Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

(CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP GERAK PADA TUMBUHAN)

M. ARDIAN WISNU WARDANA


(NIM 859541332)

UPBJJ BANDAR LAMPUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
A. Judul Percoban : Ciri-ciri Makhluk Hidup ( Gerak pada Tumbuhan)

B. Tujuan Percobaan
Dalam percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengamati gerak seismonasti
2. Mengamati gerak niktinasti
3. Mengamati gerak tropisme negatif pada tumbuhan

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antaralain sebagai
berikut :
1. Pada pengamatan gerak seimonasti dan niktinasti
Alat- alat percobaan :
- Stopwatch atau jam tangan 1 buah
- Alat tulis dan penggaris
Bahan-bahan percobaan
- Tanaman putri malu (Mimosa pudica) dalam polybag 1 buah
- Kardus yang dilapisi plastik hitam 1 buah
- Lembar pengamatan

2. Pada percobaan gerak geotropisme


Alat percobaan
- Kaleng pengganjal 1 buah
Bahan-bahan percobaan
- Polybag 2 buah
- Tanah yang subur secukupnya
- Biji kacang hijau secukupnya
- Air secukupnya
- Lembar pengamatan
D. Landasan Teori
Makhluk hidup adalah organisme yang menjalankan berbagai fungsi
kehidupan. Makhluk hidup terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan.
Semua makhluk hidup memiliki ciri khas yang membedakannya dengan
benda mati. Secara umum, ciri-ciri makhluk hidup antara lain : bernapas,
memerlukan nutrisi, tumbuh dan berkembang, bergerak, berkembangbiak
(reproduksi), peka terhadap rangsang (iritabilitas), beradaptasi dan
melakukan ekskresi.

Sebagai salah satu contoh makhluk hidup, tumbuhan juga bergerak namun
gerak yang dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti pada hewan dan manusia.
Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas, biasanya gerakannya tidak
berpindah tempat (kecuali pada yang bersel satu). Gerakan yang dilakukan
oleh tumbuhan hanya dilakukan oleh bagian tertentu, misalnya bagian ujung
tunas, ujung akar, atau bagian lembar daun tertentu kecuali pada tumbuhan
bersel satu. Gerakan tumbuhan dapat diamati dengan adanya pertumbuhan
tanaman yang menuju atau ke arah tertentu. Sebagai contoh jika kita
menancapkan sebatang kayu atau ranting di dekat tanaman mentimun atau
tanaman lain yang merambat, maka selang beberapa waktu ranting kayu
tersebut telah dibelit oleh tanaman mentimun atau tanaman yang merambat
lainnya. Demikian pula akar-akar yang menembus tanah menuju ke tempat
yang lembap atau berair. Peristiwa tersebut merupakan contoh bahwa
tumbuhan bergerak. Jadi, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses
pertumbuhan dan adanya kepekaan terhadap rangsang atau iritabilita yang
dimiliki oleh tumbuhan tersebut. Untuk menanggapi rangsangan tersebut,
tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin menuju ke arah rangsang,
menjauhi rangsang, atau hanya sekedar melakukan gerak tanpa
menunjukkan ke arah tertentu.

Berdasarkan sumber rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibedakan


menjadi 2 macam, yaitu gerak endonom dan etionom (esionom).
1. Gerak endonom
Gerak endonom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh
rangsangan atau faktor-faktor yang berasal dari dalam tumbuhan itu
sendiri. Gerak endonom disebut juga autonom. Macam-macam gerak
endonom, yaitu:
a. Nutasi
Adalah gerak spontan dari tumbuhan yang tidak disebabkan adanya
rangsangan dari luar
b. Higroskopis
adalah gerak bagian tumbuhan yang terjadi karena adanya perubahan
kadar air pada tumbuhan secara terus menerus, akibatnya kondisi
menjadisangat kering pada kulit buah atau kotak spora sehingga kulit
biji atau kotak spora pecah. Misalnya: Pecahnya kulit buah polong-
polongan (lamtoro, kembang merak, kacang buncis, kacang kedelai).
Hal ini disebabkan berkurangnya air pada kulit buah. Gerak
higroskopis juga terjadi pada membukanya kotak spora
(sporangium) tumbuhan paku (Pteridophyta) dan lumut phyta).
2. Gerak etionom (esionom)
merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan dari luar tubuh tumbuhan. Gerak etionom disebut juga
dengan gerak esionom. Rangsangan itu dapat berupa: cahaya, sentuhan,
suhu, air, gravitasi bumi dan zat kimia. Organ tumbuhan yang
memberikan respon terhadap rangsangan tersebut adalah: akar, batang,
daun, bunga, buah atau bagian dari organ tumbuhan tersebut.
Berdasarkan arah respon, gerak etionom dibedakan menjadi tiga, yaitu
gerak tropisme, nasti dan taksis.
a. Gerak tropisme
Gerak Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya
dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Tropisme berasal dari
bahasa Yunani, yaitu trope, yang berarti membelok. Bila gerakannya
mendekati arah rangsangan disebut tropisme positif sedangkan jika
gerak responnya menjauhi arah datangnya rangsangan disebut
tropisme negatif. Contoh: gerak batang tumbuhan ke arah cahaya,
gerak akar tumbuhan ke pusat bumi, gerak akar menuju air, dan
gerak membelitnya ujung batang atau sulur pada jenis tumbuhan
bersulur. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme
dibedakan menjadi: fototropisme, geotropisme, hidrotropisme,
kemotropisme, tigmotropisme, termotropisme.
b. Gerak Nasti
Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi
oleh arah datangnya rangsangan. Kata nasti berasal dari bahasa
Yunani, yaitu nastos yang berarti dipaksa mendekat. Oleh karena itu,
arah gerak dari bagian tubuh tumbuhan yang melakukan gerak nasti
ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Contoh : menutupnya daun
putri malu dan tumbuhan venus karena sentuhan, menutupnya daun
majemuk pada tanaman polong saat malam hari, membuka dan
menutupnya bunga pukul empat, membuka serta menutupnya
stomata. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, gerak nasti
dibedakan menjadi: fotonasti, niktinasti, tigmonasti, termonasti dan
nasti kompleks.
c. Gerak Taksis
Taksis adalah gerak seluruh atau bagian tubuh tumbuhan yang
berpindah tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan. Contoh : gerak klorofil (zat hijau daun)
menuju arah datangnya cahaya, gerak Euglena viridis menuju kea
rah datangnya cahaya dan gerak spermatozoa menuju sel telur pada
peristiwa pembuahan (metagenesis) tumbuhan lumut (Bryophyta).
Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, taksis dibedakan
menjadi fototaksis dan kemotaksis. (Wiraatmaja, 2017 : 1-34).

Gerak tubuh tumbuhan terdiri dari gerak tropisme, nasti dan taksis, yang
masing-masing dibedakan lagi berdasarkan jenis rangsangannya. Pada gerak
tropisme, berdasarkan jenis rangsangannya, terdiri dari :
a. Fototropisme, adalah gerak tropisme yang dipengaruhi oleh rangsangan
cahaya.
b. Tigmotropisme, adalah gerak tropisme berupa membelitnya ujung
batang tumbuhan akibat bersentuhan dengan benda atau batang
tumbuhan lain.
c. Geotropisme, adalah gerak tropisme yang dipengaruhi oleh arah
gravitasi bumi.
d. Hidrotropisme, adalah gerak tropisme yang dipengaruhi oleh air.
e. Kemotropisme, adalah gerak tropisme yang dipengaruhi oleh
rangsangan berupa zat kimia.
Pada gerak nasti, berdasarkan jenis rangsangannya dapat terdiri dari :
a. Fotonasti, adalah gerak nasti karena pengaruh rangsangan cahaya
b. Seismonasti, adalah gerak nasti karena pengaruh rangsangan sentuhan
atau getaran.
c. Niktinasti, adalah gerak nasti karena pengaruh rangsangan berupa
suasana gelap
d. Termonasti, adalah gerak nasti karena pengaruh rangsangan suhu.
e. Nasti kompleks, adalah gerak nasti akibat pengaruh beberapa
rangsangan.
Pada gerak taksis, berdasarkan jenis rangsangannya terdiri dari :
a. Fototaksis, adalah gerak taksis karena pengaruh rangsangan cahaya.
b. Kemotaksis, adalah gerak taksis akibat pengaruh rangsangan zat kimia.
(Sukoco, 2017 : 36-37).
E. Prosedur Percobaan
a. Gerak Seismonasti
Langkah-langkah kegiatan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan, seperti polybag yang
telah berisi tanaman putri malu, lembar kerja, alat-alat tulis dan
penggaris. Tanaman putri malu dalam polybag telah disediakan
beberapa hari sebelumnya, sehingga pada saat percobaaan dalam
keadaan segar. Caranya adalah mengambil tanaman putri malu
tersebut dengan mencangkulnya bersama dengan tanah, tanpa
mengganggu bagian akarnya, kemudian pindahkan ke dalam
polybag.
2. Meletakkan polybag berisi putri malu yang telah disiapkan
sebelumnya di atas meja, kemudian lakukan sentuhan halus,
sedang, hingga paling kasar terhadap daun-daun putri malu
tersebut, dengan menggunakan penggaris.
3. Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.

b. Gerak Niktinasti
Langkah-langkah kegiatan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan dua buah polybag berisi putri malu
2. Memberikan tanda A pada polybag pertama dan B pada polybag
kedua.
3. Meletakkan polybag A pada tempat terang dan terbuka
4. Menyimpan polybag B di atas meja, kemudian tutup menggunakan
kardus yang kedap cahaya dengan hati-hati, agar tidak
menyentuhnya
5. Membiarkan pot B tertutup selama lebih kurang setengah jam,
setelah itu tutup dibuka dengan hati-hati (tidak menyentuh
tanaman)
6. Mengamati perubahan yang terjadi pada daun putri malu tersebut,
kemudian membandingkannya dengan daun putri malu pada
polybag A.
7. Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan
c. Gerak Tropisme (Geotropisme Negatif)
Langkah-langkah kegiatan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan dua buah polybag berisi kacang hijau. Caranya
adalah dengan menanam masing-masing 3 butir kacang hijau pada
dua buah polybag. Penanaman kacang hijau ini sebaiknya sudah
dilakukan 1-2 minggu sebelum percobaan dimulai, dan dilakukan
di tempat terbuka, sehingga tanaman yang dihasilkan berdiri tegak.
2. Memberikan label A untuk polybag pertama dan B untuk polybag
kedua
3. Meletakkan polybag B secara mendatar (horizontal), sedangkan
polybag A dibiarkan berdiri tegak (vertikal), kemudian simpan
keduanya di tempat terbuka
4. Melakukan pengamatan setiap pagi dan sore selama 1 minggu
5. Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan

F. Hasil Pengamatan
a. Hasil Pengamatan pada Gerak Seismonasti dan Niktinasti
Hasil pengamatan pada gerak seismonasti dan niktinasti dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Hasil pengamatan gerak sesismonasti


Jenis sentuhan pada
No Reaksi daun putri malu Keterangan
daun putri malu
1 Halus Daun menguncup Daun kembali
(menutup) dengan ke posisi
lambat, daun majemuk semula
tidak semuanya (membuka)
menutup (hanya bagian lebih cepat (± 7
yang disentuh saja) dan menit, 56 detik
menyisakan beberapa
daun yang masih
terbuka
2 Sedang Daun menutup agak Untuk kembali
cepat, seluruh bagian ke posisi
daun majemuk menutup semula,
membutuhkan
waktu yang
lebih lama jika
dibandingkan
dengan
perlakuan
pertama (± 9
menit, 33 detik)
3 Kasar Daun menutup dengan Membutuhkan
cepat, tangkai daun waktu yang
merunduk dan seluruh lebih lama
daun majemuk (tiga untuk dapat
daun dalam satu kembali ke
tangkai) semuanya posisi semula (±
menutup 16 menit, 21
detik)

Tabel 1.2 Hasil pengamatan gerak niktinasti


Reaksi daun putri malu
No Polybag putri malu
Mula-mula ½ jam kemudian
1 Disimpan di tempat Daun putri malu Daun putri malu
terang dalam keadaan tetap dalam keadaan
terbuka terbuka
2 Ditutup dengan Daun putri malu Daun putri malu
kardus yang kedap dalam keadaan menutup
cahaya terbuka (menguncup),
disertai dengan
beberapa tangkai
yang merunduk

b. Hasil Pengamatan pada Gerak Geotropisme Negatif


Hasil pengamatan pada gerak geotropisme dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1.3 Hasil pengamatan gerak geotropisme negatif
Jenis Pengamatan hari ke-
Keterangan
polybag 1 2 3 4 5 6 7
A 0 0,7 1,5 2,2 3,0 3,8 4,5 Batang tumbuh tegak
B 0 0,5 1,3 2,1 3,3 4,6 5,8 Batang tumbuh
membelok mengikuti
arah cahaya matahari
(menjauhi titik pusat
gravitasi bumi)

G. Pertanyaan-pertanyaan
1. Sebutkan dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti!
Jelaskan alasan Anda memilihnya!
2. Apa perbedaan antara niktinasti dengan seismonasti pada percobaan
yang telah Anda lakukan? Jelaskan!
3. Pada perobaan geotropisme yang telah Anda lakukan, sebenarnya Anda
juga sekaligus telah membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa
demikian? Jenis fototropisme apakah yang terjadi? Jelaskan!

Jawaban Pertanyaan
1. Dua tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti adalah tumbuhan
petai cina atau lamtoro (Laucaena leucocephala) dan bunga merak
(Caesalpinia pulcherrima). Alasnnya adalah karena keduanya termasuk
ke dalam kelompok tumbuhan polong-polongan (Leguminosaceae)
sama seperti tumbuhan putri malu (Mimosa pudica), dimana kelompok
tumbuhan tersebut akan memberikan respon dengan menutupkan
daunnya ketika gelap (malam hari) dan akan membuka kembali
daunnya ketika matahari terbit.
2. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, perbedaan gerak
niktinasti dengan seismonasti, terletak pada jenis rangsangnnya. Pada
pengamatan gerak niktinasti, jenis rangsangannya adalah cahaya gelap
(malam). Sedangkan pada seismonasti, jenis rangsangannya adalah
sentuhan/getaran.
3. Pada pengamatan gerak geotropisme yang telah dilakukan, sekaligus
membuktikan adanya gerak fototropisme. Hal ini karena gerak
fototropisme berkebalikan dengan geotropisme, terkait dengan arah
bagian tumbuhan dalam menanggapi rangsangan. Pada gerak
geotropisme, bagian tumbuhan yang menanggapi rangsangan adalah
akar, dan geraknya menuju pusat bumi (gravitasi bumi). Sedangkan
pada gerak fototropisme, bagian tumbuhan yang menanggapi
rangsangan adalah batang, dan geraknya menuju arah datangnya cahaya
matahari. Sehingga, apabila digunakan tumbuhan yang sama, dengan
perlakuan diletakkan secara horizontal, gerak akar menuju pusat bumi
akan menunjukkan gerak geotropisme (geotropisme positif), dan gerak
batang menuju arah datangnya matahari menunjukkan gerak
fototropisme (geotropisme negatif).
H. Pembahasan
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Tumbuhan sebagai salah
satu contoh makhluk hidup juga melakukan aktivitas bergerak. Namun jika
dibandingkan dengan gerakan pada hewan, gerak pada tumbuhan lebih
bersifat statis (tidak berpindah secara mobile), sedangkan gerak pada hewan
lebih bersifat dinamis (gerak berpindah tempat). Gerak statis pada
tumbuhan terjadi karena hanya sebagian tubuh tumbuhan yang bergerak,
seperti ujung tunas, ujung akar, atau bagian lembar daun tertentu kecuali
pada tumbuhan bersel satu. Sedangkan gerak pada hewan lebih dinamis,
karena memiliki anggota gerak berupa tulang, otot dan sendi.

Dalam percobaan ini, akan ditunjukkan bukti bahwa tumbuhan sebagai


salah satu makhluk hidup juga melakukan gerakan. Gerak pada tumbuhan
secara umum dibagi menjadi dua, yaitu gerak endonom (autonom) dan
gerak etionom (esionom). Gerak endonom adalah gerak tumbuhan yang
disebabkan oleh rangsangan atau faktor-faktor yang berasal dari dalam tumbuhan
itu sendiri. Yang termasuk ke dalam gerak endonom adalah gerak nutasi dan
higroskopis. Sedangkan gerak etionom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan
oleh adanya rangsangan dari luar tubuh tumbuhan. Berdasarkan jenis dan arah
datangnya rangsang, gerak etionom (esionom) dibagi menjadi tiga, yaitu gerak
taksis, nasti dan tropisme. Gerak tropisme adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan,
dimana arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Gerak nasti
adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan dimana arah gerakannya tidak ditentukan
oleh arah datangnya rangsang. Sedangkan gerak taksis adalah gerak pindah tempat
seluruh tubuh tumbuhan mengikuti arah datangnya rangsang. (Wiraatmaja, 2017 :
1-34).

Fokus pengamatan gerak pada tumbuhan dalam percobaan ini, adalah pada
gerak nasti dan tropisme. Kedua gerak tersebut memiliki perbedaan dalam
hal proses menanggapi rangsang. Pada gerak nasti, arah geraknya tidak
dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Sedangkan pada gerak tropisme,
arah geraknya mengikuti arah datangnya rangsang. Gerak nasti yang diamati
dalam percobaan adalah gerak seismonasti dan niktinasti. Sedangkan gerak
tropisme yang diamati dalam percobaan adalah geotropisme. Gerak
seismonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan
sentuhan/getaran. Gerak niktinasti adalah gerak nasti karena rangsangan
gelap, dan gerak geotropisme adalah gerak tropisme menuju pusat bumi
(gravitasi bumi). (Sukoco, 2017 : 36-37).

Pada percobaan pengamatan gerak seismonasti, digunakan tumbuhan putri


malu (Mimosa pudica) sebagai bahan pengamatan yang akan diberikan
beberapa perlakuan. Digunakannya tumbuhan putri malu sebagai objek
penelitian karena tumbuah tersebut memiliki sensitivitas yang tinggi
terhadap sentuhan. Sebelum digunakan, tumbuhan putri malu tersebut sudah
ditanam pada media polybag dan dalam kondisi yang segar. Perlakuan yang
diberikan berupa sentuhan ringan, sedang dan kasar pada daun putri malu
dengan menggunakan penggaris.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 1.1, setelah diberi perlakuan


sentuhan yang berbeda, ternyata tumbuhan putri malu juga memberikan
respon gerak yang berbeda pula. Pada sentuhan ringan, respon yang
ditunjukkan oleh daun putri malu adalah menguncup/menutup dengan
lambat, namun tidak semua bagian daun majemuknya tertutup. Pada
sentuhan sedang, seluruh daun majemuk menutup dan geraknnya lebih cepat
daripada sentuhan ringan. Sedangkan jika diberi sentuhan kasar, respon
yang ditunjukkan adalah daun putri malu akan menutup dengan sangat
cepat, disertai dengan tangkai daun yang merunduk menjauhi arah
datangnya sentuhan. Seluruh respon yang ditunjukkan oleh putri malu ini
menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut memiliki kepekaan terhadap
sentuhan. Dengan demikian gerak yang dilakukan oleh tumbuhan putri malu
setelah diberikan rangsangan berupa sentuhan (ringan, sedang ataupun
kasar) menunjukkan bahwa tumbuhan putri malu melakukan gerak
seismonasti, yaitu gerak nasti karena pengaruh rangsangan sentuhan.
Dimana gerak menjauhi rangsang (sesuai konsep gerak nasti) ditunjukkan
pada perlakuan dengan sentuhan kasar, yaitu bagian tangkai tumbuhan putri
malu bergerak merunduk (ke bawah) menjauhi arah datangnya sentuhan.
Pada percobaan pengamatan gerak niktinasti, masih digunakan tumbuhan
putri malu (Mimosa pudica) sebagai bahan pengamatan (objek pengamatan),
namun diberikan perlakuan yang berbeda dengan pengamatan sebelumnya.
Pada percobaan ini, digunakan dua buah tumbuhan putri malu yang sudah
ditanam pada media polybag. Kemudian pada polybag pertama diberikan
label A, untuk nantinya diberikan perlakuan diletakkan di tempat terang,
dan polybag kedua diberikan label B, kemudian diberikan perlakuan ditutup
dengan kardus yang kedap cahaya. Lalu keduanya dibiarkan selama 30
menit.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 1.2, melalui perlakuan yang telah
diberikan, respon yang ditunjukkan oleh tumbuhan putri malu adalah
sebagai berikut. Tumbuhan putri malu pada polybag A tidak menunjukkan
respon telah terjadi perubahan. Sebelum diberikan perlakuan, daun
tumbuhan putri malu pada polybag A dalam kondisi terbuka, dan setelah
disimpan/diletakkan di tempat terang, kondisi daun masih tetap terbuka.
Berbeda halnya dengan tumbuhan putri malu pada polybag B, sebelum
diberikan perlakuan, daun tumbuhan putri malu dalam kondisi terbuka,
namun setelah diberikan perlakuan dengan menutupnya menggunakan
kardus yang kedap cahaya, tumbuhan putri malu menunjukkan respon
menutupkan semua daunnya, dan disertai dengan beberapa tangkai daun
yang merunduk. Dengan demikian, respon menutupnya daun tumbuhan
putri malu setelah ditutup dengan menggunakan kardus yang kedap cahaya
menunjukkan bahwa tumbuhan putri malu telah melakukan gerak niktinasti,
yaitu gerak nasti karena pengaruh gelap. Gerak niktinasti ini umum
dilakukan oleh kelompok tumbuhan polong-polongan (Leguminosaceae),
dimana kelompok tumbuhan tersebut akan menutupkan daunnya ketika
gelap (tenggelamnya matahari), dan akan membukakan daunnya kembali
ketika matahari terbit, sehingga gerak niktinasti ini disebut juga sebagai
gerak tidur pada tumbuhan.

Pada percobaan pengamatan gerak tropisme, digunakan kacang hijau (Vigna


radiata) yang ditanam pada media polybag. Perlakuan yang diberikan
adalah polybag pertama diberikan label A dan diletakkan secara vertikal,
sedangkan polybag kedua diberikan label B, dan diletakkan secara
horizontal (mendatar). Pengamatan dilakukan selama 7 hari untuk
mengetahui bagaimana respon tumbuhan terhadap perlakuan yang telah
diberikan.

Berdasarkan pengamatan pada tabel 1.3, melalui perlakuan yang telah


diberikan respon yang ditunjukkan oleh tumbuhan kacang hijau adalah
sebagai berikut. Tumbuhan kacang hijau pada polybag A tumbuh dengan
normal dengan posisi batang menjulang ke atas mengikuti cahaya matahari.
Kemudian pada polybag B, batang tumbuhan kacang hijau tumbuh
mendatar sejajar dengan tanah, dengan ujungnya membelok ke atas
mengikuti arah cahaya matahari. Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa
tumbuhan kacang hijau telah melakukan gerak tropisme, yaitu fototropisme
sekaligus geotropisme negatif. Respon yang diperlihatkan oleh tumbuhan
kacang hijau pada polybag A menunjukkan bahwa tumbuhan kacang hijau
telah melakukan gerak fototropisme. Sedangkan respon pada polybag B,
menunjukkan bahwa tumbuhan kacang hijau telah melakukan gerak
geotropisme, yaitu geotropisme negatif. Hal ini karena gerak batang
tanaman kacang hijau tumbuh berlawanan arah dengan pusat bumi (gravitasi
bumi) yaitu bagaian ujung batang tumbuh membelok ke atas membelok
mengikuti arah cahaya matahari.

Dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan dalam percobaan, menunjukkan


bahwa tumbuhan sebagai salah satu contoh makhluk hidup, juga memiliki
ciri-ciri bergerak. Namun gerakkannya terbatas pada gerak sebagian anggota
tubuh, seperti ujung tunas, ujung akar, atau bagian lembar daun tertentu.
Kemudian gerak yang ditunjukkan oleh tumbuhan ditimbulkan oleh
kepekaan tumbuhan terhadap jenis dan arah datangnya rangsang,
sebagaimana yang telah dijelaskan dalam percobaan pengamatan gerak
seismonasti, niktinasti dan geotropisme negatif ini.
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Gerak seismonasti merupakan gerak nasti yang terjadi karena pengaruh
rangsangan berupa sentuhan. Dalam pengamatan, gerak ini ditunjukkan
oleh gerakan tumbuhan putri malu yang menguncupkan (menutupkan)
daunnya setelah mendapatkan rangsangan sentuhan ringan, sedang
ataupun kasar.
2. Gerak niktinasti merupakan gerak nasti yang terjadi karena pengaruh
gelap. Dalam pengamatan, gerak ini ditunjukkan oleh gerakan
tumbuhan putri malu yang menguncupkan (menutupkan) daunnya
setelah mendapatkan perlakuan ditutup dengan kardus yang kedap
cahaya, sehingga ruangan di sekitar putri malu menjadi gelap.
3. Gerak geotropisme negatif merupakan gerak tropisme yang arahnya
berlawanan dengan arah pusat bumi (gravitasi bumi). Dalam
pengamatan, ditunjukkan oleh gerakan batang tumbuhan kacang hijau
yang tumbuh membelok ke atas menuju ke arah cahaya matahari,
setalah sebelumnya diletakkan secara horizontal sejajar dengan tanah.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman, dkk. 2021. Praktikum IPA di SD (BMP) Edisi 2.
Tanggerang Selatan : Uiversitas Terbuka.

Sukoco, Teo, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII.
Klaten : Intan Pariwara.

Wiraatmaja, I Wayan. 2017. Bahan Ajar Gerak pada Tumbuhan. Denpasar :


Universitas Udayana.
K. Kesulitan yang Dialami
1. Kesulitan yang dialami :
a. Penanaman bahan/media praktik khususnya tanaman putri malu,
cukup menyita waktu dan banyak menemui kendala, khususnya
karena putri malu harus diberikan perlakuan yang khusus dalam
penanamannya, sehingga banyak diantara Mahasiswa tidak bisa
melakukan demonstrasi ketika sudah waktunya pengamatan
dikarenakan tanaman putri malu yang ditanam layu.
b. Waktu persiapan bahan/media praktik yang sangat dekat dengan
jadwal perkuliahan, khususnya pada perkuliahan tweb sesi pertama
dengan kedua, sehingga mengakibatkan Mahasiswa cenderung
belum siap dalam mempersiapkan bahan/media praktik yang akan
diamati dan kurang menguasai materi perkuliahan dengan baik.

2. Saran dan Masukan


a. Terkait dengan penanaman bahan/media praktik seperti tanaman
putri malu, hendaknya dilakukan pengamatan langsung di alam.
Hal ini dilakukan supaya Mahasiswa dapat melakukan pengamatan
langsung, tanpa terkendala menemui tanaman putri malu yang layu
karena dipindahkan ke tempat lain.
b. Terkait dengan persiapan Mahasiswa dalam menyediakan bahan/
media praktik dan penguasaan materi, diharapkan agar jadwal
pekuliahan dapat disesuaikan dengan lebih bijak, supaya
Mahasiswa dapat lebih matang lagi dalam mempersiapkan bahan
dan penguasaan materi praktikum.
L. Foto/Video Praktikum

(Isikan foto-foto/link video berseri hasil praktikum minimal memuat 3 kegiatan


yaitu pendahuluan, proses dan hasil. Untuk jumlah foto berseri boleh lebih dari 3)

Tahap Awal / Pembukaan Dskripsi Foto/Video

Pada kegiatan ini, mahasiswa


mempersiapkan bahan-bahan yang
diperlukan dalam perkuliahan sesi
1.
Pada gambar 1, mahasiswa sedang
mempersiapkan media tanam
(polybag) yang nantinya akan diisi
dengan tanaman putri malu dan
kacang hijau.
Pada gambar 2, mahasiswa sedang
melakukan pemindahan dan
penanaman tumbuhan putri malu
(Mimosa pudica) pada media
tanam.
Pada gambar 3, mahasiswa sedang
melakukan penyemaian biji
tanaman kacang hijau pada media
tanam.
Proses Kegiatan Deskripsi foto/video

Pada kegiatan ini, mahasiswa


melakukan pengamatan terkait
dengan gerak seismonasti,
niktinasti dan geotrpisme negatif.
Pada gambar 1, mahasiswa sedang
melakukan perlakuan berupa
memberikan sentuhan pada daun
tumbuhan putri malu.
Pada gambar 2, mahasiswa sedang
melakukan perlakuan berupa
menutup polybag B dengan
menggunakan kardus yang kedap
cahaya.
Pada gambar 3, mahasiswa sedang
memberikan perlakuan berupa
meletakkan posisi polybag B
secara mendatar sejajar dengan
tanah.
Tahap Akhir Deskripsi foto/video

Pada kegiatan ini mahasiswa


melakukan pengamatan terhadap
perlakuan-perlakuan yang telah
dilakukan dan mencatatnya pada
tabel pengamatan.
Pada gambar 1, mahasiswa sedang
mengamati respon dari tanaman
putri malu setelah mendapatkan
rangsangan berupa sentuhan.
Pada gambar 2, mahasiswa sedang
menunjukkan hasil perlakuan pada
tanaman putri malu yang ditutup
kardus, dan membandingkannya
dengan tanaman putri malu pada
polybag A.
Gambar 3, mahasiswa sedang
menunjukkan hasil pengamatan
terkait pertumbuhan tanaman
kacang hijau yang diletakkan
secara vertikal dan horizontal.

Anda mungkin juga menyukai