Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH BIOLOGI MEDIK

“Amplifikasi PCR (Polymerase Chain Reaction)”

OLEH

Kelompok 2 :
Ahmad Julianto (17 3145 353 074)
Aprisa Abdul Haris (17 3145 353 080)
Elvara Violarta Baoli (17 3145 353 043)
Fitri (17 3145 353 078)
Herice Yosa Janwarin (17 3145 353 047)
Khusnul Maesarah (17 3145 353 068)
Lilis Nurindasari (17 3145 353 049)
Mutia Diniasti (17 3145 353 051)
Ririn Novrilia (17 3145 353 069)
Ros Anita (17 3145 353 059)
Santira (17 3145 353 060)
Zulkifli (17 3145 353 065)

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN

STIKes MEGA REZKY MAKASSAR

2018
A. Definisi Amplifikasi PCR
PCR (Polimerase Chain Reaction) merupakan suatu proses
sintesis enzimatik untuk mengamplifikasi nukleotida secara in vitro. Pada
proses ini akan terjadi reaksi polymerase berantai, yaitu reaksi yang
melibatkan enzim polymerase yang dilakukan secara berulang-ulang.
Yang diulang-ulang adalah proses pemisahan untai ganda DNA menjadi
untai tunggal, hibridisasi primer untuk mengawal replikasi DNA
dilanjutkan dengan proses penambahan basa pada cetakan DNA oleh
enzim polymerase.
B. Tujuan PCR
Tujuan dari PCR (Polimerase Chain reaction) yaitu sebagai
memperbanyak segmen DNA ataupun RNA
C. Prinsip Kerja PCR
Adapun prinsip kerja dari PCR ini adalah menggandakan segmen
DNA tertentu dengan memanfaatkan enzim sebagai penginisiasi replikasi.
D. Kegunaan PCR
Adapun kegunaan PCR, yaitu :
1. Untuk amflifikasi urutan nukleotida
2. Untuk mengindentifikasi penyakit genetika, infeksi oleh virus,
diagnosis dini penyakit seperti AIDS
3. Untuk menentukan kondisi urutan nukleotida yang mengalami mutasi
dan mengukur kuantifikasi ekspresi mRNA di dalam sel ataupun
jaringan
4. Berperan dalam bidang kedokteran forensic
E. Komponen PCR
Adapun komponen PCR, yaitu :
1. Cetakan DNA merupakan Sampel DNA yang telah diekstrasi akan
direplikasi atau amplifikasi
2. Primer merupakan urutan oligonukleotida pendek.
3. Taq DNA Polimerase. Enzim ini bersifat termostabil dan diisolasi dari
Termus Aquaticus.
4. Buffer PCR berfungsi untuk membantu menstabilkan enzim
polymerase DNA, mempengaruhi kejra enzim, dan atau DNA melting
temperature (TM)
5. Konsentrasi Mg2+ berfungsi sebagai kofaktor DNA polymerase, tanpa
ion ini, DNA polymerase tidak dapat bekerja
6. Nukleotida (dNTP), konsentrasi yang biasa digunakan pada setiap
dNTP adalah 200 µM. konsentrasi yang tinggi akan menimbulkan
ketidakseimbangan dengan enzim polymerase sedangkan pada
konsentrasi rendah akan memberikan ketepatan dan spesifitas yang
tinggi tanpa mempengaruhi hasil akhir.
7. PCR gene cycler yaitu alat yang dapat meregulasi suhu dan siklus
waktu yang dibutuhkan untuk reproduksibilitas dan keakuratan reaksi
amplifikasi.
F. Proses PCR
Proses PCR ada 3, yaitu :
1. Denaturasi (950 C, 30 detik), adalah proses pemisahan untaian ganda
DNA atau double helix menjadi untaian tunggal DNA atau single
strand dimana ikatan hydrogen telah terputus atau terpisah antara basa
yang terdapat dalam pasangan untai DNA
2. Annealing (55-600 C, 30 detik), adalah penempelan primer pada
sekuen target dan merupakan tahapan lanjutan dari terputusnya ikatan
ganda DNA menjadi untai tunggal
3. Ekstensi (720 C), adalah proses pemanjangan primer dengan bantuan
enzim Taq DNA Polimerase. Pada proses ini waktu yang digunakan
tergantung panjang pendeknya ukuran DNA yang digandakan sebagai
produk amplifikasi. Pemanjangan ini dimulai dari urutan 5’ ke 3’
G. Prosedur Kerja PCR
Prosedur kerja dari alat PCR adalah :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Disiapkan semua komponen-komponen PCR (semua harus tersedia).
3. Dicampurkan semua reaksi dalam tube 0,2 mL
4. Gunakan alat spindown untuk menghilangkan gelembung pada tube.
5. Masukkan tube ke dalam mesin PCR
6. Kemudian atur protokol suhu pada mesin PCR, meliputi :
a. Denaturasi (950 C, 30 detik)
b. Annealing (55-600 C, 30 detik)
c. Ekstensi (720C)
7. Kemudian atur siklus yang di butuhkan dalam proses pemanjangan
DNA
8. Tutup mesin PCR dan PCR akan bekerja (Running)

Anda mungkin juga menyukai