Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

KANDUNGAN KLOROFIL DAUN

Kelompok : 4A

Tegar Yudha Restuti (101434025)

Dwi Pasinggi (101434039)

Evi Lianawati (101434013)

Lusiana Ayu Damarsari (101434045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2012
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Semua tumbuhan mampu berfotosintesis karena memiliki seperangkat pigmen


fotosintesis yang dibutuhkan. Salah satu jenis pigmen sangat penting pada perangkat
fotosintesis adalah klorofil. Dalam kenyataan yang dapat kita lihat, terdapat perbedaan
intensitas warna daun baik pada antar jenis tumbuhan maupun umur daun. Pada jenis-
jenis tumbuhan tertentu bahkan memiliki daun beraneka warna.

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwarna hijau dan memiliki kloroplas yang berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari melalui fotosintesis. Kloroplas merupakan bagian dari daun, dan juga
terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau,
termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat
pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis.

Pigmen klorofil sebenarnya terdiri atas beberapa molekul pigmen, yaitu klorofil a
dan klorofil b serta karotenoid. Pigmen-pigmen tersebut berfungsi untuk menyerap
cahaya matahari. Pembentukan pigmen klorofil di pengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain unsur nitrogen yang merupakan bahan pembentuk klorofil dan apabila kekurangan
akan menyebabkan klorosis pada tanaman. Dan setiap tanaman memiliki kadar klorofil
yang berbeda-beda.

Pada percobaan ini, untuk mengetahui kandungan pigmen klorofil a dan klorofil b
pada tanaman kami akan melakukan pengujian kandungan klorofil pada beberapa macam
sayuran dengan metode spektrofotometri, menggunakan alat spektrofotometer visibel
(cahaya tampak) dengan panjang gelombang 662 dan 642 nm.

2. Rumusan Masalah
a. Berapakah kandungan klorofil pada daun dari beberapa sampel tanaman dengan
metode spektrofotometri?
b. Dari beberapa sampel tanaman, manakah yang memiliki kandungan klorofil
tertinggi?
3. Tujuan
a. Mengukur kandungan klorofil pada daun dari beberapa sampel tanaman dengan
metode spektrofotometri.
b. Mengetahui tanaman mana yang memiliki kadar klorofil tertinggi dari beberapa
sampel daun.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung


banyak pigmen klorofil. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang
disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini
disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang
disebut lokuli. Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk
membentuk grana (kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang
merupakan tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di
antara membran tilakoid. Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai
beberapa komponen seperti protein, klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara
keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin,
dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen
fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi
energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk
di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat
dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem (Ernita, 2011)

Klorofil adalah pigmen hijau yang ada dalam kloroplastida. Nama klorofil barasal
dari bahasa yunani yaitu chlorophyll (choloros = green (hijau) dan phyllon = leaf (daun).
Pada umumnya klorofil terdapat pada kloroplas sel-sel mesofil daun, yaitu pada sel-sel
parenkim palisade dan atau parenkim bunga karang. Dalam kloroplas, klorofil terdapat pada
membran thylakoid grana. Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua jenis klorofil yaitu
klorofil-a dan klorofil-b. Pada keadaan normal, proporsi klorofil-a jauh lebih banyak
daripada klorofil-b. Klorofil a biasanya berwarna hijau muda, sedangkan klorofil b berwarna
hijau tua. Klorofil berperan dalam transfer elektron berenergi tinggi, dan pusat dari reaksi
fotosintesis berada pada klorofil a.

Klorofil dapat dibedakan menjadi bebrapa tipe, yaitu: klorofil a, b, c, d dan tipe e.
pembagian tersebut adalah berddasarkan rantai samping yang mengingat inti porfitinnya.
Jenis klorofil yang paling banyak ditemukan pada tumbuhan tingkat tinngi adalah jenis a dan
b. Klorofil laen (jenis c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan
klorofil a (Syamsul Huda, 2011).

Gb. Struktur klorofil a dan klorofil b

Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen-pigmen lainnya, yaitu


Karotinoid yang merupakan derivate dari likopen. Pada korola, kaliks, kulit buah yang telah
matang atau masak, klorofil telah menghilang (terurai) dan menimbulkan warna kuning atau
warna merah yang kemudian tampak, atau warna-warna lainnya. Dalam hal demikina
kloroplas telah berganti isi yang disebut kromoplas. Jenis-jenis pigmen yang terdapat pada
tumbuhan adalah klorofil, karotenoid, xantofil, antosianin, fikobilin, dan masih banyak lagi
(Anonim, 2009).

Pigmen klorofil memiliki peran/fungsi tertentu, klorofil a berperan dalam reaksi


terang dan mampu menyerap energi cahaya merah, biru, dan ungu. Klorofil b berperan untuk
menyerap cahaya biru dan oranye, Karotenoid merupakan pigmen penyebab warna merah,
orange dan kuning pada sayuran, dan berperan untuk menyerap cahaya biru dan ungu,
Xantofil bertanggung jawab memberikan warna kuning cerah pada sayuran, Antosianin
Pemberi warna merah, biru dan violet baik pada bunga, buah dan sayur (Tergolong flavonoid
yang larut dalam air), Fikobilin memantulkan cahaya merah biru pada anging merah
(Susilowarno, G. 2008).

Klorofil yang banyak terdapat pada tumbuhan adalah klorofil a dan klorofil b.
Perbedaan klorofil a dan klorofil b (Darmawan, 1983) :

Pembeda Klorofil a Klorofil b


Rumus kimia C55 H72 O5 N4 Mg C55H70O6N4 Mg
Gugus pengikat CH3 CH
menyerap cahaya biru, ungu Menyerap cahaya biru dan
Cahaya yang diserap dan merah oranye dan memantulkan
cahaya kuning hijau
Absorpsi maksimum pada λ 673 nm pada λ 455-640 nm
Terdapat pada Fotosistem Fotosistem II Fotosistem I

Klorofil menyebabkan cahaya berubah menjadi radiasi elektromagnetik pada


spektrum kasat mata(visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna
spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya
tidak diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung energi
cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melali fotosintesisi, sehingga
fotosintesis disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis
tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar matahari dengan bentuk panjang gelombang
antara 400 – 700 nm (http://id.shvoong.com/exact-sciences/1947735-klorofil-dan-
penyebarannya-di-perairan/).

Klorofil memliki beberapa fungsi yaitu:

- Menyerap energi matahari untuk memecah molekul air dalam proses reaksi terang
menjadi oksigen dan hidrogen
- Sebagai mediator pemindahan elektron dalam proses transmisi elektron pada
reaksi kimia di daun.
- Menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di kloroplas.
- Menjaga agar kloroplas tidak mengalami degenerasi (Andreparera, 2011)
- Tempat terjadinya fotosintesis , pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di
jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis
terjadi pada jaringan spons.
- Sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ
respirasi
- Tempat terjadinya transpirasi dan gutasi
- Alat perkembangbiakkan vegetatif, Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas
daun) (Anonimous D, 2011)

Fungsi klorofil bagi kesehatan adalah :

- Klorofil berfungsi membantu pertumbuhan dan perbaikan tumbuhan


- Klorofil membantu menetralkan polusi yang kita hirup maupun yang kita
dapatkan melalui asupan makanan. Karena itu, klorofil merupakan suplemen yang
sangat bagus bagi perokok.
- Klorofil secara efisien melepaskan magnesium dan membantu darah membawa
oksigen yang dibutuhkan ke semua sel di jaringan-jaringan tubuh.
- Klorofil potensial dalam menstimulus sel-sel darah merah untuk menyediakan
suplai oksigen.
- Bersama dengan vitamin lain seperti vitamin A, C, dan E, klorofil terbukti bisa
membantu menetralkan radikal bebas yang berusak sel-sel dalam tubuh.
- Klorofil juga berperan sebagai deodoran dalam mengurangi bau mulut, air seni,
sisa pembuangan, serta menghilangkan bau badan.
- Klorofil juga mengurangi kemampuan zat-zat karsinogen untuk mengikat diri
pada DNA dalam organ-organ utama dalam tubuh.
- Klorofil bermanfaat dalam mengatasi gangguan akibat pembentukan batu kalsium
oksalat.
- Klorofil juga bisa digunakan untuk mengatasi infeksi luka secara alami
(Al-Faqir,S. 2010).
- Bekerja untuk membersihkan dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh secara
alami dan tanpa efek samping.
- Membantu menyeimbangkan hormon dan kandungan asam basa dalam tubuh
yang memang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk memaksimalkan
kondisi tubuh yang sehat.
- Memberikan pemeliharaan nutrisi dalam pembentukan darah
- Untuk meningkatkan kadar oksigen dan jumlah sel darah merah dalam tubuh
manusia (http://klorofil-klorofil.blogspot.com/).
BAB III

ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

A. Alat
- Cawan porselin
- Kertas saring
- Alumunium foil
- Elenmeyer
- Timbangan
- Corong kaca
- Botol flakon
- Gelas ukur
- Tabung reaksi
- Spektrofotometer

B. Bahan
- Daun tanaman monokotil dan dikotil
- Ethanol 96%
- Akuades

C. Cara Kerja
Ambil satu helai daun dari setiap tanaman, cuci bersih dengan akuades

Gerus dengan cawan porselin hingga halus

Timbang sebanyak 0,1 gr, kemudian larutkan dengan ethanol sebanyak 10 ml

Ekstrak larutan dan saring dengan kertas saring, ditampung dalam elenmeyer

Masukkan sebanyak 5 ml ekstrak kedalam kuvet, ukur absorbansinya menggunakan


spektrofotometer pada panjang gelombang 662 dan 642 nm
Cara penggunaan spektrofotometer :
Cuci kuvet untuk sampel dengan ethanol 1x

Cuci kuvet sampel dengan ekstrak 3x

Masukkan ekstrak kedalam kuvet sebanyak 5 ml, isi kuvet blanko dengan ethanol

Pasang pada panjang gelombang 662 dan 642 nm, secara bergantian

Catat hasil atau angka yang muncul pada multimeter

Karena hasil yang muncul masih dalam satuan volt maka konversikan hasil ke angka
serapan (absorbansi)

Setelah didapatkan nilai absorbansi, hitung kadar klorofil total, kadar klorofil a dan
kadar klorofil b

Rumus untuk konversi Volt menjadi nilai Absorbansi :


(4,38192) – (1,44081 * x) + (0,10897 * x2) + 0,032

Rumus perhitungan kadar klorofil :


Total klorofil = 7,12 A662 + 16,8 A642
Klorofil a = 9,93 A662 - 0,777 A642
Klorofil b = 17,6 A662 - 2,81 A642
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Pengukuran Absorbansi Klorofil pada 10 jenis Daun Sayuran Hijau

Volt Absorbansi
No Nama Sayuran
λ 642 nm λ 662 nm λ 642 nm λ 662 nm
1 Daun Kangkung 8,7 9,2 0,127 0,382
2 Daun Singkong 10,8 11,7 1,563 2,473
3 Daun Bayam 9,6 11 0,625 1,75
4 Daun Sawi Bakso 9,4 10,7 0,499 1,473
5 Daun Pepaya 9,8 12 0,759 2,816
6 Daun Kelor 9,9 11 0,83 1,75
7 Daun Bawang 8,7 9,2 0,127 0,382
8 Daun Seledri 8,7 9,2 0,127 0,382
9 Daun Melinjo 8,8 9,1 0,173 0,326
10 Daun Kemangi 8,9 9,6 0,222 0,625

Tabel 2. Kandungan Klorofil pada 10 Jenis Daun Sayuran Hijau

Kadar Klorofil
No Nama Sayuran
Total Klorofil a Klorofil b
1 Daun Kangkung 4,848 3,692 6,361
2 Daun Singkong 43,878 23,345 39,137
3 Daun Bayam 22,959 16,896 29,051
4 Daun Sawi Bakso 18,871 14,241 24,527
5 Daun Pepaya 32,808 27,372 47,425
6 Daun Kelor 26,407 16,736 28,474
7 Daun Bawang 4,848 3,14 6,361
8 Daun Seledri 4,848 3,14 6,361
9 Daun Melinjo 5,273 3,106 5,257
10 Daun Kemangi 8,182 6,32 10,372
 Foto

Gb 1. Pembuatan ekstrak daun Gb 2. Penyaringan ekstrak

Gb 3. Ekstrak daun yang akan di uji kandungan klorofilnya

Gb 4. Pencucian kuvet Gb 5. Ekstrak dalam kuvet


Sampel /
ekstrak

Blanko

Gb 6. Posisi kuvet dalam spektrofotometer Gb 7. Penempatan angka pada λ tertentu

Gb 8. Akan muncul angka / hasil pada multimeter setelah pengukuran

B. Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan ethanol 96% adalah dengan tujuan untuk
melarutkan klorofil yang ada pada daun (pemisahan pigmen klorofil pada daun).
Dari hasil percobaan di atas, terlihat bahwa daun yang memiliki kandungan
klorofil total tertinggi adalah daun singkong sebesar 43,878. Dan daun yang memiliki
kandungan klorofil terendah adalah daun kangkung, daun bawang dan daun seledri
sebesar 4,848. Di awal, daun kangkung terlihat berwarna lebih hijau daripada daun
kemangi, tetapi daun kemangi memiliki kadar klorofil total lebih besar dari daun
kangkung. Begitu juga pada daun melinjo dan daun kemangi, daun melinjo terlihat
berwarna lebih hijau dibandingkan daun kemangi. Tetapi daun kemangi memiliki
kadar klorofil lebih besar daripada daun melinjo. Hal ini membuktikan bahwa
tanaman yang berwarna lebih hijau, belum tentu memiliki kadar klorofil yang tinggi.
Daun yang memiliki kandungan klorofil a terbanyak adalah daun pepaya,
sebesar 27, 372. Dan yang memiliki kandungan klorofil a terendah adalah daun
melinjo, sebesar 3, 106. Sedangkan daun yang memiliki kandungan klorofil b terbesar
adalah daun pepaya sebesar 47, 425. Dan yang memiliki kandungan klorofil b
terendah adalah daun melinjo, sebesar 5,257.
Dari hasil daun pepaya terlihat memiliki kadar klorofil a dan klorofil b
tertinggi dari daun-daun yang lain. Hal ini disebabkan karena faktor umur dari
tanaman. Warna hijau daun sangat berkaitan erat dengan kandungan klorofil. Pada
umumnya, semakin tua daun maka warna hijau daun akan semakin tinggi kandungan
klorofilnya. Selain itu Struktur dan metabolisme daun tua telah lebih sempuran bila
dibandingkan dengan daun muda dalam fotosintesis yang tinggi serta berpengaruh
pada sintesis protein. Hal ini merupakan indikator pertama yang menunjukkan,
bawasanya makin tua umur suatu daun maka akan semakin tinggi kadar klorofil yang
dikandungnya. Selain itu juga karena faktor dari intensitas cahaya, dan daun pepaya
yang digunakan adalah daun yang banyak terkena sinar matahari. Karena klorofil
dapat terbentuk dengan adanya sinar matahari yang mengenai langsung ketanaman.
Dan hal itu terbalik dengan hasil dari daun melinjo, dimana daun melinjo
memiliki kadar klorofil a dan klorofil b terendah dari daun-daun yang lain. Karena
daun melinjo yang digunakan mengkin daun yang muda, dan tidak banyak terkena
sinar matahari langsung.
Berikut ini faktor-faktor yang memepengaruhi kadar klorofil pada tanaman
menurut Dwidjoseputro (1994) :

1. Pembawa faktor, dimana pembentukan klorofil misalnya pada pembentukan


pigmen-pigmen lain seperti hewan dan manusia yang dibawah oleh suatu gen
tertentu di dalam kromosom. Begitu pula dengan tanaman, jika tidak ada klorofil
maka tanaman tersebut akan tampak putih (albino), contoh seperti tanaman
jagung.

2. Sinar matahari, dimana klorofil dapat terbentuk dengan adanya sinar matahari yang
mengenai langsung ketanaman.

3. Oksigen, pada tanaman yang dihasilkan dalam keadaan gelap meskipun diberikan
sinar matahari tidak dapat membentuk klorofil, jika tidak diberikan oksigen.

4. Karbohidrat ternyata dapat membantu pembentukan klorofil dalam daun-daun


yang mengalami pertumuhan. Tanpa adanya karbohidrat, maka daun-daun
tersebut tidak mampu mengahasilkan klorofil.
5. Nitrogen, Magnesium, dan Besi merupakan suatu keharusan dalam pembentukan
klorofil, jika kekurangan salah satu dari zat-zat tersebut akan mengakibatkan
klorosis pada tumbuhan.

6. Unsur Mn, Cu, dan Zn meskipun jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit dalam
pembentukan klorofil. Namun, jika tidak ada unsur-unsur tersebut maka tanaman
akan mengalami klorosis juga.

7. Air, kekurangan air pada tumbuhan mengakibatkan desintegrasi dari klorofil


seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohon dimusim kering.

8. Temperatur 30-40°C merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukkan


klorofil pada kebanyakkan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah pada
temperatur antara 26-30°C

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Tanaman yang berwarna lebih hijau daripada tanaman lain, belum tentu memiliki
kadar klorofil yang tinggi juga.
2. Dari macam-macam tanaman yang telah diuji kadar klorofilnya diatas, daun pepaya
ternyata memiliki kadar klorofil a dan b tertinggi yaitu 27,372 dan 47,425. Dan daun
melinjo memiliki kadar klorofil a dan b terendah yaitu 3, 106 dan 5,257.
3. Daun singkong memiliki kadar klorofil total tertinggi yaitu sebesar 43,878. Dan daun
kangkung, daun bawang dan daun seledri memiliki kadar klorofil total terendah yaitu
4,848.
4. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kadar/kandungan klorofil pada tanaman,
antara lain yang utama adalah faktor dari umur tanaman dan intensitas cahaya.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Lovera, Ernita. 2011. Praktikum Klorofil. Universitas Brawijaya : Malang

Huda, Syamsul. 2011. Fotosintesis. Universitas Airlangga : Malang

http://id.shvoong.com/exact-sciences/1947735-klorofil-dan-penyebarannya-di-perairan/
diunduh pada 20 Maret 2012

http://anasyuraiddah.wordpress.com/2009/11/22/pengukuran-kadar-klorofil-pada-daun-
dengan-spektrofotometri/ (diunduh pada tanggal 20 Maret 2012)

(http://klorofil-klorofil.blogspot.com/)
Diunduh pada tanggal 20 Maret 2012

Anda mungkin juga menyukai