ASAM NUKLEAT
Oleh :
Nama : Wirhamsah Al Ramadan
Nim : O1A1 18 137
Kelas :C
Dosen : Drs. H. Muhammad Natsir, M.Si.
Wirhamsah Al Ramadan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam.
Kemudian zat ini dinamakan “nuclein” sekarang dikenal dengan nama
nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah satu
senyawa pembentuk sel dan jaringan normal. Oleh karena itu, maka penulis sangat
tertarik untuk menelaah tubuh manusia tersusun atas berbagai macam senyawa
organik salah satunya adalah apa yang kita kenal sebagai Asam Nukleat. Asam
Nukleat terdapat didalam inti sel, hal ini mengindikasikan pentingnya Asam
Nukleat dalam menopang seluruh proses kehidupan dalam tubuh. Dalam
kenyataannya, memang kode genetik yang tesimpan dalam rantaian DNA
digunakan untuk membuat protein, kapan, dimana dan seberapa banyak.
Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang
peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan
informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena
tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida
mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen
atau basa nukleotida (basa N). Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang
mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868,
dilaboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada
nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam
encer dan dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah
protein. Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti
sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh lebih mendalam apa
sebenarnya Asam Nukleat yang merupakan suatu bagian penting dari mahluk
hidup di dalam makalah ini.
Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau
asam deoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat.
DNA oleh seorang dokter muda Friedrich Miescher yang mempercayai bahwa
rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui penelitian kimia pada sel-sel. Sel
yang dipilih oleh Friedrich adalah sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajari
nyadan ia mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang
diperolehnya dari dari ruang bedah.
Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang
sangat penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion
dan pada umumnya terikat pada protein yang mempunyai sifat basa, misalnya
DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam nukleat
dengan protein ini disebut nukleoprotein.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas. Maka penulis dapat merumuskan
beberapa masalah yang akan dibahas selanjutnya. Adapun rumusan masalah
tersebut adalah:
1. Apa devinisi Asam nukleat ?
2. Apa fungsi Asam nukleat ?
3. Apa jenis-jenis Asam nukleat ?
4. Bagaimana struktur Asam nukleat ?
5. Apa perbedaan Nukleosida dan Nukleotida ?
6. Bagaimana Ikatan fosfodiester ?
7. Bagaimana sekuens Asam nukleat ?
8. Bagaimana proses sintesis DNA dan RNA ?
9. Bagaimana Struktur tangga berpilin (double helix) DNA dan
Modifikasi struktur molekul RNA ?
10. Bagaimana sifat fisika dan kimia Asam nukleat ?
C. Tujuan
Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, adapun
tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui devinisi Asam nukleat
2. Untuk mengetahui fungsi Asam nukleat
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Asam nukleat
4. Untuk mengetahui bagaimana struktur Asam nukleat
5. Untuk mengetahui perbedaan Nukleosida dan Nukleotida
6. Untuk mengetahui bagaimana Ikatan fosfodiester
7. Untuk mengetahui bagaimana sekuens Asam nukleat
8. Untuk mengetahui bagaimana proses sintesis DNA dan RNA
9. Untuk mengetahui bagaimana Struktur tangga berpilin (double helix)
DNA dan Modifikasi struktur molekul RNA
10. Untuk mengetahui bagaimana sifat fisika dan kimia Asam nukleat
D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca agar
mengetahui dan memperdalam pengetahuan tentang asam nukleat itu sendiri.
Penulisan makalah ini juga bermanfaat bagi penulis karena dengan menulis
makalah ini penulis dapat menambah wawasan tentang bagaimana peran asam
nukleat di dalam tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Asam Nukleat
Asam nukleat adalah senyawa-senyawa polimer yang tersusun oleh
nukleotida-nukleotida sebagai monomernya. Dua kelompok asam nukleotida yang
memiliki peran sangat penting dalam dalam kehidupan adalah RNA (ribonucleic
acid atau asam ribonukleat/ARN) dan DNA (deoxyribo nucleic acid atau asam
deoksiribonukleat/AND). Dua kelompok asam nukleat ini berperan dalam
penerusan sifat-sifat keturunan dari satu generasi ke generasi lainya (Sinaga,
2012).
Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan
unit monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup
dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic, kemudian
menerjemahkan informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas
bagi masing-masing sel. Asam nukleat, jika unit-unit pembangunnya
deoksiribonukleotida , disebut asam deoksiribonukleotida (DNA) dan jika terdiri-
dari unit-unit ribonukleaotida disebut asam ribonukleaotida (RNA) (Dryer, 1994).
Asam Nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang dibuat dari
banyak nukleotida. Bila nukleotida mengandung ribose, maka asam nukleat
yang terjadi adalah RNA (Ribnucleic acid = asam ribonukleat) yang
berguna dalam sintesis protein. Bila nukleotida mengandung deoksiribosa, maka
asam nukleat yang terjadi adalah DNA (Deoxyribonucleic acid = asam
deoksiribonukleat) yang merupakan bahan utama pementukan inti sel. Dalam
asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda yaitu 2 purin dan 2 primidin.
Baik dalm RNA maupun DNA purin selalu adenine dan guanine. Dalam RNA
primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA primidin selalu sitosin dan timin
(Poedjiadi, 2005).
B. Struktur Asam Nukleat
Asam nukleat, baik DNA maupun RNA, tersusun oleh monomer berupa
residu nukleotida. Nukleotida adalah senyawa yang tersusun oleh 3 komponen,
yaitu residu gula pentosa (ribosa atau deoksiribosa), residu basa nitrogen dan
residu fosfat. Juka dihidrolisis, mula-mula nukleotida akan terurai melepaskan
asam fosfat dan nukleosida. Pada hidrolisis selanjutnya, nukleosida akan terurai
menghasilkan gula pentosa dan basa nitrogen (Sinaga, 2012).
Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau
deoxyribonucleic acid (DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA).
Dilihat dari strukturnya, perbedaan di antara kedua macam asam nukleat ini
terutama terletak pada komponen gula pentosanya. Pada RNA gula pentosanya
adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami kehilangan satu
atom O pada posisi C nomor 2’ sehingga dinamakan gula 2’-deoksiribosa
(Robinsson dan Trevor, 1995).
Asam nukleat biasanya tersusun atas DNA dan RNA yang terdiri dari
monomer nukleotida,dimana nukleotida ini biasanya tersusun atas gugus fosfat,
basa nitrogen,dan gula pentosa serta kelompok basa purin dan piridin seperti:
adenine, guanine, sitosin, timin dan danurasil (Robert, dkk., 2014).
BAB III
PEMBAHASAN
Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan bentuk enol
atau laktim.
Adenin
nukleosid atau Adenosin
a
Guanin
nukleosid atau Guanosin
a
Urasil
nukleosid atau Uridin
a
Timin
nukleosid atau Timidin
a
Sitosin
nukleosid atau Sitidin
a
Demikian pula
tRNA (transfer RNA) mengandung derivat metal basa purin atau
basapirimidin, misalnya 6-N-dimetiladenin atau 2-N- dimetilguanin.
F. Ikatan Fosfodiester
Selain ikatan glikosidik yang menghubungkan gula pentosa dengan
basa N, pada asam nukleat terdapat pula ikatan kovalen melalui gugus fosfat yang
menghubungkan antara gugus hidroksil (OH) pada posisi 5’ gula pentosa dan
gugus hidroksil pada posisi 3’ gula pentosa nukleotida berikutnya. Ikatan ini
dinamakan ikatan fosfodiester karena secara kimia gugus fosfat berada dalam
bentuk diester.
a. DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan direplikasi.
b. Molekul deoksiribonukleotida, yaitu dATP, dTTP, dCTP,
dan dGTp. Deoksiribonukleotida terdiri atas tiga komponen yaitu:
(i) basa purin atau pirimidin, (ii) gula 5-karbon( deoksiribosa) dan (iii)
gugus fosfat.
c. Enzim DNA polimerase, yaitu enzim utama yang mengkatalisi
proses polimerisasi nukleotida menjadi untaian DNA.
d. Enzim primase, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis primer
untuk memulai replikasi DNA.
e. Enzim pembuka ikatan untaian DNA induk, yaitu enzim helikase dan
enzim lain yang membantu proses tersebut yaitu enzim girase.
f. Molekul protein yang menstabilkan untaian DNA yang sudah
terbuka,yaitu protein SSB (single strand binding protein).
g. Enzim DNA ligase, yaitu suatu enzim yang berfungsi untuk
menyambung fragmen- fragmen DNA.
Meknisme dasar replikasi, adalah sebagai berikut:
Sintesis untaian DNA yang baru akan dimulai segera setelah kedua
untaian DNA induk terpisah membentuk garpu replikasi Pemisahan kedua
untaian DNA induk dilakukan oleh enzim DNA helikase. Sintesis DNA
berlangsung dengan orientasi 5'-P →3'-OH. Oleh karena ada dua untaian
DNA cetakan yang orientasinya berlawanan, maka sintesis kedua untaian
DNA baru juga berlangsung dengan arah geometris yang berlawanan
namun semuanya tetap dengan orientasi 5' → 3'.
2. Sintesis RNA
Sintesis RNA biasanya dikatalisis oleh enzim DNA-RNA polimerase-
menggunakan sebagai template, sebuah proses yang dikenal sebagai
transkripsi. Inisiasi transkripsi dimulai dengan pengikatan enzim ke urutan
promotor dalam DNA (biasanya ditemukan "upstream" dari gen).
DNA helix ganda dibatalkan oleh aktivitas helikase enzim. Enzim
kemudian berlanjut sepanjang untai template dalam arah 3 'to 5',
mensintesiskan molekul RNA komplementer dengan elongasi terjadi di 5
'ke 3' arah. Urutan DNA juga menentukan di mana berakhirnya sintesis
RNA akan terjadi. RNA sering dimodifikasi oleh enzim setelah transkripsi.
Misalnya, poli dan topi 5 'ditambahkan ke mRNA eukariotik intron pra-dan
dikeluarkan oleh spliceosome.
Ada juga sejumlah polimerase RNA RNA-tergantung yang
menggunakan RNA sebagai template mereka untuk sintesis untai baru
RNA. Sebagai contoh, sejumlah virus RNA (seperti virus polio)
menggunakan jenis enzim untuk mereplikasi materi genetik mereka. Juga,
RNA-dependent RNA polimerase merupakan bagian dari jalur
interferensi RNA di banyak organisme.
Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA,
yaitu rantai cetakan atau sense, sedangkan rantai komplemennya
disebut rantai antisense. Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi
molekul RNA disebut unit transkripsi. Informasi dari DNA untuk sintesis
protein dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan dari aktifitas enzim RNA
polimerase. Enzim polimerasi membuka pilinan kedua rantai DNA
hingga terpisah dan merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA
polimerase merangkai nukleotida-nukleotida RNA dari arah 5‟ ? 3‟, saat
terjadi perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida
spesifik di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang
DNA menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri.
Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu: inisiasi (permulaan),
elongasi (pemanjangan), terminasi (pengakhiran) rantai mRNA.
1. Inisiasi
Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali
transkripsi disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di
mana transkripsi dimulai, juga menentukan yang mana dari kedua untai
heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.
2. Elongasi
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan
heliks ganda DNA, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan
lepas dari cetakan DNA- nya.
3. Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi
urutan DNA yang disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi
merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi sebagai sinyal
terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi
biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu,
polimerase mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA.
Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase terus melewati sinyal
terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik yang
lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong
hingga terlepas dari enzim tersebut.
Ja
rak antara dua pasangan basa yang berurutan adalah 0,34 nm. Sementara itu, di
dalam setiap putaran spiral terdapat 10 pasangan basa sehingga jarak antara dua
basa yang tegak lurus di dalam masing-masing rantai menjadi 3,4 nm. Namun,
kondisi semacam ini hanya dijumpai apabila DNA berada dalam medium larutan
fisiologis dengan kadar garam rendah seperti halnya yang terdapat di dalam
protoplasma sel hidup. DNA semacam ini dikatakan berada dalam bentuk B atau
bentuk yang sesuai dengan model asli Watson-Crick. Bentuk yang lain, misalnya
bentuk A, akan dijumpai jika DNA berada dalam medium dengan kadar garam
tinggi. Pada bentuk A terdapat 11 pasangan basa dalam setiap putaran spiral.
Selain itu, ada pula bentuk Z, yaitu bentuk molekul DNA yang mempunyai arah
pilinan spiral ke kiri. Bermacam-macam bentuk DNA ini sifatnya fleksibel,
artinya dapat berubah dari yang satu ke yang lain bergantung kepada kondisi
lingkungannya.
Tidak seperti DNA, molekul RNA pada umumnya berupa untai
tunggal sehingga tidak memiliki struktur tangga berpilin. Namun, modifikasi
struktur juga terjadi akibat terbentuknya ikatan hidrogen di dalam untai tunggal
itu sendiri (intramolekuler). Dengan adanya modifikasi struktur molekul RNA,
kita mengenal tiga macam RNA, yaitu RNA duta atau messenger RNA (mRNA),
RNA pemindah atau transfer RNA (tRNA), dan RNA ribosomal (rRNA). Struktur
mRNA dikatakan sebagai struktur primer, sedangkan struktur tRNA dan rRNA
dikatakan sebagai struktur sekunder. Perbedaan di antara ketiga struktur molekul
RNA tersebut berkaitan dengan perbedaan fungsinya masing-masing.
Robinsson dan Trevor, 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB press :
Bandung.
Robert K.M., David A.B., Kathleen M.B., Peter J.K., Victor W.R. dan Anthony
P.W., 2014. Biokimia Herper. EGC : Jakarta.