STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
RANGKUMAN MODUL 9 DAN 10
Oleh:
AYNUN CHABIBI
NIM 858731164
Modul 9
Kegiatan Remedial dan kegiatan Pengayaan
Pendahuluan
Ketika guru berada di depan kelas, satu kenyataan terpampang di depan amata bahwa siswa yang
dihadapi berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut tidak hanya tampak pada penampilan fisik dan
tingkah laku, tetapi juga pada kemampuan dalam menangkap dan melakukan kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu kita mengharapkan semua siswa mencapai kompetensi yang ditetapkan, guru
hendaknya memberikan bantuan kepada siswa yang belum mencapai tingkat penguasaan yang
diharapkan. Bantuan yang dapat diberikan guru untuk siswa yang belum mencapai kompetensi yang
diharapkan dikenal dengan istilah kegiatan remedial.
Dari hasil evaluiasi, disamping guru menemukan siswa yang belum menguasai kompetensi yang
ditetapkan, guru juga menemukan siswa yang telah mencapai kompetensi yang dirumuskan. Oleh
karena itu guru perlu merancang kegiatan bagi siswa yang termasuk kelompok cepat agar mereka
mencapai tingkat perkembangan yang optimal. Kegiatan semacam ini disebut kegiatan pengayaan.
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Remedial
Keberhasilan semua siswa mencapai kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan merupakan
suatu kebahagian tersendiri bagi seorang guru. Namun, kadang kala dalam setiap tes yang diberikan,
tidak semua siswa dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan. Disamping ada siswa yang dapat
menjawab sebagaian besar pertanyaan yang diajukan, ada pula siswa yang hanya dapat menjawab
Sebagian kecil pertanyaan yang diajukan.
a. Fungsi Korektif
Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remedial mempunyai fungsi
korektif bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memperbaiki
cara mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya.
b. Fungsi Pemahaman
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiatan remedial
akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun dari siswa. Bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan remedial, guru terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan
kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukannya.
c. Fungsi Penyesuaian
Kegiatan remedial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan remedial
disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Tujuan dan materi pelajaran disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi individu
siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menerapkan kekuatan yang dimiliki
individu siswa melalui penerapan sebagai metode mengajar dan media pembelajaran.
d. Fungsi Pengayaan
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran karena
melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar, metode mengajar atau alat
bantu pembelajaran yang lebih bervariasi dari yang diterapkan guru dalam pembelajaran
biasa. Dalam kegiatan remedial guru dapat meminta siswa untuk membaca buku lain yang
ada kaitannya dengan materi yang belum dipahami.
e. Fungsi Akselerasi
Kegiatan remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran karena
melalui kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap meteri
pelajaran. Dengan menambah waktu dan frekuensi pembelajaran, guru telah mempercepat
proses penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Tanpa kegiatan remedial, siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami metri pelajaran akan semakin tertinggal oleh teman-
temannya yang telah menguasai materi pelajaran.
f. Fungsi Terapeutik
Kegiatan remedial memiliki fungsi terapeutik karena melalui kegiatan remedial guru
dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosaial-pribadi.
Biasanya siswa yang merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar sering merasa rendah diri
atau toleransi dalam pergaulan dengan teman-temannya. Dengan membantu siswa mencapai
prestasi belajar yang lebih baik melalui kegiatan remedial berarti guru telah membantu siswa
meningkatkan rasa percaya diri.
c. Kegiatan Pembelajaran
Bersifat individual dan kelompok. Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remedial
akan berbeda dari kegiatan pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran biasa, yang
berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru memperlakukan semua siswa sama. Metode
mengajar dan alat bantu pembelajaran yang digunakan guru bersifat klasikal. Sementara itu,
dalam kegiatan remedial, pembelajaran hanya diikuti oleh siswa-siswa yang memiliki
kesulitan belejar tertentu.
d. Evaluasi
Alat evaluasi bersifat individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi
dikembangkan berdasrkan kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa atau tujuan
pembelejaran yang telah dirumuskan.
Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Pengayaan
Untuk membantu siswa yang lambat dalam belajar, guru merancang dan melaksanakan kegiatan
remedial.
2. Mengembangkan Latihan
Di samping membrikan tutorial kepada temannya, siswa kelompok cepat dapat juga
diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat dilaksanakan oleh teman-temannya
yang lambat sehingga mereka akan lebih mudah memahami materi pelajaran.
3. Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran
Memberikan kesempatan kepda siswa untuk menghasilkan suatu karya yang berkaitan
dengan materi yang dipelajari merupakan suatu yang menarik bagi siswa kelompok cepat.
Hasil karya tersebut dapat berupa model, permainan atau karya tulis yang bisa dimanfaatkan
sebagai sumber belajar.
4. Melakukan Proyek
Salah satu kegiatan pengayaan yang paling menyenangkan bagi siswa kelompok cepat
adalah mendapat kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek khusus atau mempersiapkan
suatu laporan khusus.
1. Karakteristik Guru
Pengelolaan iklim psiko-sosial kelas, Bandura (Good dan Brophy, 1990) menyatakan
bahwa keberhasilan guru dalam mengelola iklim psiko-sosial kelas dipengaruhi oleh
karakteristik guru itu sendiri. Berikut ini beberapa karakteristik yang harus dimiliki guru demi
terciptanya iklim psiko-sosial kelas yang efektif bagi kelangsungan proses pembelajaran.
a. Disukai oleh siswanya
b. Memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya
Menurut Heinich, dkk (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa
Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”, yaitu
perantara sumber pesan (asource) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media
ini, seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materias), komputer, dan instruktur. Contoh
media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan
(messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran itu sendiri pada hakikatnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses
komunikasi, biasanya guru berperan sebagai komunikator (communicator) yang bertugas
menyampaikan pesan/ bahan ajar (messages) kepada siswa. Agar pesan atau bahan ajar yang
disampaikan guru dapat diterima oleh siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan, yaitu media
pembelajaran.
Dalam sistem pembelajaran modern, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima
pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu
maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah (two way traffic communication) bahkan
komunikasi banyak arah (multi way traffic communication).
Dengan memahami pentingnya peranan media dalam proses pembelajaran maka kita tidak bisa lagi
menganggap media tersebut hanya terbatas sebagai alat bantu semata yang boleh diabaikan manakala
media tersebut tidak tersedia. Kita harus yakin, betapa media pembelajaran ini akan memberikan
kontribusi yang sangat besar bagi tercapainya kompetensi/ tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut
ini:
1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi
tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran.
3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan
isi pembelajaran itu sendiri.
4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan.
5. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
7. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir.
Kegiatan Belajar 2
Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap jenis media pembelajaran di atas memiliki karakteristik masing-masing yang berbeda satu
dengan lainnya. Berikut ini disajikan informasi mengenai jenis dan karakteristik media pembelajaran.
A. MEDIA VISUAL
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan. Jenis
media inilah yang sering digunakan oleh guru-guru sekolah dasar untuk membantu menyampaikan
isi atau materi pembelajaran. Media visual ini terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected
visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non projected visual)
1. Media Visual yang Diproyeksikan (Projected Visual)
Media visual yang dapat diproyeksikan pada dasarnya adalah media yang menggunakan alat
proyeksi (projector) sehinga gambar atau tulisan tampak pada layar (screen). Media proyeksi ini
bisa berbentuk media proyeksi diam, misalnya gambar diam (still pictures) dan media proyeksi
gerak, misalnya gambar bergerak (motion pictures).
b. Grafis (graphic)
Media grafis ini merupakan media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang dirancang
secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Unsur-unsur yang terdapat
pada media grafis ini adalah gambar dan tulisan.
Karakteristik dari media ini yaitu sederhana, menarik perhatian, murah, dan mudah disimpan
atau dibawa. Cukup banyak jenis media grafis ini, namun yang sering dipergunakan dalam
kegiatan pembelajaran di antaranya: grafik, bagan, diagram, poster, kartun/ karikatur, dan
komik.
1). Grafik (graph)
Grafik adalah gambar yang sederhana untuk menggambarkan data kuantitatif yang akurat
dan mudah untuk dimengerti. Pada umumnya grafik ini digunakan untuk menerangkan
perkembangan dan perbandingan sesuatu secara singkat dan jelas dengan menggunakan
data statistik.
3). Diagram
Diagram merupakan suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan
tentang tata kerja dari suatu benda, terutama dengan garis-garis. Sebuah diagram yang baik
adalah yang sederhana yaitu hanya menunjukkan bagian-bagian terpenting saja yang
diperlihatkan dari suatu benda yang digambarkan dengan menggunakan sebuah garis atau
sebuah garis besar dari objek yang sebenarnya atau merupakan sketsa penampang
memotong dari suatu objek seperti silinder dari suatu kendaraan bermotor, bel listrik,
penyaringan air bersih, organ tubuh manusia, belahan bumi, dan sebagainya.
4). Poster
Poster merupakan suatu kombinasi visual yang terdiri atas gambar dan pesan/ tulisan,
biasanya dengan menggunakan warna yang mencolok.
B. MEDIA AUDIO
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar)
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari
bahan ajar. Jenis media audio terdiri atas program kaset suara (audio cassette), CD audio, dan
program radio.
Terdapat beberapa pertimbangan apabila akan menggunakan media audio ini, diantaranya:
1. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah mempunyai kemampuan
dalam berpikir abstrak.
2. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media lainnya.
3. Karena sifatnya yang auditif, jika ingin memperoleh hasil belajar yang baik diperlukan juga
pengalaman-pengalaman secara visual.
C. MEDIA AUDIOVISUAL
Media ini kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar. Dalam hal ini, guru
tidak selalu berperan sebagai penyaji materi (teacher), tetapi penyajian materi bisa diganti oleh
media audio visual maka peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan
kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari media audiovisual diantaranya program
video/ televisi pendidikan, video/ televisi instruksional, program slide suara (sound slide), dan
program CD interaktif.
Kegiatan Belajar 3
Pemilihan, Penggunaan, dan Perawatan Media Pembelajaran Sederhana
Supaya media pembelajaran yang dipilih itu tepat, selain memperhatikan ketiga hal tersebut di
atas, hal yang perlu diperhatikan juga antara lain:
a. Rencana pembelajaran
b. Sasaran belajar
c. Tingkat keterbacaan media (reliability)
d. Situasi dan kondisi
e. Objektivitas
Kegiatan Belajar 4
Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar
A. PENGERTIAN LINGKUNGAN
Lingkungan adalah: kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan terdiri dari unsur-
unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati), dan budaya manusia.
B. NILAI LINGKUNGAN
Lingkungan yang ada di sekitar siswa adalah salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
menunjang kegiatan belajar secara lebih optimal.
Nilai-nilai yang dapat diperoleh dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar,
antara lain:
1. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa, memperkaya wawasannya,
tidak terbatas oleh empat dinding kelas, dan kebenarannya lebih akurat.
2. Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik, tidak membosankan, dan menumbuhkan
antusiasme siswa untuk lebih giat belajar.
3. Belajar akan lebih bermakna (meaningful learning), sebab siswa dihadapkan dengan keadaan
yang sebenarnya.
4. Aktivitas siswa akan lebih meningkat dengan memungkinkannya menggunakan berbagai cara,
seperti proses mengamati, bertanya, atau wawancara, membuktikan sesuatu, dan menguji fakta.
5. Dengan memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, dapat
dimungkinkan terjadinya pembentukan pribadi para siswa , seperti cinta akan lingkungan.
C. JENIS LINGKUNGAN
Lingkungan yang tepat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah bisa berupa
lingkungan sosial maupun lingkungan alam atau fisik. Lingkungan sosial sangat tepat digunakan
untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Selain lingkungan sosial, jenis lingkungan
lain yang kaya akan informasi yaitu lingkungan alam.
2. Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan, yaitu melakukan berbagai kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Apabila kegiatan yang dilakukan itu adalah karyawisata atau
survei ke objek tertentu, kegiatan biasanya diawali dengan penjelasan para petugas mengenai
objek yang akan dikunjungi.
3. Tindak Lanjut
Langkah terakhir yaitu tindak lanjut dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan. Langkah ini
bisa berupa kegiatan belajar di dalam kelas untuk mendiskusikan hasil-hasil yang telah diperoleh
dari lingkungan.
Demikian beberapa aspek dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat
bermanfaat bagi siswa terutama untuk memberikan motivasi belajar, mengarahkan aktivitas
belajar, memperkaya informasi, meningkatkan hubungan sosial, mengenalkan lingkungan, serta
menumbuhkan sikap dan apresiasi terhadap lingkungan sekitar.