Anda di halaman 1dari 13

BATANG TUBUH PENGETAHUAN NILAI SOSOK GURU PAI

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Guru PAI

Dosen Pengampu:

Dra. Siti Annijat Maimunah, M.Pd

Disusun Oleh:

Revi Ayu Makhriza 17110093


Syamsul Arifin 17110064

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “Batang
Tubuh Pengetahuan Nilai sosok Guru PAI”, meskipun masih banyak kekurangan
di dalamnya. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini khususnya kepada Ibu Dra.
Siti Annijat Maimunah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Etika Profesi Guru PAI
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis. Penulis telah
berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia
biasa.

Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari
dosen pengajar bahkan semua pembaca  sangat diharapkan oleh kami untuk dapat
menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Harapan  kami makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami
sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT selalu meridhoi semua usaha kita.

Malang, 10 Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Batang Tubuh pengetahuan nilai............................................................................2


B. Nilai nilai pendidikan Islam...................................................................................2
C. Nilai karakter guru PAI..........................................................................................4

BAB III PENUTUP...........................................................................................................9

A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang
yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan pandangan manusia di
dunia. Oleh karena itu, sosok guru adalah peran utama yang ada dalam
posisi apapun, menjadi seorang guru harus bisa tampil beda, karena hal
yang utama dari seorang guru bisa dipandang hari profesi yang sedang
dihadapi. Begitu juga dengan Indonesia menempatkan pendidikan sebagai
sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan
UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional
bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salah satu sumber penting dalam pendidikan adalah guru. Guru
dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis.
Hal ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam
pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan
peserta didik untuk menstranfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus
mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.
Dengan demikian guru mempunyai misi dan tugas yang berat. Namun
mulia dalam mengantarkan bibit-bibit bangsa ke puncak cita-cita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian batang tubuh pengetahuan nilai ?
2. Bagaimana nilai nilai pendidikan islam ?
3. Bagaimana nilai karakter guru PAI ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dari batang tubuh pengetahuan nilai
2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan islam

1
3. Untuk mengetahui nilai karakter guru PAI

BAB II

PEMBAHASAN

A. Batang Tubuh Pengetahuan Nilai

Secara garis besar nilai dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : nilai-
nilai nurai (value of being) dan nilai-nilai memberi (value of giving).
Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dari dalam diri manusia. Kemudian
berkembang menjadi perilaku dan cara kita memperlakukan orang lain.
Yang termasuk dalam nilai-nilai nurani adalah kejujuran, keberanian, cinta
damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas.
Memberi adalah nilai yang harus dipraktikkan atau dibagi, yang
akhirnya akan diterima sebanyak yang diberikan. Nilai-nilai ini dapat
dilihat dalam hal, seperti setia, dapat dipercaya, hormat, cinta, kasih,
sayang, peka,tidak egois, baik hati, ramah, adil dan murah hati. Nilai-nilai
tersebut diterapkan disekolah terutama sebagai seorang pendidik.

B. Nilai-nilai pendidikan Islam

Nilai merupakan unsur penting yang tidak dapat disepelekan bagi orang
yang bersangkutan. Dalam kenyataan nilai berhubungan dengan pilihan dan
pilihan merupakan prasyarat untuk mengambil suatu tindakan.

Menurut Hasan Langgulung dalam Haironi (2006), pendidikan dapat


dilihat dari dua sudut pandang. Yaitu, dari sudut pandang individu dan sudut
pandang dari masyarakat. Dari sudut pandang individu pendidikan diartikan
sebagai upaya untuk meningkatkan potensi individu, sedangkan dari sudut
pandang masyarakat pendidikan merupakan suatu nilai-nilai budaya dari
generasi tua ke generasi muda.

2
Nilai-nilai islam itu pada hakikatnya adalah kumpulan dari prinsip-
prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya
menjalankan kehidupannya di dunia ini, yang satu prinsip dengan lainnya
saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisah-
pisahkan.1

Dalam pendidikan islam terdapat beberapa macam ajaran yang


dianjurkan kepada umat islam untuk dikerjakan seperti shalat, puasa, zakat,
silaturahmi, dan sebagainya. Melalui pendidikan islam diupayakan dapat
terginternalisasikan nilai-nilai ajaran islam sehinggat outputnya dapat
mengembangkan kepribadian muslim yang memiliki intergritas kepribadian
tinggi. Adapun pengertian pendidikan Islam adalah segala usaha untuk
memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia
yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil)
sesuai dengan norma islam.

Pendidikan adalah usaha atau proses yang ditujukan untuk membina


kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan perannya
dalam kehidupan secara fungsional dan optimal.

1. Dasar pendidikan Islam


Dasar dalam bahasa Arab adalah “asas” sedangkan dalam
bahasa Inggris adalah foundation, sedangkan dalam bahasa latin
adalah fundametum, secara bahasa berarti alas, fundamen, pokok
atau pangkal segala sesuatu (pendapat, ajaran, aturan).2
Sebagai aktifitas yang bergerak dalam proses pembinaan
kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau
dasar yang dijadikan landasan kerja. Dasar ini akan memberikan
arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam
konteks ini, dasar yang menjadi pokok penting dalam hal
pendidikan Islam yang merupakan sumber nilai kebenaran dan

1
Muhaimin, pemikiran pendidikan Islam: kajian Filosof dan kerangka dasar
Oprasionalnya(Bandung: Trigenda Karya 1993)hal.111
2
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai
Pustaka,1994),hal.187

3
kekuatan yang dapat menghantarkan peserta didik ke arah
tercapainya suatu pendidikan.

Dengan demikian bahwa nilai-nilai pendidikan islam adalah sifat-sifat


atau hal-hal yang melekat pada pendidikan islam yang digunakan sebagai
dasar manusia

2. Tujuan pendidikan Islam


merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta
mengarahkan usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan
usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk
mencapai tujuan-tujuan lain. Secara umum tujuan pendidikan Islam
yaitu mendidik individu mukmin agar tunduk, bertaqwa, dan
beribadah dengan baik kepada Allah, sehingga memperoleh
kebahagiaan didunia dan di akhirat.3
Sedangkan khusus pendidikan Islam adalah :
a. Mendidik individu yang shaleh dengan memperhatikan segenap
dimensi perkembangan rohaniah, emosional, sosial, intelektual,
dan fisik
b. Mendiidik Anggota kelompok sosial yang shaleh, baik dalam
keluarga maupun masyarakat muslim.
c. Mendidik manusia yang shaleh bagi masyarakat insani yang
benar.

C. Nilai Karakter Guru PAI

Pada dasarnya perubahan perilaku yang dapat ditunjukan oleh peserta


didik harus dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman
yang dimiliki seorang guru. Atau dengan perkataan lain, guru mempunyai

3
Hery Noer, watak pendidikan islam, (Jakarta:Friska Agung Insani,2000)hal.142-143

4
pengaruh terhadap perubahan perilaku peserta didik. Untuk itulah guru
harus dapat menjadi contoh (suri tauladan) bagi peserta didik, karena pada
dasarnya guru adalah represensi dari sekelompok orang pada suatu
komunitas atau masyarakat yang diharapkan menjadi teladan yang dapat
digugu dan ditiru.

Seoarang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat


ditunjukkan oleh peserta didiknya. Untuk itu, apabila seseorang ingin
menjadi guru yang profesional maka sudah seharusnya ia dapat selalu
meningkatkan wawasan pengetahuan akademis dan peraktis melalui jalur
pendidikan berjenjang ataupun up grading dan atau pelatihan yang bersifat
in serviice taining dengan rekan-rekan sejawatnya.4 Menurut al-ghazali yang
dikutip oleh zainuddin dkk, bahwa kriteria-kriteria keteladanan adalah
sebagai berikut :

1. Sabar
Seoarang guru harus berperilaku sabar terhadap murid-muridnya, agar
tidak memberikan kesan buruk terhadap siswa didiknya
2. Bersifat kasih dan tidak pilih kasi
Seorang guru harus berperilaku adil dalam hal apapun
3. Sikap dan pembicaraannya tidak main main
Guru dalam tatanan ucapan harus jelas dan memberikan sikap yang
elegan atau sopan santun yang baik
4. Menyantuni serta tidak membentak orang yang bodoh
Seorang guru harus telaten kepada semua siswanya
5. Membimbing dan mendidik murid-murid yang bodoh dengan sebaik-
baiknya
Seorang guru mampu memberikan contoh yang baik kepada murid
yang diajarnya
6. Bersikap tawadu’ dan tidak takabur
Menjadi seorang guru harus rendah hati dan tidak sombong
7. Menampilkan hujjah yang benar

4
Akmal Halwi, Kompetensi Guru Pai, Jakarta:Rajawali Pers.2013.hal.288

5
Keteladanan guru akan dapat membangun hubungan, mempebaiki
kredibilitas, dan meningkatkan pengaruh. Dengan begitu dari aspek penting
yang langsung atau tidak langsung mempengaruhi terhadap kesuksesan
seorang guru dalam menjalankan tugasnya adalah faktor kepribadiaan.
Kepribadiaan yang akan menentukan apakah seorang guru akan menjadi
pendidik dan pembina yang baik bagi para siswanya, ataukah akan menjadi
perusak atau penghancur bagi masa depan siswanya. Faktor kepribadian akan
semakin kecil dan yang sedang mengalami keguncangan jiwa.

Sebagai guru pendidikan agama islam maka sewajarnya guru PAI


memiliki kepribadian yang seluruh aspek kehidupannya adalah “uswatun
hasanah”. Pribadi guru adalah uswatun hasanah. Betapa tingginya derajat
seorang guru sehingga wajarlah bila guru diberi berbagai julukan yang tidak
akan di temukan di profesi lain. 5

1. Takwa kepada Allah SWT


Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam, tidak mungkin
mendidik anak didik bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak
bertakwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya
sebagaimana Rosulullah SAW. Menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh
mana guru mampu memberi teladan yang baik kepada semua anak
didiknya, sejauh itu pulalah ia akan diperkirakan akan berhasil
mendidik mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan
mulia.
2. Berakhlak mulia
Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik.
Guru harus menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru.
Diantara tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada
diri pribadi anak didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika

5
Zakia Drajat, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang .1978.hal.121

6
pribadi guru berakhlak mulia pula. Guru yang tidak berakhlak mulia
tidak mungkin dipercaya untuk mendidik
Yang dimaksud akhlak mulia dalam ilmu pendidikan islam adalah
akhlak yang sesuai dengan ajaran islam, seperti yang dicontohkan
pendidikan utama, Nabi Muhammad SAW. Kegiatan mengajar atau
mendidik sikap guru sangat penting. Berhasilnya mengajar sangat
ditentukan oleh sifat dan sikap guru.
3. Adil, jujur dan objektif
Dalam memperlakukan sikap adil, jujur dan objektif ini bahwa
seorang guru juga menilai proses belajar dari siswa yang telah
diajarnya. Karena merupakan hal yang harus ditunjang oleh
penghayatan dan pengalaman nilai-nilai moral dan nilai-nilai sosial
budaya yang diperoleh dari kehidupan masyarakat dan pengalaman
belajar yang diperoleh. Jangan sampai guru melakukan sebuah
tindakan yang tidak adil, tidak jujur dan subjektif. Tindakan negative
semacam ini tidak hanya tidak boleh dilakukan oleh seorang guru
dalam kaitannya aktifitas mendidik, tetapi juga ketika sudah dalam
kehidupan masyarakat.
4. Berdisiplin dalam melaksanakan tugas
Disiplin munculm dari kebiasaan hidup dan kehidupan disiplin
muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan, belajar teratur, serta
mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin adalah bagian dari
mentalitas dan kebiasaan yang harus dibangun dengan landasan cinta
dan kasih sayang. Budaya disiplin tidak akan terwujud manakalaj guru
justru sering melanggarnya. Maka dari itu sikap kedisplinan seorang
guru harus berperilaku kepada dirinya sendiri sebelum ditanamkan
kepada muridnya yang telah diajarkannya tersebut. Guru harus
menjadi sosok yang teladan yang dapat dicontoh dalam hal
kedisiplinannya.
5. Ulet dan tekun bekerja
Keuletan dari seorang guru yaitu mampu bekerja tanpa mengenal
lelah dan pamrih. Karena dalam pekerjaan seorang guru untuk

7
mencerdaskan murid yang diajarkannya, maka harus sungguh-
sungguh. Yang harus dimiliki dari pribadi seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya sehingga program yang akan dituju sesuai
dengan rencana yang telah diagendakan sebelumnya. Dan dalam
kurikulum yang telah ditetapkan berjalan sebagaimana mestinya.
6. Berwibawa
Kewibawaan seorang guru harus tertanam dengan baik, sebab
dengan kewibawaannya proses belajar mengajar akan terlaksana
dengan baik, berdisplin, dan tertib.

Dalam pembentukan karakter, pendidikan harus mampu mendampingi


peserta didik melewati proses-proses yang telah dialami. Guru merupakan
teladan bagi peserta didik, bahkan semua orang yang menganggapnya sebagai
guru akan meneladaninya. Guru professional memiliki kepribadian baik yang
menjadi teladan bagi semua. Ia menjadi teladan dalam segala bentuk tingkah
laku dan ucapannya. Hidupnya menjadi percontohan yang akan membawa
peserta didik kejalan yang lebih baik.

Guru sebagai teladan bagi para siswanya harus memiliki sikap dan
kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh
aspek kehidupannya. Pendidikan dengan keteladanan akan lebih efektif jika
guru yang bersangkutan tidak melupakan orang tua di rumah. Dengan
melakukan kerja sama dengan keluarga6. Agar bisa menumbuhkan sifat
keharmonisan antara ayah ibu dan keluarga. Terutama tentang pentingnya
tumbuh keteladanan dirumah. Metode keteladanan diyakini menjadi metode
yang paling efektif yang harus dipraktikkan oleh seorang guru, terutama
dalam rangka pembentukkan pribadi-pribadi yang memiliki karakter,
memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa. Metode ini

6
Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.1998.hal.181

8
juga telah banyak digunakan oleh generasi terdahulu, akhlak mulia biasanya
bersifat universal, yakni dapat diterima oleh siapapun dan dimanapun.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari isi makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Nilai-nilai islam itu pada hakikatnya adalah kumpulan dari prinsip-
prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya
menjalankan kehidupannya di dunia ini, yang satu prinsip dengan
lainnya saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak dapat
dipisah-pisahkan. Nilai merupakan unsur penting yang tidak dapat
disepelekan bagi orang yang bersangkutan. Dalam kenyataan nilai
berhubungan dengan pilihan dan pilihan merupakan prasyarat untuk
mengambil suatu tindakan.
2. Sebagai guru pendidikan agama islam maka sewajarnya guru PAI
memiliki kepribadian yang seluruh aspek kehidupannya adalah
“uswatun hasanah”. Pribadi guru adalah uswatun hasanah. Betapa
tingginya derajat seorang guru sehingga wajarlah bila guru diberi
berbagai julukan yang tidak akan di temukan di profesi lain. Antara lain:
a. Takwa kepada Aallah
b. Berakhlak mulia
c. Adil, jujur, obyektif
d. Berdisiplin
e. Ulet dan tekun dalam bekerja
f. Berwibawa

B. Saran

9
Demikian makalah ini dibuat, kami sebagai penulis tentu menyadari
bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran pada pembaca agar
penulisan makalah ini bisa lebih baik lagi ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

.Muhaimin, 1993. pemikiran pendidikan Islam: kajian Filosof dan kerangka dasar
Oprasionalnya,Bandung: Trigenda Karya.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan,1994 Kamus Besar Bahasa Indonesia,


(Jakarta: Balai Pustaka.

Hery Noer, 2000, watak pendidikan islam, Jakarta:Friska Agung Insani.

Rustam, Rusyja dan Zainal A. Haris. 2018. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Deepublish.

Akmal Halwi, 2013, Kompetensi Guru Pai, Jakarta:Rajawali Pers.

Zakia Drajat,1987, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang.

Ramayulis, 1998, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

10

Anda mungkin juga menyukai