Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN IMPLEMENTASI

PROGRAM KESIAPAN BERSEKOLAH

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2021
PEDOMAN IMPLEMENTASI
PROGRAM KESIAPAN BERSEKOLAH

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2021
Judul:
Pedoman
Implementasi Program Kesiapan Bersekolah
Cetakan Pertama 2021

Pengarah: Muhammad Hasbi


Penanggungjawab: Lestari Koesoema Wardhani
Penyunting: Muhammad Ngasmawi
Penulis: Lucia RM Riyanto, Budi Wardhani
Pembahas: Dona Paramita, Mareta Wahyuni, Murtiningsih
Penata Letak: Kharisma Mahadewi
Ilustrasi: Una Apriliani

Sekretariat: Elis Widiyawati, Istianingsih Rahayu, Justina Esti


Utami

Jumlah Halaman: 24 hlm


Ukuran Buku: 21 x 29,7 cm

Narahubung:
Surel: paud@kemdikbud.go.id

Diterbitkan oleh:

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

@2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Hak Cipta dilindungi undang-undang. Diperbolehkan mengutip atau memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku dengan izin tertulis dari penerbit.
KATA PENGANTAR
DIREKTUR PAUD

Kesiapan anak bersekolah berkaitan erat dengan proses transisi anak ke jenjang

berikutnya. Proses transisi yang akan dijalani anak dilakukan secara bertahap. Artinya,

persiapan anak memasuki jenjang SD tidak hanya terkait pada kemampuan membaca,

menulis, dan berhitung tetapi anak dapat meregulasi dirinya sehingga siap belajar.

Kesiapan bersekolah mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 4.2,

yaitu anak laki-laki dan perempuan memiliki akses pendidikan anak usia dini, pengasuhan,

dan pendidikan pra-SD yang berkualitas sehingga mereka siap memasuki jenjang SD.

Untuk itu, Program Kesiapan Bersekolah perlu dirancang dengan baik agar transisi PAUD–

SD dapat berjalan baik. Langkah-langkah pelaksanaan perlu diupayakan agar perbedaan

sudut pandang terkait kesiapan anak bersekolah dapat dihindari. Peran dari berbagai pihak

terkait kesiapan bersekolah di daerah dapat menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan

transisi PAUD-SD.

Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Pedoman Implementasi

Program Kesiapan Bersekolah PAUD Tahun 2021 telah tersusun. Pedoman ini digunakan

sebagai bahan advokasi dan pendampingan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam

memahami konsep kesiapan bersekolah. Lebih jauh lagi, melalui pedoman ini diharapkan

pemahaman yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang menangani PAUD

dan SD, Penilik PAUD, Pengawas TK dan SD, Pengelola atau Kepala Sekolah PAUD,

Kepala Sekolah SD, Pendidik PAUD dan SD, serta mitra PAUD dan SD mengenai Program

Kesiapan Bersekolah dapat meningkat, sehingga transisi PAUD-SD dapat berlangsung

dengan baik.

Direktur Pendidikan Anak Usia Dini,

Dr. Muhammad Hasbi

Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah i
KATA PENGANTAR
DIREKTUR SD

Kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif sangat ditentukan

oleh kualitas perkembangan anak sejak usia dini.Perkembangan anak usia dini harus

dilakukan secara holistik dan integratif untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang

beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi.Oleh karena itu,

untuk mewujudkan itu semua diperlukan rangsangan Pendidikan yang dilakukan secara

simultan, sistematis, menyeluruh, terintegrasi, dan berkesinambungan sejak usia dini.

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak

sejak lahir sampai dengan usia enam yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Namun saat ini yang terjadi di lapangan, kecenderungan yang terjadi bahwa Satuan

Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan dalam upaya untuk memenuhi tuntutan pasar

yang mempersiapkan anak usia dini lebih kepada tuntutan akademis sebagai bekal mereka

untuk kesiapan bersekolah pada jenjang selanjutnya, sehingga proses pembelajaran

yang terjadi di PAUD tidak sesuai dengan karakteristik dan perkembangan anak usia dini.

Sejatinya Pendidikan Anak Usia Dini merupakan tempat untuk membina anak bertumbuh

kembang secara optimal dan dipantau dari berbagai aspek secara holistik (agama/ moral,

Fisik motorik, Bahasa, Kognitif, sosial emosional dan seni) untuk mempersiapkan mereka

ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat PAUD bekerjasama dengan Direktorat

SD dan GTK PAUD serta berbagai organisasi mitra, baik satuan PAUD maupun SD untuk

mensinergikan program kesiapan bersekolah dengan baik. Salah satu upaya yang telah

dilakukan adalah penyusunan Pedoman Implementasi Program Kesiapan Bersekolah tahun

2021. Harapannya pedoman ini menciptakan transisi yang baik dari PAUD ke SD, serta

Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah iii
menyelaraskan praktik-praktik pembelajaran di SD agar dapat mendukung pembelajaran

di PAUD begitupun sebaliknya. Semoga dengan keberadaan pedoman ini memberikan

pemahaman yang baik kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program

kesiapan bersekolah.

Direktur Sekolah Dasar,

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd.

Pedoman Implementasi
iv Program Kesiapan Bersekolah
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi v

BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum 4
C. Tujuan 5
D. Sasaran 6
E. Manfaat 6

BAB II PROGRAM KESIAPAN BERSEKOLAH 7


A. Konsep Kesiapan Bersekolah 7
B. Implementasi Program Kesiapan Bersekolah 11

BAB III PERAN PIHAK TERKAIT 15
A. Peran UPT Pusat 15
B. Peran Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 15
C. Peran Bunda PAUD Kabupaten 16
D. Peran PKG 16

BAB IV PENUTUP 17

Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan PAUD ditujukan untuk memberikan rangsangan dalam rangka

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No 20 tahun 200 tentang

Sistem Pendidikan Nasional). Namun demikian, sebagian PAUD masih melaksanakan

pembelajaran yang kurang mengacu pada perkembangan anak. Contohnya anak

diajarkan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) dengan metode drilling, bukan

mengenalkan konsep pra-membaca, pra-menulis, dan pra-berhitung. Hal ini menimbulkan

ketidaknyamanan pada anak, sehingga belajar dipersepsikan anak sebagai kegiatan yang

kurang menyenangkan.

Pada dasarnya belajar di PAUD menurut Permendikbud No 146 tahun 2014 merupakan

persiapan anak untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu,

transisi yang baik sangat diharapkan agar anak tidak perlu melakukan proses adaptasi

yang terlampau memberatkan. Pada tahun 2020 telah disusun tujuh buah buku, yaitu

satu Pedoman Kesiapan Bersekolah, tiga Toolkit Kesiapan Bersekolah (Toolkit Kesiapan

Anak, Toolkit Kesiapan Keluarga, dan Toolkit Kesiapan Sekolah), dan tiga Panduan Toolkit

Kesiapan Bersekolah (Panduan Toolkit Kesiapan Anak, Panduan Toolkit Kesiapan Keluarga,

dan Panduan Toolkit Kesiapan Sekolah). Tujuan dari dituliskannya buku-buku tersebut

adalah untuk dapat dimanfaatkan oleh orang tua dan pendidik dalam mendampingi dan

memberikan pengayaan kepada anak usia dini di rumah maupun di sekolah, sehingga

anak siap bersekolah di jenjang SD. Namun demikian, sebelum dapat dimanfaatkan,

perlu ada kesamaan persepsi terkait kesiapan bersekolah. Selain itu, untuk menjaga

kualitas penyelenggaraan Program Kesiapan Bersekolah ini dibutuhkan langkah-langkah

sinergis dari semua pihak agar prosesnya dapat berjalan dengan maksimal.

Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 1
Program Kesiapan Bersekolah dirancang berlandaskan pada pendekatan ekologis yang

melibatkan peran keluarga, sekolah, dan anak. Pendekatan ekosistem ini dirasakan sesuai

dengan perkembangan dunia saat ini yang semakin terkait satu sama lain. Semangat

siap pada anak, siap pada keluarga, dan siap pada sekolah diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan anak, sehingga anak dapat mengembangkan kapasitasnya secara optimal.

Siap keluarga yang dimaksud dalam hal ini mencakup sikap, dukungan dan stimulasi dari

semua anggota keluarga, yang ditunjukkan dalam kesehariannya dan dapat mendukung

anak berkembang dengan maksimal.

Disamping itu, Program Kesiapan Bersekolah juga mengacu pada prinsip pendidikan

anak usia dini, yaitu belajar melalui bermain. Bermain dapat menjadi cara yang tepat

untuk anak belajar, karena melalui bermain anak dapat mengembangkan keterampilan

fisik dan senso-motorik, kognitif, dan sosial-emosional sambil menanamkan sikap belajar

yang positif.

Program Kesiapan Bersekolah juga perlu memperhatikan lingkungan dimana anak

berada. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pembelajaran berbasis lingkungan

dapat dilakukan dengan cara menyediakan buku cerita anak, buku saku guru, bimbingan

teknis dan pendampingan guru maupun orang tua yang menyesuaikan dengan lingkungan

setempat serta nilai-nilai dan keadaan sosial budaya dimana anak itu berada. Selain

itu, alat permainan yang disediakan sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang mudah

diperoleh di lingkungan dan tidak tergantung pada alat permainan yang diproduksi oleh

manufaktur atau pabrik. Dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal, pada dasarnya

kreativitas guru, orang tua maupun anak akan lebih terasah.

Pembelajaran kontekstual juga berkaitan dengan bahasa pengantar yang digunakan

selama proses belajar mengajar di sekolah. Selama ini, masih banyak ditemukan PAUD

yang menggunakan bahasa Indonesia saja sebagai pengantar di kelas meskipun bahasa

tersebut ‘asing’ bagi anak. Penggunaan bahasa yang tergolong ‘asing’ atau jarang

digunakan oleh anak dapat menghambat proses berpikir dan belajar anak. Sementara,

penggunaan bahasa ibu, atau bahasa pertama anak yang sering digunakan dan lebih

dipahami oleh anak, akan sangat membantu anak dalam memahami ucapan guru hingga

menerjemahkan pikiran dan perasaannya untuk dapat berekspresi. Penggunaan bahasa

Pedoman Implementasi
2 Program Kesiapan Bersekolah
ibu sebagai bahasa pengantar juga dapat lebih membantu anak dalam belajar (bermain),

mengingat anak sudah memiliki lebih banyak kosa-kata dalam bahasa ibunya. Sebagai

contoh, bila dalam kelas anak-anak memiliki bahasa Jawa sebagai bahasa ibunya, maka

guru dapat menggunakan bahasa Jawa dalam mengajar; bila dalam kelas anak-anak

memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa ibunya, maka guru dapat menggunakan

bahasa Indonesia dalam mengajar. Pada intinya, guru perlu menyesuaikan bahasa yang

digunakan dalam proses belajar mengajar dengan bahasa yang lebih dipahami dan

nyaman digunakan oleh anak.

Program Kesiapan Bersekolah, idealnya dapat mempertimbangkan hal-hal di atas

agar anak mengembangkan seluruh potensi yang ada pada dirinya. Meskipun demikian,

pemberian layanan PAUD berkualitas perlu selalu dilaksanakan agar mutu anak-anak

PAUD dapat terus meningkat. Disamping itu, persepsi dari semua pemangku kepentingan,

dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang menangani PAUD dan SD, Unit

Pelaksana Teknis (UPT) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),

Pusat Kegiatan Gugus, Penilik PAUD, Pengawas TK dan SD, Pengelola atau Kepala

Sekolah PAUD, Kepala Sekolah SD, Guru PAUD dan Guru SD kelas awal, orang tua, serta

pemangku kepentingan lain yang terkait, perlu diselaraskan. Untuk itu, komunikasi dari

semua pihak diharapkan dapat terlaksana dengan baik.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu dibentuk Forum Komunikasi di tingkat

Kabupaten/ Kota yang dapat mempertemukan dan mewadahi kepentingan semua pihak

yang terlibat. Forum Komunikasi ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran,

khususnya mengenai konsep pendidikan anak usia dini yang holistik dan integratif dan

praktik pembelajaran yang sesuai, yang berujung pada keselarasan praktik pembelajaran

di PAUD dan SD. Oleh karena itu, penyusunan kerangka regulasi perlu direncanakan dan

lingkungan yang dapat mendorong terjadinya perubahan (enabling environments) perlu

dirancang agar kerja sama antara gugus PAUD dan Kelompok Kerja Guru (KKG) SD dapat

terjalin. Pembelajaran bersama terkait penggunaan materi/toolkits diharapkan terjadi

agar pemahaman bersama dapat tercapai.

Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 3
Dalam forum ini, setiap pihak juga dapat berbagi tentang tantangan yang dihadapi

masing-masing dan menemukan solusi atas tantangan tersebut. Selain itu, pelatihan-

pelatihan juga diberikan untuk mempersiapkan semua pihak dalam mengimplementasikan

Program Kesiapan Bersekolah. Termasuk di dalamnya adalah sekolah dan orang tua agar

juga dapat memanfaatkan buku-buku pedoman, toolkit, dan panduan toolkit kesiapan

bersekolah yang telah disusun pada tahun 2020. Dengan demikian, kapasitas dari setiap

pihak yang terlibat diharapkan dapat meningkat melalui Forum Komunikasi ini dan pada

akhirnya transisi dari PAUD ke SD dapat berjalan dengan lebih baik.

Disamping hal-hal tersebut di atas, terdapat hal lain yang perlu menjadi dasar

pertimbangan terkait PAUD dalam situasi dan kondisi khusus, seperti masa pandemi yang

mengharuskan terjadi pembatasan sosial, sehingga peran orang tua (keluarga) sangat

dibutuhkan dalam mendampingi anak beraktivitas dan mengembangkan potensinya di

rumah. Untuk itu, orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama perlu mendapatkan

dukungan agar mampu menjalankan fungsi pendidikan di rumah masing-masing.

Berdasarkan hal-hal di atas, maka disusunlah Pedoman Implementasi Program

Kesiapan Bersekolah ini. Pedoman ini juga disertai dengan Toolkit Program Transisi

PAUD-SD, Panduan Penyelenggaraan Forum Komunikasi PAUD-SD, dan Panduan Bimtek

Penyelenggaraan Program Kesiapan Bersekolah.


B. Dasar Hukum

1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

3. UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU RI Nomor 23 Tahun

2002 tentang Perlindungan Anak;

4. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

5. UU RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

6. UU RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional 2005-2025;

7. UU RI Nomor 132 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

Pedoman Implementasi
4 Program Kesiapan Bersekolah
8. PP RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas PP RI Nomor 19

Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;

9. PP RI Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;

10. Perpres Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik

Integratif;

11. Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

(SDGs);

12. Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020-2024;

13. Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD;

14. Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD;

15. Permendikbud Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal

Pendidikan;

16. Permendikbud Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran

Bantuan Pemerintah di Kemdikbud;

17. Permendikbud Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

18. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang Renstra Kemendikbud Tahun 2020-

2024;


C. Tujuan

Pedoman Implementasi Program Kesiapan Bersekolah disusun dengan tujuan:

1. Meningkatkan pengetahuan semua pemangku kepentingan di kabupaten/kota

(Dinas pendidikan yang menangani PAUD, SD, dan guru PAUD dan SD, Bunda

PAUD, Penilik PAUD, Pengawas TK dan SD, Komite PAUD dan SD) mengenai

kesiapan bersekolah sehingga terjadi persamaan persepsi dan transisi PAUD-SD

dapat berjalan dengan baik.

2. Meningkatkan komunikasi yang baik antara pemerintah daerah yang menangani

PAUD dan SD, serta guru PAUD dan guru SD, terkait kesiapan bersekolah.

Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 5
3. Sebagai acuan nasional bagi semua pemangku kepentingan dalam penyusunan

kebijakan terkait Program Kesiapan Bersekolah dan peningkatan kualitas PAUD

di kabupaten/kota.

D. Sasaran

Pedoman Implementasi Program Kesiapan Bersekolah ditujukan untuk:

a. Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota yang menangani PAUD dan SD

b. UPT Pusat

c. Pokja Bunda PAUD

d. Forum Komunikasi PAUD-SD

e. Pusat Kegiatan Gugus

f. Penilik PAUD, Pengawas TK dan Pengawas SD

g. Kepala Sekolah PAUD dan Kepala Sekolah SD

h. Guru PAUD dan Guru SD kelas rendah

i. Pemangku kepentingan lain yang terkait

E. Manfaat

Pedoman Implementasi Program Kesiapan Bersekolah disusun guna memberi manfaat

positif bagi anak, orang tua, sekolah, bahkan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat.

Misalnya, mempermudah guru untuk mengaplikasikan atau membuat kegiatan-kegiatan

pembelajaran dalam masa transisi kesiapan bersekolah, mempermudah Kepala Sekolah

melakukan evaluasi dan monitoring terhadap kegiatan-kegiatan pembelajaran pada masa

transisi tersebut, mempermudah Penilik PAUD dan Pengawas TK untuk menyelaraskan

tahapan pembelajaran dari PAUD menuju SD kelas rendah sehingga penilik PAUD dan

Pengawas TK dapat memastikan kesiapan anak masuk ke jenjang SD.

Pedoman Implementasi
6 Program Kesiapan Bersekolah
BAB II
PROGRAM KESIAPAN BERSEKOLAH

A. Konsep Kesiapan Bersekolah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Nomor 4.2 (SDG) menekankan agar semua anak

baik laki-laki maupun perempuan perlu mendapatkan layanan pendidikan satu tahun pra-

SD melalui pembelajaran yang berkualitas agar mereka siap melanjutkan pendidikan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Partisipasi di PAUD yang berkualitas dipercaya akan

membantu anak bertumbuh kembang secara optimal dari berbagai aspek (akademik dan

sosial-emosional).

Kesiapan bersekolah, dalam buku Pedoman Kesiapan Bersekolah yang disusun

Direktorat PAUD tahun 2020, didefinisikan sebagai: Kemampuan anak dalam mengelola

dirinya dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan sosial-emosional, yang merupakan


hasil interaksi anak secara terus menerus dengan berbagai pengalaman di lingkungan
anak tumbuh dan berkembang sehingga dapat beradaptasi dengan tantangan belajar di
jenjang berikutnya.
Dalam kesiapan bersekolah, komponen anak, orang tua, dan sekolah merupakan hal

esensial yang perlu menjadi fokus perhatian (Anakku Siap Sekolah: Pedoman dan Stimulasi,

2020). Ketika anak berada pada masa transisi, ia harus siap dari aspek perkembangan

fisik dan senso-motorik, kognitif, sosial-emosional, dan sikap belajar.

Perkembangan fisik dan senso-motorik mengindikasikan proses perkembangan yang

terjadi secara berkesinambungan yang mempengaruhi keterampilan anak untuk bergerak.

Di dalamnya termasuk pembentukan tulang, otot, dan saraf-saraf tubuh yang berperan

dalam kematangan keterampilan motorik kasar dan halus. Kesiapan dalam komponen

ini tentunya sangat membantu anak untuk menjalani aktivitas-aktivitas fisik yang lebih

bervariasi di jenjang sekolah berikutnya (Anakku Siap Sekolah: Pedoman dan Stimulasi,

2020).

Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 7
Perkembangan kognitif mengacu pada perubahan dalam kemampuan berpikir,

berbahasa, dan kecerdasan anak. Perkembangan ini khususnya penting karena menjadi

pondasi dalam pembelajaran yang lebih rumit di jenjang pendidikan berikutnya. Dalam

aspek ini, Program Kesiapan Bersekolah diharapkan dapat membantu meningkatkan

kemampuan dalam memahami ucapan dari orang lain, memecahkan masalah, berpikir

secara logis, dan berpikir secara simbolik seiring dengan tumbuh kembang anak (Anakku

Siap Sekolah: Pedoman dan Stimulasi, 2020).

Perkembangan sosial-emosional tentunya mencakup kemampuan sosial dan

kemampuan emosional anak. Kemampuan sosial yang dimaksud pada tahap usia

dini adalah mampu menjalin hubungan dengan sebayanya maupun orang dewasa di

sekitarnya serta berani menjelajahi lingkungannya. Sementara, kemampuan emosional

mencakup kemampuan anak untuk mengenali emosi-emosi dasar, mengelola emosi, dan

mengekspresikan emosinya dengan baik (Anakku Siap Sekolah: Pedoman dan Stimulasi,

2020).

Terakhir adalah kesiapan sikap belajar anak yang ditunjukkan tidak hanya dari

ketekunan belajar anak, tetapi juga kemandirian, kreativitas, dan rasa ingin tahu anak

seiring pembelajarannya di PAUD maupun di SD kelas rendah (Anakku Siap Sekolah:

Pedoman dan Stimulasi, 2020). Dengan demikian, kesiapan anak memasuki jenjang SD

tidak semata-mata terkait pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, akan

tetapi kemampuan anak sebagai pribadi yang utuh. Aspek kesiapan sosial-emosional

menjadi hal yang esensial agar anak dapat meregulasi dirinya sehingga siap belajar.

Perkembangan anak usia dini sangat dipengaruhi oleh lingkungan terdekatnya,

yaitu keluarga. Oleh karena itu, keluarga, khususnya orang tua, sangat berperan dalam

keberhasilan Program Kesiapan Bersekolah anak. Orang tua perlu diajak untuk terlibat

secara intens dalam pendidikan awal anak dengan memfokuskan pada sikap, dukungan,

dan stimulasi yang ditunjukkan atau diberikan orang tua pada anak. Ketiga aspek tersebut

dapat diberikan pada kegiatan sehari-hari anak dan orang tua di rumah, seperti dengan

mengajak anak mengobrol, peka terhadap kebutuhan anak, menumbuhkan kecintaan

anak pada buku dan kecintaan anak pada belajar melalui bermain, bahkan dengan cara

yang paling sederhana, yaitu mengatakan pada anak bahwa kita mencintainya setiap hari

Pedoman Implementasi
8 Program Kesiapan Bersekolah
(Anakku Siap Sekolah: Pedoman dan Stimulasi, 2020).

Komponen terakhir dan yang juga menjadi kunci keberhasilan adalah kesiapan

sekolah. Di dalamnya mencakup kesiapan pendidik dan tenaga kependidikan, kesiapan

sarana prasarana, dan kesiapan program pendidikan. Guru tidak hanya diharapkan

mampu menguasai materi dan metode tetapi juga memahami karakteristik anak dan

perkembangannya, sehingga setiap guru dapat menyesuaikan pengajarannya sesuai

dengan tahap perkembangan maupun pribadi anak didiknya.

Sementara itu, Kepala Sekolah perlu memiliki kemampuan manajerial, supervisi,

dan khususnya kemitraan. Kemampuan tersebut penting dalam keberhasilan program

kesiapan bersekolah dan transisi anak dari PAUD menuju SD. Ketersediaan sarana-

prasarana dan program kegiatan PAUD dan SD kelas rendah yang mendukung perilaku

hidup bersih dan sehat, serta 4 (empat) aspek dalam kesiapan anak juga menjadi kunci

dalam keberhasilan Program Kesiapan Bersekolah (Anakku Siap Sekolah: Pedoman dan

Stimulasi, 2020).

Dari uraian di atas, disadari bahwa anak usia dini perlu proses pembelajaran yang

konkret, alamiah dan menyenangkan di lingkungan yang menstimulasi. Selain itu,

diperlukan cara-cara dan pendekatan yang sesuai dengan tahap perkembangannya dan

mengacu pada prinsip-prinsip PAUD yakni belajar melalui bermain, pendidikan yang

holistik dan integratif, pembelajaran yang bermakna, dan melibatkan kesiapan keluarga

dan sekolah. Idealnya, cara pembelajaran semacam ini sebaiknya tidak hanya terjadi

selama di PAUD tetapi juga selama di SD kelas rendah, mengingat anak masih tergolong

sebagai anak usia dini.

Dalam rangka mempercepat terjadinya titik temu transisi pendidikan dari PAUD ke

SD agar berjalan baik dan lancar, maka ada dua hal yang yang perlu dijadikan acuan:

1. Adanya keterpaduan kurikulum PAUD dan SD kelas rendah

2. Kesepakatan yang dihasilkan dalam Forum Komunikasi Guru PAUD dan SD kelas

rendah.

Diharapkan fungsi Forum Komunikasi PAUD dan SD mampu menjembatani masa

transisi tersebut.

Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 9
Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, bahwa prinsip pembelajaran anak usia

dini perlu bersifat holistik integratif. Holistik integratif berarti bahwa pendidikan anak

usia dini dilakukan secara utuh dan menyeluruh, termasuk kemampuan-kemampuan

lain seperti kemampuan fisik dan senso-motorik, kognitif, sosial-emosional, dan sikap

belajar, hingga layanan-layanan seperti layanan gizi dan kesehatan, perlidungan serta

pengasuhan anak. Selain itu, pembelajaran holistik integratif juga mengandung arti

bahwa kebutuhan dan layanan pada anak tidak hanya melibatkan guru dan sekolah,

tetapi perlu keterlibatan secara terpadu dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat

hingga daerah dan juga orang tua anak.

Mengacu pada uraian tersebut, maka metode drilling (metode belajar yang diberikan

dengan latihan berulang-ulang yang dilakukan secara terus-menerus untuk menguasai

keterampilan tertentu) yang selama ini masih banyak digunakan dapat dikatakan tidak

sesuai untuk anak usia dini, karena mengabaikan aspek kesiapan penting lainnya

serta kesesuaian metode belajar untuk anak usia dini. Belajar yang menyenangkan

perlu ditekankan, mengingat anak-anak ini akan menjalani proses pembelajaran yang

panjang hingga sekolah menengah atas bahkan perguruan tinggi. Oleh karena itu,

kecintaan terhadap belajar atau kasmaran belajar perlu dikembangkan. Penekanan

pada calistung cenderung membuat pendidik ‘melupakan’ pengembangan aspek-aspek

kesiapan bersekolah lainnya seperti fisik dan senso-motorik, sosial-emosional, serta

moral dan nilai agama. Pengenalan literasi calistung penting untuk dikembangkan, akan

tetapi kemampuan calistung bukan merupakan satu-satunya kemampuan yang harus

dikembangkan pada anak usia dini.

Disamping itu, setiap pihak yang berperan dalam pendidikan anak usia dini

diharapkan dapat melihat dan memahami pembelajaran anak usia dini secara holistik

integratif. Implementasi Program Kesiapan Bersekolah sangat membutuhkan kerja sama

dan komunikasi yang baik dari berbagai pihak, mulai dari Dinas Pendidikan, pengawas,

penilik, sekolah dan orang tua, hingga pemangku kepentingan lain yang terkait. Hal ini

dapat dilakukan salah satunya dengan membentuk Forum Komunikasi PAUD-SD sebagai

wadah yang mempertemukan kepentingan semua pihak. Apabila pemahaman ini dapat

diserap oleh berbagai pihak, maka transisi dari PAUD menuju SD dapat menjadi lebih

Pedoman Implementasi
10 Program Kesiapan Bersekolah
halus dan mudah bagi anak, orang tua, maupun sekolah, Sehingga Keberhasilan Program

Kesiapan Bersekolah dapat terwujud.

B. Implementasi Program Kesiapan Bersekolah

Secara spesifik, langkah-langkah implementasi Program Kesiapan Bersekolah adalah

sebagai berikut:

1. Direktorat PAUD menyusun:

a. Pedoman Program Kesiapan Bersekolah, Panduan Toolkit dan Toolkit

Kesiapan Bersekolah (Anak, Keluarga, dan Sekolah)

b. Delapan NSPK Program Kesiapan Bersekolah

2. Bimbingan Teknis Implementasi Program Kesiapan Bersekolah:

Direktorat PAUD memberikan bimbingan teknis Implementasi Program Kesiapan

Bersekolah kepada Unit Pelaksana Teknis Pusat, Dinas Pendidikan Kabupaten/

Kota, dan mitra yang bertujuan untuk:

● Sosialisasi tentang Program Kesiapan Bersekolah/ Transisi PAUD-SD secara

umum

● Sosialisasi dan pelatihan praktik penggunaan:

Pedoman Program Kesiapan Bersekolah

Panduan Toolkit Kesiapan Bersekolah (Anak, Keluarga, dan Sekolah)

Toolkit Kesiapan Bersekolah (Anak, Keluarga, dan Sekolah)


Toolkit Program Transisi PAUD-SD
● Sosialisasi penyelenggaraan Forum Komunikasi PAUD-SD (termasuk

identifikasi mekanisme pembentukan Forum Komunikasi PAUD-SD)

● Refleksi pelaksanaan kesiapan bersekolah yang pernah dilakukan sebelumnya

● Menyusun Rencana Tindak Lanjut Implementasi Program Kesiapan

Bersekolah untuk Lembaga PAUD dan SD

3. Pembentukan dan Penyelenggaraan Forum Komunikasi:

a. Perencanaan (Pusat): Direktorat PAUD dan Direktorat Sekolah Dasar

merencanakan, memantau, mengevaluasi, dan membina penyelenggaraan

Forum Komunikasi PAUD-SD

Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 11
b. Perencanaan (Kabupaten/Kota): Dinas Pendidikan Kabupaten/

Kota menyusun perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan

penyelenggaraan Forum Komunikasi PAUD-SD. Unit Pelaksana Teknis Pusat

memfasilitasi penyelenggaraan Forum Komunikasi PAUD-SD

c. Implementasi: Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota menyusun rencana

implementasi dan kebijakan transisi PAUD-SD di Kabupaten/ Kota masing-

masing:

1) Pembentukan Forum Komunikasi: Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota

membentuk Forum Komunikasi PAUD-SD di masing-masing Kabupaten/

Kota.

● Forum Komunikasi diselenggarakan bersama pemangku kepentingan

daerah, seperti Dinas Pendidikan, Penilik PAUD dan Pengawas TK dan

SD, Kepala Sekolah PAUD dan Kepala Sekolah SD, Guru PAUD dan Guru

SD, Pusat Kegiatan Gugus (PKG) PAUD, Kelompok Kerja Guru (KKG) SD,

Pokja Bunda PAUD, instansi dan organisasi mitra PAUD dan SD terkait

di wilayah kerja Kabupaten/kota, serta unsur lain yang terlibat dalam

kesiapan bersekolah atau transisi PAUD-SD (seperti orang tua anak)

2) Penyelenggaraan: Dalam Forum Komunikasi PAUD-SD, Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota didampingi Direktorat PAUD melakukan hal

berikut:

● menyusun rencana kerja Forum Komunikasi PAUD-SD

● meluruskan miskonsepsi dan membangun pemahaman yang sama antar

anggota forum

● berbagi informasi dan berkoordinasi antara perangkat sekolah di PAUD

dan SD di bawah koordinasi Dinas Pendidikan tentang bagaimana

menciptakan transisi yang baik dari PAUD ke SD

● menyelaraskan praktik-praktik pembelajaran di SD agar dapat mendukung

pembelajaran di PAUD dan sebaliknya

Pedoman Implementasi
12 Program Kesiapan Bersekolah
● menyosialisasikan pentingnya penggunaan pembelajaran multi bahasa

berbasis bahasa ibu, terutama untuk komunitas yang menggunakan

bahasa lokal, sebagai upaya penguatan literasi dan transisi PAUD-SD

● membuat rencana implementasi dan rancangan penguatan berbasis

ekosistem dengan penyusunan kerangka regulasi dan enabling

environment yang diperlukan untuk mengawal keberlangsungan sinergi


antara gugus PAUD dan KKG SD, serta penggunaan materi/toolkits

praktik pembelajaran lintas jenjang yang dapat digunakan di wadah-

wadah tersebut

3) Pelaksanaan Implementasi Program Kesiapan Bersekolah:

a. Dapat berupa bimbingan teknis, seminar, workshop, observasi, studi

banding, dan/atau program parenting di sekolah

b. Lembaga PAUD dan SD saling bekerjasama dan koordinasi

c. Lembaga PAUD dan SD memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada

orang tua dan pihak terkait tentang Program Kesiapan Bersekolah

4) Pendampingan:

a. Direktorat PAUD melakukan pendampingan ke Dinas Pendidikan

Kabupaten/ Kota terkait pembentukan Forum Komunikasi PAUD–SD

dan penyusunan program kerja Forum Komunikasi PAUD-SD

b. Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota melakukan pendampingan terkait

implementasi program kerja Forum Komunikasi PAUD-SD

5) Pemantauan dan Evaluasi:

a. Direktorat PAUD melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

Program Kesiapan Bersekolah dengan menggunakan instrumen

yang telah disusun

Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 13
ALUR IMPLEMENTASI PROGRAM TRANSISI PAUD-SD

KEMENDIKBUD Dirjen PAUD DIKDASMEN


membuat :
1. Pedoman Kesiapan Bersekolah
2. Panduan dan toolkit kesiapan bersekolah anak, keluarga
dan sekolah
3. Toolkit program transisi PAUD-SD
4. Melakukan sosialisasi ke seluruh Dinas Pendidikan Daerah

DINAS PENDIDIKAN DAERAH


melakukan :
1. Sosialisasi program melalui workshop, seminar
2. Membuat kebijakan transisi PAUD-SD
3. Memfasilitasi kerjasama antar asosiasi dan forum
4. Pendampingan program
5. Mendukung terbentuknya Forum Komunikasi PAUD-SD

FORUM KOMUNIKASI PAUD-SD


melakukan :
1. Diskusi dan koordinasi secara berkala antar satuan
PAUD-SD
2. Menyusun rencana implementasi kegiatan
3. Sosialisasi program transisi PAUD-SD ke satuan PAUD-SD
4. Monitoring dan evaluasi pada satuan PAUD-SD

SATUAN PAUD dan SD


1. Melakukan kerjasama dan koordinasi agar program transisi
PAUD-SD terlaksana di satuan PAUD & SD
2. Menyusun penjadwalan kunjungan antar satuan PAUD-SD
3. Melakukan sosialisasi program transisi PAUD-SD
kepada orang tua tentang kesiapan bersekolah di
lingkungan keluarga
4. Berperan aktif dalam Forum Komunikasi PAUD-SD

Pedoman Implementasi
14 Program Kesiapan Bersekolah
BAB III
PERAN PIHAK TERKAIT DALAM
IMPLEMENTASI PROGRAM
KESIAPAN BERSEKOLAH

A. Peran UPT Pusat

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat dalam hal ini PP/BP PAUD DIKMAS yang ada

di tingkat Provinsi memiliki peran penting dalam Implementasi Program Kesiapan

Bersekolah. Adapun peran UPT adalah :

1. Mengikuti sosialisasi dan bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh Direktorat

PAUD dalam rangka mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan

melaksanakan bimbingan teknis Implementasi Program Kesiapan Bersekolah ke

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

2. Melakukan bimbingan teknis kepada Forum Komunikasi PAUD-SD yang akan

menyelenggarakan bimbingan teknis Implementasi Program Kesiapan Bersekolah

3. Membekali dan memperkuat pemahaman Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

terhadap penyelenggaraan Implementasi Program Kesiapan Bersekolah di

tingkat kabupaten dalam wilayahnya

4. Memberikan pendampingan dan pembimbingan pada Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota terhadap penyelenggaraan Implementasi Program Kesiapan

Bersekolah.

B. Peran Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Peran Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam Implementasi Program Kesiapan

Bersekolah adalah :

1. Membentuk Forum Komunikasi PAUD-SD

2. Melaksanakan bimbingan teknis Implementasi Program Kesiapan Bersekolah

3. Menguatkan satuan PAUD dan SD sebagai sarana berbagi dalam Program

Kesiapan Bersekolah

Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 15
4. Melakukan pendampingan dan pembimbingan pada anggota Forum Komunikasi

PAUD-SD dalam penyusunan program kerja forum

5. Menggunakan dana bantuan Implementasi Program Kesiapan Bersekolah sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan pada pedoman

6. Menyampaikan laporan pelaksanaan dan pertanggungjawaban bimtek

Implementasi Program Kesiapan Bersekolah kepada pihak terkait sesuai waktu

yang ditetapkan

C. Peran Bunda PAUD Kabupaten

1. Mengikuti bimbingan teknis yang diadakan Direktorat PAUD terkait Forum

Komunikasi PAUD-SD

2. Menjadi anggota Forum Komunikasi PAUD-SD

3. Mendorong peningkatan mutu PAUD di kabupaten setempat melalui Forum

Komunikasi PAUD-SD

4. Ikut menyusun program kerja Forum Komunikasi PAUD-SD

5. Memberikan saran, masukan dan rekomendasi kepada Pemerintah

D. Peran PKG

1. Memberikan informasi data kepada Dinas Pendidikan tentang Gugus PAUD yang

memenuhi kriteria untuk mengikuti bimtek lingkungan belajar berkualitas

2. Menyebarluaskan informasi atau praktik baik tentang kesiapan bersekolah pada

Gugus PAUD di wilayahnya

3. Menemukan berbagai informasi terkini yang terkait implementasi kesiapan

bersekolah di satuan PAUD

4. Pusat informasi terkait kebijakan, pengetahuan dan hal-hal terkait dengan

kegiatan PAUD terutama tentang mengimplementasikan kesiapan bersekolah

5. Bengkel kerja dalam penyediaan dan pengembangan kreasi dan inovasi dalam

mengimplementasi Program Kesiapan Bersekolah

6. Sarana berbagi ide dan kreativitas semua pihak yang peduli PAUD dalam

mengimplementasi Program Kesiapan Bersekolah

Pedoman Implementasi
16 Program Kesiapan Bersekolah
BAB IV
PENUTUP

Demikian Pedoman ini disusun untuk dapat dijadikan acuan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dalam pelaksanaan program Implementasi Program Kesiapan Bersekolah.

Komitmen kuat dari semua pihak yang terkait akan mendukung keberhasilan pelaksanaan

program sehingga mendukung tercapainya berbagai program pendampingan yang

bermutu dan berkualitas untuk Dinas Pendidikan kabupaten/kota dalam memfasilitasi

terbentuknya Forum Komunikasi PAUD-SD.

Hal ini diharapkan mampu mengembangkan kapasitas Dinas Pendidikan dalam

menyediakan ekosistem pendidikan yang bermutu dan berkualitas sehingga implementasi

Program Kesiapan Bersekolah anak dalam mendukung transisi anak-anak di rentang PAUD

menuju SD dapat terealisasi dengan baik dan optimal. Sebagai bentuk pencermatan

dan adaptasi terhadap disparitas budaya dan lingkungan sosial masyarakat Indonesia

pedoman ini dapat disesuaikan penggunaannya dengan kondisi dan kebutuhan yang

dihadapi demi tercapainya tujuan program.

Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 17
Saran/masukan terhadap Pedoman Implementasi
Kesiapan Bersekolah dapat disampaikan melalui pos-el
(e-mail):

paud@kemdikbud.go.id

paudpedia
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2021

Anda mungkin juga menyukai