Anda di halaman 1dari 55

1

FARMASETIKA SEDIAAN STERIL


 
FAF 205 (2 sks)
TAHUN AJARAN 2014/2015
 
PENANGGUNG JAWAB MATA AJARAN :
Drs, Sugiyartono,MS.,Apt.
 .
 KOORDINATOR KULIAH:
Dr. Dewi Isadiartuti, MSi.,Apt.

KOORDINATOR PRAKTIKUM:
Dr.Dewi Isadiartuti, Msi. Apt
   
 
2
TIU KULIAH:
Mahasiswa akan dapat :
1.Menyusun formula sediaan parenteral dan
sediaan obat mata berdasarkan pertimbangan
praformulasi, prinsip formulasi serta menentukan
metode sterilisasi dan evaluasi
2.Dapat membuat sediaan steril skala

laboratorium yang meliputi aspek-aspek


praformulasi manufakturing dan evaluasi.
 
TOPIK PERKULIAHAN
3

1. Aspek Mikrobilogi Sediaan Steril


2. Kinetika Inaktivasi Mikroorganisme
3. Sterilisasi Pemanasan Basah dan Kering
4. Sterilisasi Filtrasi
5. Sterilisasi Radiasi
6. Praformulasi Sediaan Parenteral
7. Pembuatan Sediaan Parenteral
1.UTS
4

9. Formulasi Sediaan Mata


10. Kemasan
11. Teknik Aseptis
12. Desinfeksi
13. Kontrol Kualitas I
14. Kontrol Kualitas II
PENILAIAN KULIAH:
5
 
-UJIAN TENGAH SEMESTER 50%
-UJIAN AKHIR SEMESTER 50%

TIDAK ADA UJIAN SUSULAN

DISEDIAKAN UJIAN PERBAIKAN MAKSIMAL B


 
NO SKOR NILAI HURUF
1  75 A
2 70 – 74,9 AB
3 65 – 69,9 B
4 60 – 64,9 BC
5 55 – 59,9 C
6 40 – 54,9 D
7  39,9 E

6
7

ASPEK MIKRBIOLOGIS
PADA SEDIAAN STERIL
DAFTAR PUSTAKA
8

1. Madigan MT, Martinko JM., Brock TD.2006.


Biology of Microorganisms. New Jersey. Pearson
Prentice Hall
2. Halls N. Editor., 2004.Microbiological
contamination control in Pharmaceutical Clean
Room. CRC Press., New York, Washington DC
3. Michael E.a., 1991. Pharmaceutical Practice
Churchill Livingstone, New York
Apoteker
9

 Menjamin safety, efficacy dan quality

 Mikrobiologi dapat merusak safety, efficacy dan


quality sediaan farmasi

 Perubahan kualitas fisik, kimia, mikrobiologi


MIKROBIOLOGI DALAM MANUFAKTURING
OBAT
10

Tubuh dilindungi oleh barier : kulit


Sediaan parenteral diberikan dengan cara menembus
barier (kulit) tersebut.
Tugas Apoteker : mencegah terjadinya kontaminasi
MO, Pirogen dsb.

1. Pengadaan dan penyimpanan


2. Produksi
3. Kontrol Kualitas
JENIS MIKROORGANISME
11

Mikroorganisme meliputi :
- Protozoa
- Algae
- Fungi ( molds dan yeast )
- Bakteri
- Virus

Kontaminasi pada sediaan : Fungi dan bakteri .

Virus tidak dapat hidup diluar sel hidup


Mikroroganisme dari berbagai sumber kontaminasi
12

Tipe Mikroorganisme Sumber Contoh

Gram positive cocci Human Staphylococcus


contamination Enterococcus,
Streptococcus

Gram negative bacilli Water Escherichia


Coliforms (juga GMB) Fecal Pseudomonas
contamination Salmonella
Shigella
Gram positive bacilli Dirt, Dust Bacillus, clostridium
BATAS KADAR BAKTERI DALAM
SEDIAAN ( USP )
13

1. PARENTERAL : Memenuhi tes sterilitas ( 0 )


2. OBAT MATA : Memenuhi tes sterilitas ( 0 )
3. OBAT UNTUK RONGGA TUBUH YANG
NORMAL BEBAS M.O. ( 0 )
4. SEDIAAN LOKAL : <102 cfu/g atau cfu/ml
Syarat : Staph.Aureus & Pseudo.aeruginosa = 0
5. SEDIAAN ORAL :<< 102 cfu/g atau cfu/ml
Syarat : E. Coli dan Salmonell sp=0
HUBUNGAN BAKTERI DENGAN
MANUSIA
14

1. NON PATOGEN : - membantu proses pembusukan


di usus (flora normal) dan digunakan untuk proses
industri
2. PATOGEN : bakteri penyebab penyakit
3. COMENSAL : Pada bagian tubuh tertentu tidak
dapat menyebabkan penyakit, tetapi akan
menyebabkan sakit pada bagian tubuh lain,
misalkan : E. Coli
BAKTERI VEGETATIF
15

Pada kondisi yang sesuai, bakteri berkembang biak


dengan membelah :

1 sel 2 sel dalam waktu 20 menit

1 sel beberapa juta sel dalam waktu 24 jam


SPORA
16

Pada keadaan tertentu beberapa bakteri dapat


membentuk spora bila :
 Terjadi kekeringan
 Kekurangan makanan
 Akumulasi bahan yang merusak pertumbuhan
SIFAT SPORA
17

1. Sangat resisten terhadap pH, suhu tinggi dan


kekeringan

2. Lebih resisten terhadap bahan kimia , kekurangan


nutrisi

3. Pada kondisi yang sesuai, spora berubah menjadi


bentuk vegetatifnya, dan berkembang biak lagi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN BAKTERI
18

1. NUTRISI
 Garam mineral
 Sumber karbon : CO2, Karbohidrat, Asam Organik
 Sumber nitrogen : garam amonium , protein
 Faktor pertumbuhan : PABA, Vit B12, Vit B1,
Asam Folat
Beberapa bakteri dapat tumbuh walau nutrisi
rendah, misal pada aquades
2. KELEMBABAN
Untuk pertumbuhan perlu kadar air minimum 20%.
19

Bila kondisi kering, misal < 20%, pertumbuhan


berhenti atau membentuk spora
3. UDARA
Kebutuhan udara (O2) tergantung jenis bakteri
- Bakteri AEROB : memerlukan udara
(Pseudomonas Sp)
- Bakteri ANAEROB : tidak memerlukan udara
(Clostridium tetani)
- Bakteri Fakultatif Aerob : E. Coli
4. SUHU
20

Bakteri patogen berkembang biak paling baik pada 37


0 C

Akan tetapi Pseudomonas sp. Tumbuh optimum pada


300 C.
Oleh karena itu Uji Sterilitas dilakukan pada :
- USP : 300 C - 350 C
- BP : 300 C - 320 C
Hampir semua bakteri vegetatif mati pada :
- Suhu 1000 C – 1 ⅟2 jam pemanasan kering
21
- Suhu 800 C – 1 jam pemanasan basah

Spora lebih tahan :


- 1500 C – 1 jam pemanasan kering

- 1150 C - ⅟2 jam pemanasan basah

Kebanyakan bakteri pada 00C pertumbuhan terhenti


tetapi tetap hidup
Spora Bacillus stearothermophilus sangat tahan panas
(untuk test efektivitas uji sterilitas)
5. pH : Optimum pada pH 7,4
22

Suasana asam/basa : dapat menghambat


pertumbuhan m.o.
Asam Kuat/Basa Kuat dapat menghambat
pertumbuhan ( bakterisid)

6. CAHAYA :
menghambat pertumbuhan atau merusak
bakteri, terutama bila ada udara
Oleh karena itu inkubator untuk uji sterilitas harus
terlindung cahaya ( terutama UV)
7. TEKANAN OSMOTIK
Bakteri pada larutan hipertonik mengkerut dan pada
23 larutan hipotnik mengembang , pecah
Ingat : membran bersifat semi permiabel
8. BAHAN PENGHAMBAT PERTUMBUHAN
Bakterisid , banyak digunakan dalam formula injeksi,
sebagai :
- Preservatif
- Pembantu pada proses sterilisasi
Bahan-bahan tersebut ada kalanya :
Pada kadar rendah sebagai bakteriostatik dan pada
kadar tinggi sebagai bakterisid
JENIS BAKTERI (3) BERDASARKAN
SUHU OPTIMUM UNTUK PERTUMBUHANNYA :
24

1. BAKTERI TERMOFIL :
Suhu optimum 55 0C - 80 0C
Contoh : bakteri yang merusak makanan kaleng
yang kurang baik proses sterilisasinya
2. BAKTERI MESOFIL :
Suhu optimum : 20 0C - 45 0C
Contoh Bakteri yang patogen
3. BAKTERI PSYCHROTOPH : 4 0C ; 14-20 0
Dapat berkembang biak pada suhu yang sangat
rendah (mencemari nutrisi/sediaan darah)
MEDIKAMENTA STERILISATA
25

 Sediaan Parenteral Volume Kecil


 Sediaan parenteral volume besar

 Larutan irigasi

 Larutan dialisis

 Sediaan biologis (toxoid, vaksin, antitoxin dsb)

 Obat mata

 Sediaan topikal untuk luka bakar terbuka luas

SYARAT : BEBAS DARI KONTIMINASI M.O.


HIDUP
SUMBER KONTAMINASI :
26

1. Air
2. Bahan dasar
3. Personel
4. Lingkungan
1. AIR
27

M.O. perlu air : air tempat m.o. tumbuh terutama


bakteri gram negatif
- Aquademineralisata : - Acinetobacter
- Pseudomonas
- Bacilli dan Cocci

- Aquadest dan Air Reverse Osmosis (RO)


Steril pada saat baru dibuat
2. BAHAN DASAR
28

- Bahan dasar yang berasal dari bahan biologis


- Bahan dari alam : mineral harus diperiksa
kandungan mo
- Semi sintetik/sintetik
Kontaminasi rendah bila pada proses
pembuatannya ada proses pemanasan/sinar
- Penyimpanan harus dalam kondisi kering
3. PERSONEL
29

 Kulit manusia banyak ditumbuhi m.o.


 Tiap menit terlepas sel kulit ± 104 terdiri dari
m.o. : Micro cocci
Diphteroid
Staphylo cocci
Enterobacteriaceae
 Personel sakit
 Pakaian
4. LINGKUNGAN
30

 Suhu
 Kelembaban
 Aliran Udara
EFEK SEDIAAN YANG TIDAK STERIL
31

Komplikasi pada pasien , karena daya tahan rendah


Penyebab Komplikasi :
1. Produk Eksogen dari m.o.
a. Eksotoksin .Contoh: Difteri toksin, Tetanus toksin
b. Enzym. Contoh : Streptokinase, Hyaluronidase
c. Produk yang bermolekul rendah :
Contoh Asam Susu : infeksi lokal
2. ENDOTOKSIN : Contoh pirogen
32

3. PENGARUH TIDAK LANGSUNG :


Contoh : bakteri yang rusak mengeluarkan enzym
liposom yang merusak leukosit

4. Produk bakteri yang pada prinsipnya tidak toksis


tetapi pada orang tertentu membuktikan reaksi yang
berbeda
KOMPLIKASI KLINSI INJEKSI YANG
TERKONTAMINASI
33

1. Komplikasi lokal

2. Komplikas sistematik
1. Komplikasi Lokal :
34

Thromboplebitis : inflamasi pada dinding pembuluh


darah

2. Komplikasi Sistematik
- Reaksi pirogen
- Sepsis, bakteriemi
- Emboli karena thrombus lepas
- Oedema paru karena tekanan vena meningkat :
reaksi karena kontaminasi m.o. pada cairan
parenteral
35
1970 – 1971 : 40 kematian akibat infus tidak steril
yang terkontaminasi dengan : Enterobacter cloacae
dan Enterobacter agglomerans

1971-1972 : 5 kematian akibat infus tidak steril yang


terkontaminasi Klebsiella aeroginosa

1964 : kebutaan pasien setelah operasi mata :


Pseudomonas aeroginosa
36

KINETIKA INAKTVASI BAKTERI


KONSEP STATISTIK DARI STERILISASI
37

Secara statistika pembunuhan sel mengikuti kinetika order


I:
Death Rates : dN/dt = - k. No
Nt = No.e-kt
ln Nt = ln No – kt
ln Nt = - kt log Nt = -k.t

- Nt = jumlah m.o. hidup setelah waktu t No= jumla mo hidup awal


- K = Konstante kecepatan pembunuhan kuman D=Decimal Reduction
Time
Harga D (D values )
38

= Decimal Reduction Time


Adalah waktu yang diperlukan untuk membunuh
suatu jenis m.o. hidup menjadi sepersepuluh
bagiannya
( yang terbunuh 90% )
D = 2.303 / k
D = sensitifitas mikroorganisme terhadap suhu
D tergantung : - Jenis M.O
- Lingkungan
- Suhu
CONTOH :
39

Suatu suspensi mengandung:


- Bakteri A : 3x105 cfu ( D=1,5 menit)
- Bakteri B : 8x10 6 cfu ( D =0,8 menit)
(masing-masing pada suhu 1210 C).

Hitunglah waktu yang diperlukan pemanasan pada


suhu 1210 C agar diperoleh hasil akhir : bakteri
tersisa yang masih hidup = 1/100 cfu
JAWAB :
40

Bakteri A t= 1,5 x log 3.105 / 10-2

Bakteri B t= 0,8 x log 8.106 / 10-2


CONTOH :
41

Tentukan nilai D 250 dari suatu mikroorganisme


jika ternyata setelah dipanaskan 10 menit pada
suhu 2500 , spora yang bertahan hidup tinggal 30
cfu
Diketahui mikroorganisme awal = 5x106 cfu

JAWAB :
Harga D dipengaruhi oleh suhu sterilisasi
42
Meningkatkan efektivitas D dapat dilakukan dengan menambah waktu sterilisai. Contoh :
diinginkan efektivitas sterilisasi sampai 12 x harga D.
1. Misalkan D 121 = 2 jam.
Agar efektivitas 12xD, maka sterilisasi pada suhu 1210 C
dilakukan selama: 2x12 jam

2. Misalkan D115 = 4 jam


Agar efektivitas 12xD, maka sterilisasi pada suhu 1150 C
dilakukan selama: 4 x 12 jam
ANGKA D :
43

- Untuk inaktivasi m.o. secara pemanasan


waktu : dalam menit pada suhu yang ditentukan ,
misal D121°C = 2 menit

- Untuk radiasi ion


dosis yang terabsorbsi dalam Kgy

- Untuk gas : waktu dalam menit


CONTOH :
44

Diketahui bahwa C. Botulinum mempunyai D121 =


0,25 menit dan Z = 100 C

Bila bakteri tersebut dipanaskan pada suhu 1310 C


maka nilai D akan berubah menjadi 0,025 menit
HARGA F (Equivalent sterlization time at 1210C)
45

Lama pemanasan ( menit ) pada suhu tertentu untuk


memperoleh efektivitas pembunuhan m.o. yang sama
dengan pemanasan pada suhu 121° C
F₀ = waktu yang diperlukan untuk proses sterilisasi
pada suhu 121 ° C ( sebagai pembanding)
Harga Fo untuk sterilisasi uap diharapkan = 8 menit
Fo
1. F = -----------------------
log 121 – T
z
Z = 10
2. F0 = Ft X 10 ( T– 121 )/z

46

Ft = daya bunuh pada suhu t


T = suhu selain 1210 C
RUMUS DASAR YANG BIASA DIPAKAI
47

1. Log Nt = log N0 – F0 / D121


N = jumlah m.o. survive (aktiv)
N0 = jumlah m.o. sebelum sterilisasi
F0 = daya bunuh (killing power) dari proses sterilisasi
dalam menit pada suhu 1210 C
D = jumlah menit pada suhu t yang dibutuhkan
untuk mengurangi m.o sebanyak 90% (reduksi
sebesar 1 log)
JAMINAN STERILITAS
48

Level Sterilitas adalah : probabilitas ditemukannya unit


yang tidak steril dalam satu populasi produk obat

Level Sterilitas tersebut dikenal dengan :


Sterility Assurance Level = SAL
SAL = log 10 dari PNSU (Probability of Non Sterile Unit)
Jadi, bila PNSU = 10-6 maka SAL = 6
49

SAL = 6 atau PNSU=10-6 atau Nt = 10-6


Dari 1.000.000 unit sediaan, terdapat 1 unit sediaan
yang tidak steril.
Dasar perhitungan menggunakan data harga D
50

Pencapaian nilai SAL tergantung pada :

1. Populasi mula-mula m.o. (Bioburden)


2. Resistensi terhadap sterilan (Agen Pembunuh)
3. Jangka waktu kontak dengan sterilan selama
proses sterilisasi
BIOBURDEN YANG RENDAH MENJAMIN :
51

1. Peningkatan pencapaian SAL


2. Angka partikel yang rendah
3. Angka Endotoksin yang rendah
Proses sterilisasi
52

Kompromi antara mencapai SAL yang maksimal


dengan kerusakan produk yang minimal
Contoh :
Sterilisasi sediaan Injeksi obat X pada suhu 1210 C
membutuhkan waktu 8 menit
Akan tetapi proses sterilisasi tersebut menyebabkan
kerusakan bahan obat X
Berapa waktu yang dibutuhkan bila suhunya dirubah
menjadi 141 0 C
F0 = Ft x 10 ( t – 121 ) / z
53

F0 = F141 x 10 ( 141 – 121 ) / z


8 = F141 x 10 ( 20 ) /10
8 = F141 x 10 2
F141 = 8 / 100 menit = 0,08 menit
= 0,08 x 60 detik = 4,8 detik
Catatan :
Z untuk spora bakteri = 100 – 150 C
Z untuk bakteri bukan pembentuk spora = 40 – 60 C
Nilai Z biasanya dipilih = 10
Contoh :
54

Sediaan injeksi mengandung Y sebanyak 1012


Harga D bakteri tersebut pada suhu 1210 C = 1 min
Sediaan disterilkan pada suhu 1210 C selama 10 menit
Apakah hasil sterilisasi tersebut memenuhi SAL ?

Bagaimana hasilnya bila injeksi tersebut mengandung


10 4 bakteri Y pada awal sterilisasi ?
55

No D

Log Nt = - 10
10 12 1

Nt = 102

Anda mungkin juga menyukai