Anda di halaman 1dari 28

KAJIAN KELAYAKAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

PENGOLAHAN BUAH KELAPA POLA PANCAWISMA


DI KALIMANTAN BARAT

Karya Tulis ini disusun untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI)
Pelajar Tahun 2016

Disusun Oleh :
Umi ‘Adilah Lutfiyah NIS: 160059
Hasna Arista Artanti NIS: 160043

KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) INSAN CENDEKIA SAMBAS
Jl. Panglima Daud Desa Rambi, Kecamatan Sambas
Kabupaten Sambas
2016

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Kajian Kelayakan Industri Rumah Tangga Pengolahan


Buah Kelapa Pola Pancawisma di Kalimantan Barat
Nama ketua/NIS : Umi ‘Adilah Lutfiyah/ 160059
Nama Anggota/NIS : Hasna Arista Artanti/ 160043
Asal Sekolah : Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Sambas

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan belum pernah dipublikasikan serta karya
tuis ini diajukan mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar yang
diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Tanjungpura
dalam agenda Lomba Bidang Studi Kimia (LBSK) XII

Mengetahui, Sambas, 16 Desember 2016


Guru Pembimbing, Ketua Tim,

Sutardi, S. Si., M. Sc Umi ‘Adilah Lutfiyah


NIP: 19810419 200604 1 002 NIS. 160059

Mengesahkan,
Kepala MAN Insan Cendekia Sambas,

Mursidin, S.Ag., M.Ag


NIP. 1975100 200003 1 001

ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH PELAJAR 2016

Judul : Kajian Kelayakan Industri Rumah Tangga Pengolahan


Buah Kelapa Pola Pancawisma di Kalimantan Barat
Nama ketua/NIS : Umi ‘Adilah Lutfiyah/ 160059
Nama Anggota/NIS : Hasna Arista Artanti/ 160043
Asal Sekolah : Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Sambas

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis dengan
judul diatas benar merupakan karya orisinal yang dibuat oleh penulis dan belum
pernah dipublikasikan dan/atau dilombakan di luar kegiatan ”Lomba Karya Tulis
Ilmiah Pelajar 2016” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Kimia,
FMIPA Universitas Tanjungpura. Demikian pernyataan ini kami buat dengan
sebenarnya, dan apabila terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami
siap untuk di diskualifikasi dari kompetisi ini sebagai bentuk pertanggung
jawaban kami.

Menyetujui, Sambas, 16 Desember 2016


Guru Pembimbing Yang membuat Pernyataan,
Ketua Tim,

Sutardi, S. Si., M. Sc Umi ’Adilah Lutfiyah


NIP: 19810419 200604 1 002 NIS. 160059

iii
KAJIAN KELAYAKAN INDUSTRI RUMAH TANGGA
PENGOLAHAN BUAH KELAPA POLA PANCAWISMA
DI KALIMANTAN BARAT

Oleh:
Umi ‘Adilah Lutfiyah dan Hasna Arista Artanti
MAN Insan Cendekia Sambas

RINGKASAN MATERI

Sebagai wilayah pantai tropis, Kalimantan Barat mempunyai potensi


perkebunan kelapa yang melimpah baik yang dikelola perusahaan maupun berupa
perkebunan yang dikelola oleh masyarakat (perkebunan rakyat). Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat tahun 2013, luas lahan perkebunan kelapa
adalah 7.363 ha. Sayangnya, pengolahan buah kelapa oleh masyarakat saat ini
banyak yang hanya mengolah menjadi minyak goreng atau kopra. Sementara itu
potensi lain dari buah kelapa seperti air kelapa, sabut kelapa, dan tempurungnya
masih belum dimanfaatkan secara optimal.
Dalam karya ilmiah ini dideskripsikan pengolahan buah kelapa yang
dilakukan dalam industri rumah tangga dengan desain pancawisma, yaitu dalam 1
komplek ada 5 rumah yang terlibat dimana satu rumah sebagai penghasil buah
kelapa dan 4 rumah lainnya berturut-turut mengolah daging buah menjadi VCO,
air kelapa menjadi nata de coco, tempurung kelapa menjadi asap cair, dan sabut
menjadi keset kaki. Berdasarkan atas analisa hasil usaha diperoleh bahwa
keuntungan yang diperoleh dapat mencapai lebih dari Rp. 13.000.000,00.
Sementara itu, jika hanya melakukan pengolahan daging buah menjadi VCO,
keuntungan hanya berkisar Rp.5.000.000,00. Maka dengan melakukan tambahan
pengolahan terhadap air kelapa, tempurung, dan asap cair maka akan mendapat
selisih keuntungan sekitar Rp. 8.000.000,00. Usaha ini juga berkontribusi
terhadap peningkatan pendapatan anggota pancawiswa yang menjadi pusat
industri rumah tangga antara Rp. 3.000.000,00 – Rp. 4.000.000,00 untuk tiap
rumah. Oleh karenanya usaha ini layak untuk dijalankan.
Selain keuntungan finansial tersebut, terdapat keuntungan teknis yang
diperoleh dalam industri rumah tangga dengan desain pancawisma, diantaranya:
1) Peralatan yang digunakan dapat terkontrol dengan baik karena setiap rumah
hanya menggunakan satu peralatan khusus yang mengolah sesuai bidangnya. Hal
ini memudahkan dalam melakukan pemeliharaan alat. 2) Setiap rumah hanya
perlu menguasai satu pengetahuan dan keterampilan sesuai yang diolahnya,
sehingga mudah dalam mempelajarinya hingga pada level mahir. 3) Pekerjaan
menjadi lebih ringan, karena fokus mengolah satu bahan saja. 4) Mudah dalam
melakukan pengawasan kualitas produk karena pengolahan terpusat dalam satu
rumah dalam satu komplek. 5) Mudah dalam melakukan manajemen keuangan
karena baik bahan mentah dan produk hasil pengolahannya telah terkontrol
sehingga analisa untung rugi dapat dilakukan dengan lebih baik

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah rahmat, hidayah, kasih, dan sayang-Nya
sehingga kami dapat menyusun karya tulis ini dengan lancar, tanpa suatu
rintangan berarti. Karya tulis ini menyajikan gagasan mengembangkan industri
rumah tangga pengolahan buah kelapa pola pancawisma di Kalimantan Barat.
Selain untuk kepentingan mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah, karya tulis ini
juga dimaksudkan untuk mengasah kemampuan berfikir ilmiah dalam mengatasi
masalah atau menemukan ide-ide baru.
Selama melakukan penulisan karya ilmiah ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan
segenap kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih,
terutama kepada:
1. Mursidin, S.Ag., M.Ag, selaku kepala Madrasah yang telah mengizinkan
mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah.
2. Sutardi, S.Si., M.Sc, selaku guru pembimbing yang telah memberikan
bimbingan sehingga penulisan ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman di MAN Insan Cendekia atas dorongan semangatnya.
Semoga kebaikan tersebut dicatat sebagai amal shalih dan mendapat balasan yang
lebih besar dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan. Untuk
itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi lebih
sempurnanya karya ilmiah ini maupun untuk karya-karya ilmiah berikutnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan secara
umum maupun bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Sambas, Desember 2016

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... i
Halaman Pengesahan .................................................................................... ii
Pernyataan Keaslian Tulisan ......................................................................... iii

RINGKASAN MATERI ............................................................................... iv


KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan Karya Tulis Ilmiah .......................................................... 3
D. Manfaat Karya Tulis.................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 4


A. Industri Rumah Tangga ................................................................ 4
B. Potensi Perkebunan Kelapa .......................................................... 5

BAB III METODE PENULISAN................................................................. 6

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 7


A. Pengolahan Buah Kelapa ............................................................ 7
B. Industri Rumah Tangga
Pengolahan Buah Kelapa ............................................................ 15
C. Kajian Kelayakan Industri Rumah Tangga
Pengolahan Buah Kelapa ............................................................ 16

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 19


A. Kesimpulan .................................................................................. 19
B. Saran ............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 20

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Potensi Pengolahan Buah Kelapa ...................................... 5

Gambar 4.1 Air yang terpisah lapisan minyak .................................................. 10

Gambar 4.2 Lembaran-lembaran nata de coco ................................................. 11

Gambar 4.3 Bagan pembuatan asap cair dari tempurung kelapa ...................... 13

Gambar 4.4 Seorang pengrajin menganyam keset pada rimbangan .................. 14

Gambar 4.5 Bagan home industri pengolahan buah kelapa ............................... 15

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang salah satu kehidupan
perekonomiannya tidak lepas dari sektor pertanian. Pertanian menopang
pertumbuhan industri dalam hal penyediaan bahan baku dan mendorong
pemerataan pertumbuhan dan dinamika pedesaan. Salah satu hasil perkebunan
yang dominan adalah kelapa. Luas wilayah tanaman kelapa di Indonesia
merupakan luas areal kelapa terbesar di dunia.
Sebagai wilayah pantai tropis, Kalimantan Barat juga mempunyai potensi
perkebunan kelapa yang melimpah baik yang dikelola perusahaan maupun berupa
perkebunan yang dikelola oleh masyarakat (perkebunan rakyat). Perkebunan
kelapa merupakan komoditas perkebunan nomor 3 setelah Kelapa Sawit dan
Karet. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat tahun 2013, luas
lahan perkebunan kelapa adalah 7.363 ha sebagaimana pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 luas lahan perkebunan kelapa di Kalimantan Barat

Nama Daerah Luas lahan yang digunakan


Kabupaten Landak -
Kabupaten Sambas 123 ha
Kabupaten Bengkayang 150 ha
Kota Singkawang 17 ha
Kabupaten Sanggau 185 ha
Kabupaten Sekadau -
Kabupaten Sintang 855 ha
Kabupaten Melawi -
Kabupaten Ketapang 101 ha
Kabupaten Kayong Utara 217 ha
Kabupaten Kubu Raya 5.232 ha
Kota Pontianak 483 ha
Sumber: Kalimantan Barat Dalam Angka 2013, BPS Provinsi Kalimantan Barat

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa perkebunan kelapa yang begitu


luas akan menghasilkan potensi buah kelapa yang melimpah. Sayangnya,
pengolahan buah kelapa oleh masyarakat saat ini banyak yang hanya mengolah
menjadi minyak goreng dengan pengolahan secara tradisional melalui metode

1
pemanasan. Sementara itu potensi lain dari buah kelapa seperti air kelapa, sabut
kelapa, dan tempurungnya masih belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu,
minyak kelapa seharusnya dapat diolah lebih lanjut menjadi VCO (Virgin
Coconut Oil) yang mempunyai nilai guna dan nilai ekonomis yang lebih tinggi
dari minyak kelapa biasa. Pengolahan VCO tersebut masih belum dilakukan oleh
masyarakat.
Belum terkelolanya potensi buah kelapa secara optimal mulai dari daging
kelapa, air kelapa, sabut dan tempurungnya disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya: pengetahuan dan keterampilan masyarakat belum memadai, kerja
sama antar masyarakat dalam pengolahan potensi buah kelapa belum terjalin
dengan baik, keterbatasan modal, dan lain lain. Akibatnya masyarakat hanya
menggunakan pegetahuan dan keterampilan pengolahan kelapa yang diperolehnya
secara turun temurun tanpa ada inovasi baru yang dapat meningkatkan nilai guna
dan ekonomis dari buah kelapa tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa perlu untuk menyusun
karya tulis berkenaan dengan pemanfaatan buah kelapa secara modern dan
melakukan kajian kelayakan terhadap kemungkinan industri rumah tangga
terintegrasi pengolahan buah kelapa tersebut. Industri rumah tangga pengolahan
buah kelapa yang terintegrasi memerlukan kerjasama antar suatu rumah dengan
rumah yang lain dalam suatu kelompok masyarakat. Dalam karya tulis ini akan
dipaparkan desain kerjasama antar rumah yang mengolah bahan mentah, berbeda
yang berasal dari buah kelapa. Selanjutnya akan dipaparkan kemungkinan potensi
usaha secara ekonomi.

B. Perumusan Masalah
Sebagaimana diuraikan di atas, ternyata selain daging buah buah kelapa
terdapat potensi dari suatu buah kelapa berupa air kelapa, sabut, dan tempurung
kelapa yang dapat diolah lebih lanjut menjadi barang lain yang memiliki nilai
guna dan nilai ekonomis yang tinggi. Pengolahan tersebut dapat dilakukan melalui
kerjasama dalam suatu industri rumah tangga. Oleh karena itu, rumusan masalah
yang akan menjadi fokus dalam karya tulis ilmiah ini adalah:

2
1. Bagaimana pengolahan buah kelapa secara mudah dan sederhana yang
dapat dilakukan dalam skala rumah tangga?
2. Bagaimana desain industri rumah tangga dalam mengoptimalkan
pengolahan buah kelapa?
3. Bagaimana kelayakan industi rumah tangga pengolahan buah kelapa di
Kalimantan Barat?

C. Tujuan Karya Tulis Ilmiah


Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah memaparkan cara
pengolahan buah kelapa dan desain indusrti rumah tangga sehingga dapat
meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis bagi keluarga dan masyarakat di
Kalimantan Barat. Adapun secara spesifik, tujuan dari penulisan karya ilmiah
ini adalah untuk:
1. Mengetahui dan mendeskripsikan pengolahan buah kelapa secara mudah
dan sederhana yang dapat dilakukan dalam skala rumah tangga.
2. Mengetahui dan mendeskripsikan desain industri rumah tangga dalam
mengoptimalkan pengolahan buah kelapa.
3. Mengetahui dan mendeskripsikan kelayakan industri rumah tangga
pengolahan buah kelapa di Kalimantan Barat.

D. Manfaat Karya Tulis


1. Manfaat bagi masyarakat, dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mengolah buah kelapa secara lebih baik sehingga
mempunyai nilai guna dan nilai ekonomis yang lebih tinggi, sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan para petani kelapa.
2. Bagi pemerintah, karya tulis ini membantu peran penyuluh pertanian
dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat berkenaan dengan
pengolahan buah kelapa.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan, menambah khasanah ilmu pengetahuan, terutama
berkenaan dalam buah kelapa dan cara pengolahannya.
4. Bagi penulis, penulisan ini dapat mengasah kemampuan nalar ilmiah
bagaimana mengembangkan suatu ide, gagasan, dan kemampuan
menemukan solusi dari suatu masalah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Industri Rumah Tangga (Home Industry)


Industri, berasal dari Bahasa Inggris: industrious yang berarti
keterampilan dan ketekunan kerja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan
menggunakan sarana dan peralatan khusus misalkan mesin. Sementara,
Bintarto (1987) mendefinisikan industri sebagai bagian dari proses produksi
dimana bagian dari proses produksi itu tidak mengambil bahan-bahan langsung
dari alam yang kemudian diolah sehingga dapat menjadi barang yang bernilai
bagi masyarakat. Industri juga dapat diartikan sebagai proses memproduksi
barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses produksi
penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh
dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi-tingginya
(Sandi,1985). Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian industri adalah suatu usaha atau kegiatan dengan pengetahuan,
ketekunan kerja, dan alat-alat tetentu dalam proses pengelolaan bahan mentah
atau barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga memiliki nilai guna
dengan harga yang serendah mungkin untuk mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Rumah Tangga
didefinisikan sebagai sesuatu yang berkenaan dengan urusan kehidupan
dirumah. Rumah Tangga terdiri dari satu atau lebih orang yang tinggal
bersama-sama disebuah tempat tinggal dan juga berbagi makanan atau
akomodasi hidup, dan bisa terdiri dari satu keluarga atau sekelompok
orang. Dari istilah rumah tangga tersebut, Sujatmiko mendefinisikan industri
rumah tangga (home industry) sebagai suatu industri dengan tenaga kerja
rumahan yang memiliki pekerja yang jumlahnya kurang dari 4 orang.
(Sitanggang, 2016)

4
B. Potensi Perkebunan Kelapa
Pohon kelapa termasuk jenis Palmae yang berbiji satu (monokotil). Batang
tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang (Warisno, 2003). Tanaman
kelapa dapat dijumpai di daerah tropis, baik di dataran rendah maupun dataran
tinggi dan berbuah dengan baik di daerah dataran rendah dengan ketinggian
0-450 m dari permukaan laut. Pada ketinggian 450-1000 m dari permukaan laut,
walaupun pohon ini dapat tumbuh, waktu berbuahnya lebih lambat, produksinya
lebih sedikit dan kadar minyaknya rendah (Amin, 2009).
Buah kelapa memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan secara optimal.
Mulai dari batang kelapa, daun, bunga, terlebih buah kelapa. Di dalam buah
kelapa juga mempunyai bagian yang dapat dimanfaatkan seperti air kelapa,
daging buah kelapa, batok kelapa, dan sabut kelapa. Dimana masing-masing
bagian buah kelapa tersebut memiliki potensi yang tinggi untuk diolah, sehingga
menghasilkan nilai ekonomis. Buah kelapa adalah bagian utama dari tanaman
kelapa yang berperan sebagai bahan baku industri. Daging buah kelapa adalah
komponen utama yang dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi
tinggi, begitupun air kelapa, tempurung kelapa, dan sabut kelapa sebagai hasil
samping (by product) dari buah kelapa juga dapat diolah menjadi berbagai produk
yang nilai ekonominya tidak kalah dengan daging.
Potensi buah kelapa atau bagian buah kelapa dapat di lihat pada diagram
berikut:
Buah Kelapa

Daging Air Tempurung Sabut


Buah Kelapa Kelapa Kelapa

VCO Nata Asap Jok mobil


+ Minyak de coco cair

Blondo Kecap Karbon Keset


aktif Kaki

Ampas Minuman Berikat Kerajinan

Gambar 2.1 Bagan potensi pengolahhan buah kelapa

5
BAB III
METODE PENULISAN

Metode penulisan yang penulis gunakan dalam penulisan karya tulis ini
adalah metode deskriptif yang berdasarkan kajian terhadap sumber–sumber
pustaka yang relevan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas dan cermat
mengenai objek kajian. Deskripsi yang dilakukan bertujuan memberi gambaran
mengenai cara-cara pengolahan buah kelapa secara sederhana sehingga dapat
dilakukan dalam skala rumah tangga. Selain itu pemaparan dalam karya tulis
ilmiah ini berusaha memberikan gambaran bagaimana desain industri rumah
tangga pengolahan buah kelapa dan analisa kelayakan usaha.
Dalam penyajiannya, karya tulis ini menggunakan metode penyajian karya
tulis sebagai berikut:
1. Kajian pustaka
Kajian pustaka dalam karya ilmiah ini berasal dari artikel, buku, dan
dokumen lain yang mendeskripsikan teori serta informasi baik masa lalu
maupun saat ini, berkenaan dengan objek yang dikaji.
2. Ide Penulis
Dalam penulisan ini, penulis juga menggunakan berbagai ide-ide penulis
yang dikembangkan yang didasarkan pada kajian pustaka dan metode berfikir
ilmiah dengan tujuan memberikan gambaran tentang metode pengolahan
buah kelapa dan kajian kelayakan industri rumah tangga baik dari sisi teknis
maupun ekonomis.

6
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengolahan Buah Kelapa


1. Pengolahan Daging buah (endosperm) menjadi VCO
Daging buah kelapa sangat banyak dimanfaatkan sebagai bahan
makanan dan industri karena kandungan gizinya yang lengkap. Produk yang
umum dibuat dari daging buah kelapa adalah minyak kelapa. Daging buah
kelapa berwarna putih dengan ketebalan cukup bervariasi, tergantung umur
dan verietas kelapa.
Pembuatan minyak kelapa murni (VCO = Virgin Coconut Oil) cukup
mudah dilakukan, baik secara tradisional maupun modern. Adapun
pengolahan minyak kelapa murni adalah sebagai berikut:
a. Alat-alat yang dibutuhkan
1) Slumbat, alat ini digunakan untuk mengupas kelapa dari sabutnya;
2) Golok atau parang, alat ini digunakan untuk memecah tempurung
kelapa sehingga air kelapa bisa mengalir keluar;
3) Ember, digunakan untuk menampung air kelapa;
4) Penyungkil, digunakan untuk memisahkan daging buah kelapa dari
tempurung yang menempel;
5) Mesin pemarut, digunakan untuk memarut daging buah kelapa;
6) Kain saring santan, digunakan untuk menyaring ampas kelapa saat
memeras;
7) Toples, digunakan untuk mengendapkan santan kelapa sampai
terbentuk dua lapisan, yaitu krim (kepala santan atau kanil) dan
skim;
8) Selang, digunakan untuk membuang skim santan;
9) Wajan, digunakan untuk memasak kepala santan hingga terbentuk
minyak;
10) Pengaduk, digunakan untuk mengaduk santan saat pemasakan
dilakukan;

7
11) Kompor, digunakan sebagai sumber pemanas dalam proses
pemasakan santan mnjadi minyak kelapa;
12) Kain saring, digunakan untuk menyaring minyak kelapa yang
mungkin masih bercampur dengan blondo;
13) Kertas saring, digunakan untuk menyaring minyak kelapa murni dari
kotoran yang masih bisa lolos oleh penyaringan.
b. Bahan yang dibutuhkan:
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan minyak kelapa
secara tradisional yaitu daging buah kelapa. Adapun ciri ciri kelapa yang
baik untuk digunakan sebagai bahan pembuatan minyak kelapa seperti:
• Berasal dari varietas kelapa dalam atau kelapa hibrida lokal.
• Telah berumur 11-13 bulan.
• Berat kelapa berkisar 130 g/butir
• Apabila kulit sabut kelapa sudah berwarna cokelat
• Apabila dikoclak, bunyinya akan terdengar nyaring, dengan
mengkoclak, menandakan jumlah air yang berada didalam kelapa
telah berkurang. Berkurang nya jumlah air ini berhubungan dengan
dekomposisi kandungan gizi kelapa.
• Kelapa belum berkecambah
• Apabila dibelah, daging buah berwarna putih dengan ketebalan
berkisar 10-15 mm.
c. Cara pembuatan minyak kelapa secara tradisional:
1) Endapkan santan pada ember transparan selama 1 jam hingga
terbentuk krim santan (kanil/kepala santan) dan skim santan. Krim
santan berada di atas karena mengandung minyak dalam jumlah
banyak. Seperti yang kita ketahui bahwa berat jenis minyak lebih
ringan dibandingkan berat jenis air. Sementara skim santan berada
dibawah karena umumnya terdiri dari air dan protein.
2) Ambil krim santan dan masak diatas kompor dengan suhu sekitar
100-110 derajad C meggunakan wajan panaskan hingga mendidih,
aduk santan selama proses pemasakan agar panas yang diterima oleh
santan bisa merata.

8
3) Matikan api kompor bila sudah terbentuk minyak dan blondo, waktu
yang dibutuhkan sampai terbentuk minyak berkisar 3-4 jam.
Umumnya, minyak tersebut tidak berwarna bening tetapi sedikit
kekuningan. Sementara blondo berwarna kecoklatan. Blondo ini
masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan pangan misalnya untuk
pembuatan kue. Upayakan penyaringan berjalan dengan sempurna
agar tidak ada lagi sisa blondo yang terdapat didalam minyak.
d. Pembuatan minyak kelapa secara modern dengan cara pancingan:
1) Membuat santan
2) Masukkan santan kedalam toples transparan atau ember transparan
3) Tutup rapat toples, lalu diamkan selama satu jam
4) Setelah sekitar satu jam, akan terbentuk dua lapisan yang batasnya
terlihat dengan jelas.
5) Keluarkan air dengan selang.
6) Tambahkan minyak kelapa murni yang sudah jadi sebagai
pemancing untuk pembentukan minyak kelapa murni yang baru.
7) Aduk rata campuran tersebut sehingga larutan homogen, sekitar 5-10
menit.
8) Pindahkan larutan tersebut ke dalam toples transparan hingga dapat
terlihat dengan jelas isi larutan tersebut.
9) Tutup toples dan diamkan selama sekitar 10 jam sampai terbentuk
tiga lapisan.
10) Keluarkan air pada bagian dasar toples dengan selang atau keran.
11) Ambil minyak kelapa murni (VCO) yang berada pada lapisan paling
atas menggunakan sendok bulat. Agar VCO tidak tercampur lagi
dengan blondo.
12) Dari sepuluh butir kelapa dapat menghasilkan 2 liter minyak kelapa
murni (VCO). Sementara blondo yang di hasilkan sekitar 0,2 kg.
13) Dari blondo tersebut biasanya juga masih mengandung minyak
(sekitar 0,2 liter), tetapi agak keruh kekuningan.
(Setiaji dan Prayugo, 2006)

9
Gambar 4.1 Air yang terpisah dari lapisan minyak

2. Pengolahan Air kelapa menjadi nata de coco


Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang artinya cream (krim).
Jenis nata beraneka ragam tergantung bahan pembuatannya, misalnya nata de
soya dari bahan tahu, nata de pina dari sari buah nanas, nata de tomato dari
bahan tomat, nata de molases dari bahan tebu, nata de banana dari pisang, dan
yang paling banyak diproduksi dan disukai adalah nata de coco dari bahan air
kelapa. Adapun cara pembuatan nata de coco adalah sebagai berikut:
a. Alat yang dibutuhkan:
1) Panci/Langseng dari stenless 7) Pengaduk/sinduk stenless
2) Kompor 8) Timbangan duduk
3) Gelas ukur 9) Baki plastik
4) Koran penutup 10) Karet pengikat
5) Rak untuk Baki Plastik 11) Muk Ukur
6) Kain Kassa/Saringan Halus
b. Alat yang dibutuhkan:
1) Air Kelapa murni 4) Gula Pasir/putih
2) Za/Urea 5) Cuka
3) Bibit Nata De Coco/Sari Kelapa

10
c. Cara Pembuatan:
1) Air kelapa yang telah siap disaring terlebih dahulu agar lebih bersih,
selanjutnya dimasukkan air kelapa yang sudah kita saring tadi ke panci
ukuran sekitar 2,5 atau 10 liter lalu masak hingga mendidih, biarkan
tetap mendidih lalu masukkan gula pasir dan aduk hingga merata.
2) Takaran untuk panci ukuran 5 liter yakni 250 gram gula, Za/urea kira2
0,5 gr, dan cuka biang sekitar 50 cc.
3) Setelah takaran sesuai dan campuran benar larut angkatlah panci lalu
tuangkan pada baki plastik.
4) Untuk menghindari kuman/bakteri tutuplah baki tersebut menggunakan
plastik yang bersih, lalu diamkan hingga dingin.
5) Setelah dingin siapkan bibit nata de coco hingga merata. Untuk proses
pembibitan nata de coco ini sebaiknya di lakukan di pagi hari sekitar
pukul 5.30. Setelah kira-kira 1 jam, tutuplah kembali wadah agar
terhindar dari kuman.
6) Dalam proses pembibitan ini membutuhkan waktu sekitar 1 minggu,
usahakan dalam pembibitan nanti kondisi baki tidak terganggu apapun
atau di goyang-goyang agar tidak merusak proses pembibitan.
7) Periksa baki pembibitan pada hari ke-3, jika permukaan terlihat bagus
dan rapi artinya nata de coco bisa di katakan pasti berhasil, maka lalu
tutup kembali.
8) Diamkan kondisi pada no 7 hingga 4 hari ke depan, jadi totalnya 7 hari
setelah proses pencampuran bibit nata de coco tadi dan di hari ke 7 nata
de coco sudah bisa di panen.
(http://www.sheetin.com/resep-masakan/cara-membuat-nata-de-coco-
air-kelapa.html diakses tanggal 16desember 2016)

Sumber: https://zulliesikawati.wordpress.com

Gambar 4.2 Lembaran-lembaran nata de coco

11
3. Pengolahan Tempurung (endocarp) menjadi asap cair
Tempurung kelapa dapat dimanfaatkan sebagai arang tempurung, asap
cair, karbon aktif yang berfungsi mengabsorbsi gas dan uap. Pengolahan
tempurung menjadi asap cair relatif lebih mudah dari produk lain. Asap
cair (bahasa Inggris: wood vinegar, liquid smoke) merupakan hasil kondensasi
atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak
langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa,
hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya. Bahan baku yang banyak
digunakan antara lain berbagai macam jenis kayu, bongkol kelapa sawit,
tempurung kelapa, sekam, ampas atau serbuk gergaji kayu dan lain sebagainya.
Asap cair mempunyai banyak manfaat, diantaranya untuk memberi
aroma, rasa dan warna karena adanya senyawa fenol dan karbonil, sebagai
bahan pengawet alami karena mengandung senyawa fenol dan asam yang
berperan sebagai anti bakteri dan anti oksidan sebagai bahan koagulan lateks
pengganti asam format serta membantu pembentukan warna coklat pada
produksi (Wahyuningtyas, 2011).
Untuk membuat asap cair ini kita harus memodifikasi tong pembuatan
arang dengan cara menutup memberi saluran pipa untuk menyalurkan asap
ketempat penyulingan, untuk bahan dan peralatan yang harus kita persiapkan
adalah:
a. Alat yang dibutuhkan:
1) Drum 100 kg 4) Pipa penyalur asap
2) drum penampung asap 5) kondensor
3) penampung cairan
b. Bahan yang dibutuhkan:
Tempurung Kelapa 100 kg.
c. Cara pembuatan:
1) Masukkan seluruh tempurung kelapa ke dalam drum tertutup dan yang
terhubung pipa saluran asap.
2) Bakar selama 6-8 jam. Asap akan keluar melalui pipa dan masuk ke
drum penampung asap. Asap akan mulai mengembun menjadi cairan.
Jadilah asap cair sebanyak 25 liter. Asap cair yang dihasilkan masih

12
berupa asap grade C (masih mengandung ter sehingga warna coklat
pekat). Cocok untuk penggumpalan karet dan pengawetan kayu.
3) Jika ingin dipakai sebagai pengawet makanan harus endapkan grade C
selama minimal 1 minggu, untuk mengendapkan ter. Saring dengan
zeolit, destilasi ulang asap cair grade C tersebut. Destilasi dilakukan
pada suhu 120-150 derajad C.
(http://www.caraijo.com/2013/12/cara-membuat-asap-cair-dari-batok-
kelapa.html, diakses pada 13 Desember 2016)

Sumber: http://mesinasapcair.blogspot.co.id/

Gambar 4.3 Bagan pembuatan asap cair dari tempurung kelapa

4. Pengolahan sabut (mesocarp) menjadi keset kaki.


Sabut kelapa merupakan 35% dari total berat buah kelapa. Sabut
dapat digunakan sebagai bahan baku aneka industri seperti, sikat, pengisi
jok kursi/mobil dan lain lain. Salah satunya sabut kelapa dapat dibuat
menjadi kerajinan tangan seperti, keset kaki yang berguna dalam kehidupan
sehari hari dan dapat di publikasikan sehingga menghasilkan nilai jual.
Berikut cara pengolahan sabut kelapa menjadi keset kaki:
a. Alat yang dibutuhkan:
1) Rimbagan ( tempat untuk menganyam ) 3) Palu
2) Pisau 4) Gunting

13
b. Bahan yang dibutuhkan:
1) Sabut kelapa
2) Tali (tambang) dari sabut kelapa
3) Minyak kelapa
c. Cara pembuatan:
1) Bentuklah sabut kelapa seperti bantal.
2) Pasangkan tali (tambang) pada rimbagan sebagai alur untuk
menganyam.
3) Oleskan minyak secukupnya pada tali tersebut agar ketika dianyam
tidak tersendat.
4) Anyamlah tali sebagai awalan sekaligus menjadi pondasinya.
5) Anyam sabut kelapa seperti menenun, masukan dari atas ditata
sejajar sampai semuanya terisi penuh.
6) Setiap satu baris rapatkan dengan dipukul–pukul dari atas dengan
palu agar keset menjadi padat dan kuat.
7) Dan jadi lah keset kaki yang berguna
(http://www.fiwwit.com/2015/10/01/jutaan-manfaat-kelapa-yang-bisa-di-
manfaatkan-untuk-kehidupan-sehari-hari/ diakses pada 13 Desember 2016)

Sumber: https://lintaskebumen.wordpress.com/tag/sabut-kelapa/

Gambar 4.4 Seorang pengrajin menganyam keset pada rimbangan

14
B. Industri Rumah Tangga Pengolahan Buah Kelapa
Saat ini, pengolahan buah kelapa masih terbatas pada pengolahan
daging buah menjadi kopra dan minyak kelapa, sementara air kelapa, sabut
dan tempurungnya belum diolah secara optimal. Selain keterbatasan
pengetahuan dan keterampilan mengolah buah kelapa, kendala yang muncul
adalah keterbatasan tenaga dan belum memanfatkan keluarga di sekitar
perkebunan kelapa. Untuk melakukan pengolahan buah kelapa secara optimal,
perlu upaya untuk membentuk industri rumah tangga pengolahan buah kelapa
dengan memberdayakan masyarakat di sekitar rumah pemilik perkebunan
kelapa, seperti ilustrasi di bawah ini:

Penghasil buah
kelapa
dan distributor

Gambar 4.5 Bagan home industri pengolahan buah kelapa

Sebagaimana ilustrasi, misalkan dalam suatu komplek perumahan yang


terdiri dari lima rumah sebagai pusat industri rumah tangga. Salah satu rumah
berperan sebagai penghasil buah kelapa. Rumah pertama mengambil daging
buah dan diolah menjadi minyak kelapa. Dari pengambilan daging buah akan
diperoleh air, sabut, dan tempurung kelapa. Air kelapa yang dihasilkan dikirim
ke rumah kedua untuk diolah menjadi nata de coco. Sementara itu, sabut
kelapa dikirim ke rumah ketiga untuk diolah lebih lanjut menjadi keset kaki
yang akan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Terakhir, rumah keempat
mengolah tempurung buah kelapa menjadi asap cair. Pola tersebut dapat
dikembangkan sesuai dengan kondisi perumahan di masyarakat.

15
Apabila dalam mengolah buah kelapa dapat dikerjakan seperti pola di
atas, maka buah kelapa dapat diolah secara keseluruhan tanpa ada bagian
bagian buah kelapa yang tidak termanfaatkan sehingga memberikan
keuntungan yang lebih besar. Selain itu, dengan adanya pembagian tugas
pengolahan untuk setiap rumah akan memberikan keuntungan secara teknis,
diantaranya:
1. Peralatan yang digunakan dapat terkontrol dengan baik karena setiap
rumah hanya menggunakan satu peralatan khusus yang mengolah sesuai
bidangnya. Hal ini memudahkan dalam melakukan pemeliharaan alat.
2. Setiap rumah hanya perlu menguasai satu pengetahuan dan keterampilan
sesuai yang diolahnya, sehingga mudah dalam mempelajarinya hingga
pada level mahir.
3. Pekerjaan menjadi lebih ringan, karena fokus mengolah satu bahan saja.
4. Mudah dalam melakukan pengawasan kualitas produk karena pengolahan
terpusat pada satu rumah dalam satu komplek.
5. Mudah dalam melakukan manajemen keuangan karena baik bahan mentah
dan produk hasil pengolahannya telah terkontrol sehingga analisa untung
rugi dapat dilakukan dengan lebih baik.

C. Kajian Kelayakan Industri Rumah Tangga Pengolahan Buah Kelapa


Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan kelayakan
suatu usaha, baik dari segi teknis, ekonomis, maupun finansial. Analisis
finansial bertujuan untuk melihat apakah usaha yang akan di jalankan dapat
memberikan keuntungan atau tidak. Beberapa hal yang di bahas dalam
analisis finanasial adalah; biaya investasi, biaya produksi, prakiraan
pendapatan, serta kriteria kelayakan usaha.
Analisis finansial atau kelayakan industri rumah tangga yang di
sajikan di sini yaitu, apabila suatu komplek terdiri dari beberapa rumah
dimana salah satu rumah merupakan pemilik lahan tanaman buah kelapa dan
rumah yang lainnya mengolah setiap bagian buah kelapa, mulai dari setiap
rumah sudah mempunyai tugasnya masing masing dalam mengolah buah
kelapa, sehingga buah kelapa memiliki manfaat dan nilai ekonomi.

16
Asumsi-asumsi mengenai skala produksi dan faktor–faktor lain
beserta ringkasan hasil indikator kelayakan dari usaha industri rumah tangga
pengolahan buah kelapa adalah sebagai berikut:
Asumsi-asumsi mengenai skala produksi dan faktor-faktor lainya
beserta ringkasan hasil indikator kelayakan dari usaha pembuatan VCO
adalah sebagai berikut:
1. Harga rata rata kelapa di tingkat petani Rp. 1.500,00;
2. Dari 1.000 butir kelapa, dihasilkan 200 liter minyak kelapa murni;
3. Dari 1.000 butir kelapa, dapat dihasilkan 700 kg nata de coco;
4. Dari 1.000 butir kelapa, dapat dihasilkan 100 liter asap cair;
5. Dari 1.000 butir kelapa, dapat 200 buah keset kaki.

a. Biaya
Biaya investasi pembuatan VCO
1 Slumbat, 1 unit Rp 25.000,00
2 Golok, 1unit Rp 15.000,00
3 Ember 3 unit Rp 90.000,00
4 Penyungkil, 1 unit Rp 15.000,00
5 Kain saring, 3 unit Rp 6.000,00
6 Toples, 5 unit Rp 125.000,00
7 Selang kecil, 1 unit Rp 4.500,00
8 Mesin pemarut, 1 unit Rp 450.000,00
9 Satu set alat saring Rp 10.000.000,00
Biaya investasi pembuatan nata de coco
1 Panci dari stenless Rp 150.000,00
2 Pengaduk/sinduk stenless Rp 5.000,00
3 Kompor 1 set Rp 400.000,00
4 Timbangan duduk Rp 150.000,00
5 Ember besar Rp 80.000,00
Biaya investasi pembuatan asap cair
1 Drum bekas ukuran 200 kg, 2 buah Rp 100.000,00
2 Pipa besi pipa panjang 6 meter Rp 86.000,00
3 Tong air sedang 1 buah 60 kg Rp 170.000,00
4 Bak penampung ukuran 50 liter Rp 40.000,00
Biaya investasi pembuatan keset kaki
1 Rimbagan (tempat menganyam) Rp 200.000,00
2 Palu Rp 15.000,00
3 Pisau Rp 10.000,00
4 Gunting besar Rp 25.000,00
TOTAL Rp 12.161.500,00

17
Biaya Produksi
1 Penyusutan peralatan 2%/bulan Rp 243.230,00
2 Kelapa 1.000 butir@ Rp. 1.500,00 Rp 1.500.000,00
3 Listrik Rp 200.000,00
4 Kertas saring 2 lembar Rp 9.000,00
5 Filter 2 unit Rp 20.000,00
6 Zeolite 2 kg Rp 7.000,00
7 Kemasan VCO 320 Rp 64.000,00
8 Plastik kemasan nata de coco Rp 5.000,00
9 Jerigen Kemasan Asap cair Rp 50.000,00
10 Gula Pasir/putih 20 Kg Rp 240.000,00
11 Za/Urea 60 g Rp 2.000,00
12 Cuka 6 L Rp 120.000,00
13 Bibit Nata De Coco/Sari Kelapa Rp 225.000,00
14 Tenaga kerja:
Rumah 1 Rp 4.000.000,00
Rumah 2 Rp 3.000.000,00
Rumah 3 Rp 3.000.000,00
Rumah 4 Rp 3.000.000,00
JUMLAH Rp 15.685.230,00

b. Pendapatan dan keuntungan


Asumsi penjualan produk:
1 VCO 200 liter @ Rp. 100.000,00 Rp 20.000.000,00
2 Nata decoco 700 Kg @ Rp. 4.000,00 Rp 2.800.000,00
3 Asap cair 100 liter @ Rp. 45.000,00 Rp 4.500.000,00
4 Keset kaki 100 buah @ 15.000,00 Rp 1.500.000,00
5 Penjualan blondo 100 Kg @ 3.000,00 Rp 300.000,00
Total pendapatan Rp 29.100.000,00
Total Keuntungan = total pendapatan – total biaya produksi
= Rp 29.100.000,00 – Rp 15.685.230,00
= Rp 13.414.770,00
Hasil perhitungan tersebut menandakan bahwa dari pembiayaan yang
dikeluarkan akan diperoleh keuntungan sebanyak Rp 13.414.770,00. Jika hanya
melakukan pengolahan daging buah menjadi VCO, menurut analisis usaha yang
dilakukan oleh Setiaji dan Prayugo (2006) hanya berkisar Rp.5.000.000,00. Maka
dengan melakukan tambahan pengolahan terhadap air kelapa, tempurung, dan
asap cair maka akan mendapat selisih keuntungan sekitar Rp. 8.000.000,00. Selain
keuntungan tersebut, usaha ini berkontribusi turut mensejahterakan anggota
pancawiswa yang menjadi pusat industri rumah tangga dengan memberikan
pendapatan antara Rp. 3.000.000,00 – Rp. 4.000.000,00 untuk tiap rumah. Oleh
karenanya usaha ini layak untuk dijalankan.

18
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Buah kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan sekaligus sumber
ekonomi yang sangat berguna bagi masyarakat, dari mulai daging buah, air,
tempurung maupun sabutnya. Pengolahan buah kelapa dapat dilakukan secara
sederhana hingga memungkinkan diolah dalam skala rumah tangga.
2. Industri rumah tangga pengolahan buah kelapa dapat dilakukan dengan
desain pancawisma, yaitu dalam 1 komplek ada 5 rumah yang terlibat dimana
satu rumah sebagai penghasil buah kelapa dan 4 rumah lainnya berturut-turut
mengolah daging buah menjadi VCO, air kelapa menjadi nata de coco, sabut
menjadi keset kaki,dan tempurung kelapa menjadi asap cair.
3. Berdasarkan atas Analisa hasil usaha, industri rumah tangga pengolahan
kelapa dengan desain pancawisma layak untuk dijalankan dengan keuntungan
usaha berkisar Rp. 13.000.000 untuk tiap pengolahan 1.000 butir buah kelapa.

B. Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk:
1. Pemerintah diharapkan dapat memfasilitasi masyarakat agar lebih
berkembang dalam mengolah buah kelapa menjadi komoditi yang
memiliki nilai ekonomi tinggi, tidak hanya mengolah daging buah menjadi
kopra atau minyak kelapa, tetapi sekaligus juga mengolah air kelapa,
tempurung dan sabutnya.
2. Masyarakat agar dapat mengoptimalkan usaha rumah tangga buah kelapa
untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seiring dengan
meningkatnya penghasilan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Sarmidi, 2009, Cocopreneurship. Aneka Peluang Bisnis dari Kelapa.


LilyPublisher. Yogyakarta.

Bambang Setaji dan Surip Prayugo, 2006, Membuat VCO berkualitas Tinggi,
Penebar swadaya. Jakarta.

Bintarto, 1989, Geografi Sosial, Yogyakarta: UP Spring

Sandi, 1985, Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Puri Margasari

Sitanggang. A, R., 2016, Pemberdayaan Kelompok Industri Rumah Tangga


sarung tenun Samarinda oleh Dewan Kerajinan Nasional Kota
Samarinda, Ejurnal pembangunan social.4.

Wahyuningtyas, 2011, Pembuatan Karbon aktif dari kulit singkong dan kajian
kelayakannya sebagai adsorben Hg(II) dalam medium air,
Disertasi, FMIPA, Universitas Gadjah Mada.

http://www.caraijo.com/2013/12/cara-membuat-asap-cair-dari-batok-kelapa.html
13 Desember 2016

http://www.fiwwit.com/2015/10/01/jutaan-manfaat-kelapa-yang-bisa-di-
manfaatkan-untuk-kehidupan-sehari-hari/ diakses tanggal 13
Desember 2016

http://www.sheetin.com/resep-masakan/cara-membuat-nata-de-coco-air-
kelapa.html, diakses tanggal 16desember 2016

20
Lampiran 1

Biodata Penulis

1. KetuaTim
a. Nama Lengkap : Umi ‘Adilah lutfiyah
b. NIS : 160059
c. Jurusan : IPA
d. Asal Sekolah : MAN Insan Cendekia Sambas
e. Alamat sekolah : Jl. Panglima Daud, Desa
Rambi Kabupaten Sambas
f. Alamat Rumah : Jln. YC. Oevang Oeray Gang Gama
Jaya RT 03 RW 13 Baning Kota
Sintang
g. Nomor HP : 089628557658
h. Alamat email : umi.adillahlutfiah@gmail.com

2. Anggota
a. Nama Lengkap : Hasna Arista Artanti
b. NIS : 160043
c. Jurusan : IPA
d. Asal Sekolah : MAN Insan Cendekia Sambas
e. Alamat sekolah : Jl. Panglima Daud, Desa
Rambi Kabupaten Sambas
f. Alamat Rumah : Dusun Kali Ketangan. Kab Sanggau
g. Nomor HP : 081219416620
h. Alamat email : aristaartanti123@gmail.com

21

Anda mungkin juga menyukai