Anda di halaman 1dari 28

DISKUSI

KELOMPOK 5
ANGGOTA :

• ANDI YULIANA (PEMATERI)


•HARLIA (PEMATERI)
•ANDI HAERANI (PEMATERI)
•VERAWATI (PEMATERI)
•NURUL AMALIAH (MODERATOR)
MODUL 9     
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN
PENGAYAAN
KB 1               : Kegiatan Remedial
A.    Hakikat, Tujuan, Dan Fungsi Kegiatan Remedial
1.    Hakikat Kegiatan Remedial
• Dalam Random House Webster’s College Dictionary (1991),
Remedial diartikan sebagai intended to improve poor skill in
specified field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan
untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam
suatu bidang tertentu.
2.    Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial
 
Secara umum, tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan
pembelajran biasa, yaitu membantu siswa mencapai
kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan
remedial bertujuan untuk membantu siswa yang belum
menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran
tambahan.

Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi remedial


dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. Keenam fungsi
kegiatan remedial tersebut adalah :
fungsi korektif, pemahaman, penyesuaian, pengayaan,
akselerasi, dan terapeutik.
3.    Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa
• Secara sepintas kegiatan remedial tidak jauh berbeda dengan
pembelajaran biasa. Guru harus merumuskan tujuan pembelajaran,
mengembangkan alat evaluasi, memilih dan mengorganisasikan materi
pelajaran, dll. Tetapi kalau kita kaji lebih dalam, kedua bentuk
pembelajran tersebut berbeda.Perbedaan kegiatan remedial dengan
pembelajaran biasa.
• Agar menjadi lebih jelas, marilah kita kaji perbedaan kegiatan remedial
dari pembelajaran biasa dengan menganalisis komponen-komponen
suatu pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah:
a.    Tujuan Pembelajaran
b.    Materi Pembelajaran
c.    Kegiatan Pembelajaran
d.    Evaluasi
B.    PENDEKATAN DALAM KEGIATAN REMEDIAL
• Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan
dalam kegiatan remedial.Ketiga pendekatan tersebut adalah
pendekatan yang bersifat preventif, kuratif, dan
pengembangan.
1.    Pendekatan Yang Bersifat Preventif
• Kegiatan remedial dipandang bersifat preventif apabila
kegiatan remedial dilaksanakan untuk membantu siswa yang
diduga akan mengalami kesulitan dalam menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan. Kegiatan remedial yang
bersifat preventif dilaksankan sebelum kegiatan
pembelajaran biasa dilaksankan.
2.    Pendekatan Yang Bersifat Kuratif
• Kegiatan remedial dipandang bersifat kuratif apabila pelaksanaan
kegiatan remedial ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan
siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran biasa. Kegiatan
remedial yang bersifat kuratif dilaksanakan karena berdasarkan
hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa
siswa belum mencapai kriteria keberhasilan atau kompetensi
minimal yang telah ditetapkan.
3.    Pendekatan Yang Bersifat Pengembangan
• Kegiatan remedial dipandang bersifat pengembangan apabila
kegiatan remedial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan
pemebelajaran biasa. Melalui kegiatan remedial yang bersifat
pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang mengalami
kesulitan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan secara
bertahap dan segera dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
C.    JENIS-JENIS KEGIATAN REMEDIAL
Berikut ini beberapa bentuk kegiatan remedial yang dapat dilaksanakan
guru (Suke, 1991):
1.    Mengajarkan Kembali
Melalui bentuk kegiatan ini, guru menjelaskan kembali materi yang
belum dipahami atau dikuasai siswa.
2.    Menggunakan Alat Peraga
• Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran, guru
sebaiknya menggunakan alat peraga dan memberi kesempatan siswa
untuk menggunakan alat peraga tersebut.
3.    Kegiatan Kelompok
• Diskusi ataupun kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu
siswa mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut.
4.    Tutorial
• Kegiatan tutorial ialah guru meminta bantuan siswa lain yang lebih
pandai untuk membantu siswa menghadapi kesulitan dalam
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan atau guru dapat juga
meminta siswa dari kelas yang lebih tinggi untuk membantu adik
kelasnya.
5.    Sumber Belajar Yang Relevan
• Selain dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok dan
tutorial, guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain dalam
membantu siswa menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
D.    PRINSIP PELAKSANAAN REMEDIAL
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan remedial (Suke, 1991) :
1.    Guru harus mengelompokkan siswa yang mengalami remedial sesuai
dengan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.
2.    Bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi siswa. Tugas atau kegiatan yang diberikan dalam kegiatan
remedial jangan terlalu banyak.
3.    Dalam menentukan kegiatan remedial guru hendaknya
mempertimbangkan jenis kesulitan yang dihadapi siswa serta  faktor
penyebab kesulitan tersebut.
4.    Melalui kegiatan remedial ini, guru tidak hanya mengharapkan
siswa akan mampu menguasai kompetensi yang belum dikuasainya,
tetapi juga timbulnya motivasi pada diri siswa untuk belajar lebih giat
dan lebih tekun sehingga untuk menguasai kompetensi berikutnya siswa
diharapkan tidak akan mengalami kesulitan.
• E.    PRINSIP PEMILIHAN KEGIATAN

Wardani (1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk


kegiatan dan metode yang akan diterapkan dalam kegiatan
remedial guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.    Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang
mempunyai daya tangkap lemah.
2.    Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. Dengan
memperhatikan kekuatan yang dimiliki siswa diharapkan siswa
akan dapat lebih cepat mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
3.    Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori.
4.    Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar, terutama
bagi siswa yang kurang memiliki motivasi untuk belajar.
F.    PROSEDUR KEGIATAN REMEDIAL
Langkah-langkah kegiatan remedial :
1.    Analisis Hasil Diagnosa
• Melalui kegiatan diagnosa, guru akan mengetahui para siswa yang
perlu mendapat bantuan.
2.    Menemukan Penyebab Kesulitan
• Sebelum kita mulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu
kita harus mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam
mencapai kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi
pelajaran.
3.    Menyusun rencana Kegiatan Remedial
• Setelah kita mengetahui siswa yang perlu mendapatkan
kegiatan remedial dan kompetensi-kompetensi yang belum
dikuasai setiap siswa serta faktor penyebab kesulitan.
4.    Melaksanakan Kegiatan Remedial
• Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam belajar
biasa. Oleh karena itu, dituntut kerelaan dari guru untuk
menyediakan waktu tambahan di luar jam belajar, untuk
membantu siswa yang memerlukan.
 5.    Menilai Kegiatan Remedial
• Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang
telah dilaksanakan, kita harus melaksanakan penilaian. 
KB 2 : KEGIATAN PENGAYAAN
A.    HAKIKAT KEGIATAN PENGAYAAN
• Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada
siswa kelompok cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu
yang dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan
yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik.
• Tujuan kegiatan pengayaan adalah memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi
pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang
dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang
optimal.
B.    JENIS KEGIATAN PENGAYAAN
• Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan,
guru menerapkan pendekatan individual. Menurut Guskey
(1989), kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar
mandiri. Kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel
dibandingkan dengan kegiatan remedial.
• Kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan guru :

1.    Tutor Sebaya


• Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap
suatu konsep akan meningkat karena di samping mereka
harus menguasai konsep atau ide yang akan dijelaskan
mereka juga harus mencari teknik untuk menjelaskan konsep
atau ide tersebut.
2.    Mengembangkan Latihan
• Siswa yang cepat dalam belajar dapat diminta untuk membuat
soal-soal latihan untuk dikerjakan oleh teman-temannya.Soal-
soal yang dikembangkan tersebut harus disertai dengan kunci
jawaban.
3.    Mengembangkan media dan sumber pembelajaran
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu
karya yang berkaitan dengan materi yang dipelajari merupakan
sesuatu yang menarik bagi siswa kelompok cepat. hasil karya
tersebut dapat berupa model, permainan atau karya tulis yang
bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
4.    Melakukan Proyek
• Memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu proyek atau
laporan, melalui kegiatan ini motivasi belajar siswa akan meningkat.
Mereka akan berusaha untuk mempelajari materi pelajaran
berikutnya dengan baik sehingga mereka akan mendapat
kesempatan lagi untuk melakukan proyek
5.    Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
• Dalam kegiatan pengayaan guru dapat memberikan tugas kepada
siswa yang memecahkan suatu masalah atau permainan yang
berkaitan dengan materi pelajaran.
2.    Faktor Manfaat Edukatif
• Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan
atau keterampilan, bahkan nilai/sikap yang dimiliki siswa
akan semakin meningkat.
3.    Faktor Waktu
• Guru harus mampu menyesuaikan jenis kegiatan pengayaan
dengan kebutuhan siwa dan juga dengan waktu yang
tersedia. Apabila waktu pengayaan sudah habis, siswa
hendaknya telah menguasai materi pengayaan secara utuh
dan siswa sudah dapat melihat hasilnya.
C.    FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGAYAAN
• Warkitri, dkk. (1991) mengemukakan tiga faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan:
1.    Faktor Siswa
Faktor yang harus dipertimbangkan guru dalam menentukan kegiatan
pengayaan menurut Arikunto (1986) :
• a.    Kegiatan di luar kelas lebih disukai siswa daripada kegiatan di dalam
kelas.
• b.    Kegiatan yang melakukan aktivitas lebih disukai siswa daripada hanya
dilakukan di belakang meja.
• c.    Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat
siswa daripada kegiatan yang sifatnya penjelasan.
• d.    Kegiatan yang cept menunjukkan hasil lebih disukai siswa daripada
kegiatan yang menuntut waktu yang cukup lama.
MODUL 10 : PENGELOLAAN KELAS
KEGIATAN BELAJAR 1
HAKIKAT PENGELOLAAN KELAS
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru dihadapkan pada
masalah-masalah pembelajaran dan pengelolaan kelas. Untuk
mengatasi masalah pembelajaran dituntut pendekatan yang berbeda
dengan pendekatan untuk mengatasi masalah pengelolaan kelas.
A.    PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS.
• Pengelolaan kelas (classroom management) dapat di defenisikan
beragam, tergantung dari sudut pandang yang dipakai. Pendekatan
otoriter (authority approach) memandang pengelolaan kelas sebagai
kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Tugas guru
menciptakan dan memelihara aturan didalam kelas melalui
penerapan disiplin (weber, 1977).
B. PERBEDAAN PENGELOLAAN KELAS DARI PEMBELAJARAN
• Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru
untuk memudahkan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, diantaranya melakukan diagnosis kebutuhan siswa,
rencana pembelajaran, menyajikan informasi, mengajukan
pertanyaan dan menilai kemajuan belajar siswa.
• Pengelolaan kelas adalah segala kegiatan guru yang dilakukan
untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
C.    PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PROSES
PEMBELAJARAN
• Mungkinkah seorang siswa dapat belajar dengan baik apabila
ia merasa bahwa dirinya belum dapat diterima oleh teman-
teman di kelasnya? Tentu saja jawabannya, tidak! Oleh
karena itu, salah satu tugas guru dalam membantu siswa
belajar ialah menciptakan situasi kelas yang hangat, aman
dan sehat. Situasi kelas yang penuh keakraban akan
memberikan rasa aman dan kebebasan kepada siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran hingga
tercapainya tujuan pembelajaran.
KB 2 : PENATAAN LINGKUNGAN KELAS

A.    PENATAAN LINGKUNGAN FISIK KELAS


• Pengelolaan kelas yang efektif bermula dari penataan ruangan
kelas dan isinya. Penataan lingkungan kelas yang tepat
berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran (Winzer, 1995) 
1.  Prinsip-prinsip Penataan Lingkungan Fisik Kelas
Menurut Louisell (1992), ketika menata lingkungan fisik kelas,
guru harus mempertimbangkan 5 hal :
a.      Keleluasaan pandangan (visibility)
• Artinya penempatan atau penataan barang-barang didalam
kelastidak mengganggu pandangan siswa dan gurusehingga
siswa secara leluasa dapat memandang guru atau benda atau
kegiatan yang sedang berlangsung.
b.      Mudah dicapai (accessibility)
• Barang-barang yang digunakan siswa dalam pembelajaran
diletakkan pada tempat yang dapat dengan mudah dijangkau
oleh siswa.
c.       Keuiwesan (flexibility)
• Mudah untuk menata dan memindahkan baran-barang untuk
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa dan
guru.
d.      Kenyamanan
• Prinsip kenyamanan berkenaan dengan temperature ruangan,
cahaya, suara dan kepadatan kelas.
e.       Keindahan
• Prinsip ini berkenaan dengan usaha guru menata ruangan
kelasyang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan
pembelajaran.
2.      Penataan Tempat Duduk
• Setiap strategi pembelajaran yang diterapkan guru menuntut
tatanan tempat duduk yang berbeda-beda. Dengan kata lain,
guru harus menata tempat duduk siswa untuk memperlancar
kegiatan pembelajaran. Pengaturan tempat duduk berpengaruh
pada waktu yang digunakan siswa untuk mengerjakan tugas-
tugas (Winzer, 1995).
B.     PENATAAN LINGKUNGAN PSIKO-SOSIAL KELAS
1.      Karakteristik Guru
• Keberhasilan guru dalam mengelola iklim psiko-sosial kelas
dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri. Beberapa
karakteristik yang harus dimiliki guru untuk terciptanya iklim
psiko-sosial kelas :
a.  Disukai oleh siswanya
b.  Memiliki persepsi yang realistic tentang dirinya dan siswanya
c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa
d. Bersikap positif terhadap pertanyaan / respon siswa
e. Sabar, teguh dan tegas
2.      Hubungan Sosial Antarsiswa
• Hubungan sosial yang kurang baik antarsiswa dapat mengganggu
lancarnya kegiatan pembelajaran. Apabila hubungan sosial antarsiswa
terbina dengan baik, maka apabila ada temannya yang mengalami
masalah, mereka akan membantunya.
• Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik , perhatikan hal
berikut (Weber, 1977)
a.      Perilaku yang diharapkan
• Perilaku yang diharapkan harus dinyatakan kepada siswa dengan
jelas, pasti dan realistik.
b.      Fungsi kepemimpinan
• Mengacu pada upaya untuk memperlancar tercapainya tujuan
kegiatan kelompok. Guru menciptakan kegiatan kelompok yang tidak
di dominasi oleh seorang atau beberapa orang siswa tetapi kepada
semua anggota kelompok untuk bekerja sama.
c.       Pola persahabatan siswa
• Memebentuk hubungan interpersonal antar siswa, menunjukkan
keakraban satu sama lain
d.      Norma / aturan
• Sebagai pedoman bagi anggota kelompok tentang apa yang harus
mereka lakukan dan bagaimana tindakan mereka terhadap anggota lain
e.       Kemampuan berkomunikasi
• Mengacu pada kemampuan verbal dan nonverbal dalam menyampaikan
ide kepada orang lain dan menangkap ide orang lain
f.        Kebersamaan
• Memiliki rasa kebersamaan sehingga mererka merasa bahwa tugas
kelompok adalah tanggung jawab mereka semua.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai