Narahubung:
Surel: paud@kemdikbud.go.id
Diterbitkan oleh:
Kesiapan anak bersekolah berkaitan erat dengan proses transisi anak ke jenjang
berikutnya. Proses transisi yang akan dijalani anak dilakukan secara bertahap. Artinya,
persiapan anak memasuki jenjang SD tidak hanya terkait pada kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung tetapi anak dapat meregulasi dirinya sehingga siap belajar.
yaitu anak laki-laki dan perempuan memiliki akses pendidikan anak usia dini, pengasuhan,
dan pendidikan pra-SD yang berkualitas sehingga mereka siap memasuki jenjang SD.
Untuk itu, Program Kesiapan Bersekolah perlu dirancang dengan baik agar transisi PAUD–
sudut pandang terkait kesiapan anak bersekolah dapat dihindari. Peran dari berbagai pihak
terkait kesiapan bersekolah di daerah dapat menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan
transisi PAUD-SD.
Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah PAUD Tahun 2021 telah tersusun. Pedoman ini digunakan
sebagai bahan advokasi dan pendampingan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam
memahami konsep kesiapan bersekolah. Lebih jauh lagi, melalui pedoman ini diharapkan
pemahaman yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang menangani PAUD
dan SD, Penilik PAUD, Pengawas TK dan SD, Pengelola atau Kepala Sekolah PAUD,
Kepala Sekolah SD, Pendidik PAUD dan SD, serta mitra PAUD dan SD mengenai Program
dengan baik.
Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah i
KATA PENGANTAR
DIREKTUR SD
Kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif sangat ditentukan
oleh kualitas perkembangan anak sejak usia dini.Perkembangan anak usia dini harus
dilakukan secara holistik dan integratif untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang
beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi.Oleh karena itu,
untuk mewujudkan itu semua diperlukan rangsangan Pendidikan yang dilakukan secara
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
Namun saat ini yang terjadi di lapangan, kecenderungan yang terjadi bahwa Satuan
Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan dalam upaya untuk memenuhi tuntutan pasar
yang mempersiapkan anak usia dini lebih kepada tuntutan akademis sebagai bekal mereka
yang terjadi di PAUD tidak sesuai dengan karakteristik dan perkembangan anak usia dini.
Sejatinya Pendidikan Anak Usia Dini merupakan tempat untuk membina anak bertumbuh
kembang secara optimal dan dipantau dari berbagai aspek secara holistik (agama/ moral,
Fisik motorik, Bahasa, Kognitif, sosial emosional dan seni) untuk mempersiapkan mereka
SD dan GTK PAUD serta berbagai organisasi mitra, baik satuan PAUD maupun SD untuk
mensinergikan program kesiapan bersekolah dengan baik. Salah satu upaya yang telah
2021. Harapannya pedoman ini menciptakan transisi yang baik dari PAUD ke SD, serta
Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah iii
menyelaraskan praktik-praktik pembelajaran di SD agar dapat mendukung pembelajaran
pemahaman yang baik kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program
kesiapan bersekolah.
Pedoman Implementasi
iv Program Kesiapan Bersekolah
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi v
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum 4
C. Tujuan 5
D. Sasaran 6
E. Manfaat 6
BAB IV PENUTUP 17
Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No 20 tahun 200 tentang
diajarkan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) dengan metode drilling, bukan
ketidaknyamanan pada anak, sehingga belajar dipersepsikan anak sebagai kegiatan yang
kurang menyenangkan.
Pada dasarnya belajar di PAUD menurut Permendikbud No 146 tahun 2014 merupakan
persiapan anak untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu,
transisi yang baik sangat diharapkan agar anak tidak perlu melakukan proses adaptasi
yang terlampau memberatkan. Pada tahun 2020 telah disusun tujuh buah buku, yaitu
satu Pedoman Kesiapan Bersekolah, tiga Toolkit Kesiapan Bersekolah (Toolkit Kesiapan
Anak, Toolkit Kesiapan Keluarga, dan Toolkit Kesiapan Sekolah), dan tiga Panduan Toolkit
Kesiapan Bersekolah (Panduan Toolkit Kesiapan Anak, Panduan Toolkit Kesiapan Keluarga,
dan Panduan Toolkit Kesiapan Sekolah). Tujuan dari dituliskannya buku-buku tersebut
adalah untuk dapat dimanfaatkan oleh orang tua dan pendidik dalam mendampingi dan
memberikan pengayaan kepada anak usia dini di rumah maupun di sekolah, sehingga
anak siap bersekolah di jenjang SD. Namun demikian, sebelum dapat dimanfaatkan,
perlu ada kesamaan persepsi terkait kesiapan bersekolah. Selain itu, untuk menjaga
sinergis dari semua pihak agar prosesnya dapat berjalan dengan maksimal.
Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 1
Program Kesiapan Bersekolah dirancang berlandaskan pada pendekatan ekologis yang
melibatkan peran keluarga, sekolah, dan anak. Pendekatan ekosistem ini dirasakan sesuai
dengan perkembangan dunia saat ini yang semakin terkait satu sama lain. Semangat
siap pada anak, siap pada keluarga, dan siap pada sekolah diharapkan dapat memenuhi
Siap keluarga yang dimaksud dalam hal ini mencakup sikap, dukungan dan stimulasi dari
semua anggota keluarga, yang ditunjukkan dalam kesehariannya dan dapat mendukung
Disamping itu, Program Kesiapan Bersekolah juga mengacu pada prinsip pendidikan
anak usia dini, yaitu belajar melalui bermain. Bermain dapat menjadi cara yang tepat
untuk anak belajar, karena melalui bermain anak dapat mengembangkan keterampilan
fisik dan senso-motorik, kognitif, dan sosial-emosional sambil menanamkan sikap belajar
yang positif.
berada. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pembelajaran berbasis lingkungan
dapat dilakukan dengan cara menyediakan buku cerita anak, buku saku guru, bimbingan
teknis dan pendampingan guru maupun orang tua yang menyesuaikan dengan lingkungan
setempat serta nilai-nilai dan keadaan sosial budaya dimana anak itu berada. Selain
itu, alat permainan yang disediakan sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang mudah
diperoleh di lingkungan dan tidak tergantung pada alat permainan yang diproduksi oleh
selama proses belajar mengajar di sekolah. Selama ini, masih banyak ditemukan PAUD
yang menggunakan bahasa Indonesia saja sebagai pengantar di kelas meskipun bahasa
tersebut ‘asing’ bagi anak. Penggunaan bahasa yang tergolong ‘asing’ atau jarang
digunakan oleh anak dapat menghambat proses berpikir dan belajar anak. Sementara,
penggunaan bahasa ibu, atau bahasa pertama anak yang sering digunakan dan lebih
dipahami oleh anak, akan sangat membantu anak dalam memahami ucapan guru hingga
Pedoman Implementasi
2 Program Kesiapan Bersekolah
ibu sebagai bahasa pengantar juga dapat lebih membantu anak dalam belajar (bermain),
mengingat anak sudah memiliki lebih banyak kosa-kata dalam bahasa ibunya. Sebagai
contoh, bila dalam kelas anak-anak memiliki bahasa Jawa sebagai bahasa ibunya, maka
guru dapat menggunakan bahasa Jawa dalam mengajar; bila dalam kelas anak-anak
memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa ibunya, maka guru dapat menggunakan
bahasa Indonesia dalam mengajar. Pada intinya, guru perlu menyesuaikan bahasa yang
digunakan dalam proses belajar mengajar dengan bahasa yang lebih dipahami dan
agar anak mengembangkan seluruh potensi yang ada pada dirinya. Meskipun demikian,
pemberian layanan PAUD berkualitas perlu selalu dilaksanakan agar mutu anak-anak
PAUD dapat terus meningkat. Disamping itu, persepsi dari semua pemangku kepentingan,
dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang menangani PAUD dan SD, Unit
Pusat Kegiatan Gugus, Penilik PAUD, Pengawas TK dan SD, Pengelola atau Kepala
Sekolah PAUD, Kepala Sekolah SD, Guru PAUD dan Guru SD kelas awal, orang tua, serta
pemangku kepentingan lain yang terkait, perlu diselaraskan. Untuk itu, komunikasi dari
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu dibentuk Forum Komunikasi di tingkat
Kabupaten/ Kota yang dapat mempertemukan dan mewadahi kepentingan semua pihak
yang terlibat. Forum Komunikasi ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran,
khususnya mengenai konsep pendidikan anak usia dini yang holistik dan integratif dan
praktik pembelajaran yang sesuai, yang berujung pada keselarasan praktik pembelajaran
di PAUD dan SD. Oleh karena itu, penyusunan kerangka regulasi perlu direncanakan dan
dirancang agar kerja sama antara gugus PAUD dan Kelompok Kerja Guru (KKG) SD dapat
Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 3
Dalam forum ini, setiap pihak juga dapat berbagi tentang tantangan yang dihadapi
masing-masing dan menemukan solusi atas tantangan tersebut. Selain itu, pelatihan-
Program Kesiapan Bersekolah. Termasuk di dalamnya adalah sekolah dan orang tua agar
juga dapat memanfaatkan buku-buku pedoman, toolkit, dan panduan toolkit kesiapan
bersekolah yang telah disusun pada tahun 2020. Dengan demikian, kapasitas dari setiap
pihak yang terlibat diharapkan dapat meningkat melalui Forum Komunikasi ini dan pada
Disamping hal-hal tersebut di atas, terdapat hal lain yang perlu menjadi dasar
pertimbangan terkait PAUD dalam situasi dan kondisi khusus, seperti masa pandemi yang
mengharuskan terjadi pembatasan sosial, sehingga peran orang tua (keluarga) sangat
rumah. Untuk itu, orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama perlu mendapatkan
Kesiapan Bersekolah ini. Pedoman ini juga disertai dengan Toolkit Program Transisi
B. Dasar Hukum
Nasional;
Pedoman Implementasi
4 Program Kesiapan Bersekolah
8. PP RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas PP RI Nomor 19
10. Perpres Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik
Integratif;
(SDGs);
13. Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD;
14. Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD;
15. Permendikbud Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal
Pendidikan;
17. Permendikbud Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
18. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang Renstra Kemendikbud Tahun 2020-
2024;
C. Tujuan
(Dinas pendidikan yang menangani PAUD, SD, dan guru PAUD dan SD, Bunda
PAUD, Penilik PAUD, Pengawas TK dan SD, Komite PAUD dan SD) mengenai
PAUD dan SD, serta guru PAUD dan guru SD, terkait kesiapan bersekolah.
Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 5
3. Sebagai acuan nasional bagi semua pemangku kepentingan dalam penyusunan
di kabupaten/kota.
D. Sasaran
b. UPT Pusat
E. Manfaat
positif bagi anak, orang tua, sekolah, bahkan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat.
tahapan pembelajaran dari PAUD menuju SD kelas rendah sehingga penilik PAUD dan
Pedoman Implementasi
6 Program Kesiapan Bersekolah
BAB II
PROGRAM KESIAPAN BERSEKOLAH
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Nomor 4.2 (SDG) menekankan agar semua anak
baik laki-laki maupun perempuan perlu mendapatkan layanan pendidikan satu tahun pra-
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Partisipasi di PAUD yang berkualitas dipercaya akan
membantu anak bertumbuh kembang secara optimal dari berbagai aspek (akademik dan
sosial-emosional).
Direktorat PAUD tahun 2020, didefinisikan sebagai: Kemampuan anak dalam mengelola
esensial yang perlu menjadi fokus perhatian (Anakku Siap Sekolah: Pedoman dan Stimulasi,
2020). Ketika anak berada pada masa transisi, ia harus siap dari aspek perkembangan
Di dalamnya termasuk pembentukan tulang, otot, dan saraf-saraf tubuh yang berperan
dalam kematangan keterampilan motorik kasar dan halus. Kesiapan dalam komponen
ini tentunya sangat membantu anak untuk menjalani aktivitas-aktivitas fisik yang lebih
bervariasi di jenjang sekolah berikutnya (Anakku Siap Sekolah: Pedoman dan Stimulasi,
2020).
Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 7
Perkembangan kognitif mengacu pada perubahan dalam kemampuan berpikir,
berbahasa, dan kecerdasan anak. Perkembangan ini khususnya penting karena menjadi
pondasi dalam pembelajaran yang lebih rumit di jenjang pendidikan berikutnya. Dalam
kemampuan dalam memahami ucapan dari orang lain, memecahkan masalah, berpikir
secara logis, dan berpikir secara simbolik seiring dengan tumbuh kembang anak (Anakku
kemampuan emosional anak. Kemampuan sosial yang dimaksud pada tahap usia
dini adalah mampu menjalin hubungan dengan sebayanya maupun orang dewasa di
mencakup kemampuan anak untuk mengenali emosi-emosi dasar, mengelola emosi, dan
mengekspresikan emosinya dengan baik (Anakku Siap Sekolah: Pedoman dan Stimulasi,
2020).
Terakhir adalah kesiapan sikap belajar anak yang ditunjukkan tidak hanya dari
ketekunan belajar anak, tetapi juga kemandirian, kreativitas, dan rasa ingin tahu anak
Pedoman dan Stimulasi, 2020). Dengan demikian, kesiapan anak memasuki jenjang SD
tidak semata-mata terkait pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, akan
tetapi kemampuan anak sebagai pribadi yang utuh. Aspek kesiapan sosial-emosional
menjadi hal yang esensial agar anak dapat meregulasi dirinya sehingga siap belajar.
yaitu keluarga. Oleh karena itu, keluarga, khususnya orang tua, sangat berperan dalam
keberhasilan Program Kesiapan Bersekolah anak. Orang tua perlu diajak untuk terlibat
secara intens dalam pendidikan awal anak dengan memfokuskan pada sikap, dukungan,
dan stimulasi yang ditunjukkan atau diberikan orang tua pada anak. Ketiga aspek tersebut
dapat diberikan pada kegiatan sehari-hari anak dan orang tua di rumah, seperti dengan
anak pada buku dan kecintaan anak pada belajar melalui bermain, bahkan dengan cara
yang paling sederhana, yaitu mengatakan pada anak bahwa kita mencintainya setiap hari
Pedoman Implementasi
8 Program Kesiapan Bersekolah
(Anakku Siap Sekolah: Pedoman dan Stimulasi, 2020).
Komponen terakhir dan yang juga menjadi kunci keberhasilan adalah kesiapan
sarana prasarana, dan kesiapan program pendidikan. Guru tidak hanya diharapkan
mampu menguasai materi dan metode tetapi juga memahami karakteristik anak dan
kesiapan bersekolah dan transisi anak dari PAUD menuju SD. Ketersediaan sarana-
prasarana dan program kegiatan PAUD dan SD kelas rendah yang mendukung perilaku
hidup bersih dan sehat, serta 4 (empat) aspek dalam kesiapan anak juga menjadi kunci
dalam keberhasilan Program Kesiapan Bersekolah (Anakku Siap Sekolah: Pedoman dan
Stimulasi, 2020).
Dari uraian di atas, disadari bahwa anak usia dini perlu proses pembelajaran yang
diperlukan cara-cara dan pendekatan yang sesuai dengan tahap perkembangannya dan
mengacu pada prinsip-prinsip PAUD yakni belajar melalui bermain, pendidikan yang
holistik dan integratif, pembelajaran yang bermakna, dan melibatkan kesiapan keluarga
dan sekolah. Idealnya, cara pembelajaran semacam ini sebaiknya tidak hanya terjadi
selama di PAUD tetapi juga selama di SD kelas rendah, mengingat anak masih tergolong
Dalam rangka mempercepat terjadinya titik temu transisi pendidikan dari PAUD ke
SD agar berjalan baik dan lancar, maka ada dua hal yang yang perlu dijadikan acuan:
2. Kesepakatan yang dihasilkan dalam Forum Komunikasi Guru PAUD dan SD kelas
rendah.
transisi tersebut.
Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 9
Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, bahwa prinsip pembelajaran anak usia
dini perlu bersifat holistik integratif. Holistik integratif berarti bahwa pendidikan anak
lain seperti kemampuan fisik dan senso-motorik, kognitif, sosial-emosional, dan sikap
belajar, hingga layanan-layanan seperti layanan gizi dan kesehatan, perlidungan serta
pengasuhan anak. Selain itu, pembelajaran holistik integratif juga mengandung arti
bahwa kebutuhan dan layanan pada anak tidak hanya melibatkan guru dan sekolah,
tetapi perlu keterlibatan secara terpadu dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat
Mengacu pada uraian tersebut, maka metode drilling (metode belajar yang diberikan
keterampilan tertentu) yang selama ini masih banyak digunakan dapat dikatakan tidak
sesuai untuk anak usia dini, karena mengabaikan aspek kesiapan penting lainnya
serta kesesuaian metode belajar untuk anak usia dini. Belajar yang menyenangkan
perlu ditekankan, mengingat anak-anak ini akan menjalani proses pembelajaran yang
panjang hingga sekolah menengah atas bahkan perguruan tinggi. Oleh karena itu,
moral dan nilai agama. Pengenalan literasi calistung penting untuk dikembangkan, akan
Disamping itu, setiap pihak yang berperan dalam pendidikan anak usia dini
diharapkan dapat melihat dan memahami pembelajaran anak usia dini secara holistik
dan komunikasi yang baik dari berbagai pihak, mulai dari Dinas Pendidikan, pengawas,
penilik, sekolah dan orang tua, hingga pemangku kepentingan lain yang terkait. Hal ini
dapat dilakukan salah satunya dengan membentuk Forum Komunikasi PAUD-SD sebagai
wadah yang mempertemukan kepentingan semua pihak. Apabila pemahaman ini dapat
diserap oleh berbagai pihak, maka transisi dari PAUD menuju SD dapat menjadi lebih
Pedoman Implementasi
10 Program Kesiapan Bersekolah
halus dan mudah bagi anak, orang tua, maupun sekolah, Sehingga Keberhasilan Program
sebagai berikut:
umum
Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 11
b. Perencanaan (Kabupaten/Kota): Dinas Pendidikan Kabupaten/
masing:
Kota.
SD, Kepala Sekolah PAUD dan Kepala Sekolah SD, Guru PAUD dan Guru
SD, Pusat Kegiatan Gugus (PKG) PAUD, Kelompok Kerja Guru (KKG) SD,
Pokja Bunda PAUD, instansi dan organisasi mitra PAUD dan SD terkait
berikut:
anggota forum
Pedoman Implementasi
12 Program Kesiapan Bersekolah
● menyosialisasikan pentingnya penggunaan pembelajaran multi bahasa
wadah tersebut
4) Pendampingan:
Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 13
ALUR IMPLEMENTASI PROGRAM TRANSISI PAUD-SD
Pedoman Implementasi
14 Program Kesiapan Bersekolah
BAB III
PERAN PIHAK TERKAIT DALAM
IMPLEMENTASI PROGRAM
KESIAPAN BERSEKOLAH
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat dalam hal ini PP/BP PAUD DIKMAS yang ada
PAUD dalam rangka mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan
Bersekolah.
Bersekolah adalah :
Kesiapan Bersekolah
Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 15
4. Melakukan pendampingan dan pembimbingan pada anggota Forum Komunikasi
yang ditetapkan
Komunikasi PAUD-SD
Komunikasi PAUD-SD
D. Peran PKG
1. Memberikan informasi data kepada Dinas Pendidikan tentang Gugus PAUD yang
5. Bengkel kerja dalam penyediaan dan pengembangan kreasi dan inovasi dalam
6. Sarana berbagi ide dan kreativitas semua pihak yang peduli PAUD dalam
Pedoman Implementasi
16 Program Kesiapan Bersekolah
BAB IV
PENUTUP
Demikian Pedoman ini disusun untuk dapat dijadikan acuan bagi pihak-pihak yang
Komitmen kuat dari semua pihak yang terkait akan mendukung keberhasilan pelaksanaan
Program Kesiapan Bersekolah anak dalam mendukung transisi anak-anak di rentang PAUD
menuju SD dapat terealisasi dengan baik dan optimal. Sebagai bentuk pencermatan
dan adaptasi terhadap disparitas budaya dan lingkungan sosial masyarakat Indonesia
pedoman ini dapat disesuaikan penggunaannya dengan kondisi dan kebutuhan yang
Pedoman Implementasi
Program Kesiapan Bersekolah 17
Saran/masukan terhadap Pedoman Implementasi
Kesiapan Bersekolah dapat disampaikan melalui pos-el
(e-mail):
paud@kemdikbud.go.id
paudpedia
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2021