PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari senyawa terpenoid
2. Mengetahui penggolongan dari senyawa terpenoid
3. Mengetahui tata nama dari senyawa terpenoid
4. Mengetahui proses biosintesis pada senyawa terpenoid
5. Mengetahui cara isolasi senyawa terpenoid dari suatu spesies
6. Mengetahui peran dan manfaat terpenoid dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Senyawa Terepenoid
Dalam tumbuhan biasanya terdapat senyawa hidrokarbon dan hidrokarbon
teroksigenasi yang merupakan senyawa terpenoid. Kata terpenoid mencakup
sejumlah besar senyawa tumbuhan, dan istilah ini digunakan untuk menunjukkan
bahwa secara biosintesis semua senyawa tumbuhan itu berasal dari senyawa yang
sama. Jadi, semua terpenoid berasal dari molekul isoprene
CH2==C(CH3)─CH==CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh
penyambungan 2 atau lebih satuan C5 ini. Kemudian senyawa itu dipilih-pilih
menjadi beberapa golongan berdasarkan jumlah satuan yang terdapat dalam
senyawa tersebut, 2 (C-10), 3 (C-15), 4 (C-20), 6 (C-30) atau 8 (C-40).
Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa
terpen. Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan
oleh tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. Rumus molekul terpen adalah
(C5H8)n. Terpenoid disebut juga dengan isoprenoid. Hal ini disebabkan karena
kerangka karbonnya sama seperti senyawa isopren. Secara struktur kimia terenoid
merupakan penggabungan dari unit isoprena, dapat berupa rantai terbuka atau
siklik, dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, karbonil atau gugus
fungsi lainnya.
Terpenoid merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Minyak atsiri
berasal dari tumbuhan yang pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara
sederhana, yaitu dengan perbandingan atom hydrogen dan atom karbon dari suatu
senyawa terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan
bahwa senyawa teresbut adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri bukanlah
senyawa murni akan tetapi merupakan campuran senyawa organic yang
kadangkala terdiri dari lebih dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan.
Sebagian besar komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung
karbon dan hydrogen atau karbon, hydrogen dan oksigen.
Minyak atsiri adalah bahan yang mudah menguap sehingga mudah
dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat dalam tumbuhan. Salah satu cara
yang paling banyak digunakan adalah memisahkan minyak atsiri dari jaringan
tumbuhan adalah destilasi. Dimana, uap air dialirkan kedalam tumpukan jaringan
tumbuhan sehingga minyak atsiri tersuling bersama-sama dengan uap air. Setelah
pengembunan, minyak atsiri akan membentuk lapisan yang terpisah dari air yang
selanjutnya dapat dikumpulkan. Minyak atsiri terdiri dari golongan terpenoid
berupa monoterpenoid (atom C 10) dan seskuiterpenoid (atom C 15).
2.2.1 Isopren
Isopren disebut juga unit C5. Unit C5 dinamakan demikian karena kerangka
karbonnya sama dengan senyawa isopren. Kaidah isopren menyatakan bahwa
struktur molekul terpenoid dibangun oleh dua atau lebih unit isopren yang saling
berkaitan secara kepala-ke-ekor.
2.2.2 Monoterpen
Monoterpenoid merupakan senyawa “essence” dan memiliki bau yang
spesifik yang dibangun oleh 2 unit isoppren atau dengan jumlah atom karbon 10.
Stuktur monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik.
Senyawa monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran,
spasmolitik, anestetik dan sedatif. Disamping itu monoterpenoid yang sudah
dikenal banyak dimanfaatkan sebagai bahan pemberi aroma makan dan parfum
dan ini merupakan senyawa komersial yang banyak diperdagangkan.
Contoh tanaman yang mengandung monoterpenoid: champora, kayu putih dan
thymus
2.2.3 Seskuiterpen
Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang dibangun oleh 3 unit
isopren yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan kerangka dasar
naftalen. Senyawa seskuiterpenoid ini mempunyai bioaktifitas yang cukup besar,
diantaranya adalah anti feedant, hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta
regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis.
Contoh tanaman yang mengandung sesterpenoid: bunga Artemisia bunga
matricia, daun tanaman feverfew dan bunga valerian.
2.2.4 Diterpen
Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom
karbon dan dibangun oleh 4 unit isopren senyawa ini mempunyai bioaktifitas
yang cukup luas yaitu sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton
inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa
pemanis, anti fouling dan anti karsinogen. Senyawa diterpenoid dapat berbentuk
asiklik, bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik.
2.2.5 Triterpennoid
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih 40 jenis
kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan proses
siklisasi dari skualen. Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang
bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi
pada siklik tertentu. Sedangkan penamaan lebih disederhanakan dengan
memberikan penomoran pada tiap atom karbon, sehingga memudahkan dalam
penentuan substituen pada masing-masing atom karbon.
Triterpenoid biasanya terdapat pada minyak hati ikan hiu, minyak nabati
(minyak zaitun)dan ada juga ditemukandalam tumbuhan seprimitif sphagnum
tetapi yang paling umum adalah pada tumbuhan berbiji, bebas dan glikosida.
Triterpenoid telah digunakan sebagai tumbuhan obat untuk penyakit
diabetes,gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan
malaria. Struktur terpenoida yang bermacam ragam timbul sebagai akibat dari
reaksi-reaksi sekunder berikutnya seperti hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi
dan siklisasi atas geranil-, farnesil-, dan geranil-geranil pirofosfat.
2.2.6 Tetraterpenoid
Merupakan senyawa dengan senyawa C yang berjumlah 40. Rumus molekul
tetraterpenoid adalah C40H64. Terdiri dari 8 unit isoprene. Sedangkan
biosintesisnya berasal dari geranyl-geraniol. Tetraterpenoid lebih dikenal dengan
nama karotenoid. Terdiri dari urutan panjang ikatan rangkap terkonjugasi
sehingga memberikan warna kuning, oranye dan merah. Karotenoid terdapat
pada tanaman akar wortel, daun bayam, buah tomat, dan biji kelapa sawit.
2.2.7 Polyterpenoid
Disintesis dalam tanaman dari asetal melalui pyroposfat isopentil (C5)dan
dari konjugasi jumlah unit isoprene. Ditemukan dalam latek dari karet.
Plyterpenoid merupakan senyawa penghasil karet.
Prinsip dasar ini dikenal dengan istilah “isoprene rule” yang dijelaskan
oleh Wallach (1887), yang menyatakan bahwa isoprena sebagai penyusun dasar
dari terpenoid. Sehingga klasifikasi ini didasarkan pada jumlah unit isoprena
yang menyusun terpenoid tersebut. Struktur unit isoprena dibagi menjadi bagian
kepala (head) dan ekor (tail). Dari struktur tersebut maka ikatan antar unit
isoprena dapat mungkin terjadi antara :Ekor dan kepala, Ekor dan ekor, Ekor dan
bagian tengah, dan Siklisasi. Namun demikian, sejauh ini penggabungan yang
lazim terjadi antar “Kepala dan Ekor”. Setelah kerangka dasar (C5n ) terbentuk,
rantai terpenoid tersebut dapat memperoleh gugus tambahan seperti oksigen atau
berbagai jenis heteroatom lainnya. Selain mendapat gugus tambahan, kerangka
terpenoid dapat membentuk siklis ( siklisasi)
Terdapat 4 metode pada ekstraksi minyak atsiri (essential oil), antara lain:
Cara ekstraksi minyak atau lemak yang berasal dari biji-bijian atau suatu
bahan alam yang memiliki kandungan minyak atau lemak dalam jumlah besar
(Markopala, 2010).
Secara gari besar ada tiga fungsi utama metabolit sekunder (termasuk
terpenoid) yang diproduksi tumbuhan
2. Industri
a. Karena hampir semua terpenoid harum dan memiliki bau yang khas dan
menyenangkan, maka banyak digunakan dalam parfum, kosmetik,
pewangi, misalnya bisabolol/levomenol.
b. Menthol dijadikan sebagai aditif pada berbagai makanan dan minuman,
odol, obat kumur, dll.
c. Sebagai pestisida alami misalnya pada farnesol
d. Kembang api (Camphor), obat nyamuk (geraniol).
3. Kesehatan (Pharmakologi)
METODOLOGI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Aksara, R., Musa, W. J., & Alio, L. (2013). Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari
Ekstrak Metanol Kulit Batang. Jurnal Entropi, 8(01).
Utami, Rahayu., dkk.2016. Isolasi dan Uji Aktivitas Sitotoksik Senyawa Murni
dari Ekstrak Etil Asetat Daun Tumbuhan Akar Kaik-Kaik Uncaria
Cordata(Lour.)Merr. SCIENTIA VOL.6 NO.2, AGUSTUS 2016 ISSN :
2087-5045