Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN ISLAM DAN STUDI PEMIKIRAN

PENDIDIKAN ISLAM

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah
Pemikiran Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Muhammad Amri, Lc., M.Ag.

Oleh:
NURUL AFIFAH
NIM: 80200223033

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR


2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya

kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat

serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi

Muhammad saw. yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah swt. atas limpahan nikmat

sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah

Pemikiran Pendidikan Islam dengan judul “Pendidikan Islam dan Studi Pemikiran

Pendidikan Islam”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna

dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk

makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik

lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon

maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya

kepada dosen kami yang telah membimbing kami dengan sangat baik.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Sidrap, 17 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................... 3
A. Pengertian Pendidikan Islam ....................................... 3
B. Studi Pemikiran Pendidikan Islam .............................. 7
BAB III PENUTUP ......................................................................... 14
A. Kesimpulan .................................................................. 14
B. Implikasi ....................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan

kehidupan manusia. Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan,

maka sejak itu timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan

pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Proses pendidikan sebenarnya

telah berlangsung lama, yaitu sepanjang sejarah manusia itu sendiri, dan seiring

pula dengan perkembangan sosial budayanya. Secara umum aktivitas pendidikan

sudah ada sejak manusia diciptakan.

Pendidikan merupakan bagian vital dalam kehidupan manusia. Pendidikan

(terutama Islam) dengan berbagai coraknya berorientasi memberikan bekal kepada

manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu,

semestinya pendidikan Islam selalu diperbaharui konsep aktualisasinya dalam

merespon perkembangan zaman yang selalu dinamis dan temporal, agar peserta

didik dalam pendidikan Islam tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan hidup

setelah mati tetapi kebahagiaan hidup didunia juga bisa diraih.1

Manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling baik di antara

makhluk Allah yang lain, struktur manusia terdiri dari jasmani dan rohani, atau

unsur fisiologis dan unsur psikologis. Dalam struktur jasmani dan rohani itu Allah

memberikan seperangkat kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan

berkembang, dalam psikologis disebut potensialitas, yang menurut aliran

behaviorisme disebut kemampuan dasar yang secara otomatis dapat berkembang

Manusia pada hakikatnya diciptakan untuk mengemban tugas-tugas

pengabdian kepada pencipta-Nya. Mengacu pada prinsip penciptaan ini maka

1
Septi Herliana, “Pemikiran Islam Menurut Pemikiran Mohammad Natsir dan
Relevansinya dengan Pendidikan di Indonesia Saat Ini”, Skripsi, (Lampung: Universitas Islam
Negeri Raden Intan, 2018), h. 5.

1
2

menurut filsafat pendidikan, manusia adalah makhluk yang berpotensi dan

memiliki peluang untuk dididik. Semenjak Adam diciptakan, semenjak itu pula

pendidikan telah ada, dan pada mulanya Allah-lah sebagai pendidik dan Adam

sebagai terdidik.

Pendidikan di Indonesia dewasa ini belumlah menjadi cita-cita ideal yang

diharapkan oleh seluruh masyarakat muslim, khususnya para pendidik dan

pemerhati pendidikan.keberhasilan pendidikan tidak hanya ditinjau dari aspek

nilai akademis dari suatu kegiatan ujian saja, tetapi lebih jauh hasil dari kegiatan

pendidikan haruslah mampu mengakomodasi berbagai aspek dimensi kebutuhan

masyarakat, terutama aspek moralitas bangsa, sehingga tiap keluaran pendidikan

lembaga formal maupun non formal tidak hanya memilii kapabilitas pada keilmuan

yang dituntutnya saja.

Pendidikan Islam sekarang ini dihadapkan pada tantangan kehidupan

manusia modern. Dengan demikian, pendidikan Islam harus diarahkan pada

kebutuhan perubahan masyarakat. Untuk itu, pendidikan Islam perlu didesain

untuk menjawab tantangan perubahan zaman tersebut, baik pada sisi konsepnya,

kurikulum, kualitas sumber daya insaninya, lembaga-lembaga dan organisasinya,

serta mengkonstruksinya agar dapat relevan dengan perubahan masyarakat

tersebut.2 Makalah ini berusaha membahas mengenai Pendidikan \Islam dan suatu

disiplin ilmu yaitu Studi Pemikiran Pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendapat para tokoh tentang definisi Pendidikan Islam?

2. Bagaimana cara kerja Studi Pemikiran Pendidikan Islam dan cakupannya?

2
Mulyadi, Studi Pemikiran Pendidikan Islam Modern, Jurnal Fikroh 8, No. 2 (Januari
2015), h. 140.
3

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi-definisi dari Pendidikan Islam

2. Untuk mengaetahui apa itu Studi Pemikiran Islam dan Cakupannya


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam

Menurut Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan adalah proses

pengubahan sikap dan tatalaku seorang atau orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses perbuatan, cara

mendidik.3

Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku

seseorang atau sekelompok orang (peserta didik), melalui upaya pengajaran

dan pelatihan, serta proses, perbuatan, dan cara-cara mendidik. Tokoh lain

berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang mana semua kemampuan

manusia yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaaan, disempurnakan dengan

kebiasaankebiasaan yang baik melalui sarana.4

Dengan demikian, pengertian pendidikan di atas pada prinsipnya dapat

disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses yang tidak bisa dilepaskan dari

pembentukan kepribadian, dan jika dikaitkan dengan pengertian pendidikan

Islam secara otomatis nilai-nilai keislaman masuk pada wilayah pendidikan.

Pendidikan Islam merupakan usaha mengubah tingkah laku peserta

didik sesuai dengan nilai- nilai pendidikan yang berlaku dalam agama Islam.

Pendidikan Islam, suatu pendidikan yang melatih perasaan murid-murid

dengan cara begitu rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan dan

pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan, mereka dipengaruhi

3
Dedi Mulyasana, dkk, Khazanah Pemikiran Pendidikan Islam: Dari Wacana Lokal hingga
Tatanan Global (Bandung: CV Cendekia Press, 2020), h. 50.
4
Matrapi, Tipologi Pemikiran Pendidikan Islam: Membangun Paradigma Pendidikan
Sebagai Wahana Pembinaan Dan Pengembangan Peserta Didik, Jurnal Islamuna 5, No. 1 (2018),
h. 3.

4
5

sekali oleh nilai spritual dan sangat sadar akan nilai etis Islam. Pendidikan

Islam mengantarkan manusia pada perilaku dan perbuatan manusia yang

berpedoman pada syariat Allah. Pendidikan Islam bukan sekedar "transfer of

knowledge" ataupun "transfer of training", tetapi lebih merupakan suatu sistem


yang ditata di atas pondasi keimanan dan kesalehan; suatu sistem yang terkait

secara langsung dengan Tuhan.5

Ki Hadjar Dewantara, mengemukakan pendidikan berarti daya upaya

untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter),

pikiran, dan tumbuh anak. Menurut Nursit Sumatmadja, pendidikan adalah

sebagai proses pengubah perilaku individu kearah kedewasaan dan

kematangan. Menurut John S.brubacher, pendidikan adalah proses

pengembangan potensi, kemampuan, dan kapasitas manusia yang mudah

dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-

kebiasaan yang baik, didukung dengan alat (media) yang disusun sedemikian

rupa. dalam memberikan definisi tentang pendidikan Islam maka penulis

mengemukakan pendapat dari beberapa pakar pendidikan Islam sebagai

berikut:

a. Hasan Langgulung mengatakan,“Pendidikan Islam adalah proses

penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan

pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang deselaraskan dengan fungsi

manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat

b. Omar Mohammad al-Thoumi Al-Syaibani mengatakan, “Pendidikan Islam

adalah proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi,

masyarakat, dan alam sekitarnya dengan cara pengejaran sebagai suatu

5
Mulyadi, Studi Pemikiran Pendidikan Islam Modern, Jurnal Fikroh 8, No. 2 (Januari
2015), h. 138.
6

aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi sasi dalam

masyarakat.

c. Al-Abrasyi mengatakan “Tarbiyah adalah mempersiapkan manusia supaya

hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap

jasmaninya, sempurna budi pekertinya, teratur pikirannya halus

perasaannnya mahir dalam pekerjaannya, mahir dalam tutur katanya baik

lisan dan tulisannya.6\

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang mengintegrasikan kebutuhan

duniawi dengan kebutuhan ukhrawi. Artinya, pendidikan Islam tidak hanya

sebatas menjawab kebutuhan manusia di dunia saja yang bersifat fana, tetapi

berusaha menjawab kebutuhan manusia setelah kematian. Pendidikan Islam

sebagai bagian dari jawaban kebutuhan manusia, sudah barang tentu

merupakan produk pemikiran para intelektual muslim. Karena pada dasarnya,

jika pendidikan Islam dianalogikan sebagai teks, maka pendidikan Islam

hakikatnya adalah teks yang bisu. Maka untuk menyuarakan teks tersebut,

diperlukanlah pemikiran pendidikan Islam.

Pendidikan Islam sebenarnya sebuah disiplin ilmu yang sudah jelas

objeknya, metode pengembangan dan sistematikanya. Akan tetapi, substansi

yang ada dalam pendidikan Islam mesti didialogkan dengan pemikiran-

pemikiran para pemikir pendidikan. Walaupun, pendidikan Islam itu sendiri

merupakan produk pemikiran para ahli. Hal-hal yang mesti didialogkan dengan

pemikir-pemikir pendidikan Islam adalah kajian mendalam tentang komponen-

komponen pendikan Islam. Komponen inilah yang menjadi objek penelitian.

6
Septi Herliana, “Pemikiran Islam Menurut Pemikiran Mohammad Natsir dan
Relevansinya dengan Pendidikan di Indonesia Saat Ini”, Skripsi, (Lampung: Universitas Islam
Negeri Raden Intan, 2018), h. 25.
7

B. Studi Pemikiran Pendidikan Islam

Pemikiran pendidikan Islam berasal dari kata pemikiran dan Pendidikan

Islam. Istilah pemikiran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata

piker yang artinya akal budi, ingatan, atau angan-angan. Jika dihubungkan

dengan kata Pe-an menjadi pemikiran, akan memeroleh arti proses, cara atau

perbuatan memikir. Kendati demikian, jika diistilahkan, kata pemikiran

tersebut mempunyai arti proses berfikir sehingga menemukan sesuatu yang

dipikirkan.7

Dengan berpijak pada definisi diatas, yang dimaksud dengan pemikiran

pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang

dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang

ada dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun sebuah

paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan

pengembangan peserta didik secara paripurna.

Sekilas Sejarah Pendidikan Islam

Sejarah pendidikan sama usianya dengan sejarah manusia itu sendiri,

keduanya tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Manusia tidak

akan bisa berkembang secara sempurna bila tidak ada pendidikan untuk itu

tidak berlebihan jika dikatakan bahwa eksistensi Pendidikan merupakan salah

satu syarat yang mendasar bagi meneruskan dan mengekalkan kebudayaan

manusia.

Asep Ahmad Sukandar & Muhammad Hori, PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM


7

Sumbangan Para Tokoh Pendidikan Islam Melalui Gagasan, Teori, dan Aplikas i {(Bandung: CV
Cendekia Press, 2020), h. 20.
8

Munculnya dinamika pembaharuan pemikiran pendidikan yang

dilakukan sejumlah intelektual muslim dari masa ke masa, tidak terlepas dari

kondisi objektif sosial-budaya dan sosial keagamaan umat Islan itu sendiri.

Oleh karena itu, tidak berlebihan jika di katakan, bahwa dinamika pemikiran

intelektual muslim merupakan hasil refleksi terhadap kondisi umat Islam pada

zamannya. Sederetan intelektual muslim, sejak masa awal sampai pada era

posmodernisme telah berupaya merekonstruksi guna terciptanya sistem

pendidikan Islam yang ideal.8 Kelompok intelektual muslim tersebut antara

lain adalah:

1. Ibnu Maskawih (Ahamad Ibnu uhammad ibnu Ya’qub ibnu Miskawih),

lahir di Rayy sekitar 320 H / 432 M. Dan meninggal di Isfaham pada

tanggal 9 safar buwaihi yang berlatar belakang mazhab syi’ah.

Perhatiannya dalam menuntut ilmu sangat besar. Hal ini tercermin dari

bidang ilmu pengetahuan yang ditekuninya. Dalam bidang sejarah

umpamanya, ia belajar dengan Abu Bakar Ahmad ibn Kamil Abu Thayyib.

Pemikirannya tentang pendidikan lebih berorientasi pada pentingnya

pendidikan akhlak. Hal ini tercermin dari karya monunetalnya, Takzib Al-

akhlak. Melalui karya tersebut Maskawih menyatakan bahwa tujuan

pendidikan adalah terwujudnya sikap batin yang secara spontan mampun

mendorong lahirnya perilaku dalam memperoleh karimah-perilaku yang

sedemikian akan sangat membantu peserta didik dalam memperoleh

kesempurnaan dan kabahagiaan yang sejati.

2. Muhammad Abduh ibn Hasan Khairuddin, lahir pada tahun 1265 H/ 1849

M. pada sebuah desa di Provinsi Gharbuyyah, ia lahir dari lingkungan

petani sederhana yang taat dan sangat mencintai ilmu pengetahuan.

8
Rusli Malli, Pemikiran Pendidikan Islam, Jurnal Pilar 5, No. 2 (2014), h. 99.
9

Menurut Abduh metode yang kuno sudah tidak relevan lagi dengan

perkembangan dewasa ini, sebaba metode tersebut menurut tum buhnya

daya peserta didik dalam bukunya Al-A’mal Al-Kamila Abduh

menawarkan metode pendidikan yang lebih dinamis dan kondusif bagi

pengembangan intelektual peserta didik. Metode yang dimaksud adalah

metode diskusi.

Ruang Lingkup Pemikiran Pendidikan Islam

Fokus pemikiran pendidikan Islam ialah pada proses memikirkan

komponen-komponen pendidikan Islam. Para pemikir memikirkan komponen-

komponen pendidikan Islam tentunya menyesuaikan dengan disiplin ilmu yang

dimilikinya. Dalam hal ini, komponen-komponen yang biasanya menjadi fokus

pemikiran antara lain: tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan, metode

pendidikan, materi pendidikan, evaluasi pendidikan, pendidik dan peserta

didik, sarana dan prasarana pendidikan, pembiayaan pendidikan serta seluruh

komponen-komponen pendidikan yang ikut serta dalam

mengoperasionalisasikan pendidikan. Semua konten komponen-komponen

pendidikan dikaji dan dipikirkan berdasarkan nilai-nilai pendidikan yang

berlaku dalam agama Islam.

Pemikiran pendidikan Islam itu telah memenuhi syarat- syaratnya

untuk menjadi suatu ilmu pengetahuan, dimulai dari objeknya, metodenya, dan

sistematikanya.

1. Objek

Dalam pemikiran pendidikan Islam obyek materialnya yaitu seluruh

komponen-komponen pendidikan Islam. Sedangkan obyek formalnya yaitu

problema-problem yang menyangkut apa, siapa, mengapa yang


10

berhubungan komponen-komponen pendidikan Islam. Dengan kata lain,

obyek formal dari pemikiran pendidikan Islam ialah komponen-komponen

pendidikan Islam yang dianggap penting adanya sebagai panduan dan

pedoman dalam menginternaliasikan komponen-komponen pendidikan

dalam setiap lembaga pendidikan. Komponen pendidikan Islam yang

menjadi objek kajian antara lain: tujuan pendidikan Islam, kurikulum

pendidikan Islam, pendidik dan peserta didik, metode pendidikan Islam,

model Pendidikan Islam, materi pendidikan Islam, serta sarana dan

prasarana pendidikan Islam.

2. Metode Pengembangan

Banyak metode-metode yang dipergunakan dalam pemikiran pendidikan

Islam. Metode-metode yang digunakannya dapat dipertanggungjawabkan,

dapat dikontrol, dan dapat dibuktikan kebenarannya untuk

mengembangkan komponen-komponen Islam. Metode pengembangan

yang kiranya digunakan pemikiran pendidikan Islam adalah metode

analisis kritis komponen pendidikan Islam berdasakan realita dan

kebutuhan pendidikan Islam dari masa ke masa.

C. Sistematika

Mengenai sistematika pemikiran pendidikan Islam dapat diketahui dengan

adanya penggolongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan

masalah demi masalah di dalam komponen-komponen pendidikan Islam,

ini menunjukkan bahwa penyusunan pemikiran pendidikan Islam itu telah

menggunakan sistematika yang runtut. Artinya, para pemikir pendidikan

Islam menganalisis dan mengembangkan kajian epitemologinya tidak

keluar dari sistematika komponen-komponen pendidikan Islam.


11

Pemikiran pendidikan Islam jelaslah sebuah disiplin ilmu tersendiri,

diidentifikasi berdasarkan objek, metode dan sistematika penyajiannya.

Tujuan Pemikiran Pendidikan Islam

Secara khusus pemikiran pendidikan islam memiliki tujuan sangat

komplek9 di antaranya adalah:

1. Untuk membangun kebiasaan berpikir ilmiah, dinamis dan kritis terhadap

persoalan persoalan di seputar pendidik islam.

2. Untuk memberikan dasar berfikir insklusif terhadap ajaran islam dan

akomodatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang di

kembangkan oleh intelektual diluar islam.

3. Untuk menumbuhkan semangat berijtihad, sebagaimana yang di tujukan

oleh rasulullah dan para kaum intelektual muslim pada abad pertama

sampai abad pertengahan terutama dalam merekonstruksi sistem

pendidikan islam yang lebih baik

4. Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan sistem

pendidikan nasional.

Prinsip-Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam

Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pemikiran Pendidikan

Islam10 meliput:

1. Prinsip Ontologys

Prinsip ontologis merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan

pemikiran kefilsafatan. Prinsip ini membicarakan tentang pokok pikiran

tentang apa yang ada dan apa yang tidak ada.

9
Rusli Malli, Pemikiran Pendidikan Islam, Jurnal Pilar 5, No. 2 (2014), h. 98.
10
Novi Khomsatun, Pendidikan Islam dalam Tinjauan Ontologi, Epistimologi, dan
Aksiologi, Educreative: Jurnal Pendidikan Kreativitas Anak 4, No.2, (2019), hal. 229.
12

2. Prinsip Epistemologys

Prinsip epistemologis yaitu suatu studi pengetahuan tentang

bagaimana proses manusia mengetahui adanya benda-benda, serta menitik

beratkan pada timbulnya berbagai pengeretian atau konsep waktu, ruang

kualitas, kesadaran, dan keabsahan pengetahuan.

3. Prinsip Aksiologis

Prinsip aksiologis yaitu studi tentang nilai, baik nilai etika, maupun

nilai estetika. Pembicaraan berkisar tentang nilai kebenaran hakiki yang

menjadi tujuan hidup manusia.

Model Pemikiran Pendidikan Islam

Ada empat model pemikiran keislaman, yaitu: tekstualis salafi,

tradisionalis mazhabi, modernis, neomodernis11, berikut penjelasannya:

1. Tekstualis salafi. Model ini berupaya memahami ajaran-ajaran dan nilainilai

yang terkandung dalam Al- Quran dan Al-Sunnah. Masyarakat ideal yang

di idam-idamkan adalah masyarakat salaf, yakni masyarakat era kenabian

Muhammad SAW dan para sahabat. Rujukan utama pemikirannya adalah

Al-Quran dan Al-Hadis. Dalam konteks pemikiran Pendidikan terdapat dua

tipologi yang dekat dengan tekstualis salafi yaitu, perenialisme dan

essensialisme, terutama dilihat dari wataknya yang regresif dan konservatif.

Namun perenialisme menghendaki agar kembali pada jiwa yang menguasai

abad pertengahan. Sedangkan tekstualis salafi menghendaki agar kembali

ke masyarakat salaf (era kenabian dan sahabat).

2. Tradisional mazhabi. Model tersebut berupaya memahami ajaran-ajaran dan

nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan Al-sunnah melalui bantuan

Matrapi, Tipologi Pemikiran Pendidikan Islam: Membangun Paradigma Pendidikan


11

Sebagai Wahana Pembinaan Dan Pengembangan Peserta Didik, Jurnal Islamuna 5, No. 1 (2018),
h. 7.
13

khazanah pemikiran islam klasik, tetapi sering kali kurang

mempertimbangkan situasi sosiohistoris masyarakat setempat. Masyarakat

muslim yang diidealkan adalah masyarakat muslim era klasik. Dari uraian

tersebut bisa disimpulkan bahwa tradisionalis mazhabi lebih menonjolkan

wataknya yang tradisional dan mazhabi.

3. Modernis. Hal ini berupaya memahami ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang

terkandung dalam Al-Quran dan Al-Sunnah dengan memperhatikan kondisi

dan tantangan sosio-historis dan kultural yang dihadapi oleh masyarakat

muslim kontemporer (era Iptek dan modernitas) tanpa memperhatikan

muatan-muatan khazanah intelektual era klasik yang terkait dengan

persoalan keagamaan dan kemasyarakatan.

4. Neo-Modernis. Model ini berupaya memahami ajaran dan nilai yang

terkandung dalam Al-Quran dan Al- Sunnah dengan mempertimbangkan

dan mengikutsertakan khazanah intelektual muslim klasik serta mencermati

kesulitan-kesulitan dan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan dunia

teknologi modern.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku

seseorang atau sekelompok orang (peserta didik), melalui upaya

pengajaran dan pelatihan, serta proses, perbuatan, dan cara-cara

mendidik. Jadi Pendidikan merupakan proses yang tidak bisa

dilepaskan dari pembentukan kepribadian, dan jika dikaitkan dengan

pengertian pendidikan Islam secara otomatis nilai-nilai keislaman

masuk pada wilayah pendidikan.

2. Pemikiran pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan

kalbu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam melihat berbagai

persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk

membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu menjadi

wahana bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik. Ruang

Lingkupnya meliputi Objek, Metode Pengembangan, Sistematika.

B. Implikasi

Demikianlah makalah yang penulis dapat sajikan sesuai dengan batas

kemampuan kami, dengan harapan mudah-mudahan apa yang penulis sajikan

ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca dan

bagi diri pribadi penulis khususnya sehingga kelak bisa menjadi bahan

pembelajaran ketika menyusun makalah yang serupa dikemudian hari. Penulis

pun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak

sekali kesalahan, kekurangan, dan kekeliruan bahkan sangat jauh dari standar

penulisan karya ilmiah sehingga penulis mengharapkan dari para pembaca

berupa kritikan, saran, pemikiran, dan

14
15

ide-ide yang sifatnya membangun guna memperbaiki, menyempurnakan

tulisan dan pengetahuan penulis. Demikianlah semoga benilai ibadah

disisi-Nya.
DAFTAR PUSTAKA

Herliana, Septi Pemikiran Islam Menurut Pemikiran Mohammad Natsir dan


Relevansinya dengan Pendidikan di Indonesia Saat Ini. Skripsi. Lampung:
Universitas Islam Negeri Raden Intan. 2018.

Khomsatun, Novi. Pendidikan Islam dalam Tinjauan Ontologi, Epistimologi, dan


Aksiologi. Jurnal Pendidikan Kreativitas Anak 4. No.2. 2019.

Malli, Rusli. Pemikiran Pendidikan Islam. Jurnal Pilar 5. No. 2. 2014.

Matrapi. Tipologi Pemikiran Pendidikan Islam: Membangun Paradigma


Pendidikan Sebagai Wahana Pembinaan Dan Pengembangan Peserta
Didik. Jurnal Islamuna 5. No. 1. 2018.

Mulyadi. Studi Pemikiran Pendidikan Islam Modern. Jurnal Fikroh 8. No. 2. 2015.

Mulyasana, Dedi, dkk, Khazanah Pemikiran Pendidikan Islam: Dari Wacana Lokal
hingga Tatanan Global. Bandung: CV Cendekia Press. 2020.
Sukandar, Asep Ahmad, Muhammad Hori, PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
Sumbangan Para Tokoh Pendidikan Islam Melalui Gagasan, Teori, dan
Aplikasi. Bandung: CV Cendekia Press. 2020.

16

Anda mungkin juga menyukai