Anda di halaman 1dari 10

DESAIN PROGRAM REMIDIAL PAI

A.      PENDAHULUAN

1.    LatarBelakang

Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang integral antara siswa sebagai
pelajar dan guru sebagai pengajar. Dalam kegiatan ini, khususnya pembelajaran PAI terjadi
interaksi reciprocal, yaitu hubungan antara guru dengan para siswa dalam situasi pembelajaran.
Para siswa dalam situasi pembelajaran ini menjadi tahapan kegiatan belajar melalui
interaksi dengan kegiatan dan tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam proses
pembelajaran sekolah, tidak semua siswa memiliki kemampuan belajar yang sama dan tidak
semua pembelajaran berjalan dengan mulus. Seringkali siswa mengalami kesulitan belajar pada
mata pelajaran tertentu, sedangkan kita tahu semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk
memperoleh pengajaran dan memperoleh hasil maksimal dalam proses pembelajaran.
Kesulitan belajar yang dialami siswa di sekolah bisa bermacam-macam, baik dalam
hal menerima pelajaran, menyerap pelajaran atau kedua-duanya. Selain itu ada banyak faktor
yang dapat menyebabkan kesulitan belajar tersebut, baik dalam kemampuan intelektual,
kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan, maupun pendekatan belajar yang tepat
untuknya. Penanganan kasus kesulitan belajar- mengajar tersebut salah satunya dapat dilakukan
dengan pendekatan program perbaikan ( remedial ).
Seyogyanya kegiatan remedial ini merupakan suatu bentuk kegiatan yang sudah 
disusun ( didesain ) secara sistematis sedemikian rupa sehingga berimplikasi pada kenyataan
bahwa kegiatan ini bukan semata-mata merupakan inisiatif guru pada saat-saat  tertentu, pada
saat  mereka menemui kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa.
Oleh karena itu, dalam melakukan diagnosis kesulitan belajar yang dialami oleh siswa,
maka setidaknya para guru khususnya GPAI benar-benar memahami permasalahan-
permasalahan yang dihadapi siswa dalam kegiatan belajarnya khususnya yang berkaitan dengan
nilai ketuntasan belajar siswa. Untuk itu perlu bagi guru khususnya GPAI untuk mengetahui dan
memahami tentang suatu cara untuk mendesain program perbaikan pengajaran maupun
pembelajaran (remedial teaching) secara sistematis dan tepat guna sehingga mampu
meningkatkan prestasi siswa. Melalui makalah ini penulis mencoba untuk mengadakan
pembahasan tentang materi desain program remedial PAI.

2.    FOKUS PEMBAHASAN
a.         Pengertian Desain Program Remedial.
b.         Tujuan dan Metode Pengajaran Remedial.
c.         Prinsip-Prinsip Perbaikan Pembelajaran (Remedial Teaching).
d.        Langkah-langkah Mendesain Program Remedial PAI.

B. PEMBAHASAN

    1.       Pengertian Desain Program Remedial.

Kata desain mempunyai arti upaya untuk merencanakan dan menyusun, melaksanakan
proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran secara sistematis.
Para ahli dalam bidang perencanaan merumuskan desain dengan definisi, Desain adalah
salah satu aspek dari proses pengembangan yang terdiri dari enam fase.
Untuk mengembangkan berbagai bentuk atau aktifitas baru yang dianalisis sebagai proses yang
terdiri dari enam karakteristik yang saling berhubungan ;
a. Riset (analisis)
b. Desain (sintesis)
c. Produksi (formasi )
d. Distribusi (penyebaran)
e. Utilisasi (kinerja)
f. Eliminasi (penghentian)1
Tugas perancang dan pengembang PAI adalah berupaya untuk menata dan mengatur
bagaimana agar pembelajaran pendidikan agama yang direncanakan itu dapat membuat siswa
butuh belajar, mau belajar, terdorong untuk belajar, memudahkan belajar, dan tertarik untuk
terus-menerus belajar pendidikan agama sesuai dengan kondisi yang ada untuk mencapai hasil
pembelajaran pendidikan agama yang diharapkan.
Sedangkan istilah Remedial berasal dari kata remedy (bahasa Inggris) yang berarti obat,
memperbaiki atau menolong. Karena itu, remedial berarti hal-hal yang berhubungan dengan
perbaikan. Sedangkan pembelajaran atau pengajaran remedial (remedial Teaching) ini berfungsi
terapis untuk penyembuhan. Dalam hal ini, yang disembuhkan adalah beberapa hambatan atau
gangguan kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga berakibat timbal balik,

1 Agus Zaenul Fitri, Manajemen Kurikullum Pendidikan Islam, (Bandung, CV Alfabeta, 2013), h. 149.
Maksudnya jika   hasil yang dicapai tidak memuaskan, siswa masih dipandang belum mencapai
hasil belajar yang diharapkan.2
Pembelajaran dan pengajaran remedial merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
keseluruhan program pembelajaran. Melalui program remedial, guru berusaha membantu siswa
untuk mencapai kesuksesan belajar secara optimal.
Remedial merupakan bentuk pengajaran yang bersifat kuratif (penyembuhan) dan atau
korektif (perbaikan). Pembelajaran dan pengajaran remedial merupakan bentuk khusus
pengajaran yang bertujuan untuk menyembuhkan atau memperbaiki proses pembelajaran yang
menjadi penghambat atau yang dapat menimbulkan masalah atau kesulitan dalam belajar bagi
siswa.
Pengajaran remedial sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena  :
a.    Tidak semua siswa.dapat mencapai hasil belajar sesuai kemampuannya.
b.    Adanya kesulitan belajar berarti belum dapat tercapai perubahan tingkah laku siswa secara bulat
sebagai hasil belajar.
c.    Untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut diperlukan suatu teknik bimbingan belajar. Salah satu
teknik bimbingan belajar adalah pengajaran remedial.
Dapat dikatakan bahwa pengajaran remedial ini merupakan bagian yang integral dari suatu
proses pembelajaran yang menghendaki pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM). Semua
faktor yang mempengaruhi hasil belajar hendaknya ditelusuri untuk mengetahui faktor mana
yang berperan pada hasil belajar siswa. Faktor yang paling utama adalah guru dan siswa sendiri.

Dilihat dari faktor guru, keberhasilan belajar siswa paling tidak dipengaruhi oleh :
a.    Kesiapan guru dalam mengajar.
b.    Penguasaan guru terhadap materi pelajaran
c.    Kemampuan bawaan guru.
d.   Kemampuan guru dalam berkomunikasi.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari desain program
remedial adalah suatu upaya merancang yaitu merencanakan dan menyusun serta melaksanakan
proses pembelajaran ( pengajaran perbaikan ) dan manilaI hasil pembelajaran (pengajaran
perbaikan ) tersebut secara sistematis.
Hakikat pembelajaran perbaikan (remedial teaching) adalah merupakan sebuah layanan
pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga
mencapai KKM yang ditetapkan. Apabila dijumpai adanya siswa yang tidak mencapai
penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang

2 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung,PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 185.


harus dilakukan oleh guru. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan
mengadakan pembelajaran perbaikan (remedial teaching) yang tentunya telah didesain secara
sistematis 3sebelumnya

1. Tujuan Pembelajaran dan Pengajaran Remedial (Remedial Teaching).

Secara lebih rinci, tujuan pembelajaran dan pengajaran perbaikan adalah :


a.    Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya, dalam mengenal
kelemahannya dalam mempelajari suatu bidang studi dan juga kekuatannya.
b.    Agar siswa dapat memperbaiki atau merubah cara belajar kearah yang lebih baik.
c.    Agar siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
d.   Agar siswa dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang mendorong tercapainya hasil yang
lebih baik.
e.    Agar siswa dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya.

Program remedial sangat berkaitan dengan belajar tuntas. Konsep Belajar Tuntas


menekankan pada penguasaan bahan pengajaran secara aktual dengan jalan belajar untuk
menguasai. Adapun usaha untuk mencapai ketuntasan belajar ini adalah :
a.    Membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
b.    Menyediakan waktu yang cukup kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan belajar
yang dimilikinya.
c.    Membatasi ruang lingkup bahan yang harus dipelajari siswa dengan tingkat kesukaran tertentu.
Hal ini dapat dicapai dengan jalan :
a.    Penggunaan modul sebagai  media pengajaran.
b.    Penggunaan modul dengan berbagai media dan metode.
c.    Frekuensi umpan balik (Feed Back) yang lebih banyak.
d.   Program atau kegiatan pengayaan bagi siswa yang telah menguasai pelajaran lebih dari 75 %
terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Adapun metode yang dapat digunakan dalam pengajaran perbaikan yang berupa
perlakuan pengajaran ini tentunya tidak berbeda dengan metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran pada umumnya antara lain :
a.    Metode Ceramah

3 http:// Abimanyu, blogspot.com/ 2013 / 05 /Peningkatan Kemampuan Guru dalam mengelola


Remidial Teaching, html, yang diakses tanggal 25 April, 2021
b.    Metode Diskusi
c.    Metode Make A Match
d.   Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
e.    Metode Kerja Kelompok
f.     Metode tanya jawab
g.    Metode Talking Stick
h.    Metode Demontrasi dan eksperimen
i.      Metode Tutorial
j.      Metode Pengajaran Individual.
k.    Metode-metode inovatif lainnya.

   3.      Prinsip-Prinsip Perbaikan Pembelajaran (Remedial Teaching)

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan
sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
a.    Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program perbaikan
(remedial) hendaknya memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan,
dan gaya belajar masing-masing . Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus
mengakomodasi perbedaan individual siswa.
b.    Interaktif
Pembelajaran perbaikan (remedial teaching)  hendaknya memungkinkan siswa untuk secara
intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa kegiatan belajar siswa yang bersifat perbaiakan perlu selalu mendapatkan
monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya siswa
yang megalami kesulitan segera diberikan bantuan.
c.    Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar siswa yang berbeda-beda maka dalam
pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang
sesuai dengan karakteristik siswa.
d.   Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada siswa mengenai kemajuan belajarnya
perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif.
Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapa dihindari kekeliruan belajar yang
berlarut-larut yang dialami siswa.
e.    Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan
Program pembelajaran regular dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan,
dengan demikian program pembelajaran regular dengan remedial harus berkesinambungan dan
programnya selalu tersedia agar setiap saat siswa dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan
masing-masing.4
4.      Langkah-langkah Mendesain Program Remedial PAI
Sebelum mendesain program pengajaran remedial PAI, maka GPAI dapat mengetahui
tingkat kemampuan siswa terhadap materi termasuk materi PAI dengan mengadakan evaluasi.
Yang dimaksud dengan evaluasi Pendidikan Agama ialah: suatu kegiatan untuk menentukan
taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan agama. Evaluasi adalah alat untuk
mengukur sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan.
Adapun ruang lingkup kegiatan evaluasi pendidikan agama mencakup penilaian terhadap
kemajuan belajar (hasil belajar) siswa dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesudah
mengikuti program pengajaran.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut maupun dari proses kegiatan pembeljaran PAI
berlangsung bilamana GPAI mengetahui dan menemukan permaslahan atau kesulitan siswa
terhadap pemahaman materi PAI yang diberikan maka GPAI perlu mengadakan program
perbaikan pembelajaran dan pengajaran yang dikenal dengan istilah remedial teaching. Untuk itu
GPAI harus mengetahui  tentang bentuk kegiatan pembelajaran perbaikan (remedial). 

Diantara bentuk kegiatan pembelajaran perbaikan (remedial ) adalah sebagai berikut:


a.    Penjelasan kembali oleh guru (re-teaching), yaitu kegiatan perbaikan yang dilakukan oleh guru
dengan menerangkan kembali materi yang sama (belum kompeten) dengan contoh yang lebih
riil, metode lebih variatif dan strategi yang lebih sesuai dengan kemampuan siswa.
b.    Penggunaan media dan alat peraga dalam mendukung metode pembelajaran yang sesuai. Dalam
remedial ini diharapkan guru mampu memberikan pelayanan pembelajaran yang lebih baik
kepada siswa. Oleh sebab itu, penggunaan media pembelajaran maupun alat peraga sangat
diutamakan.
c.    Studi kelompok (study group), dengan memanfaatkn siswa yang telah kompeten (lebih pandai)
berperan sebagai tutor sebaya sementara guru memantau kegiatan dan memberikan bimbingan
bila diperlukan.
d.   Tugas-tugas perseorangan dengan cara diberi tugas untuk belajar mandiri dengan buku, atau
media belajar lain seperti internet.

4 Ibid., Abimanyu, blogspot.com/ 2013 / 05 /Peningkatan Kemampuan Guru…


e.    Bimbingan lain, artinya proses perbaikan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan wali
kelas, guru bimbingan dan konseling, tutor, serta orang tua siswa terutama dalam mengatasi
kesulitan belajar.
perbaikan (remedial) di atas kemudian GPAI dapat mendesain program remedial mata
pelajaran PAI dengan menganalisis tingkat kesukaran materi dengan tingkat kemampuan (daya
tangkap) siswa khususnya bagi siswa yang memiliki kesulitan dalam memahami dan
mengamalkan materi PAI tersebut. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
a.    Identifikasi Kasus, Yaitu menentukan siapa-siapa siswa yang mengalami gangguan
atau kesulitan dalam belajar.
b.    Menentukan gejala kesulitan belajar yang dialami siswa dan mengetahui dimanakah kelemahan-
kelemahan itu dapat dialokasikan.
c.    Menganalisis berbagai faktor yang berkaitan dengan timbulnya kesulitan belajar dan mengetahui
mengapa kelemahan-kelemahan itu dapat terjadi.
d.   Menyusun Rekomendasi (saran-saran) penyembuhan yang akan dipergunakan dalam pengajaran
remedial.
e.    Menentukan bagaimana upaya penyembuhan atau pencegahan terhadap kelemahan
atau kesulitan dalam belajar tersebut.
Berikut ini disajikan satu contoh kasus pengajaran remedial PAI sebagai berikut:
Ada enam orang siswa kelas VIII SMP yang mempunyai kesulitan belajar yang sama
dalam bidang PAI, yaitu dalam menyebutkan contoh-contoh bacaan Mad dalam Ayat Al
Qur’an. Setelah mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh enam siswa tersebut
ternyata guru dapat informasi/masukan bahwa mereka termasuk anak-anak yang normal,
sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kesulitan belajar yang mereka alami relatif sedang,
Maka waktu yang diperlukan untuk mengadakan kegiatan remedial tidak terlalu lama, cukup
sekitar 15 sampai 20 menit, dengan membawa mereka keluar kelas. Kemudian guru
membimbing mereka secara bersama-sama dengan menggunakan metode ceramah, demontrasi,
maupun praktek (latihan) kemudian diadakan penilaian, Sedangkan bagi siswa yang ada di dalam
kelas (tidak remidi) diberi materi atau soal pengayaan oleh guru.
C.      ANALISIS
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis mencoba menganalisis tentang desain
program remedial khususnya pada mata pelajaran PAI. Masalah klasik yang sering dialami oleh
guru khususnya GPAI adalah ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar ini ditentukan oleh
kemampuan setiap siswa untuk menguasai sejumlah kompetensi yang dipelajari. Sebagaimana
yang sering kita jumpai bahwa pada umumnya siswa yang sekolah di sekolah umum pada
umumnya lemah dibidang keagamaan ( materi PAI ). Hal inilah yang ternyata pada akhirnya
menimbulkan masalah bagi sebagian siswa dalam memahami dan menguasai materi PAI.
Semakin tinggi kemampuan siswa menguasai kompetensi yang diharapkan akan semakin tinggi
daya serap yang diperoleh. Namun dalam kenyataannya sering kita jumpai tidak sedikit siswa 
yang memiliki kompeteni di bawah standar yang telah ditetapkan. Standar yang dimaksud disini
adalan Standar Ketuntasan Minimal (KKM).
Hal inilah yang pada akhirnya menuntut seorang guru khususnya GPAI untuk mampu
mendesain program remedial (perbaikan) dengan sistematis. Pengadaan program remedial ini
sangat tepat sekali digunakan untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar dan
penguasaan terhadap materi ajar PAI.
Secara umum, pengajaran remedial PAI bertujuan membantu siswa mencapai mencapai
hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran PAI  yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Secara khusus, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar PAI agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui proses penyembuhan dalam aspek
kepribadian atau dalam proses belajar mengajar.
Pengajaran remedial ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses
pembelajaran, mempunyai banyak fungsi dalam membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar, antara lain Fungsi korektif, Fungsi pemahaman, Fungsi penyesuaian, Fungsi
pengayaan, dan Fungsi terapeutik. Pengajaran remedial mengandung unsur terapeutik karena
secara langsung atau tidak langsung berusaha menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan
peserta didik khususnya dalam kegiatan pembelajaran PAI di sekolah.
Belum efektifnya pelaksanaan program perbaikan di sekolah sekarang ini karena sebagian
besar guru beralasan kesulitan mengatur waktu, sebab kalau dilaksanakan pada jam belajar
efektif kendalanya, diantaranya adalah:
1.         Mengurangi jatah waktu belajar efektif yang tela deprogram untuk memenuhi target kurikulum
sesuai kalender pendidikan yang telah disusun.
2.         Masih banyak mengalami kesulitan dalam mengelola kelas dengan dua macam kegiatan
pembelajaran sekaligus pada waktu yang bersamaan yaitu perbaikan dan pengayaan.
3.         Masih rendahnya kemampuan guru dalam memilih metode dan strategi yang tepat untuk
melaksanakan program pembelajaran perbaikan.
4.         Sebagian besar guru dalam melaksanakan program perbaikan orientasinya semata-mata hanya
untuk memperbaiki angka / nilai, bukan untuk penguasaan kompetensi sehingga pelaksanaan
perbaikan umumnya berupa tes ulang dan berulang sampai nilainya berubah dan mencapai
KKM.
Dengan adanya desain program remedial yang disusun secara sistematis khususnya untuk
mata pelajaran PAI tentunya akan sangat membantu siswa dalam memahami dan menguasai
materi PAI yang diberikan oleh guru di sekolah. Sehingga GPAI ke depan harus memiliki
kesadaran yang kuat dan semangat yang tinggi untuk mampu membuat atau mendesain program
remedial pembelajaran PAI yang sistematis sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab
pembahasan makalah ini, sehingga tujuan akhir dari pembelajaran PAI yang diberikan dapat
berhasil dengan maksimal, mampu mencetak generasi penerus bangsa ( Ulama’ yang  intelek dan
professional ).

D.      KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan pembahasan di atas, maka dapat dapat penulis simpulkan bahwa
yang dimaksud desain program remedial adalah suatu upaya merancang yaitu merencanakan dan
menyusun serta melaksanakan proses pembelajaran ( pengajaran perbaikan ) dan manilai hasil
pembelajaran (pengajaran perbaikan ) tersebut secara sistematis. Adapun hakikat pembelajaran
perbaikan (remedial teaching) adalah merupakan sebuah layanan pendidikan yang diberikan
kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai KKM yang ditetapkan.
Adapun tujuan pembelajaran dan pengajaran perbaikan (remedial teaching) adalah agar
siswa dapat memahami dirinya, agar siswa dapat memperbaiki atau menubah cara belajar kearah
yang lebih baik, agar siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat, agar siswa
dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang mendorong tercapainya hasil yang lebih baik,
agar siswa dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya.
Mengenai langkah-langkah dalam mendesain program remedial PAI dapat dilakukan
dengan cara mengidentifikasi kasus, menentukan gejala kesulitan belajar yang dialami siswa dan
mengetahui dimanakah kelemahan-kelemahan itu dapat dialokasikan, menganalisis berbagai
faktor yang berkaitan dengan timbulnya kesulitan belajar terhadap mata pelajaran PAI dan
mengetahui mengapa kelemahan-kelemahan itu dapat terjadi, menyusun rekomendasi (saran-
saran) penyembuhan yang akan dipergunakan dalam pengajaran remedial PAI, menentukan
bagaimana upaya penyembuhan atau pencegahan terhadap kelemahan atau kesulitan dalam
belajar mata pelajaran PAI tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, (1991), Psikologi Belajar, (Jakarta,  
Rineka Cipta).
Arikunto, Suharsini, (1979), Program Pengayaan dan Program Perbaikan,
 (Jakarta, Dep. P dan K).

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung,PT. Remaja


               Rosdakarya, 2002), h. 185.
Mukhtar, Dan Rusmini,(2008), Pengajaran Remedial, (Jakarta, Nimas
                        Multima).
Zaenul Fitri, Agus, Manajemen Kurikullum Pendidikan Islam, (Bandung,
 

               CV Alfabeta, 2013), h. 149.


   Zuhairni, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang, Biro Ilmiah
               Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1983), h. 154.
   http:// Abimanyu, blogspot.com/ 2013 / 05 /Peningkatan Kemampuan
                     Guru dalam mengelola Remidial Teaching, html, yang diakses
                     tanggal 23 Nopember 2013.

Anda mungkin juga menyukai