Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Membicarakan tentang pendidikan di sekolah-sekolah, tentunya tidak
cukup dengan membicarakan landasan hukumnya saja. Pembahasan mengenai
pelaksanaannya tidaklah di anggap kurang peenting di bandingkan dengan
landasan hukumnya tersebut.
Oleh karena itu kemantrian agama telag banyak melakukan upaya untuk
meningkatkan pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah. Berbagai
pertemuan di adakan , bermacam keputusan di keluarkan, penatara panataran
di adakan demi meningkatkan kemampuan guru agama dan penanggungjawab
pendidikan agama di sekolah.
Bagian yang dapat di anggap paling mendasar dalam peningkatan
kemampuan guru agama ialah mengenai kemampuan guru agama dalam
mengajarkan agama kepada muridnya.hal ini sering di bicarakan dalam
metodologi pembelajaran agama islam
B. Rumusan Masalah
1. Apa Prinsip - Prinsip Dasar Metodologi Pembelajaran PAI ?
2. Apa Saja Klasifikasi Metode Pembelajaran PAI ?
3. Apa Fungsi Metodologi Pembelajaran PAI ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Prinsip - Prinsip Dasar Metodologi Pembelajaran PAI
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Klasifikasi Metode Pembelajaran PAI
3. Untuk Mengetahui Fungsi Metodologi Pembelajaran PAI

BAB II
PEMBAAHASAAN

A. Prinsip - Prinsip Dasar Metodologi Pembelajaran PAI

1
Metodologi pembelajaran merupakan ilmu bantu yang tidak dapat berdiri
sendiri, tetapi berfungsi membantu dalam proses pembelajaran, karena
memberikan alternatif dan mengandung unsur-unsur inovatif. 1
Menurut Mulyasa (2004), tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku
peserta didik. Oleh karena itu, Firdaus (2005) menjelaskan bahwa
pembelajaran pada dasarnya merupakan proses pengalaman belajar yang
sistematis yang bermanfaat untuk siswa dalam kehidupannya kelak dan
pengalaman belajar yang diperoleh siswa juga sekaligus mengilhami mereka
ketika menghadapi problem dalam kehidupan sesungguhnya. Dalam kontek
pemberian pengalaman belajar yang dimaksud di atas, maka implementasi
metodologi pembelajaran yang selama konvensional (terpusat pada guru),
sudah saatnya untuk diganti dengan metodologi pembelajaran yang
memungkinkan siswa aktif dalam pembelajaran.
Menurut Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Saibany, prinsip-prinsip
metodologi pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1. menjaga motivasi, kebutuhan, dan minat dan keinginan pelajar pada proses
belajar.
2. menjaga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3. memelihara tahap kematangan, perkembangan, dan perubahan anak didik.
4. menjaga perbedaan-perbedaan individu dalam anak didik.
5. mempersiapkan peluang partisipasi praktikal; sehingga menjadi
keterampilan, adat kebiasaan, sikap dan nilai.
6. memperhatikan kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan,
integrasi pengalaman dan kelanjutannya, keaslian, pembaharuan, dan
kebebasan berpikir.
7. menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan
bagi anak didik.
Pendapat yang hampir sama, menurut Abdurrahman Masud, bahwa secara
teknis dalam penerapan metode, guru harus melakukan hal-hal sebagai berikut
:
1. Guru hendaknya bertindak sebagai role model, suri tauladan bagi
kehidupan sosial siswa, baik di dalam maupun luar di luar kelas.
2. Garu hendaknya menunjukkan sikap kasih sayang kepada siswa.
1 http://agusagif.blogspot.co.id/2013/04/metodologi-pembelajaran-pendidikan.html

2
3. Guru hendaknya memperlakukan siswa sebagai subyek dan mitra belajar,
bukan obyek.
4. Guru hendaknya bertindak sebagai fasilitator, promotor of learning yang
lebih mengutamakan bimbingan, menumbuhkan kreativitas siswa, serta
interakstif dan kamunikatif dengan siswa.
Maka menurut Syaiful Bahri, dalam penggunaan metode hendaknya
didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Selalu beroritentasi pada tujuan.
b. Tidak terikat pada satu alternatif saja.
c. Kerap dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode.
d. Kerap dipergunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lain.
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, cara yang paling tepat dan cepat dalam
pembelajaran agama Islam yaitu dengan memperhatikan beberapa
pertanyaan yang harus dijawab ketika metodologi pembelajaran PAI mau
diterapkan, yaitu : siapa yang diajar?, berapa jumlahnya?, seberapa dalam
agama itu akan diajarkan?, seberapa luas yang akan diajarkan?, dimana
pelajaran itu berlangsung? dan peralatan apa saja yang tersedia?.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip
metodologi pembalajaran PAI harus dapat memungkinkan pembelajaran PAI
terpusat pada guru dan siswa yang menjadi komponen penentu dalam
pembelajaran, yaitu terjadinya interaksi antara guru dan siswa bersama-sama
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI. Dalam
hubungan ini tugas guru PAI bukan hanya menyampaikan pesan berupa
materi pelajaran, melainkan pemahaman sikap dan nilai pada diri siswa yang
sedang belajar, dengan kata lain meliputi ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.

B. Klasifikasi Metode Pembelajaran PAI


Secara garis besar metode mengajar dapat diklasifikasikan menjadi dua
bagian yaitu : Metode mengajar konvensional dan Metode mengajar
inkonvensional.2
1. Metode mengajar konvensional.
2 Abdurrahman Saleh Abdullah,1994, Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-Quran, cet. kedua,
Jakarta, Rineka Cipta.h. 61

3
Metode mengajar konvensional yaitu metode mengajar yang lazim
dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional. Sedangkan
metode mengajar inkonvensional yaitu suatu tehnik mengajar yang baru
berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti metode
mengajar dengan modul, pengajaran berprogam, pengajaran unit, machine
program, masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan
diterapkan di beberapa sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan
media yang lengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya. Berikut
beberapa metode-metode mengajar konvensional antara lain:
a. Metode ceramah
Metode ceramah, yaitu dengan cara penyampaian materi secara
lisan oleh guru di muka kelas, peran murid sebagai penerima pesan,
mendengarkan, memperhatikan dan mencatat keterangan-keterangan
guru bila diperlukan. Untuk penggunaan metode ceramah secara baik
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut;
1) Menggunakan kata-kata yang sederhana, jelas, dan mudah
dipahami oleh para siswa ketika menerangkan
2) Menggunakan atau memanfaatkan alat visualisasi, seperti papan
tulis atau peralatan lainnya yang tersedia untuk menjelaskan pokok
bahasan yang disampaikan
3) Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas,
dapat membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuan dan
daya tangkapnya. Merinci bahan yang disampaikan dengan
memberikan ilustrasi, menghubungkan materi dengan contoh-
contoh yang konkrit.
4) Mencari umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah
berlangsung
5) Mengadakan rekapitulasi dan mengulang kembali rumusan-
rumusan yang dianggap penting. Yang dimaksud rekapitulasi disini
ialah mengingat kembali dengan contoh-contoh, keterangan-
keterangan, fakta-fakta, dan sebagainya.
b. Metode diskusi
Metode diskusi ialah sebuah bentuk interaksi edukatif yang
mempelajari bahan atau penyampaian bahan pelajaran dengan jalan

4
mendiskusikannya. Metode diskusi ini untuk merangsang murid
berfikir dan mengemukakan pendapat sendiri, serta ikut memberikan
sumbangan pikiran dalam satu masalah bersama yang terkandung
banyak alternatif jawaban.3
Metode ini dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam
belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara
rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah. Prinsip-prinsip
yang perlu dipegangi dalam diskusi antara lain:
1) Melibatkan siswa secara aktif dalam diskusi yang diadakan
2) Diperlukan ketertiban dan keteraturan dalam mengemukakan
pendapat secara bergilir dipimpin seorang ketua atau moderator
3) Masalah yang didiskusikan disesuaikan dengan perkembangan dan
kemampuan anak
4) Guru berusaha mendorong siswanya yang kurang aktif untuk
mengeluarkan pendapat
5) Siswa dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam
menyetujui atau menentang pendapat
6) Aturan jalannya diskusi hendaknya dijelaskan kepada siswa yang
masih belum mengenal tatacara berdiskusi.
c. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran
dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan
siswa memahami materi tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi
efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang
dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan
berpariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya
hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan

3 Abu Taudhied, 1990, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah
IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,h. 83

5
banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang
menarik.4
Jadi, metode tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi verbal, yaitu dengan
memberikan siswa pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan
kepada guru.
Pada umumnya metode ini sebagai selingan dalam proses belajar
mengajar, dalam metode ini paling tidak ada dua hikmah, yaitu :
1. Memberikan kesempatan bertanya yang mengandung latihan
keberanian bertanya.
2. Sebagai salah satu teknik untuk mengetahui keberhasilan proses
belajar mengajar.Dengan demikian terbuka pintu jalur dua arah
yaitu dari guru kepada siswa dan sebaliknya.
Metode tanya jawab adalah salah satu teknik untuk mengajar
yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam
metode ceramah. Guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana
siswa dapat mengerti dan dapat mengemukakan apa yang telah
diceramahkan.5
Metode tanya jawab dapat dipakai oleh guru untuk menetapkan
secara umum apakah siswa yang mendapatkan giliran untuk menjawab
pertanyaan sudah dapat memahami materi pelajaran yang telah
dipelajari. Metode tanya jawab mempunyai peranan sangat penting
dalam proses belajar mengajar, pertanyaan yang tersusun teratur dan
terarah dengan teknik pengajaran yang tepat akan dapat ;
1. Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu bagi murid terhadap
masalah yang diberikan.
3. Mengembangkan pola berfikir dan belajar lebih aktif bagi murid.

4 Ahmad tafsir, 2004, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet ke delapan. Bandung, Remaja
Rosdakarya.h. 79

5 Arif Armai, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: CIPUTAT
PRES.h. 90

6
4. Menentukan perhatian bagi murid terhadap masalah yang sudah
dibahas.
Sering kali metode mengajar yang digunakan tidak hanya
melalui guru yang senantiasa berbicara, tetapi juga mencakup jawaban
pertanyaan-pertanyaan yang menyumbang ide-ide dari pihak murid.
Dengan melaksanakan metode tanya jawab, pertanyaan dapat diajukan
oleh guru atau siswa, dengan kata lain guru bertanya siswa menjawab
dan siswa bertanya guru menjawab. Metode tanya jawab mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs.
Mansyur dalam buku Metodologi Pendidikan Agama, kelebihan
metode tanya jawab yaitu :
1. Guru dengan segera dapat mengetahui materi pelajaran yang belum
dikuasai oleh murid.
2. Baik sekali untuk melatih murid agar berani mengembangkan
pendapatnya dengan lisan secara teratur.
3. Murid dapat menanyakan langsung kepada guru tentang bahan
pelajaran yang sulit dikuasai.
4. Suasana kelas akan hidup, karena aktif berpikir dan menyampaikan
pikirannya dengan berbicara dan murid bertanya atau memberikan
penjelasan.
d. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian
materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan.
Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian
tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula
berbeda.6
Metode ini uga memiliki beberapa kelbihan dan kelemahan. Kelebihan
metode pemberian tugas diantaranya :
1. Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
2. Baik sekali untuk mengisi waktu yang luang dengan masalah yang
konstruktif

6 Abu Taudhied, 1990, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarta,


Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

7
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan bekerja
dalam suasana yang merdeka dan demokratis
4. Membiasakan siswa untuk belajar meskipun tanpa pengawasan.
e. Metode Eksperimen
Menurut Zakiyah Daradjat, metode percobaan yang biasanya
dilakukan dalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut
Departemen Agama yaitu praktek pengajaran yang melibatkan anak
didik pada pekerjan akademis, pelatihan dan pemecahan masalah.
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di
mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini
siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang
obyek yang dipelajarinya.7
Metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode
eksperiment diantaranya :
1. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku.
2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
3. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil
percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia.
f. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,
situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang
dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda

7 Abdurrahman Saleh Abdullah,1994, Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-Quran, cet. kedua,


Jakarta, Rineka Cipta.h. 97

8
baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan
penjelasan lisan.
Metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode
demonstrasi antar lain:
1. Membantu siswa untuk memahami dengan jelas suatu proses
dengan penuh perhatian
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan
3. Menghindari verbalisme
4. Memberikan keterampilan tertentu
Metode ini sering digunakan pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam dalam menerangkan atau menjelaskan tentang cara
mengerjakan suatu ibadah seperti shalat, berwudhu, haji dan
sebagainya.
g. Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran
yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan
oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil
siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan
Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada
saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.8
h. Metode sosio-drama dan bermain peranan
Metode sosio-drama adalah metode mengajar dengan
mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan social
sedangkan bermain peranan menekankan kenyataan dimana para murid
diikutsertakan dalam memainkan peranan di dalam
mendemonstrasiakan masalah-masalah social.
i. Metode karyawisata
Melalui karyawisata sebagai metode interaksi edukatif, murid
dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan
tujuan untuk belajar.
2. Metode mengajar inkonvensional
Yaitu suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum
lazim digunakan secara umum, seperti metode mengajar dan modul,

8 Abdurrahman Masud, 2002, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik ; Humanisme


Raligius sebagai Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta, Gama Media. h. 73

9
pengajaran berprogram, pengajaran unit, machine program, masih
merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di beberapa
sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta
guru-guru yang ahli menanganinya.9

C. Fungsi Metodologi Pembelajaran PAI


Menurut john sealy (Chabib Thaha, dkk, 1999), pendidikan agama,
termasuk PAI dapat diarahkan untuk mengemban salah satu atau gabungan
dari beberapa fungsi, yaitu: konfensional, neo konfensional, konfensional
tersembunyi, implisit dan non konfensional. Untuk lebih jelasnya :
1. Konfensional, artinya pendidikan agama dimaksudkan untuk mningkatkan
komitmen dan perilaku keberagaman peserta didik.
2. Neo konfensional, yakni pendidikan agama dimaksudkan untuk
meningkatkan keberagaman peserta didik sesuai dengan keyakinannya.
3. Konfensinal tersembunyi, artinya pendidikan agama menawarkan
sejumlah ajaran agama dengan harapan peserta didik nantinya akan
memilih salah satunya yang dianggap paling benar atau sesuai dengan
dirinya, tanpa ada arahan pada salah satu diantaranya.
4. Implisit, artinya pendidikan agama dimaksudkan untuk mengenalkan
kepada peserta didik ajaran agama secara terpadu dengan seluruh aspek
kehidupan, melalui berbagai subyek pelajaran.
5. Non konfension, artinya pendidikan agama dimaksudkan sebahai alat
untuk memahami keyakinan atau pandangan hidup yang dianut orang lain.
Dari berbagai fungsi diatas, perlu dikonfirmasikan dengan undang-
undang Republik Indonesia, nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional penjelasan pasal 37 ayat 1 pendidikan agama dimaksudkan untuk
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut Malik Fajar (1998), fungsi pendidikan agama di sekolah adalah
memberikan landasan yang mampu menggugah kesadaran dan mendorong

9 Arif Armai, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: CIPUTAT
PRES.h. 81

10
peserta didik melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi
muslim yang kuat (Pemeluk agama yang taat), landasan itu meliputi:10
1. Landasan motivasional, yaitu pemupukan sifat positif peserta didik
untuk menerima ajaran agamanya dan sekaligus bertanggung jawab
terhadap pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Landasan etik, yaitu tertanamnya norma-norma keagamaan peserta didik
sehingga perbuatannya selalu diacu oleh isi, jiwa dan semangat akhlakul
karimah.
3. Landasan moral, yaitu tersusunya tata nilai (value system) dalam diri
peserta didik yang bersumber dari ajaran agamanya sehingga memiliki
daya tahan dalam menghadapi setiap tantangan dan perubahan.
Berdasarkan acuan pedagogis, penanaman motivasi, etik dan moral itu,
pada dasarnya pendidikan agama adalah menanamkan seperangkat nilai, yaitu
iman, amal dan takwa.
Agar di masa depan agama tetap berada dalam bingkai misi
profetiknya, dibutuhkan pemahaman dan penghayatan yang utuh kepada
agama. R. Stark dan C.Y. Lock, mengungkap lima dimensi agama yang
penting, yaitu:
1. Dimensi keyakinan. Inilah yang menjadi prioritas utama, selain syariah
dan akhlak.
2. Dimensi praktek agama, terutama dalam bentuk spiritual, seperti sholat,
puasa, zakat, dan haji
3. Dimensi pengalaman, artinya tanggapan pemeluk agama yang melibatkan
akal, perasaan dan kehendak hati terhadap apa yang dihayati sebagai
realitas mutlak.
4. Dimensi pengetahuan dan intelektual, minimal mengenai dasar-dasar
keyakinan, ritual-ritual, kitab suci, dan tradisi.
5. Dimensi konsekuensi, yang berarti akibat yang ditimbulkan dalam
kehidupan sosial.

10 Abdurrahman Saleh Abdullah,1994, Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-Quran, cet.


kedua, Jakarta, Rineka Cipta.h. 71

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip metodologi pembalajaran PAI harus dapat memungkinkan
pembelajaran PAI terpusat pada guru dan siswa yang menjadi komponen
penentu dalam pembelajaran, yaitu terjadinya interaksi antara guru dan siswa
bersama-sama dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran
PAI.
Secara garis besar metode mengajar dapat diklasifikasikan menjadi 2
bagian yaitu : Metode mengajar konvensional dan Metode mengajar
inkonvensional.
Berdasarkan acuan pedagogis, penanaman motivasi, etik dan moral itu,
pada dasarnya pendidikan agama adalah menanamkan seperangkat nilai, yaitu
iman, amal dan takwa.
Agar di masa depan agama tetap berada dalam bingkai misi profetiknya,
dibutuhkan pemahaman dan penghayatan yang utuh kepada agama.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis sadar masih jauh dari kesempurnaan
dan masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam materinya, bahasa yang
tidak baku maupun penyampaian isi makalah. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan dan menghargai kritik dan saran dari pembaca.

12
Daftar Pustaka

Abdurrahman Masud, 2002, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik ;


Humanisme Raligius sebagai Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta,
Gama Media.

Abdurrahman Saleh Abdullah,1994, Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-


Quran, cet. kedua, Jakarta, Rineka Cipta.

Abu Taudhied, 1990, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarta, Fakultas


Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ahmad tafsir, 2004, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet ke delapan.


Bandung, Remaja Rosdakarya.

Arif Armai, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
CIPUTAT PRES.

13
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas
karunia,taufiq dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pertama penulis dalam
mata kuliah ini, yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak
hanya untuk penulis ,namun juga untuk pihak-pihak yang berkenan meluangkan
waktunya untuk membaca makalah ini.
Mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari
salah dan dosa, penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Agar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi.
Salah dan khilaf penulis mohon maaf. kepada Allah, penulis mohon
ampun. Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bengkulu, April 2017

Penulis

i
14
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................


KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................1
C. Tujuan.............................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip - Prinsip Dasar Metodologi Pembelajaran PAI..................2

B. Klasifikasi Metode Pembelajaran PAI...........................................4

C. Fungsi Metodologi Pembelajaran PAI...........................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran ....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................iii

15
ii

MAKALAH
METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI
Prinsip Dasar, Klasifikasi dan Fungsi Metode Pembelajaran PAI

Disusun Oleh :
Sisti Juniarti (1516510046)
Marda Lenda (1516510047)
Leni Marlina (1516510049)
Renny Juwita (1516510050)

Dosen Pembimbing :
Alfauzan Amin, M. Ag

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BENGKULU
2017

16
17

Anda mungkin juga menyukai