Disusun guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan Islam
FAKULTAS TARBIYAH
TASIKMALAYA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
ilmu akhlak dengan judul “Kerangka Berfikir Pendidikan Islam”. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1. LATAR BELAKANG...........................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH......................................................................1
3. TUJUAN...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3
C. Motivasi belajar........................................................................................9
KESIMPULAN...........................................................................................12
SARAN ........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kerangka berfikir?
2. Apa Pengertian psikologi pendidikan islam?
3. Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?
4. Apa yang dimaksud Dasar-dasar tujuan pendidikan islam?
5. Bagaimana ruang lingkup pendidikan islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui kerangka berfikir
2. Mengetahui pengertian psikologi pendidikan islam
1
3. Mengetahui motivasi pendidikan
4. Mengetahui dasar-dasar tujuan pendidikan islam
5. Mengetahui ruang lingkup pendidikan islam
BAB II
2
PEMBAHASAN
a) Prinsip Tauhid Prinsip tauhid merupakan prinsip dalam pendidikan Islam dan se
tiap sesuatu yang disebut Islami. Dalam prinsip tauhid ini akan melahirkan tata nil
ai berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam setiap aktivitas manusia, tak terk
ecuali dalam bidang pendidikan.
b) Prinsip Integrasi Prinsip ini berpijak pada Q.S. Al Baqarah (2): 208, yang artiny
a ”Wahai oang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara utuh”. Hal te
rsebut mengisyaratkan bahwa manusia berkewajiban menumbuhkan kesadaran ak
an kedudukannya sebagai makhluk yang mulia dan terbaik, agar manusia tidak me
ngembangkan diri secara parsial dalam perannya sebagai khalifah di muka bumi i
ni.
3
ra teori dan praktik, sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat dalam pelak
sanaan pendidikan Islam dalam rangka mewujudkan perannya sebagai khalifah di
muka bumi.
d) Prinsip persamaan, Prinsip persamaan ini berkaitan dengan prinsip dasar tentan
g kesamaan manusia di hadapan Allah, yang mempunyai kesatuan asal, tidak ada
diskriminasi jenis kelamin, kedudukan sosial dan bangsa, maupun antara suku, wa
rna kulit dan ras.
f) Prinsip Keutamaan, Prinsip keutamaan merupakan inti dan ruh dari segala kegi
atan pendidikan. Dalam prinsip ini ditegaskan bahwa pendidikan bukanlah sekeda
r proses mekanik, melainkan merupakan suatu proses yang ditujukan untuk penca
paian berbagai macam keutamaan dalam hidup umat manusia. Uraian di atas sejal
an dengan pendapat Baharuddin dalam Aktualisasi Psikologi Islami (2009:213) ba
hwa tujuan ahir pendidikan Islam adalah mewujudkan manusia sebagai khalifatull
ah dan ’adbullah di bumi.
4
as, maka psikologi pendidikan Islam dapat kita artikan sebagai sebagai salah satu
cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks a
ktivitas memiliki ciri islami yang kajiannya lebih memfokuskan pada pemberdaya
an umat berdasarkan Al Qur’an dan Hadits. Kajian perilaku individu dalam konte
ks aktivitas pendidikan senantiasa dalam upaya menuju pada pengamalan Al Qur’
an dan Al Hadis menjadi hal sebagai prinsip yang utama dalam psikologi pendidik
an Islam.1
C.Motivasi Belajar
Peran motivasi belajar yang paling utama adalah dalam hal membangkitka
n gairah, rasa senang dan semangat untuk belajar. Dengan merasakan senang dala
m belajar, maka akan mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran, karena pro
ses pembelajaran menjadi lebih kondusif. Santrock mengatakan bahwa motivasi a
dalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perila
ku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Menurut perspektif kognitif, pemikiran peserta didik akan menstimulus motivasi y
ang dimilikinya. Hal ini berarti bahwa kognisi peserta didik berperan penting dala
m mengontrol keinginan peserta didik untuk belajar.
b.Teori motivasional
5
Perspektif motivasional menjelaskan bahwa untuk meraih tujuan personal i
ndividu, maka anggota kelompok harus membantu teman satu timnya dan mendor
ong untuk melakukan usaha yang maksimal.
Beberapa kajian telah menemukan bahwa ketika para peserta didik bekerja
sama untuk meraih sebuah tujuan kelompok, membuat mereka mengekspresikan n
orma-norma yang baik dalam melakukan apapun yang diperlukan. Di dalam kelas
yang kooperatif peserta didik yang berusaha keras akan selalu hadir di kelas, mem
bantu yang lain belajar, maka akan dipuji dan didukung oleh teman satu timnya. S
ebagai contoh, Hulten dan De Vries maupun Madden dan Slavin, menemukan bah
wa para peserta didik di dalam kelas berkeinginan untuk belajar. Pada kelompok k
ooperatif, pembelajaran menjadi sebuah aktivitas dapat membuat para peserta didi
k lebih unggul di antara temannya.
6
Penelitian dalam psikologi telah menemukan bahwa jika informasi
ingin dipertahankan di dalam memori dan berhubungan dengan informasi
yang sudah ada di dalam memori, maka orang yang belajar harus terlibat
dalam semacam pengaturan kembali kognitif, atau elaborasi dari materi. S
ebagai contoh, menulis rangkuman atau ringkasan dari pelajaran yang disa
mpaikan adalah pelajaran tambahan yang lebih baik daripada sekedar men
yalin catatan, karena rangkuman atau ringkasan menuntut para peserta did
ik untuk mengatur kembali materinya dan memilih bagian yang penting d
ari pelajaran tersebut. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah
dengan menjelaskan materinya kepada orang lain. Webb menemukan bah
wa para peserta didik yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari k
egiatan kooperatif adalah mereka yang memberikan penjelasan elaborasi t
eman yang lainnya. Karena dengan memberikan penjelasan kepada teman
nya akan semakin memperdalam pemahamannya terhadap materi pembela
jaran tersebut.
c. Jenis-jenis Motivasi
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri peserta didik dan
berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Apabila seseorang telah memiliki
motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegi
atan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar m
otivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak
memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus.
2) Motivasi Ekstrinsik
7
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena ad
anya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik apabila peserta di
dik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in
some factors outside the learning situational). Peserta didik belajar karena hendak
mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk me
ncapai angka tinggi, meraih gelar, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik bukan bera
rti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan.
d. Fungsi Motivasi
8
Yang dimaksud dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan asp
ek kejiwaan kehidupan bermasyarakat.Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,
manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan p
ada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memer
lukan adanya pegangan hidup. Berbicara pendidikan agama Islam, baik makna ma
upn tujuannya haruslah mengacu kepada penananaman hilai Islam dan tidak diben
arkan melupakan etika sosial dan moralitas sosial. Pendidikan agama Islam di sek
olah bertujuan untuk menumbuhkan dan mengingkatkan keimanan melalui pembe
rian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman pe
serta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus ber
kembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untu
k dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tidak semua tuga
s mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal
ilmu pengetahuan dan berbagai macam ilmu pengetahuan.Oleh karena itu dikiriml
ah anak ke sekolah. Dengan masuknya anak ke sekolah, maka terbentuklah hubun
gan antara rumah dan sekolah karena antara kedua lingkungan itu terdapat objek d
an tujuan yang sama, yakni mendidik anak. Agama sebagai dasar pijakan umat ma
nusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama
telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungannya dengan Tuhannya m
aupun berinteraksi dengan sesamanya.
Pendidikan Agama Islam secara umum meliputi pendidikan tauhid atau pen
didikan keimanan atau pendidikan rabbani, ini unsur pertama yang harus ditanam
kan pada diri seorang muslim agar mengenal tuhan. Pendidikan tauhid akan meng
hasilkan seorang yang mukmin atau beriman. Selain pendidikan tauhid adalah pen
didikan ibadah, yaitu pendidikan yang mengatur tentang hubungan manusia denga
n tuhan. Pendidikan ibadah akan menghasil seorang muslim, seorang yang selalu
mengabdi beribadah kepada tuhannya. Dan pendidikan selanjutnya adalah pendidi
kan muamalah.Pendidikan ini mengatur hubangan manusia dengan sesama manus
ia. Keberhasilan pendidikan muamalah akan menjadikan seorang yang muhsin, sel
alu berbuat baik dengan dilandasi keimanan dan keislamannya. Pendidikan Agam
a Islam dengan segala variabelnya bersumber pada tiga hal yaitu al-Qur’an, al-Ha
dits dan ijtihad. Materi Pendidikan Agama Islam meliputi beberapa materi yang m
9
encakup jenis materi yag akan mengantarkan kepada peserta didik pada tujuan pen
didikan. Melalui materi-materi tersebut diharapkan peserta didik mampu mencapa
i tujuan yang pendidikan dikehendaki oleh kurikulum.Jadi materi atau bahan ajar
merupakan bagian terpenting bagi tercapainya tujuan pendidikan.
10
Pendidikan islam
Aksiologis
Guru
Peserta didik Metafisika
Epistimologis
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
11
kepada Allah SWT. Unuk kesempurnaan kerangka berfikir islami diperlukan
prinsip-prinsip yang bersangkutan dengan islam.
B. SARAN
Sebagai pelajar muslim wajib memiliki kerangka berfikir yang islami yang
berlandaskan dari Al-Qur’an dan sunnah. Dengan begitu pelajar mampu
mengaplikasikan nilai-nilai ajaran islam dalam kehidupan sehari-harinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/11091/BAB%20II.pdf?
sequence=2&isAllowed=y
http://repository.uinbanten.ac.id/242/11/BAB%20II.pdf
12
13