian keuangan negara
Perbuatan yang merugikan negara, dapat di bagi menjadi dua
bagian, yaitu mencari keuntungan dengan cara melawan hukum
dan merugikan negara serta menyalahgunakan jabatan untuk
mencari keuntungan dan merugikan negara.
2. Suap-menyuap
Suap adalah semua bentuk tindakan pemberian uang atau
menerima uang yang dilakukan oleh siapa pun baik itu perorangan
atau badan hukum (korporasi).
3. Penggelapan dalam jabatan
Kategori ini sering juga dimaksud sebagai penyalahgunaan jabatan,
yakni tindakan seorang pejabat pemerintah yang dengan
kekuasaaan yang dimilikinya melakukan penggelapan laporan
keuangan, menghilangkan barang bukti atau membiarkan orang
lain
menghancurkan barang bukti yang bertujuan untuk menguntungkan
diri sendiri dengan jalan merugikan negara.
4. Pemerasan
Pemerasan adalah tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri
atau penyelenggara negara untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum atau dengan menyalahgunakan
kekuasaaannya dengan memaksa seseorang memberikan sesuatu,
membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau
untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.
5. Perbuatan curang
Perbuatan curang ini biasanya terjadi di proyek-proyek
pemerintahan, seperti pemborong, pengawas proyek, dan lain-lain
yang melakukan kecurangan dalam pengadaan atau pemberian
barang yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau
keuangan negara.
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk menghadirkan
barang atau jasa yang dibutuhkan oleh instansi atau perusahaan.

vii
7. Gratifikasi
Yang dimaksud dengan korupsi jenis ini adalah pemberian hadiah
yang diterima oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara.
Gratifikasi dapat berupa uang, barang, diskon, pinjaman tanpa
bunga, tiket pesawat, liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-
fasilitas lainnya.
C. Hambatan Dalam Memberantas Korupsi
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan institusi yang
menjadi harapan bagi rakyat Indonesia. Ketika para pemegang kekuasaan
begitu buruk dalam menunggangi wewenangnya dengan kepentigan-
kepentingan yang bukan untuk menyukseskan pembangunan negara baik
bidang ekonomi, hukum, maupun pemerintahan itu sendiri. Dalam
menjalankan peranannya kita dapat merasakan lembaga ini belum bekerja
secara maksimal. Ada beberapa alasan untuk itu:
1. Keterbatasan personil KPK
Indonesia adalah negara yang sangat luas oleh karena itu wilayah
kerja KPK sangat luas meliputi Pemerintah Pusat dan semua
daerah padahal jumlah personel di KPK sangat terbatas, yaiitu
sekitar 700 orang pada tahun 2012 yang terdiri dari unsur
pimpinan, penyidik, dan pegawai kesekretariatan. Pada tahun 2019
KPK tercatat memiliki total 117 penyidik.
2. Rivalitas sesama penegak hukum
Hadirnya KPK tidak serta-merta disambut gembira oleh semua
pihak, bahkan oleh sesama penegak hukum sendiri. Sehingga
akhirnya kehadiran KPK bukannya menjadi teman seperjuangan
untuk memberantas korupsi tetapi justru menjadi saingan atau
kompetitor bagi mereka. Jadi ketika kasus korupsi diambil alih
oleh KPK maka lahan mereka pun menjadi berkurang atau bahkan
hilang. Inilah mengapa akhirnya KPK seolah menjadi musuh
bersama mereka.
3. Lemahnya pengadilan Tipikor dan vonis ringan koruptor
Penelitian Indonesia Corruption Watch (ICW) menyatakan bahwa
tren vonis kasus korupsi di Indonesia menunjukkan adanya
peningkatan terhadap terdakwa yang divonis bebas atau lepas
sepanjang 2019 dibanding periode sebelumnya. Tercatat sebanya
54 orang terdakwa divonis bebas atau lepas pada tahun 2019.
4. Grasi Presiden untuk Koruptor
Indonesia Corruption Watch ( ICW) mengecam keputusan
Presiden Joko Widodo yang memberikan grasi kepada mantan

viii
Gubernur Riau Annas Maamun yang merupakan terpidana kasus
korupsi. ICW merasa pemerintah saat ini dinilai tidak mempunyai
komitmen dalam pemberantasan korupsi. Diberitakan, Presiden
Jokowi memberikan grasi berupa potongan satu tahun masa
hukuman kepada mantan Gubernur Riau Annas Maamun yang
merupakan terpidana kasus alih fungsi lahan Provinsi Riau.
D. Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi
Mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah pelajar perguruan tinggi. Dalam struktur pendidikan Indonesia,
mahasiswa menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi di antara yang
lainnya, seperti pendidikan di tingkat dasar, menengah pertama, atau
menengah atas atau kejuruan. Mahasiswa sebagai bagian dari stakeholders
kampus memiliki peran dan fungsi yang sangat besar dalam aspek moral,
sosial dan intelektual. Dalam aspek moral mahasiswa dianggap sudah
dewasa dalam memilih kehidupannya sendiri. Gelar yang disandang ini
memiliki arti bahwa dirinya sudah mampu berpikir untuk dapat
menentukan masa depannya sendiri.
Dari tahun ke tahun, permasalahan korupsi mengalami peningkatan
intensitasnya. Dalam upaya pemberantasan korupsi, mahasiswa memiliki
peran yang strategis untuk berkontribusi dalam aktivitas konkret dengan
melakukan pemetaan korupsi termasuk memberikan advokasi kepada
korban korupsi. Korupsi bisa ditekan jika para aktor kekuasaan punya
moral dan etika yang baik. Hampir 70% kekayaan Negara berasal dari
penerimaan pajak yang paling rentan menjadi sumber korupsi.
Pajak merupakan bentuk kontribusi rakyat kepada negara yang
wajib di bayar oleh setiap wajib pajak untuk kepentingan pemerintah dan
kesejahteraan masyarakat umum. Di Indonesia, pajak di bagi menjadi dua,
yaitu pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah jenis pajak yang di
kelola oleh pemerintah pusat melalui Direktorat Jendral Pajak (DJP).
Sedangkan, pajak daerah merupakan jenis pajak yang di kelola oleh
pemerintah daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah. Sumber pendapatan
negara yang berasal dari pajak terbagi dalam tujuh sektor yaitu Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang
Mewah, Pajak Bumi Dan Bangunan, Pajak Ekspor, Pajak Perdagangan
Internasional serta Bea Masuk Dan Cukai.
Untuk itu, dalam upaya pemberantasan korupsi ini pentingnya
peran mahasiswa dalam meningkatkan kekuatan moral dalam skala
nasional jika pergerakan mahasiswa memiliki agenda konkret untuk
melakukan pemetaan korupsi. Maka tentunya mahasiswa dituntut utuk

ix
benar-benar konsisten atau memegang teguh idelisme mereka. Adapun
upayaupaya yang bisa dilakukan oleh mahasiswa adalah:
1. Menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di kampus
Dapat dimulai dari kesadaran masing-masing mahasiswa dengan
menanamkan kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh
melakukan tindakan korupsi walaupun itu hanya tindakan
sederhana, misalnya terlambat datang ke kampus, menitipkan
absen kepada teman jika tidak masuk atau memberikan uang suap
kepada para pihak pengurus beasiswa dan macam-macam tindakan
lainnya. Selain kesadaran pada masing-masing mahasiswa maka
mereka juga harus memperhatikan kebijakan internal kampus agar
dikritisi sehingga tidak memberikan peluang kepada pihak-pihak
yang ingin mendapatkan keuntungan melalui korupsi.
2. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya
melakukan korupsi Upaya mahasiswa ini misalnya memberikan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya melakukan
tindakan korupsi karena pada nantinya akan mengancam dan
merugikan kehidupan masyarakat sendiri. Serta menghimbau agar
masyarakat ikut serta dalam menindaklanjuti (berperan aktif)
dalam memberantas tindakan korupsi yang terjadi di sekitar
lingkungan mereka.
Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari
karakteristik yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas,jiwa muda, dan
idealisme. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa pemuda yang
penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa
mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan
bangsa ini.
Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah
terbukti mahasiwa berperan sangat penting sebagai agen perubahan.
Dalam konteks gerakan anti korupsi mahasiswa juga diharapakan dapat
tampil di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh
kompetensi dasar yang mereka miliki, yaitu: intelegensi, kemampuan
berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan
kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu
menjadi agen perubahan, mampu menyeruakan kepentingan rakyat,
mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu
menjadi lembaga-lembaga negara dan penegak hukum.

x
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Korupsi adalah sebagai tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan
kepentingan umum, dan negara. Dewasa ini, tindak pidana korupsi dengan
berbagai modus operandi telah menyerang secara massif dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia, dan dikhawatirkan dapat
membahayakan stabilitas, keamanan negara, dan masyarakatnya.
Selain itu juga merambat kepada berbagai macam aspek baik aspek
ekonomi, sosial, dan budaya. Dari tahun ke tahun, permasalahan korupsi
mengalami peningkatan intensitasnya. Dalam upaya pemberantasan
korupsi, mahasiswa memiliki peran yang strategis untuk berkontribusi
dalam aktivitas konkret dengan melakukan pemetaan korupsi termasuk
memberikan advokasi kepada korban korupsi. Maka tentunya mahasiswa
dituntut utuk benarbenar konsisten atau memegang teguh idelisme mereka.
B. SARAN
Setiap ada kemungkaran didepan mata usahakan untuk dicegah
agar tidak merugikan orang lain, terutama masalah korupsi yang bisa
merugikan masyarakat dan negara mahasiswa seharusnya bisa membantu
masyarakat yang dizhalimi pemerintah bantulah sebisa mungkin agar
masyarakat tidak dizhalimi penguasa yang tamak akan kekuasan. Bantu
masyarakat dengan memberikan pengertian masalah korupsi dan bagian-
bagian korupsi.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Endarto. 2014. Kendala KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Banten:


Jurnal Lingkar Widyaiswara.

Adib Auliawan Herlambang. 2019. Mahasiswa dan Pendidikan Karakter


Antikorupsi. https://m.ayosemarang.com/read/2022/10/04/mahasiswa-dan-
pendidikan-karakterantikorupsi (04 Oktober 2022)

kppu.go.id. 2006. Definisi Korupsi Menurut Perspektif Hukum Dan E-


Announcement Untuk Tata Kelola Pemerintahan Yang Lebih Terbuka,
Transparan Dan Akuntabel. https://www.kppu.go.id/docs/Artikel/Seminar
%20PBJ.pdf (23 Agustus 2006)

xii

Anda mungkin juga menyukai