Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TUTORIAL KE-3

MATA KULIAH PGSD/ PDGK4105/ STRATEGI PEMBELAJARAN/ 4 SKS

Nama : M. ARDIAN WISNU WARDANA

NIM/ Semester : 859541332 / I (Satu)

Tanggal : 01 Desember 2022

Tugas
1. Bagaimana langkah-langkah ideal dalam melaksanakan remedial?
Jawaban
Langkah-langkah idealdalam melaksanakan remedial adalah sebagai berikut.
a. Analisis Hasil Diagnosis
Diagnosisi kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa
yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis,
guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan bantuan. Untuk
keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi sorotan adalah siswa-siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan dengan tidak
tercapainya kriteria keberhasilan belajar. Setelah mengetahui siswa-siswa yang
perlu mendapatkan kegiatan remedial, informasi selanjutnya yang harus
diketahui oleh guru adalah kompetensi apa yang belum dikuasai oleh siswa-
siswa tersebut. Dalam hal ini, guru harus melihat kesulitan belajar yang
dihadapi secara individual. Sebab ada kemungkinan setiap kesulitan belajar
yang dihadapi siswa terjadi pada kompetensi dasar yang berbeda.
b. Menemukan Penyebab Kesulitan
Sebelum memulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu guru harus
mengetahui alasan mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mencapai
kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab
kesulitan belajar ini harus diidentifikasi oleh guru, karena gejala kesulitan yang
sama yang ditunjukkan oleh siswa dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda.
Informasi tentang faktor penyebab tersebut akan berpengaruh terhadap
pemilihan jenis kegiatan remedial. Dengan mengetahui faktor penyebab
kesulitan belajar, guru akan dapat memberikan bantuan yang tepat kepada
siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
c. Menyusun Rencana Kegiatan Remedial
Setelah guru mengetahui siswa-siswa yang perlu mendapatkan kegiatan
remedial dan kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai oleh setiap siswa,
serta faktor penyebab kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana
pembelajaran. Sama halnya dengan pembelajaran biasa, komponen-komponen
yang harus direncanakan dalam pelaksanaan kegiatan remedial adalah sebagai
berikut.
1) Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran
2) Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi atau tujuan
yang telah dirumuskan.
3) Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan
faktor penyebab kesulitan serta karakteristik siswa
4) Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
remedial
5) Menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa
d. Melaksanakan Kegiatan Remedial
Setelah rencana pembelajaran selesai disusun, langkah selanjutnya adalah
melaksanakan kegiatan remedial. Semakin cepat siswa dibantu mengatasi
kesulitan yang dihadapinya, semakin besar kemungkinan siswa tersebut
berhasil dalam belajarnya. Kegiatan remedial biasanya dilakukan di luar jam
belajar biasa. Oleh karena itu, dituntut kerelaan dari guru untuk mnyediakan
waktu tambahan di luar jam belajar, untuk membantu siswa yang memerlukan
waktu tambahan tersebut.
e. Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya kegiatan remedial yang telah
dilaksanakan, guru harus melakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan
dengan mengkaji kemajuan siswa, yakni seberapa besar siswa mengalami
kemajuan dalam belajarnya. Apabila siswa telah mencapai kemajuan seperti
yang diharapkan, berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dirancang
oleh guru cukup efektif untuk membantu siswa yang mengalami ksulitan
belajar. Tetapi apabila siswa tidak mengalami kemajuan dalam belajaranya atau
belum mencapai kemajuan belajar yang diharapkan, berarti rencana dan
pelaksanaan kegiatan remedial yang telah dilakukan kurang efektif. Untuk itu,
guru perlu menganalisis setiap komponen pembelajaran dengan mengajukan
pertanyaaan sebagai berikut.
Kompetensi atau tujuan : Apakah kompetensi atau tujuan yang
dirumuskan terlalu tinggi atau rendah bagi
siswa?
Materi : Apakah materi terlalu sulit bagi siswa?
Adakah materi prasyarat yang belum dikuasai
siswa?
Kegiatan : Apakah kegiatan remedial yang diterapkan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
siswa?
Waktu : Apakah waktu yang disediakan cukup atau
kurang?
Penilaian : Apakah alat penilaian yang digunakan sesuai
dengan kompetensi atau tujuan yang telah
ditetapkan?
(Julaeha, Siti dalam W. Sri Anitah dkk., 2022 : 9.18 – 9.22)

2. Tulis dan jelaskan dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Louisell!
Jawaban
Lingkungan fisik kelas yang baik adalah ruang kelas yang menarik, efektif serta
mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Tujuan utama penataan
lingkungan fisik kelas adalah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah
munculnya tingkah laku siswa yang tidak diharapkan melalui penataan tempat
duduk, perabot, pajangan, dan barang-barang lainnya yang ada di dalam kelas.
Kelas harus ditata dengan baik, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi aktif
antara siswa dan guru serta antar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu,
penataan kelas juga harus memungkinkan guru dapat memantau semua tingkah
laku siswa sehingga dapat dicegah munculnya masalah disiplin. Melalui penataan
kelas diharapkan siswa dapat memusatkan perhatiaanya dalam proses pembelajaran
dan akan bekerja scara efektif.
Menurut Louisell (1992), ketika menata lingkungan fisik kelas guru harus
mempertimbangkan lima hal beikut ini.
1) Keleluasaan Pandangan (Visibility)
Hal pertama yang harus diperhatikan guru dalam menata rung kelas adalah
keleluasaan pandangan (visibility). Artinya, penempatan atau penataan barang-
barang di dalam kelas tidak menggagu pandangan siswa dan guru, sehingga
siswa secara leluasa dapat memandang guru atau benda/kegiatan yang sedang
berlangsung. Siswa dapat melihat kegiatan pembelajaran dari tempat duduk
mereka. Misalnya, siswa tidak duduk terlalu jauh dari papan tulis, tidak
terganggu oleh sinar matahari yang menyilaukan mata siswa atau tidak terhalang
pandangannya pada saat guru menggunakan alat bantu pelajaran. Tempat duduk
siswa yang menghadap pada pintu masuk atau jendela, akan mengganggu
konsentrasi belajar siswa apabila ada sesuatu yang melintas di hadapan mereka.
Di samping itu, guru juga harus dapat memandang semua siswa setiap saat ketika
menyajikan materi pelajaran.
2) Mudah Dicapai (Accessibility)
Barang-barang yang sering digunakan siswa dalam proses pembelajaran harus
ditata dan diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau oleh siswa. Apabila
mereka membutuhkannya, mereka tidak perlu meminta bantuan guru untuk
mengambilnya. Ruangan hendaknya diatur dengan baik, sehingga lalu-lintas
kegiatan belajar di kelas tidak terganggu. Jarak antar tempat duduk harus cukup
untuk dilalui oleh siswa, sehingga siswa dapat dengan mudah untuk bergerak dan
tidak mengganggu siswa lainnya yang sedang bekerja.
3) Keluwesan (Flexibility)
Barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk ditata dan
dipindah-pindahkan sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan siswa dan guru. Salah satu penerapan tata ruang yang luwes adalah
dalam pembelajaran melalui diskusi kelompok dan kegaiatan demonstrasi.
Pembelajaran melalui diskusi kelompok menuntut tatanan ruangan kelas yang
berbeda dengan pembelajaran melalui kegiatan demonstrasi. Apabila guru akan
menerapkan diskusi kelompok, maka agar tujuan diskusi kelompok dapat
tercapai, guru harus menata ruangan kelas sesuai dengan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan siswa. Sedangkan pada kegiatan pembelajaran demostrasi,
yang mana diperlukan pengarahan di awal kegiatan pembelajaran dan
melaporkan hasil di akhir kegiatan, maka susunan tempat duduk harus diatur
secara bervariasi. Misalnya pada permulaan dan akhir pembelajaran dapat diatur
berjejer menghadap ke depan kelas, atau berbentuk setengah lingkaran. Dengan
penataan yang demikian, setiap siswa akan dapat memandang guru sehingga
semua penjelasan guru dapat didengar dengan baik oleh seluruh siswa.
4) Kenyamanan
Di samping guru harus menata ruangan kelas sesuai dengan tujuan dan strategi
pembelajaran, guru juga dituntut untuk menata lingkungan kelas yang dapat
memberikan kenyamanan baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri. Prinsip
kenyamanan ini berkenaan dengan temperatur ruangangan, cahaya, suara, dan
kepadatan kelas. Kenyamanan ruangan kelas akan sangat berpengaruh terhadap
konsentrasi dan produktifitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal
ini dapat dirasakan ketika mengikuti kegiatan tutorial. Kegiatan belajar tidak
akan tenang apabila temperatur udatra di ruangan terlalu lembab atau terlalu
panas. Selain itu, kegiatan belajar juga akan terganggu apabila cahaya di dalam
ruangan kurang terang, atau terlalu banyak cahaya, sehingga mengganggu
pengelihatan. Kegaduhan di luar ruangan juga dapat mengganggu konsentrasi
dalam melakukan kegiaan belajar. Selain itu, kepadatan kelas juga akan
mempengaruhi proses belajar. Terlalu banyak siswa di dalam ruangan
menyebabkan harus berdesak-desakan dalam ruangan. Oleh karena itu, guru
harus mencoba menciptakan ruangan kelas yang nyaman, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang.
5) Keindahan
Dalam menata ruangan kelas, prinsip keindahan itu pelu diperhatikan. Prinsip ini
berkenaan dengan usaha guru menata ruangan kelas yang menyenangkan dan
kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Ruangan kelas yang indah dan
menyenangkan berpengaruh positif terhadap sikap dan tingkah laku siswa
terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Kelas yang indah dan
menyenangkan menggambarkan harapan guru terhadap proses belajar yang harus
dilakukan dan tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran. Selain itu,
ruangan kelas yang menyenangkan dapat meningkatkan pengembangan nilai
keindahan pada diri siswa, karena siswa melihat langsung model/contoh yang
dilakukan guru dalam menata kelas. Khusus bagi siswa yang kurang
mendapatkan kenyamanan dan keindahan di rumah, kelas yang menyenangkan
dan mampu memberi kesan bahwa belajar itu menyenangkan, sangat diperlukan.
(Julaeha, Siti dalam W. Sri Anitah dkk., 2022 : 10.17 – 10.19)

3. Tuliskan pengertian disiplin kelas dan berikan contohnya!


Jawaban
 Pengertian disiplin kelas telah banyak diungkapkan oleh para pakar. Turney &
Cairns (1980) mengkaji ulang definisi disiplin kelas yang berasal dari para
pakar. Dalam kajian tersebut, antaralain diungkapkan definisi disiplin yang
bervariasi yaitu sebagai berikut.
 Pertama, disiplin diartikan sebagai tingkat keteraturan yang terdapat pada
suatu kelompok.
 Kedua, disiplin kelas diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru
untuk membangun atau memelihara keteraturan di dalam kelas.
 Ketiga, ada pakar yang menyamakan kata disiplin dengan hukuman.

 Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimak bahwa disiplin kelas dilandasi
oleh adanya hubungan guru-siswa dalam kelas. Hal ini juga tercermin dalam
pengertian disiplin yang disepakati oleh beberapa pakar, yang mendefinisikan
disiplin sebagai bagian pengelolaan kelas yang terutama berurusan dengan
penanganan perilaku yang menyimpang (Kohn, 1996).
 Dengan menyimak semua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin
memiliki arti yang beragam. Disiplin sebagai kata benda dapat berarti tingkat
keteraturan yang terdapat pada suatu kelompok, yaitu kelas atau teknik yang
digunakan guru untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas.
Dan sebagai kata sifat, disiplin berarti ketaatan pada aturan. Sedangkan sebagai
kata kerja, disiplin dapat berarti hukuman, sehingga mendisiplinkan berarti
menghukum. Dengan demikian disiplin kelas dapat diartikan sebagai tingkat
keteraturan yang terjadi di dalam kelas atau tingkat ketaatan siswa terhadap
peraturan kelas.
Contoh disiplin kelas :
Ketika bel tanda istirahat berbunyi, siswa kelas 4 membereskan buku-buku
pelajarannya, kemudian ke luar ruangan kelas untuk bermain. Ruang kelas
akhirnya menjadi kosong. Kemudian guru segera ke luar ruangan dan
mengamati anak-anak yang sedang bermain. Ketika bel tanda masuk berbunyi,
siswa kelas 4 segera berbaris satu persatu dan memasuki ruangan kelas secara
teratur dan tertib.Guru segera memasuki ruangan kelas dan meminta siswa
untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran sebelumnya, sehingga suasana kelas
menjadi hening. (Wardani, I.G.A.K, dalam W. Sri Anitah dkk., 2022 : 11.6 –
11.7).

4. Bagaimana cara merencanakan pembelajaran yang efektif?


Jawaban
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling
berhubungan dan saling menunjang antra berbagai unsur atau komponen yang ada
di dalam pembelajaran. Atau pengertian lain, yaitu proses mengatur,
mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen
pembelajaran.

Menurut Ralph W. Tyler (1975), prinsip dasar dalam pengembangan pembelajaran


mengikuti 4 komponen yang disebutnya sebagai four-step model.
1) Arah/ tujuan pembelajaran, dalam kurikulum berbasis kompetensi disebut
kompetensi (standar kompetensi mata pelajaran, kopetensi dasar dan
indikator-indikatornya)
2) Isi atau materi yang harus diberikan untuk mencapai tujuan/kompetensi
tersebut.
3) Strategi pelaksanaan pembelajaran.
4) Penilaian yang yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
pembelajaran.
Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi saling berpengaruh sehingga
membentuk suatu satu kesatuan/ totalitas. Tujuan/ kompetensi pembelajaran
merupakan komponen pertama dan utamayang harus ditetapkan dan menjadi
indikator keberhasilan pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran merupakan kurikulum mikro yang menggambarkan


tujuan/kompetensi, materi/isi pembelajran, kegiatan belajar dan alat evaluasi
yang digunakan. Efektifitas perencanaan pembelajaran dipengaruhi beberapa
prinsip.
Prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran :
1) Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
2) Perencanaan pembelajaranharus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
3) Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia.
4) Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan belajar-
mengajar yang sistematis.
5) Perencanaan pembelajaran dilengkapi dengan lembar kerja/tugas dan atau
lembar observasi.
6) Perencanaan pembelajaran bersifat fleksibel.
7) Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistim yang
mengutamakan keterpaduan antara tujuan/ kompetensi, materi,kegiatan
belajar, dan evaluasi.
Prinsip diatas harus dijadikan landasan dalam penyususnan perencanaan
pembelajaran.

Prosedur Perencanaan Pembelajaran


1. Penyusunan Silabus
Silabus merupakan program yang bersifat makro yang dijabarkan kedalam
program-program pembelajaran yang lebih terperinci, yaitu Satuan/rencana
pembelajaran. Silabus dilaksankan untuk jangka waktu yang cukup panjang
(1 tahun/semester), menjadi acuan dalam mengembangkan rencana
pembelajaran yang merupakan program untuk jangka waktu yang lebih
singkat. Pengembangan silabus diharapkan dapat memenuhi prinsip-prinsip :
a. Ilmiah, penetapan isi silabus harus memenuhi kebenaran ilmiah dan teruji
kesahihannya.
b. Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa dalam penetapan
cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian isi/materi
dalam silabus.
c. Sistematis, komponen yang terdapat dalam silabus merupakan satu
kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain.
d. Konsisten, antara kompetensi yang diharapkan dicapai dengan
penentapan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa.
e. Adekuat, cakupan/ ruang lingkup materi yang dipelajari siswa cukup
memadai untuk menunjang tercapainya penguasaan suatu kompetensi.
Pada intinya, silabus adalah penjabaran dari Standar Kompetensi mata
pelajran dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, serta pokok-pokok materi
yang perlu dipelajari siswa. Format silabus disusun dalam bentuk
matriks/tabel dan memuat tentang identitas mata pelajaran, standar
kompetensi mata pelajaran, kompetensi dasar, dan indikator yang akan
dicapai, materi pokok, strategi atau langkah pembelajaran alokasi waktu, dan
sumber bahan pustaka.
2. Penyusunan Rencana/Satuan Pembelajaran
Rencana pembelajaran adalah satuan atau unit program pembelajaran
terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi rencana
penyampaian suatu pokok atau satuan bahasan tertentu dalam satu mata
pelajaran. Komponen-komponen rencana/satuan pembelajaran ini lebih
terperinci dan lebih spesifik dibandingkan dengan komponen-komponen
dalam silabus. Bentuk rencana pembelajaran yang dikembangkan pada
berbagai daerah atau sekolah mungkin berbeda-beda, tetapi isi dan
prinsipnya harus sama. Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam
rencana/satuan pembelajaran meliputi :
a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan
waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
b. Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai.
c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka
mencapai kompetensi dasar dan indikator.
d. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus
dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan
sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator).
e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian
kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
f. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan
untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil
penilaian).

Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa segi, yang dimulai dari


perencanaan guru. Perencanaan pembelajaran berkenaan dengan keputusan yang
diambil guru dalam mengorganisasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
hasil pembelajaran (Burden & Byrd, 1999). Tujuan perencanaan adalah memberi
jaminan pebelajar akan membantu menciptakan, belajar dengan baik. Oleh karena
itu, perencanaan membantu menciptakan, mengelola, dan mengorganisasi
peristiwa-peristiwa pembelajaran yang memungkinkan kegiatan belajar terjadi.
Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam merencanakan pernbelajaran sangat
tergantung pada individu guru. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
kebutuhan pebelajar, kekompleksan tugas pembelajaran, fasilitas dan peralatan,
serta pengalaman guru.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan rencana kegiatan pembelajaran dalam rangka


merancang kegiatan pembelajaran yang efektif antara lain :
1. Isi (Content) Pelajaran
Isi pelajaran berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, aturan, dan konsep
atau proses kreatif yang akan dipelajari pebelajar.
2. Bahan
Bahan pelajaran berwujud tulisan, bentuk fisik atau stimuli visual, yang
digunakan dalam pembelajaran. Buku teks, film dokumenter, komputer,
powerpoint, audio-video, merupakan beberapa bahan yang digunakan guru.
3. Strategi Pembelajaran
Pemilihan berbagai strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan
isi pembelajaran rnerupakan perencanaan sentral .
4. Perilaku Guru
Guru melakukan sejumlah kegiatan selama proses pembelajaran berlangung
dan membantu pebelajar dalam kegiatan-kegiatan belajar, seperti membimbing
kelompok, menyajikan pelajaran secara jelas, membuka pelajaran, dan
membuat kcsimpulan.
5. Menstrukturkan Pelajaran
Menyusun pclajaran berkaitan dengan kegiatan yang tcrjadi pada suatu saat
tertentu selama penyajian pelajaran dan guru perlu merencanakan struktur
pclajaran. Pada suatu saat mungkin pcbelajar membaca, diskusi, dan menulis
atau berpartisipasi suatu kegiatan tertentu.
6. Lingkungan Belajar
Ketika kegiatan-kegiatan belajar direncanakan, pertimbangkan jenis lingkungan
belajar yang ingin diciptakan. Banyak faktor yang perlu diperhatikan antara
lain; sistem pengelolaan kelas yang efektif perlu direncanakan dan ditetapkan,
seperti aturan kelas, menciptakan iklim yang positif, tanggung jawab pebelajar
secara akademik, dan penguatan perilaku yang dikehendaki.
7. Pebelajar
Ketika merencanakan kegiatan pembelajaran,pertimbangkan karakteristik
pebelajar tertentu yang ada di kelas. Perlu dipertimbangkan pula motivasi
pebelajar, kebutuhan akademik, kebutuhan fisik, dan psikologis. Lebih dari itu,
pertimbangkan pengelompokan pebelajar, seperti kelompok kecil, kelompok
keseluruhan, dan kerja mandiri.
8. Durasi Pembelajaran
Buatlah rencana tentang waktu yang tersedia atau dialokasikan. Dengan waktu
yang tersedia, guru perlu melaksanakan berbagai kegiatan, dan menggunakan
sumber-sumber untuk tujuan pembelajaran, serta memelihara motivasi
pebelajar. Guru perlu menjadi manajer waktu untuk menjamin bahwa pebelajar
mempunyai kesempatan untuk mencapai tujuan pembelajaran selama kurun
waktu tertentu.
9. Lokasi Pembelajaran
Ketika merancang kegiatan pembelajaran, rencanakan di tempat mana
pembelajaran itu akan terjadi. Lokasi suatu kegiatan mungkin berubah
berdasarkan kebutuhan, seperti: (a) ruang kerja untuk serangkaian materi
tertentu (misalnya komputer), (b) tambahan referensi, materi-materi atau
pengalaman-pengalaman baru (misalnya perpustakaan dan kerja lapangan), dan
(c) struktur sosial yang berbeda (misalnya debat atau kegiatan yang
memerlukan belajar bersama).
(Hernawan, Asep Herry dan Sri Anitah W, 2022 : 12.6 – 12.19).

Berdasarkan faktor-faktor yang berkaitan dengan rencana kegiatan


pembelajaran di atas, menurut Juniardi, Wilman (2022) ada sembilan (9)
langkah dalam membuat perencanaan pembelajaran yang efektif, yaitu :
1) Pahami tujuan
Saat membuat perencanaan pembelajaran pertama kali, tujuan harus jadi hal
yang utama. Kita perlu tahu apa yang ingin kita capai, apa yang diharapkan
untuk para murid kuasai. Misalnya seperti, murid akan bisa menyebutkan
perbedaan kata kerja dan kata sifat serta cara penggunaannya.Pada dasarnya,
tujuan adalah apa yang murid bisa lakukan setelah kita memberikan bahan
ajar kepada mereka. Jika ingin hal yang lebih menantang, kita bisa mengajak
mereka untuk bisa menjelaskan apa yang mereka kuasai dengan membuat
permainan, video, presentasi dan lainnya.
2) Kenali murid
Kita tidak bisa asal menyiapkan perencanaan pembelajaran saat kita tidak
memiliki informasi sedikitpun tentang siapa murid yang akan kita ajar.
Mengenali murid jadi langkah terpenting kedua yang perlu dilakukan.
Bagaimana cara belajar mereka (visual, menyukai tes, menyukai presentasi,
atau gabungannya), apa yang mereka sudah tahu (jangan sampai membuang
waktu mengajar hal yang sudah mereka kuasai). Fokuskan perencanaan
pembelajaran agar cocok dengan keseluruhan murid yang dimiliki di kelas.
Jangan lupa juga untuk memodifikasi perencanaan pembelajaran untuk
memastikan semua murid dengan kekurangan, yang kesulitan belajar, tidak
memiliki semangat, dan bahkan yang memiliki kecerdasan berlebih untuk
ikut ambil peran di dalam aktivitas belajar.
3) Tulis kemampuan yang diharapkan
Sedikit mirip dengan poin pertama, tapi sebenarnya berbeda. Jika pada poin
pertama yang diharapkan adalah kemampuan yang dimiliki oleh murid, di
sini adalah pemahamannya. Misalnya, jika murid berhasil mengetahui
perbedaan dari kata sifat dan kata kerja, maka mereka juga harus memahami
kapan penggunaan yang tepat untuk kata tersebut. Jika murid mempelajari
tentang sejarah kemerdekaan Indonesia, mereka juga perlu untuk memahami
alasan-alasan beragam kejadian di waktu tersebut bisa terjadi.
4) Tentukan waktu belajar
Pastikan kita menentukan waktu yang pas dalam rencana pembelajaran. Hal
ini perlu dilakukan agar kita bisa memastikan seluruh materi yang kita ingin
sampaikan bisa tersampaikan dengan baik. Misalnya di awal waktu
mengajar, kita melakukan pemanasan untuk menarik perhatian murid. Lalu
saat berikutnya kita mempresentasikan bahan ajar. Kemudian memberikan
waktu untuk diskusi. Dilanjutkan dengan kegiatan latihan untuk semakin
mengasah informasi. Dan terakhir kita memberikan kesimpulan dari hasil
belajar.
5) Gunakan banyak bentuk interaksi
Beberapa murid bisa belajar dengan baik sendirian. Tapi tidak dengan
beberapa murid lainnya yang biasanya akan bisa belajar dengan lebih baik
jika memiliki pasangan atau rekan belajar. Memang, selama kita berinteraksi
dengan murid, maka kita sudah melakukan pembelajaran dengan efektif.
Tapi setiap murid berbeda, dan kita perlu untuk mencoba beragam cara
untuk memaksimalkan kegiatan belajar. Gunakan banyak bentuk interaksi
dengan murid. Apakah dengan alat pembelajaran maupun dengan metode
belajar berkelompok. Dengan hal ini, tentu suasana belajar mengajar akan
jadi lebih hidup dan mudah untuk dimengerti.
6) Maksimalkan gaya mengajar yang berbeda
Seorang pengajar sangat mungkin untuk mendapatkan murid yang tidak bisa
duduk tenang menyaksikan video berdurasi 25 menit, tapi murid lain
mungkin saja tidak punya masalah membaca 2 halaman buku dengan tenang.
Tidak ada yang salah dari mereka. Keduanya memiliki kesukaan dan cara
belajar yang berbeda. Karenanya, kita perlu menggunakan cara mengajar
yang berbeda setiap saat untuk bisa mengajar dengan efektif setiap murid
yang ada. Setiap murid berbeda, terkadang ada murid yang senang
mendengarkan langsung penjelasan guru, tapi ada juga yang lebih senang
jika ia mempelajari langsung sendiri. Saat pengajar sudah mulai terlalu
sering menjelaskan materi ajar, tidak ada salahnya untuk mengajak murid
berbicara tentang apa yang sedang dibahas. Hal ini akan memancing
kemampuan dan keinginan murid untuk mempelajari materi ajar yang
sedang dibahas.
7) Buat rencana berlebih dan cadangan
Punya banyak yang harus dilakukan lebih baik daripada tidak. Jadi,
sebaiknya kita membuat perencanaan pembelajaran dengan banyak aktivitas
yang bisa kita gunakan dan maksimalkan. Jangan sampai kita malah
kehilangan materi atau aktivitas di tengah waktu mengajar. Cara paling
mudah adalah dengan membuat permainan kesimpulan. Tanyakan pada
murid apa kesimpulan yang bisa diambil dari pembelajaran hari ini. Atau
kita juga bisa membuat diskusi dengan para murid, mengajak mereka untuk
bertanya dan mengemukakan pendapat yang mereka miliki. Bukan hanya
berlebih, kita juga perlu untuk menyiapkan rencana cadangan. Rencana
cadangan ini akan sangat berguna jika rencana awal yang dibuat ternyata
tidak bisa dilakukan karena satu dan lain hal.
8) Sisakan waktu untuk pertanyaan
Jika memiliki kelas dengan waktu yang padat untuk membahas materi ajar,
sisakan waktu paling tidak 10 menit untuk pertanyaan di akhir waktu. Hal ini
bisa berubah menjadi diskusi selain juga memancing lebih banyak
pertanyaan mendalam yang akan membantu murid memahami materi
dengan lebih cepat. Apabila ternyata di kelas tersebut tidak ada murid yang
ingin bertanya, beri mereka topik untuk didiskusikan bersama, dan minta
mereka untuk mengemukakan pendapat tentang topik tersebut. Minta juga
pendapat murid lain tentang pendapat rekan sekelasnya.
9) Pastikan mudah dimengerti guru pengganti
Apapun bisa terjadi. Tidak terkecuali para pengajar. Jika suatu saat suatu hal
terjadi dan tidak bisa mengajar, tentunya akan sangat membantu jika guru
pengganti punya perencanaan pembelajaran yang sejalan dengan yang telah
dibuat. Karenanya, penting untuk membuat perencanaan pembelajaran yang
mudah dimengerti orang lain atau guru pengganti.
(Sumber https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/membuat-perencanaan-
pembelajaran/)

DAFTAR PUSTAKA

Juniardi, Wilman. 2022. 9 Langkah dalam Membuat Perencanaan Pembelajaran yang


Efektif (artikel). Diakses pada tanggal 01 November 2022 pukul 18.45 melalui
laman : https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/membuat-perencanaan-
pembelajaran/.

W., Sri Anitah, dkk. 2022. Modul Strategi Pembelajaran di SD Edisi ke-2. Tanggerang
Selatan : Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai