Anda di halaman 1dari 17

Makalah Ilmu Pendidikan Islam

“Tujuan Pendidikan Dalam Perspektif Islam”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Hilda Ainissyifa, M.Ag.

Disusun Oleh Kelompok 5 PAI 5A :


Abu Hanifah 1182020004
Alya Azzahra Furqon 1182020024
Annisa Siti Nurhaliza 1182020031
Arina Hunafa Qudsi 1182020037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Terlebih dahulu kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt.. Yang atas limpahan
nikmatnya kami dapat merampungkan makalah ini dengan judul “Tujuan Pendidikan
Dalam Perspektif Islam”sebagai syarat dan tugas dalam memenuhi mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam. Sholawat teriring salam semoga tetap dicurahkan kepada Nabi
Muhammad saw. Kepada keluarga, sahabat, juga pengikutnya hingga hari akhir.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun demikian kami menyadari masih banyaknya kekurangan dan kesalahan dalam
penyususunan makalah ini, baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Besar harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Purwakarta, Oktober 2020

Tim Penulis

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

Daftar Isi ................................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................................ 1

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Pengertian dan Fungsi Tujuan Pendidikan Presfektif Islam ................................ 3

2.1.1 Pengertian Pendidikan Islam................................................................................ 3

2.1.2 Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Islam .................................................................. 3

2.2 Tujuan Hidup Manusai Dalam Perspektif Islam ................................................... 5

2.2.1 Tujuan Hidup Manusia ........................................................................................ 5

2.2.2 Tinjauan Tujuan Hidup Manusia Dalam Agama Islam ....................................... 6

2.3 Ciri- Ciri Manusia Ideal Dalam Perspektif Islam .................................................. 7

2.3.1 Definisi Manusia Ideal Dalam Perspektif Islam .................................................. 7

2.3.2 Ciri-Ciri dan Karakteristik Manusia Ideal Dalam Perspektif Islam.................... 8

2.4 Rumusan Tujuan Akhir Pendidikan Menurut Islam .......................................... 10

2.4.1 Pengertian Tujuan .............................................................................................. 10

2.4.1 Macam-Macam Tujuan Pendidikan Menurut Islam .......................................... 11

Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dunia Pendidikan semakin zaman tentu semakin berkembang. Seiring dengan
perkembangan IPTEk teknologi yang semakin canggih menjadi gerabng bagi berbagai media
untuk masuk menjadi multi fungsi dalam seluruh sektor terkhusus dunia Pendidikan.
Pendidikan yang sempurna dalam pandangan Islam tentu saja Pendidikan yang berlandaskan
Islam dan berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman. Oleh sebab itu, perlu kita ketahui
sebagi negara mayoritas muslim, di Indonesia ini banyak instansi atau Lembaga pendiidkan
dengan background Islam. Kenapa tidak? Karena hal itu sudah menjadi suatu keharusan bagi
negara yang mana mayoritas penduduknya muslim untuk menyediakan berbagai fasilitas
sesuai yang masyrakat butuhkan.
Disini pula berbagai aspek Pendidikan perlu disoroti denagn seksama. Diantaranya
dalam ranah Pendidikan Islam. Ilmu Pendidikan Islam berperan dan berkedudukan dalam
posisi paling dasar di hamper seluruh sekolah di Indonesia. Dengan sebutan Pendidikan
Agama Islam ataupun Ilmu Pendidikan Islam. Dalam Ilmu Pendidikan Islam ini dibahas
berbagai konsep dasar yang menjadi barometer tersendiri dalam mempeajari ilmu tersebut.
Diantaranya yakni seperti tema yang akan pemateri paparakan dalam makalah ini. Hal yang
akan kami kerucutkan dalam pembahasan kali ini mengenai pengertian, fungsi, tujuan
pendidika dalam perspektif Islam, tujuan hidup manusia dalam perspektif Islam, ciri-ciri
manusia ideal dalam perspektif Islam dan rumusan tujuan akhir Pendidikan dalam Islam.
Lebih rincinya dapat dilihat dalam rumusan masalah dan tujuan makalah berikut ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian, fungsi dan tujuan Pendidikan dalam perspektif Islam ?
2. Apa tujuan hidup manusai dalam perspektif Islam ?
3. Apa ciri-ciri manusia ideal dalam perspektif Islam ?
4. Apa tujuan akhir dari pendidikan Islam ?

1.3 Tujuan Makalah


1. Dapat mengetahui pengertian, fungsi dan tujuan Pendidikan dalam perspektif Islam ?
2. Dapat mengetahui tujuan hidup manusai dalam perspektif Islam ?

1
3. Dapat mengetahui dan menyebutkan ciri-ciri manusia ideal dalam perspektif Islam ?
4. Dapat menjelaskan tujuan akhir dari pendidikan Islam ?

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi Tujuan Pendidikan Presfektif Islam


2.1.1 Pengertian Pendidikan Islam
Secara umum pengertian dari fungsi pendidikan islam terdiri dari kata pendidikan dan
islam. Adapun pengertian pendidikan berasal dari kata didik, atau sebagai proses memelihara
dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai makhluk yang dimana suatu
usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar
agar dapat mengembangkan potensi dirinya. Undang-undang republik Indonesia no. 20 tahun
2003 mendefenisikan pendidikan sebagai: usaha sadar dan terencana untuk mwujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keistiqomahan, pemeliharaan diri
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Sedangkan pengertian Islam merupakan turunan dari kata As-Salimu, As-Salamu atau
As-Salamatu yang berarti bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan batin. Secara
terminologis dapat dikatakan Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid yang diturunkan
Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya untuk menyampaikan
kepada ummat manusia.
2.1.2 Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Islam
Oleh karena itu, maka fungsi tujuan pendidikan Islam adalah pendidikan manusia
seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Secara umum tugas pendidikan Islam adalah
membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dan tahap ke
tahap kehidupannya sampai mencapai titik kesimpulan yang optimal 1 Bahwa pada intinya
pendidikan Islam mmiliki 2 sifat fungsi, yaitu fungsi menunjukkan dan fungsi menangkal,
sebagai berikut 2 :
1. Fungsi pendidikan Islam dalam menunjukkan, yaitu;
a. Hidayah kepada Iman
Pendidikan adalah perantara dalam menumbuh kembangkan fitrah anak dalam
keimanan (QS. 49:17). Keislamaan seseorang adalah nikmat dari Allah, bukan balas
jasa kepada Allah.

1
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal 32
2
Syafaruddin Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Utama,2006), hal 55-60

3
b. Hidayah kepada penggunaan akal pikiran dan analisis
Pendidikan mengarahkan kemampuan akal dan analisis untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Jalan yang baik dan buruk ditunjukkan Allah kepada manusia untuk
memilihnya (QS. 90:10 dan QS.76:3).
c. Hidayah kepada akhlak mulia
Pendidikan Islam dalam semua aspeknya bermuara kepada terbentuknya akhlak
mulia. Sebagai pendidik, akhlak adalah alat yang dijadikan untuk mengarahkan anak.
Sikap lemah lembut, tegas, jujur, mulia dan adil menjadi alat perilaku yang
membentuk perilaku anak. Sifat mulia ini harus ada dalam perilaku pendidik
(QS.3:159)
d. Hidayah ke arah perbuatan shaleh
Dalam fitrah manusia ada kecenderungan pada keinginan memelihara diri, kerjasama
dan bergaul dengan orang lain untuk kepentingan bersama. Setiap pribadi wajib
mempersiapkan untuk memasuki system sosial yang menentukan corak pergaulan
sesuai dengan nilai keislaman, yaitu jalan yang lurus untuk melakukan amal shaleh.
2. Fungsi pendidikan Islam yang bersifat menangkal, yaitu;
a. Sebagai penangkal menyekutukan Allah
Hidayah iman merupakan nikmat paling besar. Manusia akan memperoleh
keberhasilan dan terhindar dari syirik dengan hidayah tersebut. Fungsi pendidikan
Islam adalah menyelamatkan generasi muda atau anak-anak muslim dari syirik.
b. Penangkal terhadap kesesatan dan kebathilan
Pendidikan Islam berfungsi membina anak-anak agar dapat membedakan yang benar
dan yang salah, serta yang halal dan yang haram. Nilai-nilai kebenaran harus
dijunjung tinggi untuk kebaikan bersama (QS.17:18).
c. Penangkal terhadap kerusakan jasmaniah
Hal ini merupakan untuk menghindari orang dari kerusakan diri, karena itu setiap
orang dibekali pengetahuan untuk menjadi mandiri dan hidup lebih baik (QS.5:29-30;
QS.2:195; QS.17:33).
d. Memelihara Kesehatan
Pendidikan Islam juga memberikan penekanan kepada kehidupan yang sehat agar
dapat mengabdi kepada Allah dan berperan sebagai khalifah di tengah-tengah
kehidupan masyarakat.
e. Menjaga diri dari kerusakan hubungan social

4
Pendidikan Islam berfungsi membimbing anak, menghormati orang tua, kerabat,
pakir-miskin dan orang lemah.
f. Menangkal terhadap segala penyakit moral
Membina keutamaan akhlak dalam proses pendidikan Islam menjadi nilai penting
dalam pribadi seutuhnya. Sifat tercela harus dihindari karena berbahaya bagi manusia.
g. Menjaga terhadap segala bahaya dari luar dirinya
Pendidikan Islam mendidik seorang anak-anak muslim untuk mencintai tanah airnya
serta mempertahankan keselamatan bangsanya (QS.8:29 dan 60).
Ada tiga pokok fungsi pendidikan dalam kehidupan masyarakat, yaitu:
1. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu dalam masyarakat
pada masa yang akan datang. Ada berbagai peranan di masyarakat harus diisi oleh
sumber daya manusia yang sesuai dengan kemajuan dalam rangka kelanjutan
hidup (survival) masyarakat.
2. Memindahkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peranan-peranan dari
generasi tua ke generasi yang muda. Peranan-peranan tertentu memerlukan
kepandaian dan keahlian yang diperoleh melalui dalam pendidikan di masyarakat.
3. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan kesatuan
masyarakatyang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidupdalam suatu
masyarakat dan peradaban. Bagaimana pun integritas masyarakat sangat penting;
artinya dalam rangka memelihara kehidupan bersama untuk maju dalam
kebudayaan yang modern.

2.2 Tujuan Hidup Manusai Dalam Perspektif Islam


2.2.1 Tujuan Hidup Manusia
Perihal hakikat tujuan hidup manusia merupakan suatu hal yang menyangkut aspek
filosofis. Manusia berbeda dengan binatang, karena manusia mempunyai suatu akal pikiran
yang sehat. Terkadang pada saat tertentu manusia akan mulai memikirkan, mulai
menanyakan sesuatu yang menyangkut dirinya sendiri bahkan keberadaan dirinya sendiri.
Hal inilah yang kita sebut dengan Filsafat manusia. Pada intinya Filsafat manusia merupakan
segala sesuatu yang meyangkut manusia sebagai objek kajian yang kita terus tanyakan.
Kita harus memahami bahwa hidup memiliki suatu tujuan. Tujuan bagian dari suatu
nilai yang dianggap kita penting. Oleh karena itu, hidup akan bermakna jika kita berhasil
melaksanakan suatu tujuan hidup. Mencari hakikat tujuan manusia merupakan salah satu dari
tujuan filsafat manusia itu sendiri. "Apakah tujuan hidup manusia"? sebuah pertanyaan
5
singkat dimana para filsuf terus memikirkannya sampai saat ini. Para filsuf pun menilai dan
mengkaji mengenai hakikat tujuan manusia dan hasilnya pun tentu ada perbedaan pemikiran
antara yang satu dengan yang lainnya. Salah satunya pemikiran yang terkenal mengenai
tujuan hidup manusia adalah pendapat dari Aristoteles yang mengatakan bahwa tujuan hidup
manusia adalah mencapai eudaimonia (Kebahagiaan). Oleh karenanya, kebahagiaan
merupakan sesuatu yang bernilai terhadap dirinya.
2.2.2 Tinjauan Tujuan Hidup Manusia Dalam Agama Islam
Kebenaran akan hakikat tujuan hidup manusia dari banyaknya filsuf merupakan
sesuatu hal yang nisbi. Nah bagaimana jika hakikat tujuan hidup manusia ditinjau dari
perspektif Agama? Orang yang menganut suatu agama, sudah sewajarnya apabila
mempercayai apa yang dikatakan Tuhan.Tujuan hidup manusia seharusnya sama dengan
tujuan Tuhan menciptakan manusia. Manusia yang hidup di dunia ini tidak lepas dari peran
Tuhan dalam menciptakan manusia. Dalam proses dan hasil ciptaannya, tentu Tuhan
memiliki unsur kesengajaannya dalam menciptakan manusia. Suatu alasan dimana manusia
harus tunduk atas alasan Tuhan menciptakan manusia.
Jika kita kaji dalam beberapa agama, mungkin tujuan Tuhan menciptakan manusia
jelas berbeda-beda. Hal ini tergantung dari kepercayaan masing-masing orang berdasarkan
agama yang dianutnya. Orang yang beragama islam dalam meninjau tujuan hidup manusia,
tentu melihat perspektifnya dari pedoman agamanya. Dalam kajian ini Al Quran sebagai
pedoman bagi uamat muslim, di dalam salah satu ayatnya, Allah swt. berfirman:
"Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku".
(QS. Adz Dzariyat: 56).
Jika ditinjau dari ayat tersebut, sudah jelas bahwa manusia dalam hidup ini semata-
mata hanyalah untuk beribadah kepada Allah swt. karena seperti yang sudah saya jelaskan
diatas bahwa tujuan hidup manusia seharusnya sama dengan tujuan Allah swt. menciptakan
Manusia. Ibadah tentu banyak bentuknya, ibadah disini memiliki arti yang sangat luas yang
mencakup banyak aspek dalam kehidupan. Tetapi di dalam kehidupan dunia saat ini, faktanya
banyak manusia yang justru tidak beribadah kepada penciptaNya. Mereka tidak
mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar. Hal ini berarti ada suatu kekeliruan manusia dalam
memahami hakikat hidupnya dalam menentukan suatu tujuan hidup. Jika memang benar
tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah swt, namun dilihat dalam
keadaan faktanya justru banyak manusia yang tidak beribadah kepada Allah swt., apakah hal
ini berarti tujuan Allah swt sebagai Tuhan menciptakan manusia bisa dikatakan "gagal"?

6
Pertanyaan seperti ini merupakan salah satu hal yang sering terlintas dalam benak
pikiran manusia dan salah satu hal yang sering dipertanyakan kepada orang-orang mengenai
tujuan hidup manusia. Supaya manusia tunduk kepada Allah swt. dan beribadah kepadanya,
lantas mengapa Allah swt. justru menciptakan manusia dengan memberinya akal dan hawa
nafsu? Bukankah dengan memberikan akal dan hawa nafsu kepada manusia hanya akan
mengakibatkan manusia mempunyai kebebasan dalam bertindak? Kebebasan dalam bertindak
inilah yang akan menimbulkan manusia dalam melanggar tujuan tuhan menciptakan manusia.
Dari hal tersebut, terjadi suatu kontradiksi antara tujuan Allah swt. menciptakan manusia
dengan hasil manusia yang diciptakan Allah swt.. Kritis dalam agama merupakan sesuatu hal
yang wajar dalam proses mencari kebenaran. Mempertanyakan kepada banyaknya orang
merupakan bagian dari proses mencari kebenaran. Oleh sebab itu gunakanlah akal sebagai
fitrah yang Allah swt. Sebgai sebagai sarana untuk memecahkan masalah kehidupan.

2.3 Ciri- Ciri Manusia Ideal Dalam Perspektif Islam


2.3.1 Definisi Manusia Ideal Dalam Perspektif Islam
Dalam Islam manusia ideal disebut dengan ihsan atau muhsin. Penafsiran manusia
ideal yang tercantum dalam Al Quran ditandai dengan kalimat ihsan, muhsin, muslim,
mukmin, muttakin, mukhlis dan saleh yang mana seluruhnya itu digunakan dalam rangka
menggambarkan sosok pribadi yang idela dan berkulitas. Namun dalam pembahasan kali ini
saya akan akanmengkerucutkan pembahasan manusai ideal dalam artian muhsin. Muhsin
adalah citra manusia ideal yang mampu meraih puncak penghayatan dan pengamalan
keagamaan.Ayat Al Quran yang menyebutkan muhsin berjumlah 67 ayat pada 29 surah. Ibnu
Atiyyah menyatakan bahwa muhsin adalah pribadi yang mengisi hidupya dengan kepatuhan
dan amal saleh. Dimana mushin sebagai predikat yang sepatutnya ditempuh oleh seseorang
selama hidup di dunia untuk mencapai pribadi bertakwa yang menempati surga.
Dengan panduan Al Quran, kalangan sufi pun ikut dalam mengkaji manusai ideal.
Diantara penggagasnya yakni Ibnu Arabiy (W.638H/1240M) yang mengagaskan insan kamil
sebagai konsep manusia ideal. Sedangkan Al Jiliy menggunakan insan kamil sebagai konsep
tentang manusia sempurna yang dipahami memiliki nilai-nilai ke Tuhanan.
Sedangkan para pakar tafsir menjelaskan terminology muhsin yang menjadi predikat
bagi manusia baik atau berkualitas berdasar pada QS. An Nisa ayat 125 : adalah sifat yang
menjadi penentu bagi pemeluk Islam terbaik. M. Quraish Shihab ketika mengartikan QS. Az
Zariyat ayat 16 ini mengartikan mushin semakna dengan pemikiran Izutsu, muhsin dimana
identik dengan orang yang bertakwa, orang yang melaksanakan amal shaleh, dan orang yang
7
memiliki kepatuhan mendalam kepada Tuhan dan segenap perbuatan manusia yang
bersumber darinya, serta melakukan segala kegiatan yang didorong oleh semangat hilm
(adalah sikap tenang, tidak tergesa-gesa, terkontrol dan penuh pertimbangan dalam
memutuskan setiap perkara).
Muhsin atau manusia ideal ini konsepnya tertuang dalam QS. Az Zariyat ayat 16 :
adalah orang-orang patuh yang selalu berbuat baik dalam berkomunikasi dengan Allah dan
Makhluk-Nya sebagai ibadah kepada-Nya hingga seolah-olah melihat-Nya. Konsep Izutsu ini
memiliki kesamaan pula dengan konsep Ibnu Atiyyah.3
Muhsin atau manusia ideal dalam perspektif islam ini dijadikan sebagai representasi
tingginya mutu pribadi seseorang dihadapan-Nya, sebagai sosok Islam, berimana, berakhlak
mulia dan merasakan ciri kehadiran Allah dalam kehidupannya. Untuk menjadi manusai ideal
atau muhsin sesuai dengan petunjuk Al Quran maka seseorang harus berbuat ihsan hingga
mencapai derajat muhsin tersebut. Allah swt.. memerintahkan manusia untuk hidup sebagai
manusia ideal atau paling tidak dengan melaksanakan ihsan (merasa diawasi Allah) di segala
segi kehidupan secara sempurna, karena hal tersebut akan mendatangkan tata kehidupan yang
harmoni dan berkualitas, walau ditengah kebudayaan masyarakat yang beragam. Seperti
berbuat baik kepada manusai yang tercatat dalam QS. Al Qasas ayat 77, yang dijadikan
pertimbangan supaya mereka berbuat ihsan hingga meraih prediakan muhsin atau manusai
ideal. 4
2.3.2 Ciri-Ciri dan Karakteristik Manusia Ideal Dalam Perspektif Islam
Kajian tentang ciri-ciri atau karakteristik muhsin terklarifikasi ke dalam tiga kategori,
yaitu ; seornag muhsin terhadap Tuhannya dan seorang muhsin terhadap diri ssendiri dan
sesama manusia. Berikut ini uraian tentang dua karakteristik tersebut : (Pustaka et al., n.d.)
1. Hubungan muhsin dengan Allah swt..
Dalam hubungannya dengan Allah swt., seorang muhsin meralisasikan aktivitasnya
ke dalam berbagai hal, yaitu :
a. Beriman dan bertakwa
Oranng yang bertakwa adalah dia yang takut berbuat dosa hingga berupaya
menghindarinya agar tidak mendapatkan siksaan. Sedangkan orang yang berbuat

3
Firdaus, Slamet. Disertasi : Konsep Manusia Ideal Dalam Al Quran (Studi Profil Muhsi Dalam Perspektif
Ayat-Ayat Ihsan). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Sekolah Pasca Sarjana, 2011.
hlm 21-28.
4
Ibid., hlm. 77.

8
ihsan adalah dia yang mempercantik amal dan memenuhi segenap hak-hak Allah
serta konsistendalam mentaati perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Perintah
bertakwa kepada Allah merupakan sebutan bagi orang-orang yang beriman dan
berbuat ihsan tertuang pada QS. Az Zumar ayat 10 : yang mengindikasikan bahwa
beriman dan bertakwa merupakan dua unsur yang menyatu pada diri muhsin.
Kedudukan ihsan sebagi factor penentu dalam meningkatkan takwa dan
mengantarkan seseorang memperoleh keridhaan Allah swt..
b. Beribadah Mahdah dan Meyakini Akhirat
Maksudnya adalah melaksanakan ibadah mahdah yakni ibadah murni dan
langsung kepada Allah dengan menegakkan salat dan menunaikan zakat.
Sedangkan meyakini akhirat adalah perwujudan dari aqidah yang benar.
Ketiganya termaktub dalam QS. Luqman ayat 3 : berisi tafsiran atau penjelasan
meyakni akhirat dan ayat 4 : memuat tentang penegakkan salat dan pelaksanaan
zakat.
c. Dzikir dan Doa
Hubungan muhsin dengan Allah swt., direalisasikan denga zikir dan doa yang
menjadi karakteristiknya. Dzikir dan doa merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, seseorang yang berdoa berarti berdzikir sehubungan di kala ia berdoa
kepada Allah di saat itu pula ia menyebut dan mengingatn-Nya. Doa menjadi
bagian dari dzikir dan dalam dzikir terkandung doa.
d. Jihad di jalan Allah
Adalah kemampuan dalam rangka menolak musuh atau mencurahkan kekuatan
semaksimal mungkin untuk menahan dan mengalahkan musuh, jihad juga berarti
mengerjakan segenap aktivitas kepatuhan.
e. Mencari keridhaan Allah dan kebahagiaan akhirat
Ciri lain dari muhsin atau manusia ideal adalah yang mengarahkan kehidupannya
kepada mencari keridhaan Allah, segenap potensi yang dimilikinya dikerahkan
untuk mendapatkannya.
2. Hubungan muhsin dengan diri sendiri.
Jadi berihsan pada diri sendiri berarti melakukan investasi kebaikan pada diri sendri
hingga menjadi muhsin atau manusia ideal. Adapun muhsin dengan diri sendiri
merupakan sifat yang menyatu dengan dirinya yang menjiwai segala karakteristiknya
baik berhubungan dengan Allah swt. maupun denagn pihak lain, diantaranya berupa :
a. Patuh dan tunduk
9
b. Tululs/Ikhlas
c. Sabar
d. Integrasi lahir dan batin
e. Pemaaf dan lapang dada
3. Hubungan muhsin dengan sesama manusia, Pola hubungannya dengan sesama manuisa
berbasis al musawah atau kesamaan derajat, hak dan kewajiban. Hubungan ini meliputi :
a. hubungan muhsin dalam keluarga
b. hubungan muhsin dengan anak
c. hubungan muhsin dengan pasangannya5
Dari pembahasan manusia ideal yang disebutkan sebagai muhsin dalam Al Quran pun
ada salah satu sebutan yang tak boleh tertinggal yakni ulul albab yang merupakan istilah
khusus yang dipakai AlQur’an untuk menyebut sekelompok manusia pilihan semacam
intelektual. Istilah Ulul Albab 16 kali disebut dalam Al-Qur’an. Ibn Mundzir menafsirkan
bahwa ulul albab sebagai orang yang bertaqwa kepada Allah, berpengetahuan tinggi dan
mampu menyesuaikan diri di segala lapisan masyarakat, elit ataupun marginal. Sosok ulul
albâb merupakan sosok yang ideal yang digambarkan oleh Allah melalui beberapa ayat dan
juga mendapat pujian dari Allah SWT. Al-Qur’ân memberikan penghargaan dan
penghormatan kepada kaum ulul albâb. Oleh sebab itu secara garis besar ulul albab pun
termasuk kedalam salah satu ciri dari manusia ideal (Azizah Herawati, 2015)

2.4 Rumusan Tujuan Akhir Pendidikan Menurut Islam


2.4.1 Pengertian Tujuan
Seperti yang kita maklumi bersama, bahwa dalam masyarakat yang dinamis,
pendidikan memegang peran yang menentukan terhadap eksistensi dan perkembangan
masyarakat, karena pendidikan merupakan usaha untuk mentransfer dan mentransformasikan
serta menginternalisasikan nilai-nilai agama, kebudayaan dan sebagainya dalam segala aspek
dan jenisnya kepada generasi penerus.
Setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang
ditetapkan (al- ‘umur bi maqasidiha)6. Tujuan berfungsi sebagai standar untuk mengakhiri
usaha dan mengarahkan usaha yang dilalui dan merupakan titik tolak untuk mencapai tujuan-
tujuan lainnya. Tujuan Pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis,

5
Ibid., hlm.117-173.

6
M. Karman, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018), hlm.101

10
tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh
aspek kehidupannya. Sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami Pendidikan
Islam secara keseluruhan, yaitu terciptanya output seseorang yang berkepribadian insan
kamil. Insan kamil merupakan manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan
berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah swt. 7
Di dalam bahasa Arab terdapat sejumlah istilah yang berkaitan dengan tujuan
pendidikan. Sejumlah istilah ini, antara lain al-niyat (Niat atau maksud), al- iradah
(Kerelaan), al-ghardu (sasaran, tujuan), al-qashdu (Berjalan lurus mencapai tujuan), al-hadp
(mendekati) dan al-ghayah (Batas akhir).8
9
Tujuan menurut Zakiah Drajat ,adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah
suatu usaha atau kegiatan selesai. Sedangkan menurut H.M. Arifin10, tujuan itu bisa jadi
menunjukkan kepad futuritas (masa depan) yang terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat
dicapai kecuali dengan usaha melalui proses tertentu.
Tujuan pendidikan Islam paralel dengan tujuan hidup manusia, sebagai hamba Allah
dan sebagai Khalifah-Nya. Sebagai hamba Allah, berarti tujuan pendidikan itu orientasinya
individu, sedangkan sebagai khalifah, tujuan pendidikan berorientasi pada sosial
kemasyarakatan11.
2.4.1 Macam-Macam Tujuan Pendidikan Menurut Islam
Pendidikan Qur’ani dalam aktivitas pendidikan dapat diimplementasikan oleh
lembaga pendidikan dengan memperhatikan empat tujuan pendidikan mencakup:
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.12
Rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut, walaupun secara eksplisit tidak
menyebutkan kata-kata Islam, namun substansinya memuat ajaran Islam. Dalam

7
Zakiyah Darajat.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
8
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2010). hlm. 49
9
Zakiaha Darajat dalam Ramayulis dkk, Dasar-Dasar Kepribadian, (Padang: Zaky Press Center, 2019), hlm. 29
10
M. Arifin, dalam Ibid.
11
M. Karman, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018), hlm.113
12
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2008),
hlm.6

11
rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut mengandung nilai-nilai ajaran Islam
yang telah terobjektivikasi, yakni ajaran Islam yang telah mentransformasi ke dalam
nilai-nilai yang disepakati dalam kehidupan nasional13. Rumusan tujuan pendidikan
nasional tersebut memperlihatkan tentang kuatnya pengaruh ajaran Islam ke dalam
pola pikir bangsa Indonesia.
2. Tujuan Institusional
Merupakan tujuan yang harus dicapai oleh lembaga pendidikan tertentu.
Tujuan institusional dijabarkan dan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.Tujuan institusional ini dapat diilustrasikan dalam visi dan misi lembaga
pendidikan yang telah disepakati lembaga pendidikan. Komponen tujuan pendidikan
antarlembaga pendidikan dapat berbeda, tetapi rumusannya tetap berdasar pada tujuan
pendidikan nasional.
3. Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler atau Tujuan Pendidkan pada tingkat program studi,
menunjukkan tujuan bidang studi, mata pelajaran atau mata kuliah yang diarahkan
untuk mencapai tujuan institusional.
4. Tujuan Instruksional
Menggambarkan tujuan pendidikan yang akan dicapai dalam satu mata
pelajaran yang lebih operasional, baik tujuan pembelajaran umum dan tujuan
pembelajaran khusus, atau standar kompetensi dasar yang harus dicapai dalam
kegiatan pembelajaran di kelas.14
Keempat tujuan pendidikan tersebut sesungguhnya merupakan penjabaran dari tujuan
pendidikan yang Allah kehendaki dalam al-Qur’an.15 Pendidik yang berkomitmen dengan al-
Qur’an sejatinya dapat berkomitmen pula dengan pelaksanaan visi dan misi pendidikan yang
telah ditetapkan di lembaga pendidikan tertentu. Menarik untuk dicermati, bahwa rumusan
umum tujuan pendidikan nasional sebenarnya telah bercorak Islami.
Namun demikian, hal ini bergantung kepada bagaimana lembaga pendidikan dapat
mengemas tujuan tersebut yang diselenggarakan dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan
uraian diatas, dapat kita simpulkan sebagai berikut 16:

13
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2010). hlm. 55
14
E. Mulyasa, Kurikulum yang disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006).
15
M. Karman, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018), hlm.121
16
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2010). hlm. 61

12
Pertama, dalam Islam, tujuan pendidikan sangat penting ditetapkan dengan dasar ikhlas
semata-matakarena Allah dan dicapai secara bertahap mulai dari tujuan yang paling
sederhana hingga tujuan akhir yang paling tinggi.
Kedua, dalam Islam, tujuan pendidikan diarahkan pada terbinanya seluruh bakat dan potensi
manusia sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam, sehingga dapat melaksanakan fungsinya
sebagai khalifah di muka bumi dalam rangka pengabdiannya kepada Tuhan.
Ketiga, dalam Islam, keberhasilan pendidikan, bukan semata-mata ditentukan oleh guru,
lembaga pendidikan atau usaha peserta didik, melainkan juga karena petunjuk dan bantuan
dari Tuhan.

13
Daftar Pustaka

Daradjat, Zaikyah. 2018, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta : Bumi Aksara.


Karman, M. (2018). Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum yang disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi


dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

M. Arifin, 1991, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis, Jakarta: Bumi
Aksara.
Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Prenadamedia Group.

Ramayulis. (2019). Dasar-dasar kepribadian. Padang: Zaky Press Center.

Syafaruddin, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Utama.


Abdurrahman, Dudung,dkk. Jurnal : Karakteristik Manusia Ideal Dalam Perspektif Islam.
Azizah Herawati. (2015). Kontekstualisasi Konsep Ulul Albab Di Era Sekarang. Fikrah, 3(1),
123–140.
Firdaus, Slamet. Disertasi : Konsep Manusia Ideal Dalam Al Quran (Studi Profil Muhsi
Dalam Perspektif Tafsir Ayat-Ayat Ihsan). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Sekolah
Pasca Sarjana, 2011
Pustaka, D. K., Ii, B. A. B., & Iii, B. A. B. (n.d.). KONSEP DASAR MUḤSIN DALAM AL-
QUR`AN Bagian.
2003, U.-U. R. (2008). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

14

Anda mungkin juga menyukai