Oleh:
Abdullah 202106050201
Erwin Dwi Putra 202106050218
Senenia Aprilia N.S 202106050228
UNIVERSITAS KADIRI
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
2021/2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................2
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................2
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pengertian DNA..........................................................................................................................3
2.2 Teknologi DNA rekombinan.......................................................................................................3
2.3 Aplikasi teknologi DNA di berbagai bidang................................................................................3
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui pengaplikasian teknologi DNA dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DNA
Pada industri pengolahan pangan, misalnya pada pembuatan keju, ensim renet yang
digunakan juga merupakan produk organisme transgenik. Hampir 40% keju keras (hard
cheese) yang diproduksi di Amerika Serikat menggunakan enzim yang berasal dari
organisme transgenik. Demikian pula, bahan-bahan food additive seperti penambah cita rasa
makanan, pengawet makanan, pewarna pangan, pengental pangan, dan sebagainya saat ini
banyak menggunakan produk organisme transgenik.
a) Vektor DNA yang digunakan untuk memindahkan yaitu plasmid dari bakteri.
Penyisipan plasmid kedalam gen Vektor DNA yang digunakan untuk memindahkan
yaitu plasmid dari bakteri
b) Rekomendasi DNA Proses/menyambungkan DNA disebut rekomendasi DNA.
Tujuan rekomendasi DNA adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalam
DNA maka disebut juga rekombinasi gen.
Macam Rekombinasi DNA Rekombinasi DNA
a. Alami : pindah silang, transduksi, transformasi
b. Buatan : penyambungan DNA secara in Vitro.
1. Alasan dapat dilakukan rekombinasi DNA
Karena struktur DNA semua spesies sama DNA dapat disambung-
sambungkan. Karena ditemukan enzim pemotong dan penyambung Gen dapat
terekpresi di sel apapun.
2. Faktor-faktor DNA Rekombinan
Enzim (pemotong dan penyambung) Vektor Agen (sel target) Teknologi DNA
Enzim pemotong dikenal dengan nama enzim restriksi endonuklease
Fungsi enzim ini adalah untuk memotong-motong benang DNA yang panjang
menjadi pendek agar dapat disambung-sambungkan kembali.
Sifat enzimrestriksi endonuklease yaitu bekerja terspesialisasi, tiap enzim mengenal
dan memotong hanya pada urutan nuklotida tertentu pada DNA menghasilkan
potongan/fragmen runcing bila memotong DNA yang hanya bisa dicernakan oleh
DNA yang mempunyai fragmen yang sama persis lain.
3. Nama lain dari enzim penyambung adalah enzim ligase, ensim ligase berfungsi
menyambung untaian-untaian nukleotida.
4. Beberapa Enzim Retriksi Endonuklease dan tempat pemotongannya
Sifat enzim ligase Liga:
a. DNA tidak dapat menyambungkan DNA untai tunggal, jadi hanya bisa digunakan
pada DNA rangkap karena mengkatalisis ikatan fosfodiester antara dua rantai
DNA.
b. Vektor DNA yang akan diklonkan membutuhkan alat transportasi untuk menuju
tempat pembiakannya, alat transportasi disebut wahana kloning atau vektor-vektor
yang digunakan biasanya berupa plasmid
c. GEN /Sel target Agen/ sel target yang digunakan biasanya berupa mikroba,
umunya bakteri. Contohnya E.coli bakteri yang telah diinfeksi memperbanyak
plasmid ‘titipan’ ketika bereproduksi.
d. Alasan pemilihan bakteri untuk rekombinasi DNA
e. Daya reproduksi bakteri tinggi dan cepat sehingga diperoleh jumlah keturunan
yang banyak dalam waktu singkat merupakan mikroba yang mengandung banyak
plasmid tidak mengandung gen yang membahayakan.
Proses Rekombinasi DNA
Para penderita diabetes melitus (kencing manis) mebutuhkan asupan insulin Gen
insulin manusia dari pulau Langerhans diambil kemudian disambungkan ke dalam plasmid
bakteri yang sudah dipotong oleh enzim retriksi endonuklease membentuk kimera (DNA
rekombinan) Kimera dimasukkan ke dalam agen (E.coli) dan disambungkan dengan bantuan
enzim ligase untuk dikembangbiakkan.
Seorang penjahat tanpa disadari pasti akan meninggalkan sesuatu (jejak), sehingga
ketika polisi dipanggil ke tempat kejadian serius, tempat kejadian perkara (TKP) segera
ditutup dengan pita kuning police line untuk mencegah pencemaran bukti- bukti penting. Ahli
forensik harus bergegas ke tempat kejadian sebelum bukti penting yang mungkin membantu
mengungkap kejadian hilang/dirusak. Barang bukti forensik yang ditemukan harus diambil
sampelnya untuk diperiksa di laboratorium demi mendapatkan data pelengkap dan
pendukung. Salah satu pemeriksaan yang penting dan hasilnya bisa didapat dengan cepat
adalah tes sidik DNA.
DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah DNA mitokondria dan DNA inti sel.
DNA yang paling akurat untuk tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah
sedangkan DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu,
yang dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. Kasus-kasus kriminal,
penggunaan kedua tes DNA di atas, bergantung pada barang bukti apa yang ditemukan di
Tempat Kejadian Perkara (TKP). Seperti jika ditemukan puntung rokok, maka yang diperiksa
adalah DNA inti sel yang terdapat dalam epitel bibir karena ketika rokok dihisap dalam
mulut, epitel dalam bibir ada yang tertinggal di puntung rokok. Epitel ini masih
menggandung unsur DNA yang dapat dilacak. Misalnya dalam kasus korban ledakan bom,
serpihan tubuh para korban yang sulit dikenali diambil sekuens genetikanya.
Bentuk sidik DNA berupa garis-garis yang mirip seperti bar-code di kemasan
makanan atau minuman. Membandingkan kode garis-garis DNA, antara 30 sampai 100
sekuens rantai kode genetika, dengan DNA anggota keluarga terdekatnya, biasanya ayah atau
saudara kandungnya, maka identifikasi korban forensik atau kecelakaan yang hancur masih
dapat dilacak. Untuk kasus pemerkosaan diperiksa spermanya tetapi yang lebih utama adalah
kepala spermatozoanya yang terdapat DNA inti sel di dalamnya. Jika di TKP ditemukan satu
helai rambut maka sampel ini dapat diperiksa asal ada akarnya.
RFLP adalah salah satu aplikasi analisis DNA asli pada penelitian forensik. Dengan
perkembangan dan adanya teknik analisis DNA yang lebih baru dan lebih efisien, RFLP tidak
lagi digunakan karena membutuhkan sampel DNA yang relatif banyak. Selain itu sampel
yang bisanya diperoleh juga biasanya sudah terdegradasi oleh faktor lingkungan, seperti
kotoran atau jamur, tidak dapat digunakan untuk RFLP. RFLP merupakan teknik sidik DNA
berdasarkan deteksi fragmen DNA dengan panjang yang bervariasi. Awalnya DNA diisolasi
dari sampel yang kemudian dipotong dengan enzim khusus restriction endonuclease. Enzim
ini memotong DNA pada pola sekuen tertentu yang disebut restriction endonuclease
recognition site (sisi yang dikenali oleh enzim restriksi).
Ada atau tidaknya sisi yang dikenali ini di dalam sampel DNA menghasilkan fragmen
DNA dengan panjang yang bervariasi. Selanjutnya potongan fragmen tersebut akan
dipisahkan dengan elektroforesis pada gel agarose 0,5%. Fragmen DNA kemudian
dipindahkan dan difiksasi pada pada membran nilon dan dihibridisasi spesifik dengan pelacak
(probe) DNA berlabel radioaktif yang akan berikatan dengan sekuen DNA komplementernya
pada sampel. Metode ini akhirnya muncullah pita-pita yang unik untuk setiap individu
(Marks dkk., 1996).
Polymerase chain reaction (PCR) digunakan untuk membuat jutaan salinan DNA dari
sampel biologis. Amplifikasi DNA dengan menggunakan PCR menyebabkan analisis DNA
pada sampel biologis hanya membutuhkan sedikit sampel dan dapat diperoleh dari sampel
yang halus seperti rambut. Kemampuan PCR untuk mengamplifikasi sejumlah kecil DNA
memungkinkan untuk menganalisa sampel yang sudah terdegradasi sekalipun. Namun, tetap
saja harus dicegah kontaminasi dengan materi biologis yang lain selama melakukan
identifikasi, koleksi dan menyiapkan sampelnya (Marks dkk., 1996). Tes DNA dilakukan
dengan cara mengambil DNA dari kromosom sel tubuh (autosom) yang mengandung area
STR (short tandem repeats), suatu area ini tidak memberi kode untuk melakukan sesuatu.
STR inilah yang bersifat unik karena berbeda pada setiap orang.
Perbedaannya terletak pada urutan pasang basa yang dihasilkan dan urutan
pengulangan STR. Pola STR ini diwariskan dari orang tua. Aplikasi teknik ini misalnya pada
tes DNA untuk paternalitas (pembuktian anak kandung) yaitu tes DNA untuk membuktikan
apakah seorang anak benar-benar adalah anak kandung dari sepasang suami dan istri. Cara
memeriksa tes DNA dilakukan dengan cara mengambil STR dari anak. Selanjutnya, di
laboratorium akan dianalisa urutan untaian STR ini apakah urutannya sama dengan seseorang
yang dijadikan pola dari seorang anak. Urutan tidak hanya satu-satunya karena pemeriksaan
dilanjutkan dengan melihat nomor kromosom.
Teknologi DNA telah digunakan untuk menciptakan banyak produk farmasi yang
bermanfaat, yang sebagian besar merupakan protein degan mentrasfer gen untuk produk
protein yang dikehendaki ke dalam bakteri, ragi, dan jenis sel lainnya yang mudah tumbuh
dalam jaringan tubuh, maka seseorang dapat mereproduksi protein dalam jumlah besar, yang
secara alami hanya terdapat dalam jumlah sangat sedikit (Campbell & Mitchell, 2002).Salah
satu aplikasi praktis yang pertama, dari penyambungan gen yaitu produksi hormon mamalia
dan protein pengaturan mamalia lain di dalam bakteri. Insulin manusia dan hormon
pertumbuhan manusia lain di dalam bakteri. Insulin yang dihasilkan dengan cara ini telah
memberi manfaat bagi sebagian besar penderita diabetes di Amerika Serikat yang tergantung
pada insulin untuk mengontrol penyakit mereka.
Produk farmasi penting lainnya yang dihasilkan dari teknologi DNA yaitu aktivator
plasminogen jaringan (TPA). Protein ini membantu melarutkan darah yang membeku ndan
menurunkan risiko serangan jantung berikutnya, jika diberikan segera mungkin setelah
serangan pertama. Karena faktor biaya pengembangannya yang tinggi dan pasarnya yang
relatif terbatas, produk ini menjadi sangat mahal. Perkembangan terakhir dalam produk
farmasi melibatkan cara-cara baru untuk melawan penyakit tertentu yang tidak merespon
perawatan obat tradisional (Campbell & Mitchell, 2002).
8. Bidang Lingkungan
Teknologi DNA semakin banyak digunakan untuk perkerjaan yang berkaitan dengan
lingkungan. Kemampuan mikroorganisme untuk mentransformasi bahan kimiawi sangat
menakjubkan, dan para saintis sekarang sedang merekayasa kemampuan metabolik ini ke
dalam organisme yang akan membantu menanggulangi beberapa masalah lingkungan.
Misalnya, banyak bakteri dapat mengekstraksi logam berat, seperti tembaga, timbal, dan
nikel dari lingkungannya dan memasukkan logam-logam tersebut ke dalam senyawa seperti
tembaga sulfat atau timbal sulfat yang dapat dimanfaatkan. Mikroba yang direkayasa secara
genetik mungkin menjadi penting dalam penambangan mineral (terutama ketika cadangan
bijihnya telah habis) dan pembersihan limbah tambang yang sangat toksik (beracun)
(Campbell & Mitchell, 2002).
9. Bidang Kedokteran
Teknologi DNA memberikan sumbangan yang sangat besar bagi bidang kedokteran.
Salah satu manfaat teknologi DNA adalah pemgidentifikasian gen-gen yang mutasinya
bertanggung jawab atas penyakit-penyakit genetik, karena itu penemuan ini seharusnya
mengarah ke cara-cara untuk mendiagnosa, merawat, dan mencegah kondisi tersebut.
a. Diagnosa penyakit
Hal baru dalam diagnosis penyakit infeksi telah dipaparkan oleh teknologi DNA,
khusunya dalam pemanfaatan PCR/poliakrilamida (bagian DNA yang berupa gel) untuk
menelusuri patogen-patogen tertentu. Misalnya karena urutan DNA HIV diketahui. PCR
dapat digunakan untuk memperkuat dan kemudian mendeteksi DNA HIV dalam sampel
darah atau jaringan. Hal ini merupakan cara terbaik untuk mendeteksi suatu infeksi yang
tidak tampak (Campbell & Mitchell, 2002).
Saintis kedokteran sekarang dapat mendiagnosis ratusan kelainan genetik manusia dengan
menggunakan teknologi DNA. Mereka dapat mengidentifikasi semakin banyak penyakit
individu yang mempunyai penyakit genetik sebelum menculnya gejala, atau bahkan
nsebelum lahir.
3.1 Kesimpulan
Dalam ilmu bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel atau organisme. Teknologi
DNA rekombinan merupakan teknik penggabungan DNA dari spesies yang berbeda sehingga
akan diperoleh organisme baru dengan sifat-sifat yang diinginkan. Adapun aplikasi teknologi
DNA di berbagai bidang yaitu teknologi DNA untuk kepentingan forensik (barang bukti,
identifikasi, tes sidik jari DNA, analisis mitochondria DNA, dan lainnya), dala bidang
farmasi antara lain yang dihasilkan dari teknologi DNA yaitu aktivator plasminogen jaringan
(TPA). Protein ini membantu melarutkan darah yang membeku ndan menurunkan risiko
serangan jantung, dalam bidang lingkungan contohnya rekayasa mikroba, Mikroba yang
direkayasa secara genetik mungkin menjadi penting dalam penambangan mineral (terutama
ketika cadangan bijihnya telah habis) dan pembersihan limbah tambang yang sangat toksik
(beracun), dalam bidang kedokteran contoh aplikasi teknologi DNA adalah
pengidentifikasian gen-gen yang mutasinya bertanggung jawab atas penyakit-penyakit
genetik, karena itu penemuan ini seharusnya mengarah ke cara-cara untuk mendiagnosa,
merawat, dan mencegah kondisi tersebut, dan di bidang peternakan contohnya dengan
manipulasi genetik dapat dilakukan pada sel tunggal yang kemudian dapat digunakan untuk
meregenarasi organisme baru dengan sifat baru.
DAFTAR PUSTAKA
Bregman, A. 1995. Laboratory Investigation in Cell and Molecular Biology. John Wiley and
Son. USA. P 41
Griffiths, Miller, Suzuki, Leontin, Gelbart. 1996. An Introduction To Genetic Analysis. USA:
W. H. Freeman and Company
Yeni W. Hartati, Iman P. Maksum. 2004. Amplifikasi 0,4 Kb Daerah D-Loop DNa
Mitokondria Dari Sel Epitel Rongga Mulut Untuk Keperluan Forensik. Jurusan
Kimia, FMIPA, Universitas Padjadjaran. Hasil Penelitian. Tidak dipublikasi
Marks, D.B., Marks, A.D., Smith, C.M. 1996. Basic Medical Biochemistry. Williams &
Wilkins. Baltimore