Anda di halaman 1dari 7

2.

1 Pengertian Asesmen
Asesmen (asessment) perilaku adalah sebuah proses berkesinambungan pengumpulan,
penyusunan dan pendokumentasian informasi tentang perilaku-perilaku murid PAUD
agar dapat menjadi dasar membuat keputusan dengan cara terbaik dalam mendidik
dan mengajar.

2.2 Tujuan Asesmen


Untuk anak-anak
1. Mengidentifikasi apa yang mereka ketahui
2. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan khusus mereka
3. Menentukan penempatan yang benar untuk anak-anak
4. Merujuk anak-anak dan keluarganya kepada pelayanan tambahan dan program
dari lembaga-lembaga tertentu.
Untuk keluarga
1. Menyediakan informasi tentang program dan kemajuan pembelajaran anak
2. Menghubungkan aktivitas-aktivitas sekolah dengan aktivitas dari pengalaman
di rumah untuk meningkatkan pembelajaran di rumaha
3. Memampukan guru dan keluarga bekerjasama untuk memberi manfaat bagi
murid dan keluarganya.
Untuk guru
1. Memberitahu hal-hal terbaik bagi pelajaran dan rancangan aktivitas dan
menetapkan tujuan-tujuan
2. Membantu penciptaan rencana kelas yang baru
3. Memilih bahan-bahan yang akan diajarkan
4. Memonitor dan memperbaiki proses belajar mengajar
5. Membantu mengelompokkan instruksi-instruksi.
Untuk Program PAUD
1. Menjadi dasar membuat keputusan kebijakan tentang apa yang sesuai dan
tidak sesuai bagi anak
2. Menentukan seberapa baik dan di taraf apa program dan pelayanan anak
memberikan manfaat bagi anak dan keluarganya
3. Membantu kurikulum dan pengajaran sesuai kebutuhan anak.
Untuk publik
1. Memberitahu mereka tentang prestasi belajar anak
2. Meyediakan informasi tentang prestasi murid-murid di setiap sekolah
3. Menyediakan basis bagi pembuatan kebijakan publik (legilasi, rekomendasi,
dan pernyataan sikap).

2.3 Metode – metode Assesmen

METODE TUJUAN GARIS PEDOMAN


Observasi Memampukan guru Rancanglah observasi
Memahami anak memperlihatkan mengidentifikasi dan perjelas dengan
perilaku anak secara sistematis. perilaku murid, tujuan-tujuan observasi
mendokumentasikan tersebut
dan membuat
keputusan
Catatan anekdot Menyebutkan Catatlah hanya apa
Memberikan deskripsi tertulis pemahaman tentang yang diamati dan
pendek tentang perilaku murid di perilaku tertentu dan didengar berdasarkan
suatu waktu menjadi basis untuk fakta yang ada (tempat,
merancang strategi waktu perilaku muncul)
pengajaran tertentu dan yang dikatakan
oleh murid
Catatan berjalan Membantu Pertahankan
Berfokus pada urutan kejadian- mendapatkan objektivitas dan
kejadian yang muncul di waktu pemahaman lebih berusaha
tertentu mendetail tentang mencantumkan detai
sebuah perilaku di sebanyak mungkin
periode waktu
tertentu
Sampling peristiwa Membantu Identifikasikan perilaku
Berfokus pada perilaku tertentu di mengidentifikasi target yang harus
sebuah peristiwa tertentu perilaku selama diamati selama waktu
(contohnya perilaku di jam makan kejadian tertentu tertentu (contohnya
siang, perilaku di kerja kelompok berlangsung di pertengkaran selama
kelas) periode waktu aktivitas-aktivitas
tertentu transisi)
Sampling waktu Membantu 0bservasilah hanya
Merekan kejadian atau perilaku mengidentifikasi selam periode waktu
tertentu di interval waktu tertentu ketika anak tertentu tertentu
selama 5 menit, 10 menit mendemonstrasikan
perilaku tertentu,
membantu
menjawab
pertanyaan “apakah
anak melakukan
sesuatu di seua
waktu ataukah
hanya di waktu dan
kejadian tertentu”
Skala peratingan Memampukan para Pastikan deskripsi
Mengandung daftar deskripsi guru mecatat data- kunci dan skala
untuk seperangkat perilaku data kapan kejadian peratingan sudah tepat
pada data untuk hal-hal yang
diobservasi diamati
Daftar periksa (cheklist) Memampukan guru Pastikan daftar periksa
Daftar perilaku untuk mengamati dan mencakup juga
mengidenifikasi keterampilan dan mengecek dengan perilaku-perilaku yang
penegtahuan murid mudah apa yang penting bagi program
diketahui dan dan bagi pembelajaran
mampu murid (menghitung 1-
lakukan 10,meloncat dengan
satu kaki)
Sampel kerja Menyediakan Pastikan sampel kerja
Mengambil hasil kerja murid contoh-contoh mendemonstrasikan apa
yang membuktikan apa yang konkret yang murid ketahui dan
mereka tahu dan sanggup lakukan pembelajaran dapat mampu lakukan.
memperlihatkan Biarkan mereka
pertumbuhan dan membantu memilihkan
prestasi belajar hal-hal yang merekan
murid di periode ingin gunakan sebagi
waktu tertentu contoh pembelajran
mereka
Portofolio Menyediakan Pastikan bahwa
Kumpulan sampel-sampel kerja dokumentasi tentang portofolio bukan
murid dan produk-produk belajar prestasi murid, sekedar tumpukan hasil
yang lain meliputi skor tes, kerja murid melainkan
tugas mandiri dan dokumentasi
videotop pembelajaran murid
dalam periode waktu
tertentu
Interview Memampukan Lontarkan pertanyaan
Melibatkan anak dalam diskusi murid menjelaskan untuk mendapatkan
lewat pertanyaan-pertanyaan perilaku, sampel pemahaman tentang
kerja atau jawaban pembelajaran murid
tertentu

A. Observasi
Observasi adalah sebuah tindakan mengamati dengan penuh intensi dan
sistematis perilaku anak atau apapun yang terkait dengan anak di lingkup,
program atau situasi tertentu. Observasi kadang disebut “mengamati anak” dan
menjadi cara terbaik untuk mengetahui perilaku dan pembelajaran anak.
B. Catatan Anekdot
Catatan anekdot merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk
menuliskan laporan singkat perilaku anak berdasarkan apa yang sudah
didengar dan dilihat, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan dan disimpulkan
guru. Oleh Maria Rodriguez seorang guru TK mengatakan bahwa catatan
anekdot dapat menyediakan pemahaman mendalam terhadap perilaku anak
tertentu, dan memberikan basis untuk merancang sebuah strategi mengajar
yang spesifik.

C. Catatan Berjalan
Catatan berjalan merupakan narasi mendetail tentang perilaku anak yang
berfokus pada urutan kejadian-kejadian yang muncul di waktu tertentu.
Mencakup di dadalamnya observasi faktual sekaligus penyimpulan guru.
Catatan ini berguan untuk menilai perilaku dan keterampilan yang lebih
abstrak karena membantu anak mendapat pemahaman lebih detail tentang
perilaku secara umum dan bukan hanya di peristiwa yang tertulis di catatan
anekdot.
D. Sampling Peristiwa
Sampling peristiwa adalah sebuah bentuk asesmen yang secara sistematis
mengamati perilaku spesifik selama periode waktu tertentu yang didasarkan
pada model ABC. Dengan membggunakan asesmen sampling peristiwa guru
dapat membuat keputusan metode mengajar yang tepat, rancangan pelajaran
yang sesuai, pengelompokan siswa berpasangan.
E. Skala Peratingan (Rating Score)
biasanya berupa skala angka yang mengandung daftar deskripsi untuk
seperangkat perilaku atau tujuan. Skala ini biasanya memiliki instruksi dasar
“Di skala (angka, contoh 1) sampai skala (angka, contoh 5) , Anda merating
(perilaku atau tujuan yang diinginkan) di…”. Skala peratingan memampukan
guru mencatat data ketika perilaku tetentu teramati. Ketika menggunakan
skala peratingan, pastikan bahwa deskripsi kunci dan skala peratingannya
sudah tepat untuk apapun yang diamati.
Bess Stensel menggunakan skala peratingan di kelas TK yang
diajarnya untuk mendapatkan gambaran luas tentang perkembangan murid-
muridnya. Gambar 3.7 adalah contoh skala peratingan yang digunakan Bess
untuk menilai tingkat perkembangan Rebecca berbahasa. Seperti yang terlihat
tersebut, Bess bukan hanya mampu memetakan area keterampilan namun juga
tingkat kemampuan muridnya itu. Dari skala peratingan ini Bess
menyimpulkan bahwa Rebecca telah meraih sejumlah penguasaan, bahkan
beberapa sudah optimal, dan menegtahui kemampuannya yang paling lemah,
yaitu mengisahkan secara lisan sebuah cerita. Sekarang Bess dapat merancang
metode mengajar yang dapat memenuhi kebutuhan Rebecca menguasai
keterampilan membaca dan bahasa lainnya.
Skala peratingan termasuk satu assessment autentik favorit banyak
guru. Skala ini memampukan guru mengumpulkan data dengan cepat. Anda
dapat menggunakan skala peratingan bagi semua aktivitas instruksi dan terus
membawanya saat Anda mengajar untuk menilai murid-murid.

F. Daftar Periksa (Checklist)


Sebuah cara yang sangat baik dan kuat untuk mengamati dan mengumpulkan
informasi tentang jangkauan luas kemampuan murid di semua seting adalah
daftar periksa(checklist). Daftar periksa disebut juga daftar perilaku untuk
mengidentifikasi keahlian dan pengetahuan anak. Ia adalah sebuah daftar
untuk semua ragam perilaku yang mengidentifikasikan keterampilan dan
pengetahuan murid, dan dapat digunakan sebagai bagian tetap pengajaran di
berbagau topic dan pelajaran.
 Setiap daftar periksa perilaku semestinya mengandung kualitas,
keterampilan, perilaku dan informasi lain yang ingin diamati. Dengan
kata lain , rajutlah setiap daftar periksa ke situasi tertentu saja, dan
jangan generalisasikan daftar periksa itu seolah efektif untuk setiap
situasi
 Isilah semua daftar periksa di berkas setiap murid untuk melacak
kemajuan belajar mereka dan bagi rujukan dan penggunaan di masa
depan apabila data tersebut dibutuhkan
 Gunakan daftar periksa sebagai basis bagi pertemuan dengan anak dan
orangtuanya
 Gunakan informasi dari daftar periksa untuk merancang instruksional
bagi belajar kelompok maupun belajar mandiri

G. Sampel Kerja (work sample) atau artefak murid (student artifact), adalah
contoh kerja murid yang membuktikan apa yang murid tahu dan mampu
lakukan, dan digunakan sebagai bukti untuk menilai kemampuan mereka.
Sampel kerja sering kali digunakan untuk mendokumentasikan pencapaian dan
prestasi belajar murid. Sampel kerja bisa berupa fisik atau elektronik dan dapat
memiliki beragam bentuk. Sistem sampel kerja Oregon terdiri atas 3
komponen (1) tes pilihan ganda, (2) asesmen performa, dan (3) sampel kerja
kelas. Asesmem performa (performance assessment) adalah proses
berkesinambungan mengumpulkan informasi tentang murid selama terlibat di
dalam aktivitas belajar dan mengajar. Ini juga sering disebut asesmen
informal, asesmen formatif, dan autentik.
H. Portofolio
Portofolio adalah kompilasi sampel kerja murid, produk belajar lain, dan
observasi guru yang dikumpulkan selama beberapa waktu untuk mengetes apa
yang murid sanggup lakukan, sebagai basis bagi asesmen mereka.
Portofolio digunakan untuk beberapa tujuan:
1. Mendorong rekaman tentang proses belajar setiap murid.
2. Mendukung pembelajaran.
3. Menguatkan murid melakukan kerja terbaik mereka.
4. Memandu instruksi.
Entri-entri portofolio mestinya memenuhi kriteria berikut:
1. Mencerminkan perkembangan kognitif, sosial emosi, dan fisik murid.
2. Menyediakan rekaman visuall tentang proses belajar murid selama
periode waktu tertentu.
3. Mendorong input dari murid, guru dan orangtua.
Contoh-contoh tentang apa yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio
bermacam-macam, namun mestinya meliputi beberapa jenis artefak dan
sampel kerja yang sudah didiskusikan sebelumnya. Berikut ini adalah item-
item yang banyak guru masukkan ke dalam portofolio mereka:
1. Sampel-sampel kerja.
2. Aktivitas pemecahan soal-soal matematika.
3. Jurnal sains dan eksperimen ilmiah.
4. Sampel seni.
Setiap guru menyusun portofolio dengan cara yang berbeda-beda. Jonathon
Barrio mengizinkan para murid kelas 3 yang diajarnya untuk meletakkan
karya terbaik mereka di portofolio, sedangkan Megan LeBlanc memutuskan
bersama murid kelas 2-nya tentang apa saja yang akan dimasukkan ke dalam
portofolio mereka. Implikasi bagi Pengajaran. Berikut beberapa langkah untuk
diikuti bagi pengembangan dan penggunaan portofolio.
Langkah 1: Menentukan tujuan portofolio kelas. Mengapa Anda (guru)
ingin mengembangkan dan menggunakan portofolio? Berikut ini beberapa
alasannya:
a. Kembangkan sebuah rekaman tentang prestasi murid lewat asesmen
berbasis-performa
b. Sediakan bagi orangtua contoh-contoh kerja yang autentik kemajuan
belajar putra-putri mereka.
Langkah 2: Integrasikan portofolio dengan standar pendidikan nasional.
a. Nilailah sampel-sampel kerja sesuai standar negara. Hal ini akan
memampukan Anda dan murid mendokumentasikan kapan dan bagaimana
murid memenuhi standar-standar tersebut.
Langkah 3: Buatlah tabel isi untuk portofolio
a. Gunakan format daftar-periksa. Ini membantu Anda tetap konsisten
dengan apa yang ada di portofolio dan memastikan Anda dan murid
memasukkan sampel-sampel penting yang mendokumentasikan hasil-hasil
belajar mereka.
Langkah 4: Masukkan asesmen Anda tentang kemajuan dan prestasi belajar
anak di setiap sampel kerja.
Langkah 5: Gunakan portofolio. Portofolio bukan sekedar tumpukan atau
berkas tulis, gambar dan elektronik. Ia adalah fase asesmen/ dokumentasi
proses belajar-mengajar. Beberapa penggunaan portofolio adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai basis bagi pertemuan guru dengam murid beserta orangtua
atau wali muridnya. Portofolio memampukan Anda dan murid mengkaji
bersama orangtua dan walinya tentang apa yang sudah dipelajari para murid
dan apa yang sudah sanggup mereka lakukan.
b. Sebagai cara yang dapat terus-menerus menguatkan kajian, refleksi
atau perencanaan guru dan murid.
Selain itu, situs-situs seperti TeacherVision dan buku-buku seperti
Developing Portfolio in Education: A Guide to Reflection, Inquiry, and
Assesment oleh Johnson dkk (2010) dan The Portfolio Connection: Student
Work Linked to Stndards oleh Belgrad dkk (2008) dapat berguna bagi Anda
saat ingin merancang dan mengimplementasikan metode ini sebagai cara
asesmen di kelas anak Anda.
Beberapa guru menggunakan teknologi untuk mengembangkan portofoilio
digital, yang dapat berdiri sendiri atau menjadi pelengkap portofolio
tradisional. Portofolio digital meliputi buku-buku dan jurnal-jurnal yang dapat
disimpan murid di komputer mereka dan diilustrasikan lewat kamera digital.
Namun, begitu penting untuk diingat bahwa portofolio hanyalah satu dari
sekian bagian asesmen murid.

Anda mungkin juga menyukai