Anda di halaman 1dari 11

LKPI

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM


(PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN)

DWI NUR RAHMADI


836147052

UPBJJ BANDAR LAMPUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020

1. PENGAMATAN STRUKTUR BUNGA


A. Judul
Struktur Bunga

B. Tujuan
Mengamati struktur bunga

C. Alat dan Bahan


1. Loup (kaca pembesar) 1 buah.
2. Pinset 1 buah.
3. Pisau/silet 1 buah.
4. Bunga kembang sepatu 1 buah (bisa diganti dengan bunga lain yang ada
di daerah anda).
D. Prosedur Kerja
1. Amatilah bagian-bagian bunga dengan tanpa merusaknya, perhatikan
bagian kelopak, mahkota, benang sari, putik, dan dasar bunganya.
2. Gambarlah hasil pengamatan dan lengkapi keterangan gambar.
3. Amatilah bagian kelopaknya. Catatlah bentuk dan warna kelopak yang
diamati.
4. Amati pula mahkota bunganya. Catat bentuk dan warnanya.
5. Untuk mengamati benang sari, Anda harus menyiingkirkan bagian
mahkota bunga. Hitunglah jumlah benang sari yang ada. Apakah
benang sari melekat pada mahkota bunga? Catat hasil pengamatan
Anda. Dengan menggunakan kaca pembesar amati bagian kepala sari
(anthera). Apakah anda melihat adanya serbuk sari yang bentuknya
mirip debu pada kepala sari?
6. Amatilah bagian putik yang biasanya terletak di bagian tengah bunga.
Catatlah bagaimana bentuk putik bunga tersebut. Perhatikan bagian
ovarium, tangkai putik dan kepala putiknya.
7. Buatlah gambar struktur putik, meliputi ovarium, tangkai putik dan
kepala putik. 

E.Jawaban Pertanyaan

1. Ada 5 buah benang sari.


2. Benang sari berfungsi sebagai alat perkembangbiakan jantan,
sedangkan putik sebagai alat perkembangbiakan betina. Jika tidak ada
benang sari atau putik, tidak akan terjadi proses pembuahan, yang
diawali proses penyerbukan dimana menempel dna jatuhnya benang
sari ke kepala putik.
F.Hasil Pengamatan

G.Pembahasan
Struktur Bunga
1. Kelopak bunga, merupakan bagian bunga paling besar, berwarna hijau.
Fungsinya untuk melindungi bunga sepatu saat kuncup. Bentuknya
panjang dna ujungnya lancip.
2. Mahkota bunga, merupakan bagian bunga yang terletak di dalam
kelopak bunga, besar dan indah, tersusun bertumpuk-tumpuk. Mahkota
berbentuk bundar dan lebar, berwarna merah. Mahkota bunga untuk
menarik serangga untuk datang menghisap madu dna membantu proses
penyerbukan.
3. Benang sari, merupakan bagian dari bunga yang terletak di mahkota
bunga. Benang sari berbentuk panjang dan kecil, dan diujungnya
terdapat kepala sari. Berwarna merah kekuningan, dan berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan jantan. Benang sari tidak melekat pada
mahkota bunga, dan terdapat serbuk sari pada kepala sari.
4. Putik, merupakan bagian dari bunga dan terdapat di dalam mahkota
bunga. Bentuknya bundar berwarna merah, dan berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan betina.
5. Bunga disayat secara vertikal
6. Saat disayat secara vertikal, terdapat ovarium (bakal buah), yang
nantinya akan berkembang menjadi buah. Selain ovarium juga terdapat
ovulum (bakal biji), yang berisi gamet betina yang setelah dibuahi
gamet jantan akan berkembang menjadi embrio. Ovulum melekat pada
dinding ovarium melalui sebuah tangkai.
H.Kesimpulan
Jadi, bunga sepatu memiliki struktur bunga lengkap, tapi tidak bisa
melakukan perkembangan secara generative. Hal ini disebabkan letak
putik berada diatas benang sari,s ehingga sulit terjaid penyerbukan dan
pembuahan. Bunga sepatu dikembangbiakkan dengan cara vegetative
buatan, yaitu stek batan dan mencangkok.

2. PENGAMATAN PERKEMBANGBIKAN VEGETATIF ALAMI

A. Judul
Perkembangan Aseksual (Vegetatif) Alami

B. Tujuan 
Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara
vegetative alami.

C.Alat dan Bahan


1. Alat-alat tulis dan lembar pengamatan.
2. Tumbuhan yang ada di sekitar anda.
3. Cangkul kecil (kored-Sunda) atau sekop.

D.Prosedur

1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.


2. Pergilah ke kebun yang ada di sekitar tempat tinggal anda.
3. Carilah jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan vegetative
alami (misalnya: dengan cara bertunas, akar rimpang, geragih, dan umbi).
4. Galilah tanaman, jika anda ingin meyakinkan umbi atau akar rimpang.
5. Gambarkan morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan
vegetatif alami.

E.Hasil Pengamatan
Tabel Perkembangan aseksual alami pada tumbuhan

F.Pembahasan

1. Tunas, tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda
menjadi tumbuhan baru dan tumbuh di sekitar induknya. Tunas tidak
bergantung pada induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas akan terus
tumbuh.
2. Akar tinggal, merupakan batang yang seluruhnya berada dan tumbuh
menjalar di permukaan tanah. Tunas tumbuh di setiap buku-buku kara
tinggal.
3. Umbi akar, merupakan akar yang membesar yang berisi cadangan
makanan. Jika ditanam bersama dengan pangkal batang maka akan
tumbuh tunas.
4. Umbi lapis, seperti pelepah daun berlapis-lapis. Perkembangbiakan umbi
lapis dimulai dengan tumbuhnya siung pada tunas yang paling luar.
Diawal pertumbuhannya, siung mengambil makanan dari induknya.
Ketika siung telah berdaun dan berakar, siung dapat membuat makanannya
sendiri dengan proses fotosintesis.
G.Kesimpulan
Jadi, perkembangbiakan vegetative alami dapat terjadi melalui akar tinggal,
tunas, umbel lapis, umbi akar, dan sebagainya.

3. PERKEMBANGAN ASEKSUAL (VEGETATIF) BUATAN


PADA TUMBUHAN
A. Judul
Perkembangan Aseksual (Vegetatif) Buatan pada Tumbuhan

B. Tujuan 
Terampil melakukan perkembangbiakan vegetative buatan dengan cara
menyambung, okulasi, dan mencangkok.

C.Alat dan Bahan


1.Guntik stek
2.Pisau tajam
3.Tanah gembur dan humus
4.Plastik/sabut kelapa
5.Tanaman untuk keperluan stek, okulasi, nyambung, dan cangkok
6.vaselin

D.Prosedur
1.Okulasi (menempel)
1) Tentukan jenis tanaman yang akan ditempel.
2) Tentukan pula jenis tanaman yang masih muda dengan diameter batang ±
1 cm (sebesar jari kelingking) dan berasal dari biji serta mempunyai sifat
batang dan perakaran yang kuat, untuk dijadikan batang bawah.
3) Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 cm pada batang
bawah.
4) Ambil kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang akan
ditempel dengan ukuran yang sama dengan torehan pada batang bawah.
5) Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali rafia dan
tutuplah dengan celah-celah yang ada dengan menggunakan vaselin.
6) Setelah tunas baru tumbuh, bukalah tali pengikatnya dan potonglah bagian
atas dari tanaman bawah.

2.Menyambung

1) Carilah tanaman bawah (root stock) kira-kira sebesar jari kelingking.


2) Potonglah batang tersebut secara miring dengan jarak lebih kurang 5 cm
dari permukaan tanah dan beri sedikit sayatan pada potongan tersebut.
3) Ambillah ranting tanaman yang sejenis yang mempunyai sifat-sifat yang
kita inginkan dan ukurannya kira-kira sama dengan ukuran batang bawah
dan dipotong dengan kmeiringan yang sama dengan kemiringan potongan
batang bawah dan diberi sedikit sayatan pada potongan batang bawah
tersebut.
4) Sambungkan ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikat dengan
menggunakan sloptip transparan atau tali rapia.
5) Buang ranting pada tanaman bawah dan jagalah tanaman tersebut agar
tidak terkena sinar matahari terlalu banyak.
3.Mencangkok

1) Tentukan jenis tanaman yang anda inginkan untuk dicangkok, syaratnya


memiliki cambium dan mudah anda jumpai.
2) Pilihlah cabang yang akan dicangkok dengan diameter ± 2,5 cm dan tidak
berpenyakit.
3) Kulit cabang tanaman tersebut sepanjang ± 10 cm dan berjarak 10-15 cm
dari pangkal cabang.
4) Buanglah kambiumnya dengan cara mengoreknya sampai bersih.
5) Biarkan mongering selama 6-2 jam.
6) Tutuplah bagian yang terbuka tersebut dengan tanah yang gembur
dicampur kompos secukupnya.
7) Bungkuslah dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua ujungnya

E.Hasil Pengamatan
1.Menempel (okulasi)
No. Kondisi tempelan hari ke
1 0Keadaan awal
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Belum ada perubahan
8 Mulai terllihat adanya perubahan
9 Mata tunas mulai merekat
10 Mata tunas mulai tumbuh mengencang
11 Mata tunas tumbuh semakin mengencang, kemudian tunas tumbuh
2. Menyambung (enten)
No Kondisi tempelan hari ke
1 0Keadaan awal
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Belum ada perubahan
8 Mulai terlihat perubahan
9 Mulai terlihat daun
10 Daun terlihat bertambah 
11 Daun semakin bertambah dan lebar

3.Mencangkok 
No Kondisi tempelan hari ke
1 Belum ada perubahan
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Belum ada perubahan
8 Sedikit merekat dan mulai menyatu dengan batang lama
9 kambium menyatu dengan kedua batang
10 Akar baru Nampak jelas
11 Menunggu akar kuat, kemudian siap dipindahkan

F.Pembahasan
Pada percobaan tersebut, tumbuhan dapat dikembangbiakkan dengan cara
buatan (vegetative buatan) diantaranya dengan menempel (okulasi), menyambung
(enten), dan mencangkok. Pada percobaan, butuh waktu yang agak lama untuk
mengetahu hasil, seperti pada kegiatan menempel, pada minggu pertama belum
terlihat perubahan, tapi memasuki minggu kedua terlihat sedikit perubahan,
dimana tunas terlihat mulai tumbuh dan mengencang, hal ini juga terjadi pada
kegiatan menyambung dan mencangkok.
Hasil tempelan, sambungan, atau cangkokan bisa dipindahkan pada pot
lain dengan melihat seberapa kuat hasil cangkokan tersebut, jika dirasa sudah
kuat, bisa dipindahkan pada pot lain. Pada perkembanbiakan tersebut ada syarat
tertentu, misalnya menempel dilakukan pada batang yang kuat dan mata tunas
memiliki sifat serupa dengan tumbuhan yang akan ditempeli. Dalam mencangkok
dibutuhkan tumbuhan yang sudah memiliki kambium.

G.Kesimpulan
Jadi, perkembangbiakan tidka hanya terjadi secara alami, tapi juga bisa
menggunakan cara lain yang disebut dengan vegetatif buatan. Contoh dari
vegetative buatan yaitu menempel, menyambung, dan mencangkok. Dengan cara-
cara tersebut, dapat dihasilkan produk baru dan juga bisa meningkatkan kualitas
tumbuhan seperti yang diinginkan.

H.Jawaban Pertanyaan

1. Agar tidak terkena tangan atau kotoran.


2. Karena tanaman bawah merupakan kultur jaringan yang rentan pada
serangan hama.
3. Minggu ke 2 dan 3 tunas atau daun pada percobaan menyambung
mengalami pertumbuhan. 
4. Sekitar minggu ke 2 dan 3 (28-35 hari) sambungan sudah menyatu dengan
kuat.
5. Agar kambium tetap kering, sehingga bisa menghasilkan cangkokan yang
baik.
6. Pada minggu ke 2 dan 3 (sekitar 20-30 hari) sudah terlihat akar
cangkokan, dan bisa dipindahkan ke pot lain pada umur minggu ke 4 atau
5, akar sudah kuat dan siap dipindahkan ke pot lain.

I. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
J. Dokumentasi Praktikum

BAWANG (UMBI LAPIS) PISANG (TUNAS)

JAHE (RIMPANG) CANGKOK

OKULASI
SAMBUNG PUCUK

Anda mungkin juga menyukai