DI SUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tidak dapat berpindah tempat
secara aktif. Pergerakan tanaman hanya dilakukan oleh sebagian organ-organnya saja.
Pergerakan ini dipengaruhi oleh faktor rangsangan dari luar seperti cahaya, sentuhan
dan gravitasi bumi juga dari dalam bagian tumbuhan sendiri seperti pergerakan
sitoplasma sel. Fototropisme merupakan gerak bagian tumbuhan karena rangsangan
cahaya. Gerak bagian tumbuhan yang menuju kearah cahaya disebut fototropisme
positif. Misalnya gerak ujung batang tumbuhan yang membelok ke arah datangnya
cahaya (Anonim,2009). Pada banyak spesies dapat diketahui bahwa tanaman dapat
mengatur pemunculan daunnya secara aktif menuju arah datangnya cahaya.
Fenomena inilah yang disebut dengan fototropisme (Kahlen,2009).
Selain Fototropisme juga ada Geotropisme. Geotropisme adalah pengaruh
gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ tanaman. Bila organ tanaman yang
tumbuh berlawanan dengan gravitasi bumi, maka keadaan tersebut dinamakan
geotropisme negatif. Contohnya seperti pertumbuhan batang sebagai organ tanaman,
tumbuhnya kearah atas. Sedangkan geotropisme positif adalah organ-organ tanaman
yang tumbuh kearah bawah sesuai dengan gravitasi bumi. Contohnya tumbuhnya akar
sebagai organ tanaman ke arah bawah. Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang
menjauhi pusat bumi disebut geotropisme negatif.
Dari penjelasan diatas, kami melakukan percobaan tentang pengaruh cahaya
dan pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan akar tanaman.
b. Rumusan Permasalahan
1. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman?
2. Bagaimana pengaruh gravitasi terhadap pertumbuhan tanaman?
c. Tujuan
1. Mengamati pengaruh cahaya terhadap arah pertumbuhan.
2. Mengamati pengaruh gravitasi terhadap arah pertumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan
dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari
cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan
dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas
disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan (Anonim, 2012).
Ada tiga macam gerak Etinom (rangsangan dari luar) pada tumbuhan :
1. Gerak Tropisme
Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan disebut tropisme. Gerak tropisme terjadi karena gerak tumbuh tumbuhan
yang arahnya menjauhi/mendekati sumber rangsangan, terbagi menjadi dua, yaitu
tropisme negatif (menjauhi) dan tropisme positif (mendekati) (Atutiningsih, 2008).
Secara etimologis, tropisme berasal dari bahasa Yunani yaitu tropos yang memiliki
makna berputar. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan,
tropisme dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu fototropisme, geotropisme,
hidrotropisme, tigmotropisme, dan kemotropisme.
a. Fototropisme
Fototropisme adalah pergerakan pertumbuhan tanaman yang
dipengaruhi oleh rangsangan cahaya. Tumbuhan akan bergerak mendekati
atau menjauhi cahaya. Secara fisiologis, gerak ini juga dipengaruhi oleh
hormon auksin (Astutiningsih, 2008). Bila cahaya datang dari atas tumbuhan,
tumbuhan akan tumbuh tegak mengarah keatas. Hal ini dapat diamati pada
tumbuhan yang hidup dialam bebas. Tanaman pot yang diletakkan di dalam
ruangan dan mendapat cahaya dari samping, ujung batangnya akan tumbuh
membengkok ke arah datangnya cahaya.
Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan adalah bagian
ujung tunas. Bila gerak tersebut mengarah ke sumber rangsangan disebut
fototropisme positif, misalnya gerak tumbuh ujung tunas ke arah cahaya.
Sedangkan gerak yang menjauhi sumber rangsangan cahaya disebut
fotropisme negatif, misalnya gerak tumbuh akar yang menjauhi cahaya.
b. Geotropisme
Geotropisme adalah gerak tumbuhan yang menuju atau menjauhi
pusat bumi (Astutiningsih, 2008), gerak ini dilakukan oleh akar. Gerak ujung
akar itu merupakan suatu geotropi yang positif. Sedangkan arah yang
ditempuh oleh cabang-cabang akar yang agak mendatar itu disebut
diogetropik atau transversal-geotropik. Geotropisme/Gravitropisme dibagi
menjadi dua, yaitu gravitropisme positif (gerakan pertumbuhan akar menuju
arah gravitasi bumi) dan gravitropisme negatif (gerakan pertumbuhan akar
menjauhi arah gravitasi bumi. Namun pada umumnya akar bersifat
gravitropisme positif (Dwidjoseputro, D. 1985).
c. Hidrotropisme
Gerakan tumbuh akar yang yang dipengaruhi oleh adanya air dalam tanah.
Biasanya akar tumbuh lurus ke arah bawah untuk memperoleh air dari dalam
tanah. Akan tetapi, jika pada arah ini tidak terdapat cukup air, maka akar akan
tumbuh membelok ke arah yang cukup air. Gerak akar menuju sumber air
disebut hidrotropisme positif (Astutiningsih, 2008).
d. Tigmotropisme/Haptotropisme
Berasal dari kata thigma yang berarti singgungan atau hapto yang berarti
sentuhan. Tigmitropisme adalah gerak membelok bagian tanaman karena
adanya persinggungan. Contohnya, membelitnya sulur tumbuhan
Cucurbitaceae (Astutiningsih, 2008).
e. Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak tropisme karena adanya rangsangan berupa zat
kimia. Misalnya, gerakan akar yang menuju unsur hara atau pupuk dalam
tanah (Astutiningsih, 2008).
2. Gerak Nasti
Gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan disebut gerak nasti. Gerak nasti juga disebabkan oleh perubahan tekanan
turgor. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan ada beberapa
macam gerak nasti, antara lain fotonasti, termonasti dan tigmonasti.
3. Gerak Taksis
Taksis merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh tumbuhan akibat
adanya rangsangan. Gerak taksis umumnya terjadi pada tumbuhan tingkat rendah.
Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan ada beberapa macam
gerak taksis, yaitu fototaksis dan kemotaksis.
BAB III
ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
A. Fototropisme
1. Bahan : semai Vigna sinensis dalam pot/polybag umur 4 hari
2. Alat :
Pot/polybag
Penggaris
Kotak
Plastik filter
3. Cara kerja :
a. Siapkan 3 pot berisi tanaman Vigna sinensis berumur 4 hari.
b. Siapkan kotak yang berukuran 40x30x30. Salah satu sisi kotak tersebut
diberi 3 lubang dan dilapisi dengan plastik filter yang berwarna merah,
biru dan tidak berwarna.
c. Setiap pot yang berisi tanman diletakkan di dalam kotak sejajar dengan
lubang yang telah diberi filter.
d. Setelah 48 jam, amati arah pertumbuhan dan keadaan tanaman.
e. Bandingkan hasil pengamatan yang diperoleh.
B. Geotropisme
1. Bahan :
Kecambah Phaseolus vulgaris
Kecambah Zea mays
Tissue
Akuades
2. Alat :
Beker gelas
Lempeng kaca
Silet
Karet gelang
3. Cara kerja :
a. Siapkan kecambah kacang tanah dan jagung umur 2 hari.
b. Pilih 20 kecambah yangpertumbuhannya baik dengan panjang akar
kuraang lebih 2 cm.
c. Perlakuan pertama : letakkan kecambah pada lempeng kaca yang
telah dibalut tisu menggunakan karet gelang dengan posisi vertikal
(a) dan posisi horizontal (b).
d. Perlakuan kedua : ujung akar kecambah dipotong kurang lebih 2
cm secara hati-hati kemudian kecambah tersebut diletakkan pada
lempeng kaca yang telah dibalut tissue dengan posisi vertikal (c)
dan posisi horizonta (d). Setiap perlakuan masing-masing 5
kecambah (sebagai ulangan)
e. Lempeng kaca yang telah ditempeli kecambah diletakkan dalam
beker gelas yang berisi akuades untuk menjaga kelembaban.
f. Letakkan beker gelas dalam ruang gelap.
g. Setelah 48 jam, amati dan gambarkan pola pertumbuhan bagian-
bagian kecambah.
h. Bandingkan hasil pengamatan yang diperoleh.
i. Jelaskan mengapa terjadi getropisme.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Pengaruh Cahaya Terhadap Gerak Tumbuh Tanaman
Morfologi Merah Biru Tak Berwarna
Daun Hijau tua tetapi di Tumbuh Daun segar.
pinggiran daun normal. Berwarna
agak menguning. Daun agak hijau
Daun berkerut. tipis. daunnya.
2. Geotropisme
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa perlakuan 2 atau yang akarnya
dipotong lebih cepat pertumbuhan rambut akarnya daripada yang perlakuan
pertama atau tidak dipotong. Hal ini karena sisi bawah dari ujung batang
menerima lebih banyak hormon daripada sisi sebelah atas batang sebagai
akibat dari pengaruh gaya berat. Jadi sel-sel pada sisi bawah itu lebih giat
melakukan pengembangan daripada sel-sel sebelah atas.
Kemudian kecambah yang diletakkan secara horizontal, akarnya akan
belok kebawah. Hal ini karena akumulasi auksin akan berada di bagian bawah
akibat pengaruh dari geotropisme. Pembengkokan ini terjadi disebabkan oleh
penyebaran substansi pendorong pertumbuhan yang tidak merata, dan
pemanjangan itu terjadi didaerah ujung tepatnya dibelakang. Akibat adanya
gravitasi auksin banyak dipindahkan dari atas batang ke bawah bila posisi
kecambah horizontal. Hal ini membuktikan bahwa gravitasi mempengaruhi
gerak akar dan batang. Dimana gerak tumbuh akar yang kebawah itu adalah
gerak geotropisme positif dan gerak batang yang keatas itu adalah
geotropisme negatif.
BAB V KESIMPULAN