Anda di halaman 1dari 20

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Untuk Memenuhi Tugas Makalah Peran Serta Mahasiswa Dalam pemberantasan


Korupsi, Dosen Pengampu

Eki Furqon, S.H, M.H.

Disusun Oleh :

Abdurrohman 1111190267

Chris Natalina Nainggolan 1111190297

Mizani Adlina Safe’i 1111190317

Nadia Sofia Humaira 1111190277

R.Audindra Kusuma 1111190247

Tania Zulfa Nabilah 1111190237

Tantri 1111190307

Semester/kelas:1/G

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2019
ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

Bab I .................................................................................................................................... 4

Pendahuluan ........................................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

1.3 Tujuan ................................................................................................................. 4

Bab II .................................................................................................................................. 5

Pembahasan......................................................................................................................... 5

2.1 Pengertian Korupsi.............................................................................................. 5

2.2 Dampak Korupsi ................................................................................................. 8

2.3 Pentingnya Peran Mahasiswa............................................................................ 11

2.4 Upaya Mahasiswa ............................................................................................. 13

BAB III ............................................................................................................................. 19

PENUTUP ........................................................................................................................ 19

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 19

3.2 Saran ................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 20


iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Peran Serta Mahasiswa Dalam
Upaya Pembrantasan Korupsi” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam menyusun makalah ini, penyusun banyak mengalami hambatan dan
kesulitan. Namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat di dalam penyusunan
makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah Sistem Hukum Indonesia
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari
sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan sarannya untuk lebih
baiknya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada pembaca
sekalian

Serang, 7 November 2019

PENYUSUN
4

Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Tindak perilaku korupsi akhir-akhir ramai di perbincangkan, baik di media


massa maupun media cetak. Tindak korupsi ini mayoritas dilakukan oleh para
pejabat tinggi negara yang sesungguhnya dipercaya oleh masyarakat luas untuk
memajukan kesejahteraan rakyat sekarang malah merugikan negara. Hal ini tentu
saja sangat memprihatinkan bagi kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh
para pejabat yang terbukti melekukan tindak korupsi. Maka dari itu, di sini kami
akan membahas tentang korupsi di Indonesia dan upaya untuk memberantasnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa arti dari korupsi ?
2. Apa dampak korupsi?
3. Mengapa harus mahasiswa yang memiliki peran dalam memberantas
korupsi ?
4. Peran dan upaya apa yang bisa dilakukan oleh mahasiswa?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui arti korupsi.
2. Mengetahui dampak korupsi.
3. Mengetahui mengapa harus mahasiswa.
4. Mengetahui peran dan upaya yang dilakukan oleh mahasiswa.
5

Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Korupsi

Kata korupsi sudah bukan hal yang asing bagi kita. Korupsi berasal dari
bahasa latin Corruptio (Fockema Andreae: 1951) atau Corruptus (Webster Student
Dictionary: 1960). Selanjutnya dari bahasa latin itu turun ke dalam bahasa Eropa
seperti Inggris: Corruption, Corrupt kemudian dalam bahasa Belanda yaitu
Corruptie. Kemudian arti kata korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan
kata bahasa Indonesia disimpulkanoleh Poerwadarminta dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia: Korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti pengertian
penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya (Poerwadarminta :
1976). Sedangkan pengertian korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20
tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah perbuatan setiap
orang baik pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara.
Arti harifiah adalah Kebusukan, keburukan, kebejatan, ke tidak jujuran,
dapat di suap, Tidak bermoral, penyimpangan dari ke sucian.Menurut perspektif
hukum, definisi korupsi di jelaskan dalam 13 pasal ( UU No.31 Tahun 1999 jo. UU
No 20 Tahun 2001 ) Merumuskan 30 bentuk / Jenis tindak pidana korupsi, yang di
kelompokan SBB :

1. Kerugian keuangan negara


2. Suap menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Gratifikasi

Korupsi sudah merebak di hampir seluruh lapisan masyarakat dan


sepertinya sudah menjadi sebuah kebudayaan masyarakat Indonesia maka tidak
6

mengherankan apabila negara seringkali mengalami kerugian finansial yang cukup


signifikan. Misalnya pada tahun 2006, negara menderita kerugian akibat tindakan
korupsi, terutama dalam sektor BUMN sehingga mencapai angka yang cukup
mengejutkan yaitu Rp 161 triliun. Angka ini mengalami akselerasi yang cukup
cepat karena sebelumnya di tahun 2005 yaitu Rp 125 triliun (data ICW 2006).
Akibat tindak kejahatan korupsi ini juga meletakkan Indonesia pada posisi 134 dari
163 negara (yang diurutkan dari negara terbersih sampai ke negara terkorup) dan
TI Perception Index Indonesia 2,4. Jumlah kasus juga banyak terjadi, terutama di
daerah Barat, Jakarta, Sumatra Selatan dan Bangka Belitung yang mencapai 14-17
kasus per tahun. Banyaknya uang negara yang mengalir di kantong-kantong orang-
orang tidak bertanggung jawab tentu menimbulkan beberapa dampak menurut
Soejono Karni yaitu:

a. Rusaknya sistem tatanan masyarakat.


b. Ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi.
c. Munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat.
d. Penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor ekonomi, administrasi,
politik, maupun hukum yang pada akhirnya menimbulkan sikap frustasi,
ketidak percayaan, apatis terhadap pemerintah yang berdmpak
kontraproduktif terhadap pembangunan.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya maka sangat penting dalam


menangani tindakan korupsi. Maka ada beberapa strategi menurut Hong Kong
dengan ICAC-nya dengan pendekatan tiga pilar yaitu :

a. Strategi preventif

Upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan sistem dan prosedur dengan


membangun budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-prinsip fairness,
transparency, accountability and responsibility yang mampu mendorong setiap
individu untuk melaporkan segala bentuk korupsi yang terjadi.

b. Strategi Investigative
7

Upaya memerangi korupsi melalui deteksi, investigasi dan penegakan


hukum terhadap para pelaku korupsi.

c. Strategi Edukatif

Upaya pemberantasan korupsi dengan mendorong masyarakat untuk


berperan serta memerangi korupsi dengan sesuai dengan kapasitas dan kewenangan
masing-masing maka masyarakat perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran (integrity)
serta kebencian terhadap korupsi melalui pesan-pesan moral.

Pengertian Korupsi Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa itu korupsi, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

1. Robert Klitgaard

Menurut Robert Klitgaard, pengertian korupsi adalah suatu tingkah laku yang
menyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya dalam negara, dimana tujuannya
untuk memperoleh keuntungan status atau uang yang menyangkut diri pribadi atau
perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri, atau dengan melanggar aturan
pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi.

2. Henry Campbell Black

Menurut Henry Campbell Black, definisi korupsi adalah suatu perbuatan yang
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan yang tidak sesuai
dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak lain.

3. Albert Sydney Hornby

Menurut Albert Sydney Hornby, arti korupsi adalah suatu pemberian atau
penawaran dan penerimaan hadian berupa suap, serta kebusukan atau keburukan.
8

2.2 Dampak Korupsi

Korupsi sepertinya sudah membudaya dalam kehidupan bangsa Indonesia,


perbuatan-perbuatan yang kita anggap biasa seperti memberikan sesuatu kepada
orang yang kita hormati dapat digolongkan tindak korupsi. Ketika telah menjadi
budaya maka pemberantasan korupsi juga harus terstruktur dalam pendidikan,
karena pendidikan merupakan saluran dari proses pembudayaan warga negara.
tetapi ketika bidang pendidikan terjadi tindakan-tindakan korup maka proses
pembudayaan masyarakat anti korupsi seperti menanam benih di padang pasir yang
tandus.

Perbuatan korupsi di bidang pendidikan akan berdampak langsung pada


peserta didik sebagai orang yang pertama mendapatkan dampak dari perbuatan
korup ini. Karena tindak korupsi di bidang pendidikan dapat saja melanggar Hak
Asasi Manusia para peserta didik untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

1. Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan menjadi hal pertama yang diserang oleh tindak kourpsi
dalam bidang pendidikan. Merosotnya kualitas penddidikan ditandai dengan tidak
adanya atau rendahnya perlengkapan yang berkaualitas, adanya ukuran-ukuran
mutu yang rendah dan adanya kandidat yang berkualifikasi dan/atau bermotivasi
rendah yang terpilih (atau membeli posisi) untuk guru dan jabatan laiinya (Kesuma.
Et. al 2009:33). Hal ini jelas berdampak, pengisian jabatan baik guru dan kepala
sekolah yang dilakukan dengan proses korup akan menempatkan para koruptor baru
dalam jabatan guru dan kepala sekolah.

Ketika jabatan guru dan kepala sekolah sudah disisi dengan orang-orang
berjiwa korup maka kualitas pendidikan akan jauh panggang dari api, karena
orientasi mereka bukan lagi meningkatkan kualitas pendidikan tapi bagaiman
dengan berbagai cara mengumpulkan materi utuk pribadi mereka. Sehingga mereka
akan mengadakan program-program fiktif dan/ atau program-program tidak
mendasar atau mengada-ada yang tidak berdampak sama sekali untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Akan muncul para pembuat proyek fiktif,
pungutan liar dan sebagainya yang penting dapat mengembalikan modal dan
9

mendapatkan keuntungan yang terlah mereka tanam ketika mereka membeli jabatan
tersebut. Kualitas pendidikan akan semakin rapuh ketika dalam bidang pendidikan
tumbuh subur tindak pidana korupsi.

2. Kerugian Finansial

Kerugian finansial jelas menjadi salah satu dampak dari prilaku korup para
pemegang jabatan publik dalam dunia pendidikan. Walau jika dilihat secara oknum
nominalnya tidak besar sehingga tidak dapat di tindak dengan KPK tetapi jika
diakumulasikan maka akan muncul jumlah yang sangat besar. Hal ini harusnya
mendapat perhatian khusu dari aparat penegak hukum dalam tipikor selain KPK
yaitu Polisi dan Jaksa untuk mampu menyeret para koruptor dalam bdaing
pendidikan.

Dengan Anggaran 20% dari APBN dan APBD dan dana yang besar itu
dipecah menjadi bagian-bagian kecil lalu bagian-bagian kecil itu ternayata
dikorupsi maka kerugian finansia akan langsung terasa kepada negara.

Selain itu kerugian finansial akan juga berdampak kepada masyarakat


umum dengan pungutan-pungutan liar yang terjadi disekolah. Walau dari tiap orang
tua nominalnya kecil tetapi bila dijumlahkan maka akan menjadi nominal yang
cukup besar. Sebagai contoh 1 orang siswa dipungli Rp.10.000 dikali jumlah
seluruh siswa yang ada disekolah tersebut contoh 1000 siswa maka 10.0000 x 1000
maka terkumpul dana Rp 10.000.000 dan dikalikan semua sekolah yang ada di
Indonesia maka akan terakumulasi jumlah dana yang sangat besar.

3. Ketidakadilan sosial

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan sila ke-lima dari
Pancasila. melalui perilaku pengisian jabatan guru dan kepala seklah selannjutnya
perilaku korups dalam penerimaan siswa baru dan undangan dari PTN akan
menciderai rasa keadilan dari seluruh warga negara Indonesia. Semua warga negara
Indonsia berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
10

Ketika terjadi tindak pidana korupsi dalam bidang pendidikan akan


mematikan potensi dari warga negara muda karen mereka akan kehilangan
pendidikan yang berkualitas, dan kesempatan untuk mengabdi kepada negara.

4. Pengurangan tingkat partisipasi

Partisipasi warga negara dalam pendidikan merupakan usaha agar


mewujudkan warga negara yng terdidik. Semakin banyak partisipasi maka semakin
banyak pula warga negara yang terdidik dan hal ini merupakan modal utama negara
dalam pembangunan. Tetapi ketika sarana dan prasanara tidak tersedia yang
diakibatkan dari tindak korupsi, maka akan menurunkan jumlah partispasi warga
negara dalam pendidikan dan ini jelas menguarangi potensi warga neagra terdidik.

5. Hilangnya akhlak mulia

Pendidikan Indonesia bukan merupakan pendidikan yang sekuler, yang


memisahkan agama dalam mebentuk warga negara yang baik. Tindak Pidana
korupsi dalam bidang pendidikan menjadikan peserta didik kehilangan teladan
bahkan kepercayaan terhdap sekolah dalam mebentuk mereka. Sehingga muncul
generasi yang memiliki akhlak yag sejalan dengan pejabat dibidang pendidikan.

Benar juga pepatah yang mengatakan “guru kencing berdiri, murid kencing
berlari’ ketika jiwa korup sudah meuncul dari pejabat-pejabat dalam bidang
pendidikan bahkan termasuk kepala sekolah dan guru. Maka siswa juga akan
muncul jiwa korup karena mendapatkan teladan langusng dari kepala sekolah dan
guru.

Pendidikan Anti Kourpsi harus didasari keimanan terhadap Tuhan YME,


warga negara yang cerdas, beriman dan bertakwa merupakan modal utama dari jiwa
anti korupsi. Oleh karena itu, sekolah harus menjadi lingkungan yang anti korupsi
sehingga tidak terjadi pendekatan formaslistik dalam pendidikan Anti korupsi tetapi
pendekatan pembudayaan anti korupsi.
11

2.3 Pentingnya Peran Mahasiswa

Tiga pilar strategi yang dijelaskan di atas pada intinya membutuhkan usaha
keras dari pemerintah dalam memberantas korupsi juga sangat penting dalam
melibatkan partisipasi masyarakat/mahasiswa. Mahasiswa dan sejarah
perjuangannya, mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik.
Jumlahnya tidak banyak, namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini
tidak lepas dari peran mahasiswa. Walaupun jaman terus bergerak dan berubah,
namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme.

Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa,


semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas
keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi
dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus
berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Sejarah mencatat
dengan tinta emas, perjuangan mahasiswa dalam memerangi ketidak adilan.
Sejarah juga mencatat bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari
mahasiswa dan dari pergerakan mahasiswa akan muncul tokoh dan pemimpin
bangsa.

Apabila kita menengok ke belakang, ke sejarah perjuangan bangsa,


kebangkitan bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda dimotori oleh
para mahasiswa kedokteran STOVIA. Demikian juga dengan Soekarno, sang
Proklamator Kemerdekaan RI merupakan tokoh pergerakan mahasiswa. Ketika
pemerintahan bung Karno labil, karena situasi politik yang memanas pada tahun
1966, mahasiswa tampil ke depan memberikan semangat bagi pelaksanaan tritura
yang akhirnya melahirkan orde baru.
Demikian pula, seiring dengan merebaknya penyimpangan- penyimpangan
yang dilakukan oleh orde baru, mahasiswa memelopori perubahan yang kemudian
melahirkan jaman reformasi.

Demikianlah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan


idealismenya, untuk memerangi ketidakadilan. Namun demikian, perjuangan
12

mahasiswa belumlah berakhir. Di masa sekarang ini, mahasiswa dihadapkan pada


tantangan yang tidak kalah besar dibandingkan dengan kondisi masa lampau.
Kondisi yang membuat Bangsa Indonesia terpuruk, yaitu masalah korupsi yang
merebak di seluruh bangsa ini. Mahasiswa harus berpandangan bahwa korupsi
adalah musuh utama bangsa Indonesia dan harus diperangi.

Penjelasan sebelumnya telah dipaparkan bahwa pentingnya peran


masyarakat dalam memberantas korupsi. Masyarakat yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah masyarakat intelektual atau kaum terpelajar terutama
mahasiswa. Mengapa harus mahasiswa? Karena mahasiwa adalah elemen
masyarakat yang paling idealis dan memiliki semangat yang sangat tinggi dalam
memperjuangkan sesuatu. Selama ini mahasiswa dipandang bisa cukup signifikan
dalam mempengaruhi perubahan kebijakan atau struktur pemerintahan. Di sisi lain
mahasiswa juga bisa mempengaruhi lapisan masyarakat lainnya untuk menuntut
hak mereka yang selama ini kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Peran mahasiswa bisa dilihat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan
mengenai kebangkitan bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda yang
mana dipelopori oleh para mahasiswa kedokteran Stovia. Presiden pertama
Indonesia, Soekarno sang Proklamator Kemerdekaan RI merupakan tokoh
pergerakan dari kalangan mahasiswa. Selain itu peristiwa lain yaitu pada tahun
1996, ketika pemerintahan Soekarno mengalami keadaan politik yang tidak
kondusif dan memanas kemudian mahasiswa tampil dengan memberikan semangat
bagi pelaksanaan Tritura yang akhirnya melahirkan orde baru. Akhirnya, ketika
masa orde baru, mahasiswa juga menjadi pelopor dalam perubahan yang kemudian
melahirkan reformasi.
Begitulah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya
yaitu untuk memperoleh cita-cita dalam menciptakan keadilan dan kesejahteraan di
masyarakat. Maka tentunya mahasiswa dituntut utuk benar-benar konsisten atau
memegang teguh idelisme mereka. Memang tidak dipungkiri sekarang ini banyak
mahasiswa yang sudah luntur idealismenya karena terbuai dengan budaya
konsumtif dan hedonisme. Hal tersebuut ternyata membuat mereka semakin
berfikir dan bertindak apatis terhadap fenomena yang ada di sekitar mereka dan
13

kecenderungan memikirkan diri mereka sendiri. Padahal perjuangan mahasiswa


tidak berhenti begitu saja ada hal lainnya yang menanti untuk diperjuangankan oleh
mereka, yaitu dalam melawan dan memberantas korupsi. Bentuk – bentuk peran
serta mayarakat dalam pemberantasan tindak pidana korupsi menurut UU No. 31
tahun 1999 antara lain adalah SBB :

1. Hak Mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan


tindak pidana korupsi
2. Hak untuk memperoleh layanan dalam mencari, memperoleh, dan
memberikan informasi adanya dugaan telah tindak pidana korupsi kepada
penegak hukum
3. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada
penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi
4. Hak memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporan yg di berikan
kepada penegak hukum waktu paling lama 30 hari
5. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum
6. Penghargaan pemerintah kepada mayarakat

2.4 Upaya Mahasiswa


Faktanya fenomena korupsi selalu tidak berhenti menggrogoti negeri kita,
korupsi merupakan kejahatan yang bukan hanya merugikan negara tetapi juga
masyarakat. Artinya keadilan dan kesejahteraan masyarakat sudah mulai terancam.
Maka saatnya mahasiswa sadar dan bertindak. Adapun upaya-upaya yang bisa
dilakukan oleh mahasiswa adalah:

a. Menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di kampus.


Hal ini terutama dimulai dari kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu
menanamkan kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh melakukan
tindakan korupsi walaupun itu hanya tindakan sederhana, misalnya terlambat
datang ke kampus, menitipkan absen kepada teman jika tidak masuk atau
memberikan uang suap kepada para pihak pengurus beasiswa dan macam-macam
tindakan lainnya.
14

Memang hal tersebut kelihatan sepele tetapi berdampak fatal pada pola pikir
dan dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan bahkan yang lebih parah adalah menjadi
sebuah karakter. Selain kesadaran pada masing-masing mahasiswa maka mereka
juga harus memperhatikan kebijakan internal kampus agar dikritisi sehingga tidak
memberikan peluang kepada pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan
melalui korupsi. Misalnya ketika penerimaan mahasiswa baru mengenai biaya yang
diestimasikan dari pihak kampus kepada calon mahasiswa maka perlu bagi
mahasiswa untuk mempertanyakan dan menuntut sebuah transparasi dan jaminan
yang jelas dan hal lainnya. Jadi posisi mahasiswa di sini adalah sebagai pengontrol
kebijakan internal universitas.

Dengan adanya kesadaran serta komitmen dari diri sendiri dan sebagai
pihak pengontrol kebijakan internal kampus maka bisa menekan jumlah pelaku
korupsi. Upaya lain untuk menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di
lingkungan kampus adalah mahasiswa bisa membuat koperasi atau kantin jujur.
Tindakan ini diharapkan agar lebih mengetahui secara jelas signifikansi resiko
korupsi di lingkungan kampus.Mahasiswa juga bisa berinisiatif membentuk
organisasi atau komunitas intra kampus yang berprinsip pada upaya memberantas
tindakan korupsi. Organisasi atau komunitas tersebut diharapkan bisa menjadi
wadah mengadakan diskusi atau seminar mengenai bahaya korupsi. Selain itu
organisasi atau komunitas ini mampu menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan
internal kampus.

Sebagai gambaran, SACW yang baru saja dibentuk pada kabinet KM


(semacam BEM) ITB 2006/2007 lalu sudah membuat embrio gerakannya. Tersebar
di seluruh wilayah Indonesia, anggota SACW dari UIN Padang sudah mulai
mengembangkan sayap. Begitu pula mereka yang berada di UnHalu Sulawesi sudah
melakukan investigasi terhadap rektorat mereka yang ternyata memang terjerat
kasus korupsi

b. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan


korupsi.
15

Upaya mahasiswa ini misalnya memberikan penyuluhan kepada masyarakat


mengenai bahaya melakukan tindakan korupsi karena pada nantinya akan
mengancam dan merugikan kehidupan masyarakat sendiri. Serta menghimbau agar
masyarakat ikut serta dalam menindaklanjuti (berperan aktif) dalam memberantas
tindakan korupsi yang terjadi di sekitar lingkungan mereka. Selain itu, masyarakat
dituntut lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dirasa kurang relevan.
Maka masyarakat sadar bahwa korupsi memang harus dilawan dan dimusnahkan
dengan mengerahkan kekuatan secara massif, artinya bukan hanya pemerintah saja
melainakan seluruh lapisan masyarakat.

c. Menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan pemerintah.

Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai agen


pengontrol dalam pemerintahan. Kebijakan pemerintah sangat perlu untuk
dikontrol dan dikritisi jika dirasa kebijakan tersebut tidak memberikan dampak
positif pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan semakin memperburuk
kondisi masyarakat. Misalnya dengan melakukan demo untuk menekan pemerintah
atau melakukan jajak pendapat untuk memperoleh hasil negosiasi yang terbaik.

d. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol


sosial terkait dengan kepentingan publik.
e. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.
f. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan
desa hingga ke tingkat pusat/nasional.
g. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan
peme-rintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.
h. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif
dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.

Selain mengenal karakteristik korupsi, pengenalan diri diperlukan untuk


menentukan strategi yang efektif yang akan digunakan. Dalam kaitannya dengan
hal tersebut, mahasiswa harus menyadari siapa dirinya, dan kekuatan dan
kemampuan apa yang dimilikinya yang dapat digunakan untuk menghadapi
peperangan melawan korupsi.
16

Apabila kita menilik ke dalam untuk mengetahui apa hakekat dari


mahasiswa, maka kita akan mengetahui bahwa mahasiswa mempunyai banyak
sekali sisi. Disatu sisi mahasiswa merupakan peserta didik, dimana mahasiswa
diproyeksikan menjadi birokrat, teknokrat, pengusaha, dan berbagai profesi
lainnya. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk memiliki kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Hal tersebut disebabkan
kecerdasan intelektual tidak dapat mencegah orang untuk menjadi serakah, egois,
dan bersikap negatif lainnya. Dengan berbekal hal-hal tersebut, mahasiswa akan
dapat menjadi agen pembaharu yang handal, yang menggantikan peran-peran
pendahulunya di masa yang akan datang akan dapat melakukan perbaikan
terhadap kondisi yang ada kearah yang lebih baik.

Di sisi lain, mahasiswa juga dituntut berperan untuk melakukan kontrol


sosial terhadap penyimpangan yang terjadi terhadap sistem, norma, dan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat. Selain itu, Mahasiswa juga dapat berperan dalam
mempengaruhi kebijakan publik dari pemerintah.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi


keputusan politik adalah dengan melakukan penyebaran informasi/tanggapan atas
kebijakan pemerintah dengan melakukan membangun opini public, jumpa pers,
diskusi terbuka dengan pihak-pihak yang berkompeten. Selain itu, mahasiswa juga
menyampaikan tuntutan dengan melakukan demonstrasi dan pengerahan massa
dalam jumlah besar. Di samping itu, mahasiswa mempunyai jaringan yang luas,
baik antar mahasiswa maupun dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat
sehingga apabila dikoordinasikan dengan baik akan menjadi kekuatan yang sangat
besar untuk menekan pemerintah.

Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi di Lingkungan Kampus

Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah


pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus
mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari
perbuatan korupsi.
17

Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari


awal masuk perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa,
dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus
melakukan pressure kepada pemerintah agar undang-undang yang mengatur
pendidikan tidak memberikan peluang terjadinya korupsi. Di samping itu,
mahasiswa melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan mahasiswa baru dan
melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang atas penyelewengan yang ada.
Selain itu, mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-rekannya
ataupun calon mahasiswa untuk menghindari adanya praktik-praktik yang tidak
sehat dalam proses penerimaan mahasiswa.

Selanjutnya adalah pada proses perkuliahan. Dalam masa ini, perlu


penekanan terhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh
nilai yang setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif
yang dapat dilakukan adalah dengan jalan membentengi diri dari rasa malas belajar.

Hal krusial lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang ada
dilingkungan kampus. Untuk itu diperlukan upaya investigatif berupa melakukan
kajian kritis terhadap laporan-laporan pertanggungjawaban realisasi penerimaan
dan pengeluarannya. Sedangkan upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi
dapat dilakukan melalui media berupa seminar, diskusi, dialog. Selain itu media
berupa lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi ataupun melalui bahasa
seni baik lukisan, drama, dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan juga.

Selanjutnya pada tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini mahasiswa
memperoleh gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal.
Mahasiswa harus memahami bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki
konsekuensi berupa tanggung jawab moral sehingga perlu dihindari upaya-upaya
melalui jalan pintas.
18

Peran Mahasiswa dalam Masyarakat dan penentuan kebijakan publik.

Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa merupakan


faktor pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam
menerapkan perilaku terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis
besar dapat digolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai
pembaharu yang diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap sistem
yang ada. Salah satu contoh yang paling fenomenal adalah peristiwa turunnya orde
baru dimana sebelumnya di dahului oleh adanya aksi mahasiswa yang masif di
seluruh Indonesia.

Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif


terhadap korupsi dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan
peraturan yang adil dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi
peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat.

Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena


banyak sekali peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak
pada golongan tertentu saja dan tidak berpihak pada kepentingan masyarakat
banyak. Kontrol tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog
dengan pemerintah maupun pihak legislatif.

Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan


bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah
kerja lapangan atau kesempatan yang lain mengenai masalah korupsi dan
mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada
pihak yang berwenang.
19

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari teori yang telah kami sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
:
Korupsi adalah tindakan yang harus diberantas segera karena mengancam
keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga perlu peran serta semua lapisan
masyarakat. Mahasiswa adalah salah satu bagian masyarakat yang mempunyai
pengaruh signifikan dalam memperngarhi kebijakan pemerintah dan menggerakkan
lapisan masyarakat yang lain. Sehingga pemberantasan korupsi bisa lebih efektif.
Upaya-upaya yang dilakukan mahasiswa adalah menciptakan lingkungan bebas
dari korupsi di kampus, memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya
melakukan korupsi dan menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan pemerintah.
Maka mahasiwa harus lebih berkomitmen dalam memberantas korupsi supaya
upaya mereka berjalan semaksimal mungkin.
Meski demikian, pemberantasan korupsi jangan menajadi “jalan tak ada ujung”,
melainkan “jalan itu harus lebih dekat ke ujung tujuan”. Upaya-upaya untuk
mengatasi persoalan korupsi dapat ditinjau dari struktur atau sistem sosial, dari segi
yuridis, maupun segi etika atau akhlak manusia.

3.2 Saran

1. Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang teori upaya pemberantasan korupsi di
Indo-nesia agar mendapat informasi yang lebih akurat.
2. Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasi-kannya di dalam kehidupan sehari-hari.
20

DAFTAR PUSTAKA

http://harissoekamti.blogspot.com/2011/10/makalah-tentang-upaya-
upaya.html#ixzz2h2ErTGUQ

Mochtar. 2009. “Efek Treadmill” Pemberantasan Korupsi : Kompas

Risbiyantoro, Mohamad, 2005. Peranan Mahasiswa dalam Memerangi Korupsi,


Op cit.

Erica, Peran Gerakan Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi,


dalam http://ericamourissa.ngeblogs.com, 2007
Qyonglee. 2008. Mahasiswa dan Korupsi. Dalam http://qyonglee.multiply.com.
http://munajathati.wordpress.com/2012/05/19/peran-dan-upaya-mahasiswa-
dalam-memberantas-korupsi/
Pengertian Dasar-Dasar Korupsi. Dalam http://antikorupsi.org.
http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/08/upaya-pemberantasan-korupsi-di-
indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai