Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

FOTOSINTESIS
29 April 2015

OLEH:
Alfia Isarah
Nimas Roro Gayatri
Aida Fauzia
Elma Sakinatus Sajidah
Rizki Sulistyowati

081311433023
081311433058
081311433061
081311433066
081311433067

Dosen Asistensi:
Dwi Kusuma Wahyuni, S.Si, M.Si
Kelas : D2

PROGAM STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015
I.

II.

Tujuan
1. Mengetahui pigmen yang berperan dalam proses fotosintesis
2. Mengukur kadar klorofil dalam spektrofotometer
Dasar Teori

Setiap Tumbuhan memerlukan suatu mekanisme perubahan energi


untuk metabolisme di dalam sel. Salah satu metabolisme itu adalah
Fotosintesis. Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada
tumbuhan yang mempunyai klorofil dan bakteri fotosintetik, dimana
energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi
kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk
fotosintesa karbohidrat dari air dan karbondioksida. Jadi, seluruh molekul
organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya organisme
hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri
fotosintetik untuk berfotosintesis (Delving, 1975).
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari
batang, umumnya berwarna hijau dan memiliki kloroplas yang berfungsi
sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis.
Kloroplas merupakan bagian dari daun, dan juga terdapat pada semua
bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang
belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan
dalam proses fotosintesis.
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen
fotosintetik. Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga
karang, pada keduanya mengandung kloroplast yang mengandung klorofil
atau pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang
mampu menyerap energi cahaya matahari (Harborne, 1997). Fotosintesis
berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung banyak
pigmen klorofil. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan
ruang yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan
membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat
ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli. Di dalam stroma juga
terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana (
kumpulan granum ). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang
merupakan tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang
merupakan ruang di antara membran tilakoid. Bila sebuah granum disayat

maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a,


klorofil b, karotenoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein,
enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ionion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen
fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan
energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan
produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil
sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam
fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem (Ernita, 2011).
Klorofil adalah pigmen hijau yang ada dalam kloroplastida. Nama
klorofil barasal dari bahasa yunani yaitu chlorophyll (choloros = green
(hijau) dan phyllon = leaf (daun). Pada umumnya klorofil terdapat pada
kloroplas sel-sel mesofil daun, yaitu pada sel-sel parenkim palisade dan
atau parenkim bunga karang. Dalam kloroplas, klorofil terdapat pada
membran thylakoid grana. Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua jenis
klorofil yaitu klorofil-a dan klorofil-b. Pada keadaan normal, proporsi
klorofil-a jauh lebih banyak daripada klorofil-b.

Klorofil a biasanya

berwarna hijau muda, sedangkan klorofil b berwarna hijau tua. Klorofil


berperan dalam transfer elektron berenergi tinggi, dan pusat dari reaksi
fotosintesis berada pada klorofil a.
Klorofil dapat dibedakan menjadi bebrapa tipe, yaitu: klorofil a, b,
c, d dan tipe e. pembagian tersebut adalah berddasarkan rantai samping
yang mengingat inti porfitinnya. Jenis klorofil yang

paling banyak

ditemukan pada tumbuhan tingkat tinngi adalah jenis a dan b. Klorofil


laen (jenis c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan
klorofil a (Syamsul Huda, 2011).
Selain sebagai pigmen warna, karotenoid juga membantu dalam
fotosintesis. Terdapat lebih dari 300 jenis karotenoid, tetapi yang terdapat
dalam tumbuhan tinggi hanya sedikit, umumnya berupa karoten. Salah
satu turunan karotenoid, yaitu hidrokarbon tak jenuh turunan likopen atau
turunan likopen teroksigenesi dikenal sebagai xantofil. Xantofil yang
umum terdapat berupa monohidroksikaroten (ketrin dan rubixantin),

dihdroksikaroten (zeakantin) atau dihidroksi-epoksikaroten (violaxantin)


(Harborne, 1987).
Pigmen-pigmen tanaman biasanya dijumpai dalam plastid serta
dalam vakuola. Tipe-tipe plastid ialah kloroplas, kromoplas, dan leukoplas.
Kloroplas berwarna hijau sebagai akibat adanya pigmen klorofil yang
lebih banyak. Kromoplas berwarna kuning, jingga, atau merah karena
pigmen karotenoid. Leukoplas adalah plastid tanpa pigmen, biasanya
terdapat pada jaringan yang tidak terkena cahaya (Hatta, 2002).
Warna hijau ditimbulkan oleh klorofil yang terdapat di dalam
kloroplas. Dalam kloroplas juga dijumpai karotenoid yaitu pigmen kuning
sampai merah, tetapi ditutupi oleh klorofil. Karotenoid akan tampak jika
hanya terdapat sedikit atau tidak ada klorofil sama sekali. (Purwoko,
1999).
Untuk terjadinya fotosintesis, energi dalam bentuk elektron yang
tereksitasi pada berbagai pigmen harus disalurkan ke pigmen pengumpul
energi yang disebut sebagai pusat reaksi. Ada terdapat dua macam pusat
reaksi pada membran tilakoid, keduanya merupakan molekul klorofil a
yang berasosiasi dengan protein tertentu dan komponen-komponen
membran lainnya. (Lukyanti, 1999)
Pigmen pada membran tilakoid sebagian besar terdiri dari dua jenis
klorofil hijau, yakni klorofil a dan klorofil b. Juga terdapat pigmen kuning
sampai jingga yang digolongkan sebagai karotenoid. Ada dua macam
karotenoid, yaitu karotenoid hidrokarbon murni dan xantofil yang
mengandung oksigen. Karotenoid tertentu juga ditemukan pada sellimut
kloroplas yang memberinya warna kekuningan, sedangkan klorofil tidak
dijumpai pada selimut tersebut (Legender, 1998).
Fungsi utama sejumlah pigmen karotenoid
melindungi tumbuhan terhadap solarisasi dengan

tertentu

ialah

cara menyerap

kelebihan energi cahaya dan kemudian dilepas sebagai bahang. (Hatta,


2002).
Pigmen-pigmen yang lain dalam kloroplas memindahkan energinya
untuk perangsangnya kepada P700 atau kepada P680. Untuk alasan ini,
klorofil b, karotenoid, dan sebagian beasr dari molekul-molekul klorofil a

terkadang dinamai pigmen antena. Masing-masing disetel untuk menyerap


panjang gelombang tertentu dari cahaya secara paling efisien. Kemudian
eneergi yang diterima diteruskan kepada P700 atau kepada P680. Hanya
P700 dan P680 teroksidasi manakala cahaya mengenai kloroplas utuh.
Karena peran redoks genting yang dilakukan, maka P700 dan P680 disebut
pigmen pusat reaksi. (Purwoko, 1999).
Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen
karotenoid, antosianin, dan fikobilin. Karotenoid mampu menyerap cahaya
biru kehijauan dan biru keunguan. Karotenoid memantulkan cahaya
merah, jingga, dan kuning. Karotenoid ini banyak ditemukan pada bunga,
buah dan sayuran. Antosianin dan fikobilin merupakan pigmen merah dan
biru. Antosianin banyak ditemukan pada bunga. Fikobilin banyak
ditemukan pada kelompok ganggang merah dan Cyanobacteria. (Legender,
1998).
Karotenoid dapat berupa karotin (C40H56) berwarna jingga dan
xantofil (C40H56O2) berwarna kuning. Adanya kloroplas pada tumbuhan
menyebabkan tumbuhan dapat berasimilasi karena di dalam kloroplas
terdapat klorofil yang dapat menangkap sinar matahari untuk memasak
makanan. (Harborne, 1987)
Pigmen klorofil memiliki peran/fungsi tertentu, klorofil a berperan
dalam reaksi terang dan mampu menyerap energi cahaya merah, biru, dan
ungu. Klorofil b berperan untuk menyerap cahaya biru dan oranye,
Karotenoid merupakan pigmen penyebab warna merah, orange dan kuning
pada sayuran, dan berperan untuk menyerap cahaya biru dan ungu,
Xantofil bertanggung jawab memberikan warna kuning cerah pada
sayuran, Antosianin Pemberi warna merah, biru dan violet baik pada
bunga, buah dan sayur (Tergolong flavonoid yang larut dalam air),
Fikobilin

memantulkan

cahaya

merah

biru pada anging merah

(Susilowarno, G. 2008).
Klorofil yang banyak terdapat pada tumbuhan adalah klorofil a dan
klorofil b. Perbedaan klorofil a dan klorofil b (Darmawan, 1983) :
Pembeda

Klorofil a

Klorofil b

Rumus kimia

C55 H72 O5 N4 Mg

C55H70O6N4 Mg

Gugus pengikat

CH3

CH

Cahaya yang diserap

Absorpsi maksimum
Terdapat pada
Fotosistem

menyerap cahaya biru,


ungu dan merah

Menyerap cahaya biru


dan oranye dan
memantulkan cahaya
kuning hijau

pada 673 nm

pada 455-640 nm

Fotosistem II

Fotosistem I

Klorofil menyebabkan cahaya berubah menjadi radiasi elektromagnetik


pada spektrum kasat mata(visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung
semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi seluruh
panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh
klorofil. Klorofil dapat menampung energi cahaya yang diserap oleh pigmen
cahaya atau pigmen lainnya melali fotosintesisi, sehingga fotosintesis disebut
sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan
hanya dapat memanfaatkan sinar matahari dengan bentuk panjang gelombang
antara 400 700 n. Klorofil memliki beberapa fungsi yaitu:

Menyerap energi matahari untuk memecah molekul air dalam


proses reaksi terang menjadi oksigen dan hidrogen

Sebagai mediator pemindahan elektron dalam proses transmisi


elektron pada reaksi kimia di daun.

Menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di kloroplas.

Menjaga agar kloroplas tidak mengalami degenerasi (Andreparera,


2011).

Tempat terjadinya fotosintesis , pada tumbuhan dikotil, terjadinya


fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada
tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.

Sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang befungsi


sebagai organ respirasi

Tempat terjadinya transpirasi dan gutasi.

Alat perkembangbiakkan vegetatif, Misalnya pada tanaman cocor


bebek (tunas daun) (Anonimous D, 2011).

Fungsi klorofil bagi kesehatan adalah :

Klorofil berfungsi membantu pertumbuhan dan perbaikan tumbuhan

Klorofil membantu menetralkan polusi yang kita hirup maupun yang kita
dapatkan melalui asupan makanan. Karena itu, klorofil merupakan
suplemen yang sangat bagus bagi perokok.

Klorofil secara efisien melepaskan magnesium dan membantu darah


membawa oksigen yang dibutuhkan ke semua sel di jaringan-jaringan
tubuh.

Klorofil potensial dalam menstimulus sel-sel darah merah untuk


menyediakan suplai oksigen.

Bersama dengan vitamin lain seperti vitamin A, C, dan E, klorofil terbukti


bisa membantu menetralkan radikal bebas yang berusak sel-sel dalam
tubuh.

Klorofil juga berperan sebagai deodoran dalam mengurangi bau mulut, air
seni, sisa pembuangan, serta menghilangkan bau badan.

Klorofil juga mengurangi kemampuan zat-zat karsinogen untuk mengikat


diri pada DNA dalam organ-organ utama dalam tubuh.

Klorofil bermanfaat dalam mengatasi gangguan akibat pembentukan batu


kalsium oksalat.

Klorofil juga bisa digunakan untuk mengatasi infeksi luka secara alami
(Al-Faqir,S. 2010).

Bekerja untuk membersihkan dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh


secara alami dan tanpa efek samping.

Membantu menyeimbangkan hormon dan kandungan asam basa dalam


tubuh yang memang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk
memaksimalkan kondisi tubuh yang sehat.

Memberikan pemeliharaan nutrisi dalam pembentukan darah

Untuk meningkatkan kadar oksigen dan jumlah sel darah merah dalam
tubuh manusia (http://klorofil-klorofil.blogspot.com/).

III.

Alat dan Bahan


Alat :
1. Mortar dan penggerus
2. Cawan petri
3. Jepitan kertas
4. Statif
5. Silet
6. Benang
7. Labu ukur 100 ml
8. Tabung cuvet
9. Saringan Buchner
10. Botol aspirator
11. Pompa vakum
12. Spektrofotometer
13. Tabung konikel
14. Sentrifuse
Bahan :
1. Alkohol 95% atau etanol
2. Daun berwarna hijau, merah atau kuning
3. Kertas saring (ukuran 3 x 15 cm)

CARA KERJA
1. Pemisahan Pigmen Fotosintesis dengan Kromatografi Kertas
a. Daun sebanyak 5 gram disiapkan dan kemudian digerus dalam mortal
dengan dituangi 50 ml etanol sampai seluruh klorofil terlarut.
b. Ekstrak daun didiamkan selama beberapa menit sampai ampas daun
mengendap.
c. Ekstrak daun yang telah didiamkan dituangkan ke dalam cawan petri.
d. Kertas saring yang telah disediakan diletakkan pada benang dan dijepit
salah satu ujungnya dengan menggunakan penjepit kertas dan
menggantungkannya pada benang yang telah diikatkan ke statif.
e. Ujung dari kertas saring dicelupkan ke dalam larutan gerusan daun
pada cawan petri.
f. Mendiamkan beberapa menit sampai terlihat pemisahan pigmen yang
terkandung di dalamnya.
g. Berbagai macam pigmen yang terbentuk dari ekstrak tersebut diamati
dan dicatat dalam hasil pengamatan.
2. Pengukuran Kadar Klorofil dengan Spektrofotometer
a. Daun sebanyak 1 gram yang masih segar digerus sampai halus dan
kemudian dilarutkan dengan alkohol 95%.
b. Ekstrak klorofil disaring dengan saringan Buchner dan selanjutnya
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Penambahan alkohol atau
etanol diperlukan apabila volume ekstrak dalam labu ukur belum
mencapai batas 100 ml.
c. Memasukkan 15 ml ekstrak klorofil ke dalam tabung konikel
kemudian disentrifugasi selama 10 menit 500 rpm. Mengambil
supernatant dan menuangnya ke dalam cuvet.
d. absorbansi atau Optical Density (%) larutan tersebut diukur pada
spektrofotometer dengan menggunakan panjang gelombang 649 dan
665 nm.
e. Kadar klorofil a dan b dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Klorofil total (mg/l) = (20,0 x OD649) + (6,1 x OD665)
Klorofil a (mg/l)
= (13,7 x OD665) (5,76 x OD649)
Klorofil b (mg/l)
= (25,8 x OD649) (7,7 x OD665)
Rumus di atas diturunkan oleh (Winstermans & Mots, 1965).

HASIL PENGAMATAN
1. Pemisahan pigmen Fotosintesis dengan Kromatografi Kertas
Daun yang digunakan yaitu daun mangkokan ( Polyscias scutellaria )

2. Pengukuran Kadar Klorofil dengan Spektrofotometer

Tabung
Klorofil

Absobansi 649
0,33 Angstrom

Absobansi 665
0,52 Angstrom

Klorofil total (mg/l)

= (20,0 x OD 649) + (6,1 x OD 665)


= (20,0 x 0,33) + (6,1 x 0,52)
= 6,6 + 3,172
= 9,772

Klorofil a (mg/l)

= (13,7 x OD 665) - (5,76 x OD 649)


= (13,7 x 0,52) - (5,76 x 0,33)
= 7,124 1,9008
= 5,2232

Klorofil b (mg/l)

= (25,8 x OD 649) - (7,7 x OD 665)


= (25,8 x 0,33) - (7,7 x 0,52)
= 8,514 4,004
= 4,51

PEMBAHASAN
1. Pemisahan pigmen Fotosintesis dengan Kromatografi Kertas
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pigmen yang berperan dalam
fotosintesis. Percobaan dimulai dengan menghancurkan/menggerus 5 gram daun
menggunakan alu dan mortar. Daun yang digunakan adalah mangkokan
(Polyscias scutellaria) yang masih segar dan berwarna hijau pekat. Pada saat
melakukan penggerusan, ditambahkan 50 ml etanol atau alkohol 95% yang
berfungsi untuk melarutkan klorofil yang ada dalam daun. Selanjutnya menyaring
ekstrak dengan saringan Buchner untuk mendapatkan endapan dan supernatan.
Saringan Buchner dapat digantikan oleh sentrifuge karena fungsinya sama. Dalam
hal ini sudah dilakukan dengan saringan Buchner. Hasil saringan yang didapat
berwarna hijau gelap. Kemudian larutan dibiarkan beberapa menit hingga ampas
mengendap. Selanjutnya ekstrak dituang ke dalam cawan Petri dan diletakkan di

bawah kertas saring yang telah dijepit dan digantungkan pada tali yang terhubung
oleh statif. Kertas saring tersebut kemudian dicelupkan ke dalam ekstrak yang ada
di cawan Petri. Kertas saring berfungsi untuk menyerap warna pigmen yang
terdapat dalam daun. Setelah beberapa saat dibiarkan, pada kertas saring muncul
warna yang menandakan adanya pigmen warna dalam daun tersebut. Pada lapisan
paling bawah terlihat warna hijau tua yang mengindikasikan adanya klorofil b.
Lapisan selanjutnya adalah hijau muda yang mengindikasikan adanya klorofil a.
Kemudian lapisan bening atau transparan.
Dari hasil yang didapat diketahui pigmen yang terdapat dalam mangkokan
(Polyscias scutellaria) adalah klorofil a dan klorofil b. Pigmen-pigmen ini
memiliki fungsi dan peranan yang berbeda. Umumnya klorofil berperan dalam
proses fotosintesis pada tumbuhan yang mana dalam hal ini pigmen tersebut
dominan dalam menentukan warna daun.
2. Pengukuran kadar Klorofil dengan Spektrofotometer
Tujuan praktikum kali ini yang kedua adalah mengukur kadar klorofil
larutan ekstrak daun. Pada praktikum ini digunakan daun mangkokan (Polyscias
scutellaria). Alat yang digunakan untuk mengukur kadar klorofil adalah
spektrofotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan
atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Panjang gelombang yang
digunakan dalam pengukuran ini adalah 649 dan 665 nm. Panjang gelombang
yang berfungsi untuk aktivitas fotosintesis tanaman adalah berkisar 400 -760 nm
atau sinar tampak. Penggunaan panjang gelombang 649 nm dan 665 nm
digunakan karena pada nilai tersebut akan mengalami absorbsi yang terbesar.
Menurut Harbome (1987), klorofil akan terabsorbsi pada panjang gelombang 640660 nm atau 430-470 nm. Absorbsi yang terbesar pada klorofil a diperoleh antara
panjang gelombang 390-400nm dan 650-700 nm, sedangkan klorofil b
mempunyai absorbsi terbesar pada panjang gelombang antara 400-450 nm dan
620-670 nm.
Ketika diukur dengan spektrofotometer menunjukkan nilai absorbansi atau
optical density larutan ekstrak klorofil dengan panjang gelombang 649 adalah

sebesar 0,33. Sedangkan dengan panjang gelombang 665 besarnya nilai


absorbansi sebesar 0,52. Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan nilai absorbansi
klorofil total sebesar 9,772, lalu klorofil a sebesar 5,2232 dan klorofil b sebesar
4,51. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya nilai absorbansi menunjukkan
banyak sedikitnya kadar klorofil yang terkandung dalam daun. Jadi, semakin
besar nilai absorbansinya semakin banyak juga kandungan klorofil total pada
daun.
Penambahan alkohol 95% dalam gerusan daun berfungsi untuk melarutkan
klorofil dan membantu melumatkan daun. Menurut Lehninger (1988), klorofil
menunjukkan sifat fluoresensi berwarna merah dalam larutan, artinya warna
larutan itu hijau pada cahaya yang diteruskan tetapi merah tua pada cahaya yang
dipantulkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan klorofil dalam tanaman
menurut Dwidjoseputro (1980) yaitu :
1. Faktor genetik
Pembentukan klorofil dibawa oleh suatu gen tertentu didalam kromosom.
Jika gen ini tidak ada maka akan terjadi albino.
2. Cahaya
Faktor cahaya pada jenis tanaman tertentu tidak begitu penting, misalnya
pada tanaman angiospermae.
3. Oksigen
Oksigen bersama-sama dengan cahaya dapat mempengaruhi proses
pembentukan klorofil.
4. Karbohidrat
Karbohidrat terutama dalam bentuk gula membantu pembentukan klorofil
dalam daun-daun yang mengalami tumbuh dalam gelap (etiolasi).
5. Nitrogen, magnesium dan besi (N, Mg,Fe)
Bahan-bahan pembentuk klorofil ini harus ada dalam tumbuhan,
kekurangan salah satu zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis.
6. Air (H2O)
Kekurangan air mengakibatkan desentegrasi dari klorofil.
7. Temperatur
Kondisi terbaik pembentukan klorofil adalah pada suhu 260-300C.
Klorofil merupakan butir-butir hijau yang terdapat dalam kloroplas. Terdapat dua
macam klorofil yakni klorofil a dan klorofil b dengan rumus kimia masing-masing
C55H72O5N4Mg dan C55H70O6N4Mg. Perbedaan klorofil a dan klorofil b tampak
pada rumus bangunnya. Menurut Kimball (1992) menyatakan bahwa perbedaan
struktur kimia pada klorofil a dan klorofil b terletak pada gugus yang terikat pada

cincin porfirin. Klorofil a mengandung gugus -CH3 sedangkan klorofil b


mengandung gugus HC=O.

DISKUSI
Percobaan 1 (Pemisahan pigmen Fotosintesis dengan Kromatografi Kertas )
1. Apa fungsi dari alkohol 95% atau etanol pada percobaan ini?
Untuk melarutkan klorofil yang terkandung pada daun dan memperhalus
tumbukan daun.
2. Dalam reaksi fotosintesis yang manakah asal oksigen dihasilkan?
Gas oksigen dihasilkan dari penguaraian atau hidrolisis 2 molekul H 2O
(air) oleh ion mangan (Mn) menghasilkan 4 ion H+ (hidrogen) dan O 2
(oksigen) pada reaksi terang fotosintesis. Kemudian ion H+ yang bersifat
elektrolit (bermuatan) akan masuk ke dalam fotosistem pada tumbuhan
dan ikut melakukan serangkaian tahapan fotosintesis sedangkan oksigen
akan dibebaskan ke lingkungan sehingga dapat digunakan untuk respirasi
makhluk hidup lainnya.
3. Dari hasil kromatografi daun hijau ternyata ada yang menghasilkan
pigmen selain warna hijau? Mengapa?
Pigmen merupakan molekul khusus yang dapat memunculkan warna.
Pigmen mampu menyerap cahaya matahari dengan menyerap dan
memantulkannya pada panjang gelombang tertentu. Molekul pigmen yang
berbeda akan memantulkan warna tertentu pada panjang gelombang
tertentu sehingga menyebabkan reaksi kimia yang berbeda. Pigmen yang
terdapat pada daun tidak hanya klorofil, tetapi ada juga pigmen lain seperti
karotenoid (kuning), flavonoid, fitosterol, saponin dan lain-lain yang
memunculkan warna selain hijau pada daun, meskipun daun tersebut
berwarna hijau.
4. Apakah ada perbedaan jumlah dan lebar pita pita yang dihasilkan
kromatografi? Mengapa?
Ada, hal ini disebabkan oleh hubungan antara jumlah suatu zat terlarut
(dalam hal ini pigmen) dan ukuran dari pita elusi yang dihasilkan serta
kandungan zat warna tersebut dalam daun yang berbeda-beda.

Percobaan II (Pengukuran kadar Klorofil dengan Spektrofotometer )


1. Apakah kandungan klorofil dalam tiap daun sama?
Tidak. Warna hjau daun biasanya sarat dengan kandungan klorofil. Pada
umumnya, semakin tua daun maka hijau warna daun akan semakin tinggi
kandungan klorofilnya. Selain itu Struktur dan metabolisme daun tua telah
lebih sempurna bila dibandingkan dengan daun muda dalam fotosintesis
yang tinggi serta berpengaruh pada sintesis protein. Hal ini merupakan
indikator yang menunjukkan, bahwa semakin tua umur suatu daun maka
akan semakin tinggi kadar klorofil yang dikandungnya. Selain itu daun
yang berbeda jenis tentunya memiliki kadar klorofil yang berbeda pula.
2. Apakah daun yang tidak berwarna hijau kandungan klorofilnya sedikit?
Belum tentu, tetapi pada umumnya warna daun menunjukkan kadar
klorofilnya. Misalnya pada beberapa jenis tanaman hias, warna hijau daun
berubah menjadi kuning, sedangkan pada jenis tanaman lainnya daun
tanaman berubah warna menjadi orange atau merah. Perubahan tersebut
dipengaruhi oleh kandungan klorofil dibandingkan dengan pigmen warna
lainnya. Misalnya, pada daun hijau menjadi kuning lalu kecoklatan,
pigmen klorofilnya jaun lebih sedikit dibandingkan karoten (carotenes).
3. Apakah peranan klorofil dan pigmen pada daun dalam proses fisiologis?
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut
klorofil. Klorofil menyerap cahaya dan kemudian cahaya tersebut akan
melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju
mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Klorofil a
merupakan zat yang paling berperan dalam fotosintesis. Sementara warna
lainnya disebut juga pigmen, sebagai penunjang yang membantu
menampung sinar matahari kemudian disalurkan pada klorofil a. hal ini
membantu mempercepat proses fotosintesis. Akibat adanya klorofil,
tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya
matahari. Fungsi pigmen bagi tumbuhan bermacam-macam. Pigmen pada
bunga berfungsi untuk menarik perhatian penyerbuknya selain dengan
aromanya. Fungsi utama klorofil :
- Menyerap energi matahari untuk memecah molekul air dalam proses
reaksi terang menjadi oksigen dan hidrogen.
- Sebagai mediator pemindahan elektron dalam proses transmisi elektron
pada reaksi kimia di daun.

- Menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di kloroplas.


- Menjaga agar kloroplas tidak mengalami degenerasi.

KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Pigmen yang digunakan oleh daun mangkokan (Polyscias scutellaria)


adalah klorofil a dan klorofil b.
2. Kadar klorofil total dari daun mangkokan (Polyscias scutellaria) yaitu
9,772 mg/l, kadar klorofil a yaitu 5,2232 mg/l dan kadar klorofil b yaitu
4,51 mg/l.

DAFTAR PUSTAKA
Campble. Reece. Mitchell. 2002. Biologi edisi kelima jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Dwidjoseputro. 1994. PENGANTAR Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia
Jakarta.
Harborne,J.B. 1987. Metode Fitokimia. Penerbit ITB Bandung.
Hartoyo.

2013.

Cholorophyll

[klorofil]

dalam

http://www.htysite.com/P-

chloropyl.htm diakses pada tanggal 13 april 2013 pukul 07.00 WIB


Raharjo, Sri. 2006. Kerusakan Oksidatif Pada Makanan. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.

Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1985. Plant Physiology. Wadsworth Publ.Comp.
Inc. USA
Sasmitamihardja. 1990. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB
Bandung Press.
Wrigglesworth, Jhon. 1997. Energi and Life. London : Taylor and Francis
Publisher.

LAMPIRAN
NO GAMBAR
1

KETERANGAN
Daun yang akan diekstrak adalah
daun mangkokan.

2
Tahap penyaringan ekstrak
dengan saringan Buchner

3
Hasil pengamatan pada kertas
saring.

Anda mungkin juga menyukai