1 Pengertian Asesmen
Asesmen (asessment) perilaku adalah sebuah proses berkesinambungan pengumpulan,
penyusunan dan pendokumentasian informasi tentang perilaku-perilaku murid PAUD
agar dapat menjadi dasar membuat keputusan dengan cara terbaik dalam mendidik
dan mengajar.
A. Observasi
Observasi adalah sebuah tindakan mengamati dengan penuh intensi dan
sistematis perilaku anak atau apapun yang terkait dengan anak di lingkup,
program atau situasi tertentu. Observasi kadang disebut “mengamati anak” dan
menjadi cara terbaik untuk mengetahui perilaku dan pembelajaran anak.
B. Catatan Anekdot
Catatan anekdot merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk
menuliskan laporan singkat perilaku anak berdasarkan apa yang sudah
didengar dan dilihat, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan dan disimpulkan
guru. Oleh Maria Rodriguez seorang guru TK mengatakan bahwa catatan
anekdot dapat menyediakan pemahaman mendalam terhadap perilaku anak
tertentu, dan memberikan basis untuk merancang sebuah strategi mengajar
yang spesifik.
C. Catatan Berjalan
Catatan berjalan merupakan narasi mendetail tentang perilaku anak yang
berfokus pada urutan kejadian-kejadian yang muncul di waktu tertentu.
Mencakup di dadalamnya observasi faktual sekaligus penyimpulan guru.
Catatan ini berguan untuk menilai perilaku dan keterampilan yang lebih
abstrak karena membantu anak mendapat pemahaman lebih detail tentang
perilaku secara umum dan bukan hanya di peristiwa yang tertulis di catatan
anekdot.
D. Sampling Peristiwa
Sampling peristiwa adalah sebuah bentuk asesmen yang secara sistematis
mengamati perilaku spesifik selama periode waktu tertentu yang didasarkan
pada model ABC. Dengan membggunakan asesmen sampling peristiwa guru
dapat membuat keputusan metode mengajar yang tepat, rancangan pelajaran
yang sesuai, pengelompokan siswa berpasangan.
E. Skala Peratingan (Rating Score)
biasanya berupa skala angka yang mengandung daftar deskripsi untuk
seperangkat perilaku atau tujuan. Skala ini biasanya memiliki instruksi dasar
“Di skala (angka, contoh 1) sampai skala (angka, contoh 5) , Anda merating
(perilaku atau tujuan yang diinginkan) di…”. Skala peratingan memampukan
guru mencatat data ketika perilaku tetentu teramati. Ketika menggunakan
skala peratingan, pastikan bahwa deskripsi kunci dan skala peratingannya
sudah tepat untuk apapun yang diamati.
Bess Stensel menggunakan skala peratingan di kelas TK yang
diajarnya untuk mendapatkan gambaran luas tentang perkembangan murid-
muridnya. Gambar 3.7 adalah contoh skala peratingan yang digunakan Bess
untuk menilai tingkat perkembangan Rebecca berbahasa. Seperti yang terlihat
tersebut, Bess bukan hanya mampu memetakan area keterampilan namun juga
tingkat kemampuan muridnya itu. Dari skala peratingan ini Bess
menyimpulkan bahwa Rebecca telah meraih sejumlah penguasaan, bahkan
beberapa sudah optimal, dan menegtahui kemampuannya yang paling lemah,
yaitu mengisahkan secara lisan sebuah cerita. Sekarang Bess dapat merancang
metode mengajar yang dapat memenuhi kebutuhan Rebecca menguasai
keterampilan membaca dan bahasa lainnya.
Skala peratingan termasuk satu assessment autentik favorit banyak
guru. Skala ini memampukan guru mengumpulkan data dengan cepat. Anda
dapat menggunakan skala peratingan bagi semua aktivitas instruksi dan terus
membawanya saat Anda mengajar untuk menilai murid-murid.
G. Sampel Kerja (work sample) atau artefak murid (student artifact), adalah
contoh kerja murid yang membuktikan apa yang murid tahu dan mampu
lakukan, dan digunakan sebagai bukti untuk menilai kemampuan mereka.
Sampel kerja sering kali digunakan untuk mendokumentasikan pencapaian dan
prestasi belajar murid. Sampel kerja bisa berupa fisik atau elektronik dan dapat
memiliki beragam bentuk. Sistem sampel kerja Oregon terdiri atas 3
komponen (1) tes pilihan ganda, (2) asesmen performa, dan (3) sampel kerja
kelas. Asesmem performa (performance assessment) adalah proses
berkesinambungan mengumpulkan informasi tentang murid selama terlibat di
dalam aktivitas belajar dan mengajar. Ini juga sering disebut asesmen
informal, asesmen formatif, dan autentik.
H. Portofolio
Portofolio adalah kompilasi sampel kerja murid, produk belajar lain, dan
observasi guru yang dikumpulkan selama beberapa waktu untuk mengetes apa
yang murid sanggup lakukan, sebagai basis bagi asesmen mereka.
Portofolio digunakan untuk beberapa tujuan:
1. Mendorong rekaman tentang proses belajar setiap murid.
2. Mendukung pembelajaran.
3. Menguatkan murid melakukan kerja terbaik mereka.
4. Memandu instruksi.
Entri-entri portofolio mestinya memenuhi kriteria berikut:
1. Mencerminkan perkembangan kognitif, sosial emosi, dan fisik murid.
2. Menyediakan rekaman visuall tentang proses belajar murid selama
periode waktu tertentu.
3. Mendorong input dari murid, guru dan orangtua.
Contoh-contoh tentang apa yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio
bermacam-macam, namun mestinya meliputi beberapa jenis artefak dan
sampel kerja yang sudah didiskusikan sebelumnya. Berikut ini adalah item-
item yang banyak guru masukkan ke dalam portofolio mereka:
1. Sampel-sampel kerja.
2. Aktivitas pemecahan soal-soal matematika.
3. Jurnal sains dan eksperimen ilmiah.
4. Sampel seni.
Setiap guru menyusun portofolio dengan cara yang berbeda-beda. Jonathon
Barrio mengizinkan para murid kelas 3 yang diajarnya untuk meletakkan
karya terbaik mereka di portofolio, sedangkan Megan LeBlanc memutuskan
bersama murid kelas 2-nya tentang apa saja yang akan dimasukkan ke dalam
portofolio mereka. Implikasi bagi Pengajaran. Berikut beberapa langkah untuk
diikuti bagi pengembangan dan penggunaan portofolio.
Langkah 1: Menentukan tujuan portofolio kelas. Mengapa Anda (guru)
ingin mengembangkan dan menggunakan portofolio? Berikut ini beberapa
alasannya:
a. Kembangkan sebuah rekaman tentang prestasi murid lewat asesmen
berbasis-performa
b. Sediakan bagi orangtua contoh-contoh kerja yang autentik kemajuan
belajar putra-putri mereka.
Langkah 2: Integrasikan portofolio dengan standar pendidikan nasional.
a. Nilailah sampel-sampel kerja sesuai standar negara. Hal ini akan
memampukan Anda dan murid mendokumentasikan kapan dan bagaimana
murid memenuhi standar-standar tersebut.
Langkah 3: Buatlah tabel isi untuk portofolio
a. Gunakan format daftar-periksa. Ini membantu Anda tetap konsisten
dengan apa yang ada di portofolio dan memastikan Anda dan murid
memasukkan sampel-sampel penting yang mendokumentasikan hasil-hasil
belajar mereka.
Langkah 4: Masukkan asesmen Anda tentang kemajuan dan prestasi belajar
anak di setiap sampel kerja.
Langkah 5: Gunakan portofolio. Portofolio bukan sekedar tumpukan atau
berkas tulis, gambar dan elektronik. Ia adalah fase asesmen/ dokumentasi
proses belajar-mengajar. Beberapa penggunaan portofolio adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai basis bagi pertemuan guru dengam murid beserta orangtua
atau wali muridnya. Portofolio memampukan Anda dan murid mengkaji
bersama orangtua dan walinya tentang apa yang sudah dipelajari para murid
dan apa yang sudah sanggup mereka lakukan.
b. Sebagai cara yang dapat terus-menerus menguatkan kajian, refleksi
atau perencanaan guru dan murid.
Selain itu, situs-situs seperti TeacherVision dan buku-buku seperti
Developing Portfolio in Education: A Guide to Reflection, Inquiry, and
Assesment oleh Johnson dkk (2010) dan The Portfolio Connection: Student
Work Linked to Stndards oleh Belgrad dkk (2008) dapat berguna bagi Anda
saat ingin merancang dan mengimplementasikan metode ini sebagai cara
asesmen di kelas anak Anda.
Beberapa guru menggunakan teknologi untuk mengembangkan portofoilio
digital, yang dapat berdiri sendiri atau menjadi pelengkap portofolio
tradisional. Portofolio digital meliputi buku-buku dan jurnal-jurnal yang dapat
disimpan murid di komputer mereka dan diilustrasikan lewat kamera digital.
Namun, begitu penting untuk diingat bahwa portofolio hanyalah satu dari
sekian bagian asesmen murid.